Share

Harus

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2024-12-24 12:36:28

Moreau menggeleng beberapa saat. Pada akhirnya memutuskan untuk mengangkat wajah. Dia hampir terkejut—tentu, karena bukan ini yang ingin ditemukan; hal kecil dari bentuk kekecewaan di wajah tampan ayah sambungnya, meski betapa pun Abihirt berusaha tidak mengungkapkan dengan ringkas setiap detil reaksi di antara mereka.

Kalung yang dititipkan kepadanya sungguh merupakan kenangan terakhir dan Moreau yakin itu sangat – sangat berharga.

“Aku minta maaf.”

Dia tetap tak bisa menerima begitu saja, jika Abihirt tidak ingin mengadili apa pun saat ini. Ada dampak di mana jantungnya seperti diremuk redam. Menatap pria itu membuat mata pedih dan memanas. Terhadap waktu yang terus merangkak ke depan ... akan segera disertai rembesan air dan Moreau tidak akan bisa menahan diri.

Mungkin Abihirt memahami bagaimana kekhawatiran mengendalikan ketakutan di benaknya, sehingga pria itu malah memeluk alih – alih berkata marah. Memeluk setelah membiarkan dia bergetar seolah ini ad
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjanjian Terlarang   Kembali Ke Danau

    Moreau mengira bahwa keterlibatan Gabriel di perjalanan menuju Taman Nasional Sierre De Guadarrama adalah sesuatu yang menjadikan itu sebagai prospek tidak adil. Namun, ternyata dia salah mencantumkan gagasan demikian, karena keinginan Abihirt lebih sungkar dimengerti ketika memintanya pindah ke mobil Gabriel, sementara pria itu berjalan masuk ke gedung—cukup mentereng di sana. Moreau pernah mendatangi tempat ini; saat di mana Froy menikah dan dia akhirnya meminta izin pulang lebih awal. Sedikit ganjil membayangkan jika Abihirt ternyata mendatangi keponakan pria itu untuk suatu pertanggung jawaban. Sekarang dia mendapati ayah sambungnya sedang memaksa Froy berjalan. Meski terlihat terpaksa, sepertinya Froy tidak akan memiliki pilihan. Tubuh pria itu telah hilang di dalam mobil. Hanya sisa bayangan yang begitu sulur, kemudian dia juga harus menyaksikan tubuh Abihirt beranjak masuk ke kursi kemudi. Mesin mobil menyala dan saat itulah Gabriel mengerti untuk membawa

    Last Updated : 2024-12-24
  • Perjanjian Terlarang   Keram

    Moreau terus memperhatikan ayah sambungnya. Pria tampan yang sulit ditebak sekarang setidaknya berusaha tidak tersulut terhadap segala bentuk perlawanan Froy. “Kau tahu ketika melempar sesuatu yang kecil ke dalam danau akan membuatmu sulit menemukan, lalu mengapa kau tetap melakukannya? Kau tetap melempar kalung Moreau tanpa alasan.” Pertanyaan Abihirt cukup sederhana, tetapi lebih daripada membuat Froy hampir gelapan. Mata pria itu bergerak gelisah. Butuh jeda beberapa saat supaya benar – benar menemukan jawaban. “Aku kelepasan, Paman. Aku marah mengingat sikap yang kau berikan kepada Lewi dan sebaliknya kau memberikan kalung itu kepada Moreau!” Demikian seperti protes besar. Suara Froy menggelegar keras. Pria itu beruntung, karena sepertinya Abihirt telah membayar dengan uang untuk membuat orang – orang pergi meninggalkan taman, yang baru Moreau sadari ketika mengedarkan pandangan. Bukan kejutan. Dia seharusnya terbiasa. “Apa yang salah? Bukankah suda

    Last Updated : 2024-12-25
  • Perjanjian Terlarang   Mengambil Alih

    Rasanya tubuh Moreau mendadak kaku mendapati sebuah pemandangan di mana air terlihat mencak – mencak, sementara Abihirt telah lebih dekat ke arah Froy. Pria itu menawarkan bantuan kepada sang keponakan dan muncul sedikit kelegaan bahwa mereka perlahan berenang ke tepian. Dia dan Gabriel secara naluriah berlari ke bibir danau. Bukan Froy yang Moreau pikirkan. Hanya ayah sambungnya. Biarkan Gabriel mengambil tindakan tersisa dengan menyambut pria itu—yang tampak terengah – engah untuk dibaringkan ke rerumputan sambil mengerang. Golakan keram itu menyakitkan. Rasanya itu dapat terbayangkan begitu jelas di benaknya. Moreau meringis, tetapi pula memalingkan wajah dan mendapati Abihirt telah naik ke daratan. Sekarang pria itu menjulang tinggi dalam keadaan kuyup. Menatap sang keponakan setengah kesal, meski tidak mengatakan apa – apa selain membiarkan Froy lebih tenang. Perlahan ... setidaknya telah reda. Masih belum ada percakapan. Namun, Gabriel kembali menawarkan bantuan

    Last Updated : 2024-12-25
  • Perjanjian Terlarang   Jahil

    “Kau harus hati – hati.” Tidak tahu mengapa, tetapi itulah yang Moreau katakan. Dia menatap lamat di wajah Abihirt. Reaksi singkat kali pertama adalah anggukan samar. Tak ada lagi yang perlu dilakukan ketika dia hanya perlu mengamati tubuh ayah sambungnya sudah tak terlihat. Abihirt menyelam. Moreau tidak menyangka jika dia akan menunggu untuk waktu cukup lama. Itu mengejutkan. Sejak awal tidak ada petunjuk mengenai ayah sambungnya. Cara Abihirt jelas tak seperti Froy yang sering kali muncul ke udara, walau ini justru membuat Moreau merasa sangat takut saat dia meneliti lebih lanjut pada permukaan tenang setelah beberapa genangan yang berjalan. Abihirt benar – benar tidak terduga akan muncul, yang kemudian ... pada saat – saat dia akan melamun—suara percikan air segera menarik perhatiannya beranjak lebih dekat. Moreau menegakkan bahu. Sayang sekali, dia tak akan segera mendapati Abihirt menoleh ke arahnya. Pria itu terduga hanya ingin meraup oksigen dan kembali m

    Last Updated : 2024-12-26
  • Perjanjian Terlarang   Rusak

    “Terima kasih.” Seharusnya tidak ada apa pun lagi. Sisa hal yang ingin Moreau lakukan hanya kembali mengenakan kalung itu. Dia akan mandiri untuk saat – saat seperti ini. Ironinya, tidak sempat membaca secuil peringatan saat Abihirt dengan sikap tak terduga malah menariknya masuk ke dalam danau. “Abi—ponselku!” Moreau berteriak secara naluriah. Sekarang dia tergenang cukup tinggi. Nyaris seuruh tubuh benar - benar membasah. Dan hal paling pertama yang dilakukan adalah merenggut seluler genggam yang jelas – jelas tersisip di saku belakang celana. Setidaknya masih menyala, tetapi cukup ragu itu akan bertahan setelah hampir keseluruhan komponan teris air. Dia menatap Abihirt tajam. Tidak tahu apakah perlu merasa bersyukur ketika masih memegang kalung di tangan begitu erat. Mungkin, dia akan langsung menyisir ke tepian sekadar memastikan apakah ponselnya baik – baik saja atau tidak. Moreau mengangkat benda pipih tersebut tinggi – tinggi ke udara. Pinggir danau teras

    Last Updated : 2024-12-26
  • Perjanjian Terlarang   Perhatiannya

    Moreau membiarkan tangannya terendam di air, membiarkan sentuhan di sana, di lengan Abihirt seperti meninggalkan jejak saling membutuhkan. “Ibumu tidak akan pulang hari ini.” Kemudian sebuah bisikan dari suara serak dan dalam itu menambahkan sesuatu yang hampir tidak pernah Moreau pikirkan. Refleks ... dia membuka bibir dan bertanya, “Kenapa memangnya?” “Dia meminta izin untuk berlibur.” Baiklah. Dia mungkin sempat melupakan hal tersebut; mengenai pernyataan Barbara tempo hari lalu saat melakukan makan malam bersama. Namun, bukan berarti ini menjadi bagian dari kebebasan mereka, bukan? Moreau tetap ingin menjaga batasan atau sebenarnya dia masih menunggu kapan rasa kesal di benaknya lenyap tersingkirkan. “Biarpun begitu, aku tetap mau pulang,” ucapnya final. Biarkan Abihirt mengalah. Pria itu harus selalu mengalah, meski secara tak terduga Moreau merasakan dekapan ayah sambungnya mengendur. Hanya sebentar saja, yang menjadikan sentuhan baru ter

    Last Updated : 2024-12-27
  • Perjanjian Terlarang   Sepakat Pulang

    Moreau sedikit tegang terhadap pelbagai alasan yang bersarang di benaknya. Sentuhan Abihirt menimbulkan kejut listrik dan bagian paling penting adalah luka atas tindakan Froy mungkin akan terlihat jelas. Itu dapat dibuktikan dari ekspresi wajah Abihirt yang mendadak diam, sementara jemari tangan pria tersebut bergerak lambat. Seperti hanya ingin menyerahkan sapuan ringan, lalu seketika menjadi genggaman mantap—tidak menyakitkan di lehernya, tetapi cukup membuat Moreau takut. Khawatir jika tiba – tiba Abihirt akan mencekiknya ketika pria itu tidak berada dalam kendali yang bagus; karena marah mungkin, sekalipun masih belum ditemukan reaksi spesifik, selain ayah sambungnya masih terpaku diam. Atau sebenarnya tidak .... “Kenapa tidak katakan ini dari awal?” pria itu bertanya diliputi suara yang terdengar menyerupai skeptis—tak percaya. Nyaris membuat Moreau tersentak dan mengerjap cepat supaya tidak menimbulkan kecurigaan lebih besar. “Katakan apa?” Dia meng

    Last Updated : 2024-12-27
  • Perjanjian Terlarang   Hotel?

    “Bukankah seharusnya kita pulang? Kenapa kau malah mengajakku ke hotel?” Sejak awal Moreau sudah merasakan sesuatu yang tidak biasa dari keputusan Abihirt. Hanya menunggu saat – saat paling tepat sekadar mengajukan pertanyaan. Paling tidak di sini, ketika mereka terjebak di satu kamar berdua. Tidak ada siapa pun akan menginterupsi, meski sepetinya dia salah mengambil asumsi, karena ketukan samar dari luar segera mendesak pria itu membuka pintu. Moreau tak berusaha tahu siapa orang di balik tubuh besar Abihirt. Tak ingin sengaja menggeser wajah sekadar mengambil risiko besar melihat langsung. Biarkan ayah sambungnya bicara sebentar. Dia juga tak ingin terlibat ke dalam percakapan di sana. Mungkin hanya suatu kebiasaan sebagai pemilik yang menyampaikan informasi kepada staff hotel. Seharusnya bukan apa – apa. Moreau tetap menunggu ... sampai pada akhirnya dia tahu di tangan pria itu membawa pakaian baru. Dia secara naluriah menunduk meneliti setiap apa pun yang merekat

    Last Updated : 2024-12-28

Latest chapter

  • Perjanjian Terlarang   Kemunculan

    Sudah cukup. Mereka bisa mengakhiri perjanjian tanpa menunggu enam bulan selesai. Tidak ada yang perlu diselesaikan. Semua hanya akan menjadi racun dan bagaimanapun mereka tahu bahwa dampaknya akan terlalu buruk untuk dihirup bersama. Legalitas dapat menjadi bagian paling besar, apalagi sampai menimbulkan lubang berbahaya yang menyeret dengan cara tak terduga. Tak seorang pun menginginkan hal demikian terjadi. Moreau terutama. Dia menghela napas sesaat. Paling tidak, perlu merasa lega bahwa ternyata Abihirt akan berhenti menghubunginya. Layar yang sesaat menyala, sekarang kembali meredup. Tidak tersisa suara getaran. Ya, ini yang Moreau harapkan. Dia mungkin tidak akan segera tidur. Namun, keheningan sudah cukup untuk tidak meninggalkan begitu banyak peristiwa menyedihkan yang membekas di benaknya. Biarkan waktu terus berjalan, maka dia akan terlelap sendirinya. Sayangnya bukan hal – hal lain yang Moreau inginkan. Sama sekali tidak berharap bahwa akan terdengar

  • Perjanjian Terlarang   Menghubunginya

    Getar ponsel di atas nakas, menyelinap di tengah keheningan. Moreau tersentak pada situasi yang terasa begitu mencengkeram. Satu tamparan Barbara seperti meninggalkan jejak dan merekat di benaknya. Dia tidak tahu bagaimana membayangkan bahwa ini hanyalah salah satu refleks singkat. Segera mengernyit samar; lalu berusaha memahami situasi di mana dia tidak pernah mengira akan tertidur lelap, bahkan tanpa pernah merencanakan niat menghindari masalah yang telah wanita itu luapkan. Napas Moreau berembus tanpa sadar. Ini beranjak terlalu jauh, tetapi satu petunjuk di sana segera menuntutnya merangkak ke sudut ranjang. Dia mengulurkan tangan untuk merenggut benda pipih—masih bergetar di atas ranjang. Panggilan suara dari Abihirt, tetapi itu segera berhenti bahkan sebelum Moreau dapat mengangkatnya. Suami Barbara mungkin ingin membicarakan sesuatu. Mereka tidak bisa bertemu. Dia tak ingin bertemu siapa pun. Sedikit terkejut setelah menyadari waktu nyaris tengah malam terungkap

  • Perjanjian Terlarang   Akhiri

    Sambil menghela napas kasar, Barbara berusaha tenang dan tetap memastikan tidak tersisip ledakan hebat. “Baiklah, Abi. Aku salah. Kami menjalani hubungan gelap. Tapi, aku tidak akan mengambil tindakan nekad, jika kau tidak bersikap dingin seperti ini. Kau selalu seperti ini. Kau sibuk dengan duniamu sendiri, seolah kau tidak pernah menikah. Kau sudah menikah, seharusnya bisa lebih peduli pada situasi di sekitarmu. Bahkan terhadap keluargamu sendiri kau bersikap seolah kau adalah orang asing.” Ironinya tidak. Barbara tidak bisa menahan diri ketika dia meluapkan sesuatu yang terpendam dalam dirinya dengan menggebu – gebu. Udara di rongga dada bergerak secara tidak teratur. Namun, Abihirt masih terlihat begitu tenang. “Kau ingin bercerai?” Satu bagian tak terduga adalah pria itu bertanya tanpa emosi tersirat di balik suara serak dan dalam yang merambat sayup di udara. “Tentu saja tidak!” Barbara membantah tegas. Dia tidak terima jika Abihirt mengajukan

  • Perjanjian Terlarang   Terbongkar

    Kebodohannya sungguh tidak pernah terbayangkan akan berakhir pada momen menyedihkan. Betapa Barbara ingin melarikan diri dari situasi yang tak akan pernah bisa dia hadapi. Semua menjelma sebagai kekacauan yang dahsyat. Gumpalan kebohongan telah membentuk serangkaian agenda rumit, sehingga bertingkat – tingkat pula ruang yang bisa ditemukan untuk terbebas. Terutama saat Abihirt berkata, “Caroline sudah cukup tua, jika kau tak lupa. Organ reproduksinya sudah tidak bekerja. Untuk apa mengantisipasi kehamilan dengan alat kontrasepsi?” Sial. Barbara seharusnya tidak melewatkan bagian terpenting seperti ini. Dia tak bisa melupakan begitu saja jika Abihirt pandai menganalisis. Pria itu tidak bodoh. Tak mudah terperangkap ke dalam prospek tidak masuk akal yang dia rangkai sedemikian rupa. Caroline memang sudah cukup tua. Sangat jelas bagaimana Barbara seperti tanpa sengaja melakukan bunuh diri. “Tidak tahu. Bisa saja karena Caroline punya semacam fetis aneh,” dia berkata dengan keteganga

  • Perjanjian Terlarang   Penyangkalan

    “Mengapa harus tahu namanya?” Barbara bertanya cukup hati – hati. Tidak ingin mengambil kesalahan mutlak. Biarkan identitas Samuel tetap anonim, maka Abihirt tidak akan mendesaknya lebih jauh daripada ini. “Untuk memastikan tidak ada yang kau sembunyikan.” Suara serak dan dalam Abihirt nyaris menyerupai desis saat sekali lagi kembali ke permukaan. Pria itu terlihat begitu penasaran; besar; penuh dengan gairah mendominasi dan betapa kelam di sana. Sekujur tubuh Barbara mendadak tegang. Pandangannya berpendar ke segala arah agar bisa menemukan jawaban paling tepat. “Memangnya apa yang aku sembunyikan?” Berpura – pura tidak tahu apa pun adalah jalan pintas. Hanya sangat disayangkan jika ternyata Abihirt akan menunjukkan sikap muak. Pria itu memutuskan kontak mata, seolah – olah ... untuk saat ini butuh jeda supaya tidak lepas begitu saja, lalu mengatakannya dengan sangat jelas, “Hanya kau yang tahu, Barbara.” Perlu usaha serius sekadar memainkan ekspresi.

  • Perjanjian Terlarang   Seharusnya Mengaku

    Namun, pada akhirnya ... selalu bukan hal yang akan mengejutkan lagi di sana. Barbara menghela napas kasar mendapati Abihirt sedang duduk di pinggir ranjang. Hanya mengulik ponsel, seakan pria itu tidak memiliki minat menyiapkan diri terlebih dahulu. Ya, suaminya masih dengan pakaian yang sama; kekacauan tampak membuat setiap helai teracak – acak di rambut gelap Abihirt. Ada beberapa bagian berjatuhan di sekitar kening, menambah nilai estetika dari penampilan yang bisa disebut liar dan tampan secara bersamaan. Barbara tidak tahu bagaimana dia selalu mengagumi suaminya, tetapi juga sulit melepaskan Samuel atas keamanan tertentu. Paling tidak, untuk saat ini ... belum ada kesiapan untuk memilih salah satu. Dia masih tidak bersedia. Masih ada keinginan bersenang – senang, tetapi tidak mudah mendapatkan itu pada diri Abihirt. Apa yang bisa Barbara harapkan dari pria yang tak banyak bicara? Semua orang benar tahu bahwa suaminya terlalu kaku. Dia tak bisa membayangkan betapa h

  • Perjanjian Terlarang   Berbalik Arah

    Barbara mengerjap cepat, kemudian berkata, “Lalu, mengapa kemarin kau bilang tidak tahu tentang keberadaan Moreau?" "Aku tidak ingin kau khawatir, karena inilah yang akhirnya bisa kutebak. Kau sangat marah." Itu benar. Barbara pikir pernyataan Abihirt barusan terdengar cukup masuk akal. "Jadi kau bersungguh – sungguh jika tidak ada hubungan apa pun antara kau dan Moreau?” “Ya. Aku memesan dua kamar jika kau masih berpikiran buruk. Akan kutunjukkan kepadamu bukti transaksi hotel. Mungkin nanti kau yang perlu menjelaskan mengapa ada pria lain di sini.” Berikutnya selesai. Abihirt langsung melangkah pergi. Melewati Barbara; melewati tubuh Samuel di sana; meninggalkan sisa keheningan begitu pekat, hingga embusan napas Barbara berakhir kasar. Dia menatap bahu suaminya tanpa pernah bisa mengalihkan perhatian. Ada ketakutan tak berjarak dari pengetahuan Abihirt yang tak terduga. Barbara memikirkan segalanya. Namun bagaimanapun, harus menanam ketenangan

  • Perjanjian Terlarang   Pelbagai Tuduhan

    “Mengejutkan sekali kau masih mengingat kapan aku berulang tahun. Kupikir kau tidak pernah peduli terhadap apa pun lagi, selain berkencan dengan putriku.” Itu yang Barbara katakan. Betapa dengan sengaja menyindir. Dapat dipastikan wanita tersebut tidak akan berhenti sampai mereka mengakui sesuatu yang masih coba Abihirt tutupi. Secara diam – diam Moreau mengatur posisi supaya bisa sedikit mengintip bagaimana kondisi ibunya saat ini. Tidak banyak. Hanya mengetahui wajah Barbara yang masih begitu masam dan bagaimana wanita itu melipat kedua lengan di depan dada; seolah radar menantang terlalu pekat untuk dihindari. “Mengapa kau diam, Abi? Apa Moreau yang memberitahumu hari ulang tahunku? Jadi, kalian bisa mencari alasan supaya aku tidak merasa curiga?” “Kau mengatur tanggal ulang tahunmu sebagai kode pengaman di ponselku. Bagaimana aku akan lupa?” Tidak tahu apa yang bisa Moreau katakan. Dia terkejut, sekaligus merasa butuh waktu lebih lama agar memahami

  • Perjanjian Terlarang   Pembelaan

    Moreau tidak berusaha membantah. Rasa sakit dari tamparan Barbara masih meninggalkan efek tertentu seperti tak ingin hilang, tetapi dia berusaha menghindari sorot mata wanita yang menatap nyalang dan tiba - tiba pula menepis sentuhan Abihirt di lengannya. Nyaris—bahu Moreau mendadak tegang saat Barbara terduga akan kembali menyerang. Dia telah membuat tameng perlindungan dengan lengan terangkat menutup wajah. Namun, Abihirt segera menegahi; menjadi tembok tinggi untuk melindunginya di belakang. Benar – benar membuat Barbara terdiam—sepertinya wanita itu tak menyangka jika pria yang dinikahi ternyata akan melakukan pembelaan besar. “Tidak bisakah kau duduk tenang dan dengarkan penjelasanku terlebih dahulu?” Sekarang suara serak dan dalam Abihirt mengambil tempat. Pria itu selalu terdengar tenang, walau Moreau tidak tahu apa yang ingin ayah sambungnya jelaskan. “Tidak. Pelacur kecil sepertinya pantas diberi pelajaran.” Barbara menyangga tidak pada atura

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status