Home / Romansa / Perjanjian Terlarang / Pembicaraan Penting

Share

Pembicaraan Penting

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2024-12-03 12:35:37

Tidak ada peringatan jika ternyata Abihirt segera menjulang tinggi. Wajah pria itu basah bermandikan keringat dengan beberapa helai rambut lembab jatuh menyentuh kening. Sebuah pamandangan murni di pagi hari.

Moreau tidak mengerti mengapa ibunya mau melewati sesuatu yang indah seperti ini saat Barbara sendiri dapat memilih untuk bersama suami wanita itu lebih lama—katakanlah ... tidak harus terburu – buru melakukan perjalanan ke kantor, dan andai seperti itu ... dia yakin ibunya tidak akan ragu menahan Abihirt di sini—hanya di sini—melakukan sisa hal yang dapat dibayangkan dengan pikiran liar.

Celakalah, itu bayangan sangat kotor. Moreau mengerjap beberapa kali dan secara tak terduga tercekat oleh keberadaan Abihirt yang begitu dekat. Nyaris tidak menyisakan jarak. Dia harus mengambil tindakan penuh tekad sekadar berjalan beberapa langkah ke belakang. Paling tidak, sampai tak akan mendapati wajahnya berhadapan langsung dengan dada pria itu.

“Kau belum menjawabk
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjanjian Terlarang   Di Ruang Olahraga

    Kebutuhan bercinta sudah tak terbendung saat Moreau menghadapi sengatan panas terhadap setiap apa pun yang Abihirt lakukan. Dia telah bertelanjang penuh. Ujung jemari pria itu begitu mahir melucuti satu demi satu kain tersisa, dan tiba – tiba menekannya supaya menghadap dinding ruangan. Moreau segera menahan napas mendeteksi Abihirt menjatuhkan mulut di garis bahunya. Teramat lembut, bahkan sentuhan – sentuhan lainnya tidak dapat dimungkiri telah memberi banyak pengaruh. Dia putus asa membiarkan satu tangan pria itu meremas di payudaranya dengan serupa genggaman yang begitu pas, sementara bentuk gigitan – gigitan kecil di sekitar ceruk leher seakan dapat meyakinkan jika akan meninggalkan bekas tanda kemerahan. Moreau tak berdaya, tetapi dia berusaha berpegangan erat semari merekatkan telapak tangan pada dinding di hadapannya. Cumbuan Abihirt melepaskan sensasi membakar. Dia benar – benar membara di bawah setiap detil lidah pria itu menjalar, meninggalkan jejak basah dan

    Last Updated : 2024-12-03
  • Perjanjian Terlarang   Kesal

    Sambil menelan ludah kasar. Moreau mendorong tubuhnya sesaat demi menatap ekspresi wajah Abihirt lekat. Tetap tidak ada protes keluar. Mungkin, karena dia merasa cairan tubuh pria itu merembes ke bawah mengikuti kejantanan yang ditarik keluar. Ntahlah, agak sulit membayangkan desakan dari suatu insting yang tetap memberinya kekhaeatiran mengenai dampak tak diinginkan nanti. Mereka telah selesai dan sebaiknya tidak terlalu lama di sini. Namun, setiap persiapan tak selalu dapat melewati batas yang ditentukan. Pada akhirnya Moreau mengerti jika dan jika dia akan tetap di sini; baru saja menyelesaikan kebutuhan untuk berpakaian utuh. Setidaknya memang sedikit lebih wajar daripada mereka terus bertelanjang berdua. Abihirt mungkin tak sepenuhnya, mengingat pria itu dari awal tidak mengenakan apa pun di bagian atasan. “Apa yang ingin kau bicarakan?” Suara serak dan alam ayah sambungnya terdengar serius, cukup berbeda seperti terakhir kali saat sedang merasa kenikmatan. Mo

    Last Updated : 2024-12-04
  • Perjanjian Terlarang   Misterius

    “Aku memang kesal kepadamu. Seseorang tadi bicara serius, tapi kau bersikap seolah keberadaanku tidak penting!” Moreau melepas suara satu tingkat lebih tinggi demi memastikan ayah sambungnya diam. Itu sedang terjadi, seolah Abihirt perlu memikirkan serangkaian respons di sana, di mana pria tersebut akan mengambil saat – saat tertentu untuk memulai. Sudah seharusnya begitu. Sialnya, Moreau tidak bisa menebak lebih cepat jika ternyata Abihirt akan menyingkirkan sisa jarak di antara mereka. Tidak ada satu pun kata terucap. Seperti terlalu tiba – tiba setelah pria itu mendekat tubuhnya erat. Moreau agak tersentak. Merasa tegang, tetapi akhirnya berusaha menenangkan kejutan tak terduga yang dia alami. Sentuhan Abihirt terlalu hangat. Dia tak memungkiri. Membiarkan dekapan pria itu lebih erat—yang sebenarnya bukan apa – apa, karena mereka tak memiliki hubungan intens sekadar menghadapi pertengkaran hebat, lalu berbaikan dengan cara persis seperti ini. Sesekali Moreau

    Last Updated : 2024-12-04
  • Perjanjian Terlarang   Keberadaan Mereka

    Sebuah mobil cukup familiar terparkir di halaman depan rumah. Moreau mengedarkan pandangan ke pelbagai arah, mengira mungkin dia telah melewatkan beberapa hal setelah satu hari yang panjang. Barangkali memang tak harus merasa ganjil ketika sekelebat bayangan wajah Gloriya muncul di benaknya. Urusan tentang kekacauan Froy belum selesai. Dia mengerti itu, dan tak seharusnya pula dikejutkan oleh informasi tambahan; tentang Barbara yang meninggalkan pekerjaan kantor lebih awal dengan kendaraan wanita tersebut sudah tersisihkan di garasi. Mungkin beberapa hal telah dibicarakan di dalam sana. Moreau coba – coba menduga bahwa Barbara masih berusaha meyakinkan kapasitasnya terhadap kebutuhan membujuk Abihirt supaya pria itu berubah pikiran. Kekhawatiran Gloriya sudah tidak dapat ditampung lebih lama. Moreau mengerti tentang beberapa hal yang benar – benar buruk. Dia tidak ragu berjalan menuju ruang tamu. Setidaknya bukan untuk terlibat secara penuh. Hanya sekadar ingin tahu, sud

    Last Updated : 2024-12-05
  • Perjanjian Terlarang   Mengapa?

    Kali pertama mendapati situasi di sekitar ... pria itu tidak mengatakan apa – apa sebagai sebuah tanggapan. Hanya sekelebat ekspresi skeptis, seolah bisa menebak dan terlihat cukup keberatan terhadap keputusan Gloriya untuk mendatangi tempat ini. Kemudian, ketika akan melangkah ... satu – satunya hal yang dapat Moreau tafsirkan adalah arah keinginan Abihirt yang cukup kontradiktif. Pria itu dapat dipastikan tidak memiliki minat sekadar menyingkirkan sisa jarak di antara mereka. Bukan pula menaiki undakan tangga—lalu berjalan ke arah kamar. Dapur. Ya. Di sana. Persis baru saja melewati beberapa pasang mata, seakan – akan pria itu tidak melihat apa pun. Bahkan kepada Barbara yang tampaknya sudah cukup antusias—sekarang sedang mengungkapkan betapa dia keberatan. “Abi, berhentilah sebentar. Kita bicarakan masalahmu dan Froy hingga tuntas. Tidakkah kau lihat calon istri dari keponakanmu.” Suara Barbara lepas bebas ke udara, tetapi tak cukup menggaet ta

    Last Updated : 2024-12-05
  • Perjanjian Terlarang   Pernyataannya yang Salah

    “Aku rasa kau sudah tahu alasanku memenjarakannya.” Sebuah pernyataan membuat Lewi sedikit menahan napas. Reaksi wanita itu tak pernah luput dari pandangan Moreau. Dia yakin akan memperlihatkan desakan serupa kalau – kalau dirinya ada di sana. Butuh beberapa saat ... setidaknya bagi Lewi memikirkan jawaban. Satu bagian yang hampir terjadi ketika tiba – tiba Gloriya memotong pembicaraan. “Kami datang kemari bukan untuk membicarakan apa alasan kau memenjarakan Froy. Lewi sudah tahu dan dia tetap mencintai putraku. Mereka juga akan segera memiliki anak. Tidakkah kau memikirkan sedikit tentang nasib cucu—ku.” “Diamlah. Itu cucumu, tidak ada urusannya denganku.” Hanya dalam sekejap, dan kemudian Gloriya harus menutup bibir dengan rapat. Wanita itu terlihat mulai mendapat pengaruh oleh pernyataan Abihirt yang terucap dingin. “Jangan kau pikir membawanya di tempat ini bisa membujuk-ku supaya berubah pikiran. Aku tetap tak peduli.” Pria itu melanjutkan

    Last Updated : 2024-12-06
  • Perjanjian Terlarang   Menyelinap

    Sudah terlalu larut untuk memahami situasi di sekitar ruangan, tetapi reaksi murni yang Moreau tunjukkan hampir hanya berupa respons terkejut, kemudian tetap diam saat suara pintu menutup dan derap langkah seseorang terdengar sayup – sayup mengintai di seluruh kamarnya. Tidak tahu apa yang harus benar – benar dilakukan. Ada pelbagai banyak gambaran ganjil tak terungkap dan tidak seharusnya bermunculan sebagai sesuatu yang mengintai. Moreau tak ingin bersikap percaya diri mengatakan Abihirt; dengan ntah tujuan seperti apa tiba – tiba datang mencarinya. Urusan mereka; tentang kebutuhan pria itu mengundang federasi figure skating sekadar melakukan kesepakatan kontrak sudah cukup jelas. Dia dan Juan akan tetap tampil. Anitta telah mempersiapkan segala hal yang akan disebut latihan rutin. Atau barangkali ada satu bagian tertinggal, sehingga ayah sambungnya membutuhkan percakapan lebih serius. Derak ranjang hampir terdengar cukup lantang di udara. Moreau segera menahan

    Last Updated : 2024-12-06
  • Perjanjian Terlarang   Pernyataan Menyakitkan

    “Tidakkah kau sadar sudah mengganggu tidurku, Abi?” Tidak ada pilihan. Moreau sudah berjuang keras supaya dia tetap mengatakan sesuatu dengan tenang. Sedikit berhasil ... mungkin. Berharap selalu seperti itu dengan prospek yang berakhir lebih baik. Abihirt perlu mengatakan beberapa hal, tidak apa – apa jika ingin terlalu singkat. Setidaknya pria itu dapat menyerahkan petunjuk. Celakalah. Alih – alih bicara, pria itu justru menggerakkan wajah—mencari letak posisi lebih nyaman, dan mengingatkan Moreau betapa mereka pernah menghadapi saat – saat seperti ini. Saat di mana Abihirt mendapati Samuel ada di kantor ibunya. Pria itu marah, cemburu, lalu mencari bahan pelampiasan. Bagaimanapun, dia selalu menjadi jalan pintas. “Abi ....” Moreau bergumam nyaris menyerupai lirih. Sambil menatap lurus langit – langit kamar, berusaha menahan sesuatu yang mendadak cukup menyakitkan. Tidak tahu .... Mungkin perasaannya yang tidak tepat. “Menyingkirlah sedikit, Abi.”

    Last Updated : 2024-12-07

Latest chapter

  • Perjanjian Terlarang   Like A Hooker

    “Apa yang sedang kau pikirkan, Moreau?” Abihirt bertanya, sungguh? Perilaku ganjil telah membuat pria itu memikirkan banyak hal. Moreau tak pernah mengira akan ada satu momen di mana dia membiarkan bibirnya terbuka lebih lebar saat ibu jari Abihirt memberi sapuan ringan di sana. Bahkan pria itu mendorong masuk seluruh jempol yang terasa kasar dan besar supaya dia secara naluriah memberi isapan tak terduga. Mereka melakukan kontak mata. Iris kelabu itu benar – benar tampak dilingkupi gairah tertahan. Rasanya dia tak bisa menjabarkan bagaimana tatapan Abihirt terlalu lapar dan ingin melahapnya tanpa ampun. Tubuh Moreau segera tersentak begitu pria itu mendorong tubuhnya jatuh terduduk di atas ranjang. Tuntutan untuk menengadah mengungkapkan pemandangan murni dari cara Abihirt yang terburu ketika membuka jas dan bahkan merenggut ikatan dasi di kerah kemeja. Lengan pria itu menekan di atas ranjang diliputi wajah yang perlahan mencondong ke depan. Betapa Moreau h

  • Perjanjian Terlarang   Seduce Him

    “Aku tetap mau pulang. Ibuku akan mencariku nanti.” Dia berharap bisa mengatakan sesuatu yang lain, tetapi pengkhianatan dalam dirinya membiarkan ego melarang. Barangkali akan kelepasan dan membuat semua semakin runyam. “Ibumu tak akan mencarimu.” Lambat sekali suara serak dan dalam Abihirt mencuak ke permukaan seolah pria itu sedang mengusahakan upaya agar Moreau tidak memikirkan sesuatu melebihi apa yang seharusnya. “Kau sendiri yang bilang ibuku sudah menunggu. Dari mana kau tahu ibuku tidak akan mencariku?” dia bertanya sinis. Akan lebih adil jika Abihirt merasakan ketegangan yang coba dia besar – besarkan. “Ada kegiatan pameran busana. Ibumu akan menghabiskan banyak waktu di sana.” Sekarang Moreau tahu. Dia mengangguk – angguk tak acuh seolah ingin membuktikan kepada ayah sambungnya kalau – kalau apa pun yang sedang pria itu inginkan tidak akan dengan mudah terwujud. “Jadi, tadi kau membohongiku? Kupikir kau adalah suami cuek yang tida

  • Perjanjian Terlarang   Geram

    “Keluarlah.” Sebuah perintah serius, sepertinya Moreau akan menghadapi masa sulit andai dia masih bersikap keras kepala untuk tidak menuruti setiap keinginan pria itu. Secara naluriah bahunya mengedik tak acuh. Lupakan bahwa ini adalah peringatan terakhir. Dia melipat lengan di depan dada tanpa mempedulikan Abihirt di sana. Ayah sambungnya akan mengerti jika tindakan tersebut masih menjadi bagian dari sikap tidak patuh dan seharusnya pria itu mengambil inisiatif sendiri sekadar melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah kalau – kalau memang hal demikian merupakan bagian dari daftar panjang yang tak terlewatkan. Celakalah, Moreau tidak pernah menduga jika ternyata Abihirt akan mengambil tindakan tak terduga dengan menarik tubuhnya secara paksa dan lagi ... pria itu mendekap persis diliputi cara di klub tadi, membuat dia terombang – ambing menahan sisa rasa pening nan pekat, sementara perutnya meninggalkan sensasi tidak menyenangkan—tertekan di garis bahu yang terasa kokoh

  • Perjanjian Terlarang   Membangkang

    Tubuh Moreau terdesak ke depan ketika dia nyaris setengah terlelap. Mobil ditumpanginya menghadapi krisis tiba – tiba ... seolah itu memang suatu tindakan disengaja. Tidak tahu apa yang sedang berserang di puncak kepala Abihirt saat suami Barbara memutuskan untuk menginjak rem secara tak terduga. Barangkali hal tersebut tidak jauh dari motivasi sederhana ayah sambungnya supaya dia terbangun, sementara makhluk kaku itu tidak menemukan cara untuk menarik Moreau kembali ke permukaan. Menyedihkan. Secara naluriah dia menoleh ke wajah Abihirt. Pelbagai desakan telah menyumbat di puncak kepalanya sekadar meluapkan segala sesuatu yang tertahan. Mungkin keinginan tentang menghantam wajah tampan di sana ... dengan pukulan serius adalah gagasan paling potensial. Moreau harap bisa menuntaskan ide – ide yang berkeliaran bebas, hingga bergelantungan di belakang bahunya dengan cepat. Namun, di satu sisi tak terduga dia harus membayangkan bagaimana menjadi tenang tak tersentuh—

  • Perjanjian Terlarang   Kesal

    Moreau merasa sangat malu. Ironi. Dia tak punya cukup tenaga untuk memberontak. Kepalanya terasa pening karena alkohol dan sekarang semacam terombang – ambing di lautan berombak dahsyat, diliputi sengatan aroma tubuh ayah sambungnya yang memabukkan. “Moreau sudah bilang tak ingin kau ganggu, Rowan. Turunkan dia!” Mereka sudah separuh jalan menuju pintu keluar, kemudian suara Robby cukup lantang menghentikan Abihirt, lalu menarik perhatian pria itu untuk berbalik badan—di mana Moreau perlu berjuang memalingkan separuh wajah jika dia ingin tahu tentang apa yang akan Robby lakukan kepada ayah sambungnya. “Kau tidak perlu ikut campur terhadap urusanku.” Suara serak dan dalam Abihirt memang terdengar tenang, tetapi tersisip reaksi ganjil yang Moreau sadari coba pria itu tahan. Dia ingin tahu. Bertanya – tanya apakah keberadaan Robby telah memberi banyak pengaruh, meski ayah sambungnya masih berusaha tidak menunjukkan reaksi signifikan di antara mereka. Apakah mu

  • Perjanjian Terlarang   Memaksa

    Mungkin ... yang tersisa di antara mereka adalah sikap Abihirt ... masih berusaha hati – hati saat pria itu menghadapi keputusan serupa. Moreau menggeleng tegas. Terlalu konyol jika mereka bertengkar di sini. Di hadapan banyak orang, apalagi sampai mereka tahu tentang status hubungan yang begitu konyol sekadar dimaklumi. Bagaimanapun Moreau tak bisa memungkiri bahwa sikap Abihirt terlihat seperti seorang pria dewasa yang enggan berbagi. “Jika kau ingin pulang, kau bisa pulang sendiri. Aku tidak butuh perhatian darimu.” Persetan! Meski sesuatu dalam diri Moreau mengingatkan supaya dia bersikap tenang, ada satu bagian lain yang bernama ego ... mendorong agar dia menunjukkan keberanian di hadapan pria itu. “Ibumu sudah menunggu di rumah.” Apa pedulinya? Haruskah Moreau katakan bahwa Abihirt sedang mengandalkan Barbara demi membujuknya? Tidak. Dia akan memastikan itu bukan prospek yang mempan. Lebih baik sudahi segala sesuatu yang membuat dia merasa lebih gila.

  • Perjanjian Terlarang   Rowan ....

    “Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Moreau sarat nada sinis. Menyingkirkan keberadaan tangan Abihirt adalah kebutuhan dasar. Dia menepis pria itu dengan kuat. Sudah cukup membiarkan waktu berjalan beberapa saat. Keheningan memang sudah bergemuruh sejak terakhir kali tidak ada satu pun kata terucap dari bibir ayah sambungnya, tetapi Moreau muak menghadapi sikap pria itu. Abihirt sudah seringkali memberi tatapan tajam, seakan – akan demikianlah cara pria tersebut melakukan komunikasi intens. Tidak. Seharusnya pria itu mengerti kalau – kalau hal tersebut merupakan bentuk paling menyakitkan. “Aku ingin kau pulang.” Kali pertama bersuara, Moreau dapat mencerna betapa suara serak dan dalam itu terdengar dingin membekukan. Jika Abihirt mengira dia akan setuju begitu saja, suami ibunya salah—sangat salah. Untuk saat ini Moreau tidak menerima perintah. Dia segera menoleh ke wajah Robby, merasa hal tersebut merupakan prospek bagus sekadar memperlihatkan kepada Abihirt bahwa

  • Perjanjian Terlarang   Robby

    [Aku tidak akan pergi ke mana pun untuk meletakkan bokongku di ranjangmu.] Itu adalah pesan terakhir yang Moreau kirimkan sebelum dia dan Juan akhirnya memutuskan untuk terjebak di tengah – tengah musik menggelegar. Tidak ada yang dilakukan di sini. Selain, sesekali menaruh minat serius apakah Abihirt akan membalas pesan terakhir darinya atau tidak. Ironi. Kenyataan bahwa Moreau harus mendapati pria itu bahkan sudah membaca, alih – alih meninggalkan sedikit jejak supaya dia tidak terus menebak – nebak suatu hal yang bahkan tidak mendekati pengetahuan murni di benaknya. Barangkali Abihirt tidak punya waktu lebih sekadar menaruh sedikit perhatian, atau paling tidak ... menanyakan ke mana dia telah pergi. Moreau yakin pria itu sedang bersama Barbara, karena apa pun alasan yang dia berikan kepada ibunya adalah prospek bagus untuk bisa berada di sini. Menghirup hiruk pikuk yang terasa memuakkan, tetapi juga dapat dijadikan sebagai tempat pelampiasan. “Kau dari tadi h

  • Perjanjian Terlarang   Persetan

    “Ada apa dengan kenalanku?” pria itu bertanya lambat, seolah pemikiran di benak Moreau telah sampai, kemudian membuat Juan mempertimbangkan sesuatu yang terasa begitu tiba – tiba di antara mereka. “Kau tidak pernah membicarakan tentang kenalanmu. Aku curiga kalau yang ingin kau pertemukan kepadaku ternyata satu spesies denganmu.” Sambil mengedikkan bahu tak acuh, sekarang Moreau mendapati ekspresi wajah Juan penuh selidik ke arahnya. “Apa maksudmu bicara seperti itu? Spesies apa, huh?” Pria itu sedang menuntut, tetapi jelas tak benar – benar serius. Sesuatu yang membuat Moreau nyaman untuk berada di samping Juan. Akan selalu begitu. “Aku yakin kau mengerti maksudku, Juan ....” Demikian yang dia katakan dan segera menerima respons decakan keras dari Juan—pria itu bahkan merangkul lehernya erat. Nyaris membuat Moreau benar – benar menunduk. Dia tertawa saat berusaha melepaskan diri. Terlalu menikmati momen kebebasan seperti ini hingga tidak pernah menyadari bahwa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status