Sesampainya di kafe, Aldy langsung mmperkenalkan Icha kepada seluruh karyawannya yang berjumlah lima orang. Sebenarnya total ada sepuluh orang, tetapi lima yang lain masuk shift pagi.
Icha menyukai suasananya, dia memutuskan untuk berkeliling kafe sendirian, menjelajahi setiap sudut dan mengenali semua hal tentang kafe.
Kafe ini bernama Son’s Caffe, dirintis Aldy sejak satu tahun yang lalu. Bangunannya masih sewa dan berada di kompleks ruko yang mana sekitarannya merupakan toko elektronik, komputer, toserba. Letaknya yang cukup strategis ini membuat kafenya sangat mudah ditemukan oleh pemuda yang sedang mncari tempat untuk nongkrong bersama teman-teman mereka.
Kalau untuk butik, lokasinya agak jauh karena memang terlebih dahulu dibuka dan mamah lah yang memilihkan lokasinya. Terletak di tengah-tengah kota dan bertetangga dengan took besar disana membuat butik milik Aldy dan mamah itu tampak mewah dan sangat berkelas.
Kafe ini di desain modern tapi a
“Kak Icha enggak cemburu liat kak Aldy duduk sebelahan sama kak Dinda?” tanya Feby agak shock ketika kakak iparnya menceritakan tentang pertemuannya dengan Aldy dan Dinda tidak sengaja di restoran tempo hari.“Ya enggak lah, cemburu kenapa juga?” jawab Icha santai sambil memakan kue manis, “Lagian kan mereka lagi kerja, jadi ya enggak ada yang perlu dikhawatirkan, ‘kan?” tambahnya lagi.Feby meminum jus alpukat kesukaannya, “Tapi kan kak Aldy masih belum bisa move on dari kak Dinda, kakak enggak khawatir gitu kalau kak Aldy bakal tambah susah move on karena mereka sering bertemu?”Icha diam dan hanya sedikit nyengir, dia bingung mau jawab apa pertanyaan adik iparnya ini karena dia memang sama sekali tidak merasa cemburu melihat kedekatan Aldy dengan Dinda.“Atau jangan-jangan, kak Icha belum ada perasaan ke kak Aldy?” tanya Feby yang membuat Icha langsung memandanginya kaget, “S
Sementara itu di rumah, Aldy sedang sibuk bergelut dengan perabotan dapur juga tepung, dia membuat brownies dan kue kering yang cukup banyak. Dia sengaja ijin pulang lebih dulu dari kantor dengan alasan kurang enak badan. Memang dia sempat lemas tetapi itu karena dia tidak sarapan. Dia membuat brownies bukan tanpa alasan, tetapi karena hari ini adalah tanggal ulang tahunnya.Hal yang selalu dia lakukan setiap tahun sebagai hadiah untuk dirinya sendiri. Setiap tahunnya selalu ada hal baru, kejadian baru yang dia alami dan itu semua berhasil membuatnya belajar untuk semakin dewasa dalam menjalani kehidupan yang sesungguhnya.Sebagai rasa syukur dan terimakasihnya pada diri sendiri yang telah menjadi kuat, dia membuat semacam perayaan kecil dengan membuat kue pada tanggal ulang tahunnya.Dia memang memiliki keahlian dalam membuat berbagai kue dan kemampuannya itu tidak dapat diragukan lagi karena dia mendapat ajaran dari mamah yang sangat menyukai membuat ber
Malam ini Aldy mengajak Icha ke panti asuhan di depan komplek sambil membawa cake yang tadi dia bikin serta membagikan peralatan sekolah seperti buku, pulpen, pensi dan tas untuk anak-anak yang sudah dia siapkan dalam bagasi mobilnya sejak beberapa hari yang lalu. Berbagi memanglah kegiatan rutin yang dilakukan Aldy ketika dia ulang tahun, semakin tua harus semakin banyak berbagi, katanya.Anak-anak yang manis berkumpul di ruang tengah bersama dengan beberapa pengasuh untuk berdoa bersama. Mereka sangat antusias dengan kedatangan pria baik hati itu. Awalnya Icha mengira kalau Aldy hanya membawa satu kotak brownies, tetapi ternyata suaminya itu juga sempat membuat kue kering yang cukup banyak.Masing-masing dari mereka memberikan doa terbaiknya untuk si Aldy yang berulang tahun. Tidak sedikit pula dari mereka yang memberikan pelukan hangatnya sebagai hadiah kecil, balasan untuk kue enak yang mereka terima.“Semoga kakak selalu bahagia ya. Jangan sedih, jang
Setelah lelah berkeliling festival dan berbelanja di mall, mereka akhirnya memutuskan untuk pulang. Untuk makan malamnya, Icha akan memasak di rumah supaya mereka sedikit lebih hemat dan pulang tidak terlalu larut karena cuaca langit sedang tidak baik akhir-akhir ini, mengingat Aldy yang baru sembuh dari demam beberapa hari yang lalu.Di sepanjang jalan mereka lebih banyak diam, bahkan Icha sampai tertidur di mobil. Icha bersandar di kursi mobil dengan posisi tubuhnya agak miring ke kiri. Sesekali Aldy menolah ke arah Icha untuk memastikan posisi istrinya tetap nyaman.Aldy sedikit tersenyum, dia merasa malam ini sedikit berbeda dari ulang tahunnya di tahun-tahun lalu padahal sebelumnya dia selalu bersama dengan Dinda yang merupakan kekasihnya, tetapi perasaannya berbeda ketika dia melewati malam ulang tahunnya bersama dengan Icha yang bahkan dia belum begitu kenal. Dia mehela napas panjang ketika bayangan Dinda mulai menyelinap di ingatannya.Cuaca malam ini se
Febby akan menginap selama sekitar tujuh hari di rumah dan dia tidak suka tidur sekamar dengan orang sehingga dia menolak jika harus tidur bersama Icha. Walau sudah dijelaskan oleh kakak iparnya itu mengenai pembagian kamar antara dirinya dan Aldy, Feby masih saja tidak ingin mengerti.Dia juga heran kenapa ada pasangan suami istri yang tidak tidur dalam satu kamar. Dia menjadi sangat kesal ketika mendengar jawaban dari Icha mengenai pertanyaannya itu.“Ya memangnya ada perundang-undangannya ya kalau suami istri itu harus tidur sekamar?.”Terlebih ditambah dengan jawaban Aldy, “Suami istri yang beda rumah pun juga ada, Feb.”Ohmamamay, Feby hanya mehela napas kesal.“Tapi aku tuh enggak bisa tidur sama orang meskipun cewek,” gumam Feby kepada Aldy dan Icha.“Nah kan, entar pas kamu sudah nikah juga pasti enggak bakal sekamar juga kalau kamunya nggak bias tidur sama orang lain,” kata Al
Icha baru selesai dari kamar mandi ketika Aldy sedang duduk bersandar ditempat tidur sambil asyik dengan ponselnya. Ada yang aneh dengan Aldy, Icha memperhatikan bagian rambut Aldy yang ternyata diikatnya dengan ikat rambut milik Icha dan memakai bando berwarna hitam yang tidak begitu nampak karena senada dengan warna rambutnya.“Are you ok? Itu punyaku lo ngomong-ngomong,” ujar Icha sambil mengeringkan rambut didepan cermin berukuran sedang yang berdiri disamping tempat tidur.Tetapi pertanyaan Icha tidak direspon oleh Aldy, dia masih asyik dan sekali-sekali tersenyum sendiri tetapi juga berekspresi serius di saat-saat tertentu.Icha mengernyitkan dahinya, “Sibuk banget pak?” gumam Icha.“Kenapa Cha?” Aldy menoleh kearah Icha yang masih sibuk dengan rambutnya.“Itu bando ku,” ujar Icha singkat.“Iya minjem hehe soalnya rambutku sudah panjang sih jadi kedepan ganggu banget.”
Pagi ini Icha terlihat pucat, dia juga bangun lebih siang dari biasanya. Dia berangkat kerja diantar Aldy sekalian nganter Febby sekolah.Sesaimpainya dikantor, Icha langsung mengerjakan semua pendingannya, dia juga telah merangkum beberapa kerjaan mengingat akhir bulan ini kontrak dia sudah habis. Dia telah mengajukan kepada Direktur dan di setujui tanpa ada pertimbangan lagi. Sebenernya ini memang sudah menjadi keputusannya sejak lama, tetapi ketika mengetahui Direktur nya langsung menyetujui tanpa pertimbangan hal ini membuatnya sedikit sedih. Padahal kan kalau sedikit dipertimbangkan dia bisa saja masih mau membantu tim marketing mencapai target.Semenjak dia pindah posisi beban pikirannya menjadi semakin memusingkan, dia harus bekerja sebagai asisten Tono alias Riza, dia juga harus handle project ketika dia masih menjadi Manager yang seharusnya di handle Riza tetapi dia menyerahkan kepada Icha sebagai bentuk pengabdian terakhir, katanya.Melihat Icha yang t
***Tepat pukul tujuh malam, Aldy dan Icha sampai di kafe. Disana telah banyak hadir anggota komunitas dari berbagai daerah, sangat ramai dan halaman parkir menjadi penuh bahkan mereka harus memarkirkan motor mereka di halaman sebelah yang memang masih kosong. Aldy tidak memperkenalkan Icha secara khusus karena banyak dari mereka sudah mengetahui kalau Aldy sudah menikah lewat akun sosial media, ada juga yang datang ketika acara resepsi.Icha dan Aldy mengenakan pakaian yang senada dan terlihat seperti couple goals, Icha hanya mengenakan make up natural karena dia tidak ingin membuat Aldy malu jika terlalu tebal make up nya.Pada tengah acara, datang sosok perempuan yang tidak asing bagi Icha hanya saja biasanya ketika bertemu perempuan itu mengenakan dress kali ini dia mengenakan kaos dan jaket kulit khas gaya anak motor. Dia memakai make up yang lebih tebal dari Icha, lipstiknya berwarna merah terang sangat kontras dengan acara malam ini yang juga mer
Icha sedang berbelanja di supermarket sendirian ketika dia bertemu dengan Dinda dengan tidak sengaja, dia sebenarnya sangat tidak ingin melihat wajah perempuan itu tapi dia bersikap biasa dengan sedikit menyunggingkan senyum. Dinda meminta waktu Icha sebentar untuk mengobrol dan mereka pergi ke sebuah tempat makan. Icha belum pernah mendengar kisah antara Aldy dan Dinda dari sudut pandang Dinda sebelumnya, jadi dia pikir tidak akan masalah kalau dia mendengarkan cerita Dinda.Dinda menceritakan sejak awal pertemuan dirinya dengan Aldy ketika awal masuk SMA lalu akhirnya menjalin hubungan ketika mulai menjadi mahasiswa dan bertahan sampai ketika mereka bekerja. Dinda adalah kakak kelas Aldy yang berarti dia seumuran dengan Icha. Dinda juga bercerita kalau dirinya dan Aldy bukan pasangan yang harmonis karena mereka sering bertengkar tapi mereka tetap bertahan sampai akhirnya Dinda menyerah karena harus LDR dan belum ada kepastian dari Aldy, dia memilih untuk bersama Riko yang m
“kalau menurutku di sekitar sini perlu penginapan atau Villa, Cha. Disini udaranya masih sangat asli dan juga asri, ada banyak oerkebunan sayur dan buah yang akan menjadi wisata edukasi untuk pengunjung. Para petani juga dapat mengembangkan perkebunannya dan dirapikan supaya semakin menarik, nggak masalah nereka meminta tarif kepada oengunjung dengan keadaan yang tetap terjaga sepertinya pengunjung nggak akan nolak. Malah kita bisa bantu ekonomi para petani dan warga sini kan” kata Aldy sambil memetik buah strawberry di kebun milik papa.“aku juga ada kepikiran gitu sih, tapi aku beluk sempat menemui pak kepala desa. Aku mau minta oendapat dari beliau sebagai penanggungjawab desa ini” sahut Icha yang berada agak jauh dari Aldy.“oiya Cha, aku penasaran apa yang kamu bahas sama anak rambut abu-abu pas di sawah” Aldy mendekati Icha.“nggak penting kok, cuma bahas tentang kuliah dia sedikit”“kalian deket
Sementara Icha dan mama, mereka menyiapkan makan siang di pondok sawah. Mereka memilih pondok yang berbeda dengan biasanya, karena ditempat yang biasa ada Gege yang sibuk dengan tugas akhirnya sehingga pondok oenuh dengan barang-barang miliknya.Sebenarnya Gege bisa merapikannya dan mereka memakai pondok itu, tapi mereka memilih untuk tidak mengganggunya dan memakai pondok yang lain. Mama menyuruh Icha untuk mengantarkan sepiring penuh bakwan kepada Gege untuk teman mengerjakan tugas, Icha juga membawakan segelas air kelapa muda untuknya.Dengan tanpa banyak basa basi Icha hanya menyerahkan bakwan dan air kelapa kepada Gege lalu dia balik, tapi Gege manahannya dengan memanggilnya lumayan keras dan membuatnya menghentikan langkah.“Ka Icha sengaja menghindar dari aku ya?” tanya Gege yang berdiri sekitar dua meter dibelakang Icha.“Enggak, kenapa aku harus menghindaribkamu?” ujar Icha tanpa membalikan badan.“Ya karena k
Aldy tidak dapat tidur dengan nyenyak karena dia merasakan lelah dan wajah yang nyeri, dia hanya berubah-ubah posisi sambil terus mencoba memejamkan mata. Dia menatap Icha yang terlelap di sampingnya. Samar, ia tersenyum. Disibakkannya rambut istrinya dari dahinya, nampak wajah cantik yang terlelap.Masih belum dapat terlelap, dia tetap memaksakan kedua matanya untuk terpejam.Akhirnya dia bangun dan menuju dapur ketika dia mendengar ada suara langkah kaki di luar. Ternyata itu mama yang pergi ke dapur untuk mengambilkan papa segelas air putih, hari masih gelap dan belum waktunya untuk bangun tapi Aldy merasa akan baik-baik saja dengan tidak tidur.“Ma, ada punya stok bahan buat bikin kue?” tanya Aldy.“Coba kamu cek di dalam lemari yang tengah, mama lupa juga. Kamu mau bikin kue jam segini?” tanya mama heran.Aldy hanya mengangguk dan tersenyum, dia telah menemukan bahan-bahan untuk membuat kue yang lengkap. Pandangan matan
Sekitar pukul 9 malam Aldy telah tiba dirumah Icha yang di desa, maps sangat tidak membantunya kali ini karena dia lumayan nyasar dan harus tiba sampai malam. Bersamaan dengannya datang, ada seorang pria muda yang baru keluar dari halaman rumah Icha dengan menaiki motor matic. Wajahnya tidak terlalu jelas dan Aldy pun tidak begitu peduli dengan itu, yang dia pedulikan sekarang adalah ternyata dia sama sekali tidak membawa hadiah untuk Icha.“Kenapa bisa lupa gini sih.” Aldy memukul setir mobilnya, dia kesal dengan dirinya sendiri.Mama membukakan pintu untuk Aldy, dan segera mempersilahkan menantunya itu untuk masuk. Mama juga langsung memanggil Icha untuk membawakan kotak P3K ke depan. Icha yang masih rebahan bangun dengan sangat malas, dia berjalan menuju dapur tanpa menoleh ke sofa depan lalu mengambil kotak P3K dan kembali ke ruang tamu. Langkahnya terhenti ketika dia melihat Aldy sedang duduk bersama dengan mama. Dia memandangi Aldy sampai hampir tidak
Sementara itu di kota, Aldy sudah bertemu dengan Dinda untuk membahas masalah ini. Dia sudah memutuskan untuk tidak lagi menjadi teman dekat Dinda, tidak lagi menjadi tempat curhat, moodbooster, ataupun penyelamat Dinda. Karena dia mulai menyadari kalau Icha lah perempuan yang dia inginkan.Dia berfikir kalau hubungannya dengan Dinda hanya lah nostalgia yang membuat mereka kembali merasa nyaman dan bahagia ketika bersama, tetapi ketika Aldy mulai berfikir jernih dan memasuki nostalgia dari kisah yang sedih, ditinggal ketika masih ingin berjuang, dan diragukan cintanya, membuat Aldy mehela napas panjang daan dia mengerti kalau dia dan Dinda tidak pernah membahas tentang ‘masalah’ dalam hubungan mereka dulu, mereka hanya membahas tentang kebahagiaan sehingga secara tidak langsung itu membangun ulang memori lama yang membuat mereka bisa bersama.Aldy bilang kalau dia memang masih belum sepenuhnya bisa melepaskan Dinda bersama dengan pria lain karena dia masih
Icha mengambil hapenya yang belum dia ubah dari mode pesawat sejak dia pergi dari rumahnya. Dia masih belum ingin untuk mendapatkan pemberitahuan ataupun pesan dari siapapun, dia hanya ingin menenangkan pikiran dan kekacauan di dalam dirinya.Keseharian Icha ketika di desa sangat penuh dengan kegiatan yang bermanfaat, dia pagi mengurus bunga di taman kecil di depan rumah lalu membantu mama di dapur untuk menyiapkan sarapan lalu dia mandi dan pergi ke kebun sayuran untuk membantu ataupun hanya sekedar mengunjungi para petani yang sedang bekerja. Ketika hari sudah menjadi semakin siang biasanya dia memetik beberapa buah untuk dibuat rujak yang dia makan bersama dengan mama atau petani lainnya.Dia juga sering membantu Gege untuk mengerjakan tugas akhirnya di pondok di tepi sawah milik papa. Sawah milik keluarga Gege memang hanya bersebelahan, tetapi Gege lebih memilih untuk di pondok milik keluarga Icha karena lebih luas dan dia bilang sinyal internet lebih kenceng
Di desa, tidak seperti yang dibayangkan Icha sebelumnya bahwa dia akan membantu warga untuk menyiapkan acara panen, dia malah hanya menghabiskan harinya untuk rebahan dan berteman dengan tempat tidurnya. Dia hanya keluar kamar ketika dia merasa ingin ke kamar mandi, dia bahkan belum ada makan sejak dia datang tadi. Mama sudah memanggilnya untuk makan siang tetapi dia masih sangat malas untuk bergerak menjauhi tempat tidurnya, mama juga mengajaknya untuk pergi ke balai desa tapi dia juga menolak karena badannya tertahan di tempat tidur. Sesekali dia duduk di dekat jendela untuk memperhatikan warga yang lewat dengan membawa hasil panen mereka menuju balai desa.Udara di desa sangat sejuk dan menenangkan pikiran dan hatinya, dia tersenyum dan menyapa beberapa warga yang dia kenal dari jendela dan kembali merebahkan tubuhnya untuk tidur.Mama membangunkan Icha karena hari sudah semakin senja hampir malam, acara pesta panen akan dimulai sekitar satu jam lagi. Acara ini bias
Icha sedang menyiapkan tas untuk baju yang akan dia bawa ke desa, dia akan pergi ke acara pesta panen kali ini. Dia belum bilang samma Aldy, melihat jadwal pekerjaan Aldy dia ragu untuk mengajak suaminya itu pergi. Dia ingin lama di desa tapi ketika dia melihat ke kalender dia mulai ragu dengan niatnya itu, karena ternyata minggu depan adalah ulang tahunnya dan dia sudah pernah ada rencana untuk pergi bersama Aldy ketika hari ulang tahunnya.Icha ingat, ketika dia membersihkan halaman rumah tadi dia iseng melihat kedalam mobil Aldy dan dia melihat sebuah tas karton besar berisi kotak yang besar juga didalamnya. Aldy bukan tipe orang yang suka membeli sesuatu dengan kotak, dan kotak itupun tampak dibungkus rapi seperti sebuah hadiah. Icha mulai berfikir kalau itu adalah kado yang disiapkan Aldy untuk dirinya, tapi itu terlalu cepat dan kenapa tidak dia simpan dikamar dan malah ditinggal di mobil. Icha hanya menaikan Alisnya ketika memikirkan hal itu, mungkin Aldy akan memberin