Miranda mengendarai mobil dengan kecepatan yang membahayakan, tetapi Miranda tidak menghiraukannya atau bahkan dia tidak sadar apa yang dilakukannya.Sepanjang perjalanan dia mengutuk Samuel yang dipercayainya sebagai dalang dibalik pencabutan Black Cardnya.Bastian tidak mungkin setega itu padanya.Bastian yang dia tahu tidak pelit dan tidak pernah mau ribet membahas urusan duit.Sambil mengemudikan mobilnya, Miranda berusaha menghubungi Bastian, tapi selalu masuk ke mesin penjawab, tinggalkan pesan bla..bla..bla..Huh, tumben sih Bastian nggak bisa dihubungi? Pernah Miranda menelepon tengah malam aja bisa tersambung.Sebaiknya aku mencoba mencari rumahnya aja, sebenarnya dia tinggal nanya Ray kalau tidak di apartemennya suaminya itu ada di mana, tapi urusan sama Ray itu ribet dan bikin emosi belum lagi ujung-ujungnya duit.Miranda segera menelepon Donny, sopir setia itu pasti tahu!Kring..Terdengar suara berat seorang pria,"Hallo.""Hallo, Donny saya minta kamu kasih tahu alamat
Tarian klasik pun dimulai.Agus menyentuh Miranda dengan tangannya disemua tempat yang terbuka dan perlahan menuju tempat tersembunyi, dengan tekun dia melakukan tugasnya dan melihat reaksi Miranda yang semakin panas, yang ada dipikiran Agus hanya 'bikin dia puas..diamond, bikin dia lemas..diamond!'Agus mengecup semua jejak yang ditinggalkan oleh tangannya dan kini semakin menurunkan badannya hingga sekarang dia berada di tempat yang direncanakannya dan berdiam disana, kini tangannya beristirahat, digantikan oleh bibirnya.Miranda yang memang sedang sangat bergairah semakin beringas."Lagi ..lagi Gus, terus terus!"Agus melakukan apa yang diminta, dia bisa membaca bahasa tubuh Miranda yang mulai naik, karena itu dia semakin beringas untuk membuat Miranda menjadi 'gila' kemudian tiba-tiba dia menurunkan temponya."Brengsek Gus, ngapain berhenti?""Tenang Beb, turun sedikit maka naikmu akan semakin tinggi, pasrah Beb, kamu sedang ditangani oleh ahlinya."Setelah belasan detik kembali Ag
Bastian dan Almira telah tiba di bandara Tahiti, kemudian melanjutkan perjalanan dengan kapal menuju Vaitape.Dua orang pengawal bayangan yang ikut karena paksaan dad dan Samuel pun ikut dalam satu pesawat dan satu kapal tanpa Almira tahu.Bastian berencana akan segera memberitahu Almira tentang hal itu, nanti saat sudah kembali ke bumi, sekarang dia hanya ingin menikmati sorga bersama Sang Bidadari. Bastian tersenyum tipis sambil mencium rambut istrinya.Selama perjalanan Bastian selalu menggandeng atau memeluk Almira, dia masih sering tidak percaya bahwa Almira sudah menjadi istrinya.Mereka tiba di pantai kemudian dijemput taxi yang merupakan bagian dari paket perjalanan mereka.Hanya 10 menit perjalanan mereka telah sampai di Four Seasons Resort yang sebenarnya bisa ditempuh dengan jalan kaki sambil menikmati pemandangan jika tidak membawa koper.Mereka segera dihampiri oleh resepsionis yang tidak menunggu di belakang meja seperti pada umumnya, tapi mereka mempersilahkan custom
Matahari sudah naik tinggi, sinarnya yang cerah sudah menembus kaca dan tirai yang ada hingga kamar pun sudah penuh dengan cahaya surya pagi.Bastian menggeliat dan meregangkan otot-ototnya kemudian perlahan memalingkan wajahnya dan seketika bibirnya mendarat di wajah jelita istrinya yang masih tertidur nyenyak, tak terganggu sedikit pun!Satu hal lagi kebiasaan Almira yang Bastian catat adalah Almira gampang sekali terlelap dan bisa tertidur nyenyak sekali, hingga kebisingan pun kadang tidak membuatnya terbangun.Dengan perlahan Bastian menggelitik pelan pinggang Almira."Emm.""Sayang... bangun.""Nggak mau.""Sayang...udah siang lho.""Masih ngantukk," kata Almira sambil menguap.Bastian tersenyum melihat istrinya yang susah dibangunin kaya anak-anaknya."Sayang, kalau nggak bangun sekarang, kita nggak keluar lho."Almira mengangkat kepalanya, melihat jam tangan di meja, kemudian kembali merebahkan badan menghadap Bastian dan malah kini memeluk Bastian dengan tangan dan kakinya
Almira pun melakukan apa yang diperintahkan Bastian, dia senang kalau suaminya mengeluarkan sisi dominannya di ranjang."Bukaa!" Almira belajar dengan cepat, dari yang awalnya pasif agresif berkembang menjadi super agresif hanya dalam hitungan hari.WOW...Dengan bermandikan sinar mentari pagi kembali mereka merajut kasih, Almira masih sering heran, bermula dari ciuman kecil seketika berubah menjadi gairah yang membutakan.Almira berusaha agar kali ini dia bisa berlama-lama hingga membuat Bastian yang mengerang terlebih dahulu, tapi ternyata susah untuk dilakukan, merasakan tangan Bastian di tubuhnya saja sudah langsung membuatnya meleleh dan seketika mengerang.OMG... Lain kali saja dia akan belajar bertahan.Bastian tahu kekasihnya mulai mendaki, Almira mulai bersuara, Bastian semakin berlama-lama memanjakan istrinya, tatapan matanya membara dan posesif kemudian Bastian berkata, "Menyerahlah Sayang." Almira pun seketika memekik dan jatuh..Detik itu juga Bastian pun mengikuti
"Kamu tahu sayang, ada sebuah peribahasa yang sangat cocok dengan keadaan..ku saat ini," Bastian ragu-ragu saat mengucapkan kalimat terakhirnya."Here's the thing about wishes, the more you get, the more you want, intinya aku tidak pernah merasa cukup, Ra! Malah semakin hari semakin hebat rasanya, ekstrimnya kalau bisa, aku ingin berada bersamamu, di dalammu... selamanya.""Itu adalah peribahasa yang cocok buat keadaan kita berdua, bukan cuma kamu, Bast! Aku pun merasakannya, aku berkali-kali lupa namaku, berkali-kali kehilangan lidahku hingga tidak bisa berkata-kata karena kuatnya perasaan yang kamu timbulkan dalam hatiku.""Ra...harusnya lebih panjang bulan madu kita, supaya setelahnya kita bisa hidup lebih normal.""Really? More you get, more you want...right?"Bastian tersenyum masam."Jadi apa yang harus kulakukan untuk mengembalikan konsentrasiku?""Kita nikmati bersama Bast, kita akan saling mendukung, kalau kita hanya bisa berkonsentrasi setelah kita bercinta, ya kita berc
When your voice is calling meMy lonely hearts beats tenderlySo please accept this songI'II give every feeling you're dreaming ofSuara si wanita mengalun merdu diiringi denting piano jemari lentiknya, mampu menghipnotis semua pengunjung yang ada di bar and lounge tersebut tidak terkecuali Ryan White.Ryan White ikut terbuai oleh penampilan si wanita pantai yang membawakan lagunya dengan penuh perasaan cinta.Ryan White berpikir boleh juga manuver si wanita, tidak bisa memikatnya di pantai, dia mencoba cara yang lebih elegan, tidak terang-terangan seperti para wanita lainnya.Wanita panggilan yang satu ini gayanya jauh lebih elegan dan berkelas.Saat Ryan tahu wanita itu bisa bermain piano dan memiliki suara yang merdu maka pandangan Ryan White sedikit berubah.Minimal si wanita punya kelebihan selain tubuhnya yang seksi dengan kulit Asia yang mulus tak bercela.Kini Ryan akan melihat wajah si wanita pantai, biasanya sepandai apapun mereka memoles wajah, gadis panggilan seperti
Bastian mendekati Almira, mereka berdiri saling berhadapan cukup lama, hingga Almira berjalan melewati Bastian menuju ke kamar mandi.Bastian menghadang Almira dan memeluk pinggang istrinya dengan penyesalan di dada, tapi dengan perlahan Almira melepaskan tangan Bastian.Almira masuk ke kamar mandi dan Bastian mendengar pintu dikunci.Klik! Ini adalah yang pertama kalinya Almira mengunci Bastian di luar.Bastian tidak beranjak dari tempatnya berdiri, sedikitpun dia tidak bergeser, dia akan menunggu Almira-nya di sini.Sambil menunggu Bastian berpikir, saat di cafe and lounge dia bereaksi seolah-olah yang dihadapinya adalah Miranda, padahal bahkan saat mengetahui Miranda tidur dengan pria lain pun tidak ada seper sepuluh reaksinya tadi, saat mengetahui ada orang yang mengirim bunga kepada Almira-nya.Almira hanya menerima kiriman bunga yang dia tidak tahu dari mana, bahkan tragisnya Bastian bereaksi begitu kasar. Almira mengira itu bunga mawar pemberiannya.Terdengar kunci di