Icha baru selesai dari kamar mandi ketika Aldy sedang duduk bersandar ditempat tidur sambil asyik dengan ponselnya. Ada yang aneh dengan Aldy, Icha memperhatikan bagian rambut Aldy yang ternyata diikatnya dengan ikat rambut milik Icha dan memakai bando berwarna hitam yang tidak begitu nampak karena senada dengan warna rambutnya.
“Are you ok? Itu punyaku lo ngomong-ngomong,” ujar Icha sambil mengeringkan rambut didepan cermin berukuran sedang yang berdiri disamping tempat tidur.
Tetapi pertanyaan Icha tidak direspon oleh Aldy, dia masih asyik dan sekali-sekali tersenyum sendiri tetapi juga berekspresi serius di saat-saat tertentu.
Icha mengernyitkan dahinya, “Sibuk banget pak?” gumam Icha.
“Kenapa Cha?” Aldy menoleh kearah Icha yang masih sibuk dengan rambutnya.
“Itu bando ku,” ujar Icha singkat.
“Iya minjem hehe soalnya rambutku sudah panjang sih jadi kedepan ganggu banget.”
Pagi ini Icha terlihat pucat, dia juga bangun lebih siang dari biasanya. Dia berangkat kerja diantar Aldy sekalian nganter Febby sekolah.Sesaimpainya dikantor, Icha langsung mengerjakan semua pendingannya, dia juga telah merangkum beberapa kerjaan mengingat akhir bulan ini kontrak dia sudah habis. Dia telah mengajukan kepada Direktur dan di setujui tanpa ada pertimbangan lagi. Sebenernya ini memang sudah menjadi keputusannya sejak lama, tetapi ketika mengetahui Direktur nya langsung menyetujui tanpa pertimbangan hal ini membuatnya sedikit sedih. Padahal kan kalau sedikit dipertimbangkan dia bisa saja masih mau membantu tim marketing mencapai target.Semenjak dia pindah posisi beban pikirannya menjadi semakin memusingkan, dia harus bekerja sebagai asisten Tono alias Riza, dia juga harus handle project ketika dia masih menjadi Manager yang seharusnya di handle Riza tetapi dia menyerahkan kepada Icha sebagai bentuk pengabdian terakhir, katanya.Melihat Icha yang t
***Tepat pukul tujuh malam, Aldy dan Icha sampai di kafe. Disana telah banyak hadir anggota komunitas dari berbagai daerah, sangat ramai dan halaman parkir menjadi penuh bahkan mereka harus memarkirkan motor mereka di halaman sebelah yang memang masih kosong. Aldy tidak memperkenalkan Icha secara khusus karena banyak dari mereka sudah mengetahui kalau Aldy sudah menikah lewat akun sosial media, ada juga yang datang ketika acara resepsi.Icha dan Aldy mengenakan pakaian yang senada dan terlihat seperti couple goals, Icha hanya mengenakan make up natural karena dia tidak ingin membuat Aldy malu jika terlalu tebal make up nya.Pada tengah acara, datang sosok perempuan yang tidak asing bagi Icha hanya saja biasanya ketika bertemu perempuan itu mengenakan dress kali ini dia mengenakan kaos dan jaket kulit khas gaya anak motor. Dia memakai make up yang lebih tebal dari Icha, lipstiknya berwarna merah terang sangat kontras dengan acara malam ini yang juga mer
Sepanjang jalan menuju rumah dari acara kopdar mode komunitasnya Aldy, Icha hanya diam tidak ada membahas apapun dengan Aldy. Aldy bahkan sempat mengira kalau Icha tertidur tetapi tidak, dia hanya menyandarkan kepalanya ditempat duduk sambil memandangi jalan, pandangannya pun kosong. Aldy menanyai keadaannya dan hanya dijawabnya singkat.Icha bertanya kepada Aldy kenapa Dinda bisa ada di acara tadi dengan ekspresi yang biasa, dia memang ahli dalam menutupi ekspresin yang sesungguhnya.Aldy bilang Dinda itu adiknya Farhan yang dulu sempat menjadi ketua komunitas di jaman Aldy masih kuliah, dan Dinda dulu sering banget ikut kakaknya dalam berbagai acara sampai akhirnya dia juga ikut gambung jadi anggota. Sekarang Farhan sedang bekerja di Luar negeri, makanya tidak ikut hadir di acara. Suaminya Dinda juga pernah gabung jadi anggota komunitas dulu, tapi sekarang dia lebih fokus dengan pekerjaan kantor karena juga ada project luar negeri dia.Icha hanya meng-ohh sete
Sementara itu Icha sedang memimpin rapat kecil di kafe bersama dengan semua karyawan, dia sengaja hari ini mengumpulkan semua karyawan sejak pagi karena untuk membahas strategi penjualan. Mereka tutup, hanya melayani pesanan pelanggan di hari sebelumnya. Icha meminta Ajun selaku penanggungjawab kafe untuk melaporkan laporan keuangan selama 6 bulan terakhir, data statistik penjualan untuk melihat menu yang paling laku dan yang paling sedikit peminatnya, dia juga meminta Desi untuk memberikan penjelasan mengenai menu yang tidak banyak di cari.Selama 6 bulan terakhir ternyata keuangan kafe tidak begitu stabil, kurva nya naik turun sangat tidak indah untuk dilihat. Walaupun tidak stabil, tetapi keungan mereka cukup bagus karena ketika dihitung keseluruhan mereka masih mencapai keuntungan yang bisa dibilang bagus. Mereka juga belum pernah melakukan pengurangan karyawan karena adanya masalah keuangan, hanya saja kalau untuk membuka cabang mereka masih belum mampu jika hanya memaka
Icha memberikan buku resep dan beberapa video masakan sehat dari korea dan negara lain kepada Ajun dan Desi. Dia meminta mereka untuk mempelajarinya, siapa tau dapat diadopsi menjadi menu yang korean-indonesia. Icha sudah pernah mencoba beberapa menu itu, tapi dia tidak begitu yakin karena dia juga tidak begitu mahir dalam memasak. Desi yang lebih mengerti tentang memasak segera mengiyakan tugas yang dia sukai itu. Dia begitu tertarik untuk belajar menu baru dan dia juga telah siap melakukan ekspresimen makanan yang nantinya akan dijadikan menu di kafe. Selainmemberi target pencapaian dalam 30 hari, Icha juga akan memberikan kenaikan gaji sebesar setengah dari gaji mereka apabila target tersebut tercapai, juga akan ditambah nominal uang makan mereka yang biasa diambil pada tgl lima belas dan tanggal tiga puluh pada setiap bulannya. Hal ini dilakukan Icha tidak lain supaya memotivasi karyawan untuk lebih giat lagi dalam bekerja.Setelah rapat yang lumayan lama karena b
“Bagus aja sih, aku malah nggak pernah kepikiran buat ngasih mereka target,” ujar Aldy sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Icha yang sudah mandi duluan sedang duduk diatas tempat tidur sambil memakan roti yang tadi dia bawa dari kafe.“Keliatan shock sih mereka tadi hehe. Tapi dengan begini kita juga jadi tau gimana cara kerja mereka dan ketahanan mereka terhadap tekanan dunia kerja,” sahut Icha.Aldy memandangi jendela sambil mengeringkan rambut dan berfikir, dia berencana untuk menjual mobilnya untuk tambahan tabungan pengembangan bisnis kafe. Karena dia masih ada motor, dia rasa tidak ada masalah jika dia tidak lagi memiliki mobil. Lagipula kalau memang perlu mobil dalam keadaan mendesak, masih ada mobil Icha.Awalnya dia memang tidak ingin melibatkan uang pribadi dalam urusan bisnisnya, karena dia memang ingin mengukur perkembangan usahanya itu. Ketika nanti mobilnya sudah dijual, uangnya akan dia tabung untuk uang tambahan b
Hari ini Feby ikut Dika nongkrong sama temen-temen nya, mereka yang mempunyai pacar juga membawa pacar mereka termasuk Jani yang ternyata berpacaran dengan senior di kampusnya. Sebenarnya Feby tidak terlalu suka nongkrong sama temen-temen Dika yang semuanya adalah mahasiswa, dia merasa sedikit tidak nyaman karena adanya perbedaan usia diantara mereka tapi ada hal yang harus Feby selidiki dan dia harus tau sendiri tanpa ada diberitahu oleh siapapun. Sesekali Feby melihat jam tangannya, dia juga sering sekali mengecek pintu kafe melihati setiap pengunjung yang datang.“Menurut kalian dia akan datang sama siapa?” tanya Jani sedikit memecah suasana, ternyata mereka sedang membicarakan Tian karena dia baru saja menelpon Jani dan bilang kalau datang sedikit terlambat.“Dia pasti datang sendiri, seperti biasa,” ujar Dika menanggapi pertanyaan Jani.Dan benar saja, sekitar 10 menit setelah jadi bahan pembicaraan teman-temannya akhirnya Tian muncu
“Kamu tadi pagi nggak bawa bekal, mau makan di kafe? Ini aku lagi nengok laporan Desi,” terdengar suara Icha dari telpon“Oke, ini aku siap-siap langsung kesana,” Aldy mematikan telponnya dan membereskan berkas-berkas yang masih berserakan di meja.“Mau istirahat bareng?” tanya Dinda yang tiba-tiba berdiri di depan Aldy.“Aku harus pergi sama Icha” jawab Aldy dengan masih sedikit beberes.“Oke..,” ujar Dinda lirih, dia melihati Aldy terlihat agak terburu-buru dengan ekspresi yang kurang suka.Setelah mejanya beres Aldy segera keluar ruangan dengan sebelumnya mempersilahkan Dinda untuk keluar terlebih dahulu.Dia langsung menuju kafe miliknya, disana sudah ada Icha yang sedang mengobrol dengan Desi. Ketika Aldy datang, Desi langsung pamit kebelakang dan menyiapkan makanan untuk bosnya itu.Icha memandangi wajah Aldy yang terlihat sedang memikirkan banyak
Icha sedang berbelanja di supermarket sendirian ketika dia bertemu dengan Dinda dengan tidak sengaja, dia sebenarnya sangat tidak ingin melihat wajah perempuan itu tapi dia bersikap biasa dengan sedikit menyunggingkan senyum. Dinda meminta waktu Icha sebentar untuk mengobrol dan mereka pergi ke sebuah tempat makan. Icha belum pernah mendengar kisah antara Aldy dan Dinda dari sudut pandang Dinda sebelumnya, jadi dia pikir tidak akan masalah kalau dia mendengarkan cerita Dinda.Dinda menceritakan sejak awal pertemuan dirinya dengan Aldy ketika awal masuk SMA lalu akhirnya menjalin hubungan ketika mulai menjadi mahasiswa dan bertahan sampai ketika mereka bekerja. Dinda adalah kakak kelas Aldy yang berarti dia seumuran dengan Icha. Dinda juga bercerita kalau dirinya dan Aldy bukan pasangan yang harmonis karena mereka sering bertengkar tapi mereka tetap bertahan sampai akhirnya Dinda menyerah karena harus LDR dan belum ada kepastian dari Aldy, dia memilih untuk bersama Riko yang m
“kalau menurutku di sekitar sini perlu penginapan atau Villa, Cha. Disini udaranya masih sangat asli dan juga asri, ada banyak oerkebunan sayur dan buah yang akan menjadi wisata edukasi untuk pengunjung. Para petani juga dapat mengembangkan perkebunannya dan dirapikan supaya semakin menarik, nggak masalah nereka meminta tarif kepada oengunjung dengan keadaan yang tetap terjaga sepertinya pengunjung nggak akan nolak. Malah kita bisa bantu ekonomi para petani dan warga sini kan” kata Aldy sambil memetik buah strawberry di kebun milik papa.“aku juga ada kepikiran gitu sih, tapi aku beluk sempat menemui pak kepala desa. Aku mau minta oendapat dari beliau sebagai penanggungjawab desa ini” sahut Icha yang berada agak jauh dari Aldy.“oiya Cha, aku penasaran apa yang kamu bahas sama anak rambut abu-abu pas di sawah” Aldy mendekati Icha.“nggak penting kok, cuma bahas tentang kuliah dia sedikit”“kalian deket
Sementara Icha dan mama, mereka menyiapkan makan siang di pondok sawah. Mereka memilih pondok yang berbeda dengan biasanya, karena ditempat yang biasa ada Gege yang sibuk dengan tugas akhirnya sehingga pondok oenuh dengan barang-barang miliknya.Sebenarnya Gege bisa merapikannya dan mereka memakai pondok itu, tapi mereka memilih untuk tidak mengganggunya dan memakai pondok yang lain. Mama menyuruh Icha untuk mengantarkan sepiring penuh bakwan kepada Gege untuk teman mengerjakan tugas, Icha juga membawakan segelas air kelapa muda untuknya.Dengan tanpa banyak basa basi Icha hanya menyerahkan bakwan dan air kelapa kepada Gege lalu dia balik, tapi Gege manahannya dengan memanggilnya lumayan keras dan membuatnya menghentikan langkah.“Ka Icha sengaja menghindar dari aku ya?” tanya Gege yang berdiri sekitar dua meter dibelakang Icha.“Enggak, kenapa aku harus menghindaribkamu?” ujar Icha tanpa membalikan badan.“Ya karena k
Aldy tidak dapat tidur dengan nyenyak karena dia merasakan lelah dan wajah yang nyeri, dia hanya berubah-ubah posisi sambil terus mencoba memejamkan mata. Dia menatap Icha yang terlelap di sampingnya. Samar, ia tersenyum. Disibakkannya rambut istrinya dari dahinya, nampak wajah cantik yang terlelap.Masih belum dapat terlelap, dia tetap memaksakan kedua matanya untuk terpejam.Akhirnya dia bangun dan menuju dapur ketika dia mendengar ada suara langkah kaki di luar. Ternyata itu mama yang pergi ke dapur untuk mengambilkan papa segelas air putih, hari masih gelap dan belum waktunya untuk bangun tapi Aldy merasa akan baik-baik saja dengan tidak tidur.“Ma, ada punya stok bahan buat bikin kue?” tanya Aldy.“Coba kamu cek di dalam lemari yang tengah, mama lupa juga. Kamu mau bikin kue jam segini?” tanya mama heran.Aldy hanya mengangguk dan tersenyum, dia telah menemukan bahan-bahan untuk membuat kue yang lengkap. Pandangan matan
Sekitar pukul 9 malam Aldy telah tiba dirumah Icha yang di desa, maps sangat tidak membantunya kali ini karena dia lumayan nyasar dan harus tiba sampai malam. Bersamaan dengannya datang, ada seorang pria muda yang baru keluar dari halaman rumah Icha dengan menaiki motor matic. Wajahnya tidak terlalu jelas dan Aldy pun tidak begitu peduli dengan itu, yang dia pedulikan sekarang adalah ternyata dia sama sekali tidak membawa hadiah untuk Icha.“Kenapa bisa lupa gini sih.” Aldy memukul setir mobilnya, dia kesal dengan dirinya sendiri.Mama membukakan pintu untuk Aldy, dan segera mempersilahkan menantunya itu untuk masuk. Mama juga langsung memanggil Icha untuk membawakan kotak P3K ke depan. Icha yang masih rebahan bangun dengan sangat malas, dia berjalan menuju dapur tanpa menoleh ke sofa depan lalu mengambil kotak P3K dan kembali ke ruang tamu. Langkahnya terhenti ketika dia melihat Aldy sedang duduk bersama dengan mama. Dia memandangi Aldy sampai hampir tidak
Sementara itu di kota, Aldy sudah bertemu dengan Dinda untuk membahas masalah ini. Dia sudah memutuskan untuk tidak lagi menjadi teman dekat Dinda, tidak lagi menjadi tempat curhat, moodbooster, ataupun penyelamat Dinda. Karena dia mulai menyadari kalau Icha lah perempuan yang dia inginkan.Dia berfikir kalau hubungannya dengan Dinda hanya lah nostalgia yang membuat mereka kembali merasa nyaman dan bahagia ketika bersama, tetapi ketika Aldy mulai berfikir jernih dan memasuki nostalgia dari kisah yang sedih, ditinggal ketika masih ingin berjuang, dan diragukan cintanya, membuat Aldy mehela napas panjang daan dia mengerti kalau dia dan Dinda tidak pernah membahas tentang ‘masalah’ dalam hubungan mereka dulu, mereka hanya membahas tentang kebahagiaan sehingga secara tidak langsung itu membangun ulang memori lama yang membuat mereka bisa bersama.Aldy bilang kalau dia memang masih belum sepenuhnya bisa melepaskan Dinda bersama dengan pria lain karena dia masih
Icha mengambil hapenya yang belum dia ubah dari mode pesawat sejak dia pergi dari rumahnya. Dia masih belum ingin untuk mendapatkan pemberitahuan ataupun pesan dari siapapun, dia hanya ingin menenangkan pikiran dan kekacauan di dalam dirinya.Keseharian Icha ketika di desa sangat penuh dengan kegiatan yang bermanfaat, dia pagi mengurus bunga di taman kecil di depan rumah lalu membantu mama di dapur untuk menyiapkan sarapan lalu dia mandi dan pergi ke kebun sayuran untuk membantu ataupun hanya sekedar mengunjungi para petani yang sedang bekerja. Ketika hari sudah menjadi semakin siang biasanya dia memetik beberapa buah untuk dibuat rujak yang dia makan bersama dengan mama atau petani lainnya.Dia juga sering membantu Gege untuk mengerjakan tugas akhirnya di pondok di tepi sawah milik papa. Sawah milik keluarga Gege memang hanya bersebelahan, tetapi Gege lebih memilih untuk di pondok milik keluarga Icha karena lebih luas dan dia bilang sinyal internet lebih kenceng
Di desa, tidak seperti yang dibayangkan Icha sebelumnya bahwa dia akan membantu warga untuk menyiapkan acara panen, dia malah hanya menghabiskan harinya untuk rebahan dan berteman dengan tempat tidurnya. Dia hanya keluar kamar ketika dia merasa ingin ke kamar mandi, dia bahkan belum ada makan sejak dia datang tadi. Mama sudah memanggilnya untuk makan siang tetapi dia masih sangat malas untuk bergerak menjauhi tempat tidurnya, mama juga mengajaknya untuk pergi ke balai desa tapi dia juga menolak karena badannya tertahan di tempat tidur. Sesekali dia duduk di dekat jendela untuk memperhatikan warga yang lewat dengan membawa hasil panen mereka menuju balai desa.Udara di desa sangat sejuk dan menenangkan pikiran dan hatinya, dia tersenyum dan menyapa beberapa warga yang dia kenal dari jendela dan kembali merebahkan tubuhnya untuk tidur.Mama membangunkan Icha karena hari sudah semakin senja hampir malam, acara pesta panen akan dimulai sekitar satu jam lagi. Acara ini bias
Icha sedang menyiapkan tas untuk baju yang akan dia bawa ke desa, dia akan pergi ke acara pesta panen kali ini. Dia belum bilang samma Aldy, melihat jadwal pekerjaan Aldy dia ragu untuk mengajak suaminya itu pergi. Dia ingin lama di desa tapi ketika dia melihat ke kalender dia mulai ragu dengan niatnya itu, karena ternyata minggu depan adalah ulang tahunnya dan dia sudah pernah ada rencana untuk pergi bersama Aldy ketika hari ulang tahunnya.Icha ingat, ketika dia membersihkan halaman rumah tadi dia iseng melihat kedalam mobil Aldy dan dia melihat sebuah tas karton besar berisi kotak yang besar juga didalamnya. Aldy bukan tipe orang yang suka membeli sesuatu dengan kotak, dan kotak itupun tampak dibungkus rapi seperti sebuah hadiah. Icha mulai berfikir kalau itu adalah kado yang disiapkan Aldy untuk dirinya, tapi itu terlalu cepat dan kenapa tidak dia simpan dikamar dan malah ditinggal di mobil. Icha hanya menaikan Alisnya ketika memikirkan hal itu, mungkin Aldy akan memberin