Hari ini Feby ikut Dika nongkrong sama temen-temen nya, mereka yang mempunyai pacar juga membawa pacar mereka termasuk Jani yang ternyata berpacaran dengan senior di kampusnya. Sebenarnya Feby tidak terlalu suka nongkrong sama temen-temen Dika yang semuanya adalah mahasiswa, dia merasa sedikit tidak nyaman karena adanya perbedaan usia diantara mereka tapi ada hal yang harus Feby selidiki dan dia harus tau sendiri tanpa ada diberitahu oleh siapapun. Sesekali Feby melihat jam tangannya, dia juga sering sekali mengecek pintu kafe melihati setiap pengunjung yang datang.
“Menurut kalian dia akan datang sama siapa?” tanya Jani sedikit memecah suasana, ternyata mereka sedang membicarakan Tian karena dia baru saja menelpon Jani dan bilang kalau datang sedikit terlambat.
“Dia pasti datang sendiri, seperti biasa,” ujar Dika menanggapi pertanyaan Jani.
Dan benar saja, sekitar 10 menit setelah jadi bahan pembicaraan teman-temannya akhirnya Tian muncu
“Kamu tadi pagi nggak bawa bekal, mau makan di kafe? Ini aku lagi nengok laporan Desi,” terdengar suara Icha dari telpon“Oke, ini aku siap-siap langsung kesana,” Aldy mematikan telponnya dan membereskan berkas-berkas yang masih berserakan di meja.“Mau istirahat bareng?” tanya Dinda yang tiba-tiba berdiri di depan Aldy.“Aku harus pergi sama Icha” jawab Aldy dengan masih sedikit beberes.“Oke..,” ujar Dinda lirih, dia melihati Aldy terlihat agak terburu-buru dengan ekspresi yang kurang suka.Setelah mejanya beres Aldy segera keluar ruangan dengan sebelumnya mempersilahkan Dinda untuk keluar terlebih dahulu.Dia langsung menuju kafe miliknya, disana sudah ada Icha yang sedang mengobrol dengan Desi. Ketika Aldy datang, Desi langsung pamit kebelakang dan menyiapkan makanan untuk bosnya itu.Icha memandangi wajah Aldy yang terlihat sedang memikirkan banyak
***Feby sedang menonton TV ketika Aldy dan Icha pulang kerja, dia hari ini memang tidak sekolah karena sedang ada rapat dewan guru jadi diliburkan. Seharian tadi dia pergi bersama Dika dan pergi ke toko buku untuk membeli beberapa bacaan baru yang akan membantunya dalam memilih jurusan ketika akan kuliah nanti.“Dia normal kok,” katanya tiba-tiba ketika Aldy duduk disampingnya untuk menyandarkan tubuh di sofa.Aldy langsung menoleh bingung, tidak mengerti dengan perkataan adiknya.“Dika, dia normal dan orangnya benar-benar baik” sambung Feby menjawab kebingungan Aldy.Aldy segera meng-ohh dengan tidak begitu minat.“Kamu serius nyelidiki tentang ini?” tanya Icha yang menghampiri sambil membawa dua gelas minuman panas untuknya dan Aldy.Feby mengangguk, “Aku agak kepikiran kak, karena untuk masalah yang kaya gitu memang tidak menutup kemungkinan kan kalau ada yang berhubungan sama cewek hanya
Sementara itu, Aldy memarkirkan moge nya di depan sebuah caffe and resto dua puluh empat jam dan segera masuk menemui seseorang yang tadi mengirim pesan padanya. Di dalam kafe sudah ada seorang perempuan dengan lipstik merahnya yang khas sedang duduk dengan posisi menunduk di atas meja, dia bahkan tidak menyadari kehadiran Aldy yang duduk disampingnya.“Are you okay?” tanya Aldy dengan nada yang lembut. Dia menatap nanar perempuan yang nampak menyedihkan itu.Perempuan itu mengangkat wajahnya dan menatap Aldy, ternyata dia sedang menangis terisak, sontak saja dia langsung memeluk Aldy dengan masih menangis. Dia tidak ada berkata-kata dan hanya menangis di pelukan Aldy beberapa menit. Aldy mengusap lembut rambut perempuan itu. Ini kali keduanya dia menangis dihadapan Aldy.Wangi parfum perempuan itu sudah cukup pudar walau masih dapat dikenali oleh indra penciuman Aldy. Isakan tangis serta dandanan yang berantakan membuatnya tidak seperti biasa yang s
Icha terbangun karena suara alarm di hapenya telah berbunyi, dia segera meraih benda itu dan mematikan alarm. Ditolehnya kearah tempat tidur Aldy, suaminya itu massih tidur dengan begitu lelap bahkan tidak ada pergerakan sama sekali ketika Icha bangun.Icha pergi ke dapur untuk membuat kue kering. Dia telah mempelajari resepnya dari Desi tetapi belum pernah mempreaktekannya karena belum ada moment yang tepat baginya. Dia menyiapkan semua bahannya terlebih dahulu di atas meja, lalu dia mulai membaca resep di hapenya. Sebelum memulai pembuatan kue, Icha menarik napas panjang dan mengikatkan celemeknya dengan kuat.Icha membuat kue coklat kali ini, dia berharap hasilnya akan sesuai dengan perjuangannya yang lumayan panjang. Ini adalah pertama kalinya dia membuat kue sendiri karena Icha lebih menyukai membuat makanan daripada kue. Rambut pendeknya dia ikat dan dia juga mengenakan bando supaya rambutnya tidak mengganggu konsentrasinya.Icha sedikit mengintip oven unt
Hari ini Aldy mengantar Icha dan juga Feby, Icha minta diantar karena dia nanti ketika pulang akan membawa beberapa barang dari kantor yang akan dia simpan di rumah karena itu miliknya dan dia memerlukan seseorang untuk membawakannya dari ruangan menuju parkiran, jadi dia minta tolong kepada Aldy untuk dapat membantunya.Sementara Feby minta antar sampai sekolahan saja, dia bilang barang-barangnya tidak terlalu banyak jadi tidak apa-apa kalau dibawa kesekolahan karena dapat disimpan di dalam loker. Selanjutnya dia akan pulang ke rumah dengan dijemput oleh pak supir karena orang tua mereka sudah pulang.Aldy sebagai supir, dia selalu mengiyakan permintaan dua perempuan itu dengan tanpa penolakan sedikitpun.Sesampainya dikantor, Aldy disambut dengan susu almond di atas meja kerjanya. Ada sebuah catatan kecil diatasnya yang berisi “susu almond bisa mengurangi nyeri lambung, terimakasih ya”.Aldy mehela napas dan duduk di k
Sementara itu, di rumah makan padang milik Adhan, Feby sudah duduk manis menunggu kedatangan kakaknya karena mereka memiliki janji untuk makan siang bersama. Ketika sedang tidak ada pelanggan yang datang, Adhan sempat menemani Feby untuk mengobrol sedikit tentang sekolah Feby. Sekitar lima belas menit menunggu akhirnya Aldy datang, dia tampak rapi seperti biasa.“Tumbenan nggak minta jemput,” sapa Aldy sambil duduk di depan Feby yang sedang main hape.“Enggak lah kan aku tau kaka sibuk, lagian sekarang ada ojek onlin kan jadinya aman aja.”Aldy menghampiri Adhan untuk memesan makanan dengan porsi yang biasa dia dan adiknya beli. “Aku minumnya lemon tea yang hangat aja ya,” ujarnya, Adhan segera mengiyakan pesananan sahabat yang juga menjadi pelanggan tetapnya itu.“Jadi gini, kan aku punya temen, terus dia punya pacar ….” Feby langsung memulai ceritanya ketika Aldy baru saja duduk kembal
Hari terakhir bekerja, Icha mendapatkan traktiran dari teman-teman di kantor untuk makan siang di sebuah resto terdekat. Mereka membuat acara perpisahan kecil-kecilan untuk Icha yang sudah menjadi partner mereka selama ini. Mereka semua mendoakan Icha untuk menjadi orang yang sukses dan lebih baik lagi kedepannya. Mereka juga minta untuk dapat di traktir di Son’s Caffe sebagai tanda perpisahan dari Icha, tapi Icha belum mengiyakan karena dia harus mendapatkan ijin dari pemiliknya terlebih dahulu untuk mentraktir orang banyak.“Ahh aku juga mau libur panjang,” celetuk salah satu teman Icha yang langsung disambut riuh oleh teman yang lain.“Ajukan cuti saja, kan lumayan dua belas hari. Kamu bisa tidur sepuasnya sambil terus mengemil,” sahut Nita merespon kalimat rekannya yang lain.“Kita tidak akan lagi melihat mba Icha marah, haha. Coba lihat dia sekarang sudah banyak memiliki garis kerutan di sekitar mata karena sikap ki
Icha sedang duduk dihalaman belakang sambil mendengarkan lagu dengan headsetnya. Dia dan Aldy baru saja selesai makan malam dan sekarang Aldy sedang istirahat di kamar. Dipandanginya langit yang tampak cerah malam ini, bintang-bintang pun gemerlip dengan indahnya dan sangat cantik.Pikiran Icha tidak terarah, dia memikirkan banyak hal tetapi tidak ada satupun yang dia inginkan. Dia memikirkan Son’s Caffe, memikirkan cita-citanya untuk membangun hotel, memikirkan kedua orang tuanya, memikirkan Aldy. Sesekali dia mehela napas panjang ketika pikirannya mulai terarah ke Aldy.Dia bertanya dengan dirinya sendiri, apakah hubungannya dengan Aldy ini akan baik-baik saja nantinya atau akan berjalan hanya seperti ini seperti dua orang asing yang “berteman” karena tinggal bersama dan berstatus menikah. Dia sedikit tersenyum ketika dia mengingat kebersamaannya dengan Aldy, dia memang pria yang baik dan sangat peduli. Aldy juga tidak pernah membuat Icha merasa &ls
Icha sedang berbelanja di supermarket sendirian ketika dia bertemu dengan Dinda dengan tidak sengaja, dia sebenarnya sangat tidak ingin melihat wajah perempuan itu tapi dia bersikap biasa dengan sedikit menyunggingkan senyum. Dinda meminta waktu Icha sebentar untuk mengobrol dan mereka pergi ke sebuah tempat makan. Icha belum pernah mendengar kisah antara Aldy dan Dinda dari sudut pandang Dinda sebelumnya, jadi dia pikir tidak akan masalah kalau dia mendengarkan cerita Dinda.Dinda menceritakan sejak awal pertemuan dirinya dengan Aldy ketika awal masuk SMA lalu akhirnya menjalin hubungan ketika mulai menjadi mahasiswa dan bertahan sampai ketika mereka bekerja. Dinda adalah kakak kelas Aldy yang berarti dia seumuran dengan Icha. Dinda juga bercerita kalau dirinya dan Aldy bukan pasangan yang harmonis karena mereka sering bertengkar tapi mereka tetap bertahan sampai akhirnya Dinda menyerah karena harus LDR dan belum ada kepastian dari Aldy, dia memilih untuk bersama Riko yang m
“kalau menurutku di sekitar sini perlu penginapan atau Villa, Cha. Disini udaranya masih sangat asli dan juga asri, ada banyak oerkebunan sayur dan buah yang akan menjadi wisata edukasi untuk pengunjung. Para petani juga dapat mengembangkan perkebunannya dan dirapikan supaya semakin menarik, nggak masalah nereka meminta tarif kepada oengunjung dengan keadaan yang tetap terjaga sepertinya pengunjung nggak akan nolak. Malah kita bisa bantu ekonomi para petani dan warga sini kan” kata Aldy sambil memetik buah strawberry di kebun milik papa.“aku juga ada kepikiran gitu sih, tapi aku beluk sempat menemui pak kepala desa. Aku mau minta oendapat dari beliau sebagai penanggungjawab desa ini” sahut Icha yang berada agak jauh dari Aldy.“oiya Cha, aku penasaran apa yang kamu bahas sama anak rambut abu-abu pas di sawah” Aldy mendekati Icha.“nggak penting kok, cuma bahas tentang kuliah dia sedikit”“kalian deket
Sementara Icha dan mama, mereka menyiapkan makan siang di pondok sawah. Mereka memilih pondok yang berbeda dengan biasanya, karena ditempat yang biasa ada Gege yang sibuk dengan tugas akhirnya sehingga pondok oenuh dengan barang-barang miliknya.Sebenarnya Gege bisa merapikannya dan mereka memakai pondok itu, tapi mereka memilih untuk tidak mengganggunya dan memakai pondok yang lain. Mama menyuruh Icha untuk mengantarkan sepiring penuh bakwan kepada Gege untuk teman mengerjakan tugas, Icha juga membawakan segelas air kelapa muda untuknya.Dengan tanpa banyak basa basi Icha hanya menyerahkan bakwan dan air kelapa kepada Gege lalu dia balik, tapi Gege manahannya dengan memanggilnya lumayan keras dan membuatnya menghentikan langkah.“Ka Icha sengaja menghindar dari aku ya?” tanya Gege yang berdiri sekitar dua meter dibelakang Icha.“Enggak, kenapa aku harus menghindaribkamu?” ujar Icha tanpa membalikan badan.“Ya karena k
Aldy tidak dapat tidur dengan nyenyak karena dia merasakan lelah dan wajah yang nyeri, dia hanya berubah-ubah posisi sambil terus mencoba memejamkan mata. Dia menatap Icha yang terlelap di sampingnya. Samar, ia tersenyum. Disibakkannya rambut istrinya dari dahinya, nampak wajah cantik yang terlelap.Masih belum dapat terlelap, dia tetap memaksakan kedua matanya untuk terpejam.Akhirnya dia bangun dan menuju dapur ketika dia mendengar ada suara langkah kaki di luar. Ternyata itu mama yang pergi ke dapur untuk mengambilkan papa segelas air putih, hari masih gelap dan belum waktunya untuk bangun tapi Aldy merasa akan baik-baik saja dengan tidak tidur.“Ma, ada punya stok bahan buat bikin kue?” tanya Aldy.“Coba kamu cek di dalam lemari yang tengah, mama lupa juga. Kamu mau bikin kue jam segini?” tanya mama heran.Aldy hanya mengangguk dan tersenyum, dia telah menemukan bahan-bahan untuk membuat kue yang lengkap. Pandangan matan
Sekitar pukul 9 malam Aldy telah tiba dirumah Icha yang di desa, maps sangat tidak membantunya kali ini karena dia lumayan nyasar dan harus tiba sampai malam. Bersamaan dengannya datang, ada seorang pria muda yang baru keluar dari halaman rumah Icha dengan menaiki motor matic. Wajahnya tidak terlalu jelas dan Aldy pun tidak begitu peduli dengan itu, yang dia pedulikan sekarang adalah ternyata dia sama sekali tidak membawa hadiah untuk Icha.“Kenapa bisa lupa gini sih.” Aldy memukul setir mobilnya, dia kesal dengan dirinya sendiri.Mama membukakan pintu untuk Aldy, dan segera mempersilahkan menantunya itu untuk masuk. Mama juga langsung memanggil Icha untuk membawakan kotak P3K ke depan. Icha yang masih rebahan bangun dengan sangat malas, dia berjalan menuju dapur tanpa menoleh ke sofa depan lalu mengambil kotak P3K dan kembali ke ruang tamu. Langkahnya terhenti ketika dia melihat Aldy sedang duduk bersama dengan mama. Dia memandangi Aldy sampai hampir tidak
Sementara itu di kota, Aldy sudah bertemu dengan Dinda untuk membahas masalah ini. Dia sudah memutuskan untuk tidak lagi menjadi teman dekat Dinda, tidak lagi menjadi tempat curhat, moodbooster, ataupun penyelamat Dinda. Karena dia mulai menyadari kalau Icha lah perempuan yang dia inginkan.Dia berfikir kalau hubungannya dengan Dinda hanya lah nostalgia yang membuat mereka kembali merasa nyaman dan bahagia ketika bersama, tetapi ketika Aldy mulai berfikir jernih dan memasuki nostalgia dari kisah yang sedih, ditinggal ketika masih ingin berjuang, dan diragukan cintanya, membuat Aldy mehela napas panjang daan dia mengerti kalau dia dan Dinda tidak pernah membahas tentang ‘masalah’ dalam hubungan mereka dulu, mereka hanya membahas tentang kebahagiaan sehingga secara tidak langsung itu membangun ulang memori lama yang membuat mereka bisa bersama.Aldy bilang kalau dia memang masih belum sepenuhnya bisa melepaskan Dinda bersama dengan pria lain karena dia masih
Icha mengambil hapenya yang belum dia ubah dari mode pesawat sejak dia pergi dari rumahnya. Dia masih belum ingin untuk mendapatkan pemberitahuan ataupun pesan dari siapapun, dia hanya ingin menenangkan pikiran dan kekacauan di dalam dirinya.Keseharian Icha ketika di desa sangat penuh dengan kegiatan yang bermanfaat, dia pagi mengurus bunga di taman kecil di depan rumah lalu membantu mama di dapur untuk menyiapkan sarapan lalu dia mandi dan pergi ke kebun sayuran untuk membantu ataupun hanya sekedar mengunjungi para petani yang sedang bekerja. Ketika hari sudah menjadi semakin siang biasanya dia memetik beberapa buah untuk dibuat rujak yang dia makan bersama dengan mama atau petani lainnya.Dia juga sering membantu Gege untuk mengerjakan tugas akhirnya di pondok di tepi sawah milik papa. Sawah milik keluarga Gege memang hanya bersebelahan, tetapi Gege lebih memilih untuk di pondok milik keluarga Icha karena lebih luas dan dia bilang sinyal internet lebih kenceng
Di desa, tidak seperti yang dibayangkan Icha sebelumnya bahwa dia akan membantu warga untuk menyiapkan acara panen, dia malah hanya menghabiskan harinya untuk rebahan dan berteman dengan tempat tidurnya. Dia hanya keluar kamar ketika dia merasa ingin ke kamar mandi, dia bahkan belum ada makan sejak dia datang tadi. Mama sudah memanggilnya untuk makan siang tetapi dia masih sangat malas untuk bergerak menjauhi tempat tidurnya, mama juga mengajaknya untuk pergi ke balai desa tapi dia juga menolak karena badannya tertahan di tempat tidur. Sesekali dia duduk di dekat jendela untuk memperhatikan warga yang lewat dengan membawa hasil panen mereka menuju balai desa.Udara di desa sangat sejuk dan menenangkan pikiran dan hatinya, dia tersenyum dan menyapa beberapa warga yang dia kenal dari jendela dan kembali merebahkan tubuhnya untuk tidur.Mama membangunkan Icha karena hari sudah semakin senja hampir malam, acara pesta panen akan dimulai sekitar satu jam lagi. Acara ini bias
Icha sedang menyiapkan tas untuk baju yang akan dia bawa ke desa, dia akan pergi ke acara pesta panen kali ini. Dia belum bilang samma Aldy, melihat jadwal pekerjaan Aldy dia ragu untuk mengajak suaminya itu pergi. Dia ingin lama di desa tapi ketika dia melihat ke kalender dia mulai ragu dengan niatnya itu, karena ternyata minggu depan adalah ulang tahunnya dan dia sudah pernah ada rencana untuk pergi bersama Aldy ketika hari ulang tahunnya.Icha ingat, ketika dia membersihkan halaman rumah tadi dia iseng melihat kedalam mobil Aldy dan dia melihat sebuah tas karton besar berisi kotak yang besar juga didalamnya. Aldy bukan tipe orang yang suka membeli sesuatu dengan kotak, dan kotak itupun tampak dibungkus rapi seperti sebuah hadiah. Icha mulai berfikir kalau itu adalah kado yang disiapkan Aldy untuk dirinya, tapi itu terlalu cepat dan kenapa tidak dia simpan dikamar dan malah ditinggal di mobil. Icha hanya menaikan Alisnya ketika memikirkan hal itu, mungkin Aldy akan memberin