Share

Kulkas

Moreau ragu, tetapi dia tetap mengulurkan tangan mengusap bulu yang tersaring oleh lapisan sarung lateks.

“Aku lihat Chicao masih di rumah. Caroline kadang – kadang bersamanya. Mengapa tidak kau bawa kemari? Bukankah itu sama seperti memberi Pipao teman?”

Lagi. Selalu dia yang memulai pembicaraan. Moreau menatap Abihirt serius, berharap ini terakhir kali pria itu mendiaminya. Tetapi ya, sebuah penantian tidak sia – sia ketika dia mendapat pertanyaan sarat nada menuduh.

“Kau ingin aku mengambil risiko ganti rugi jika terjadi sesuatu kepada Pipao?”

“Yang penting tidak ada urusannya denganku.”

Moreau mengedikkan bahu, seakan ini bagian terpenting untuk dikuasai. Mata kelabu Abihirt yang menatap penuh kewaspadaan meningkatkan sensasi mendarah daging. Moreau ingin pria itu segera memalingkan pandangan, sedikit tak menyangka jika akan ada penambahan dari suara serak dan dalam ayah sambungnya.

“Kau datang kemari untuk mengunjungi Pipao atau hanya bertanya sepanjang waktu?”

“Aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status