Share

Chapter 51

Author: Iamyourhappy
last update Last Updated: 2024-06-27 13:59:00

Kembali bekerja seperti sedia kala.

Aluna berkutat dengan berkas di atas meja.

Sedangkan Ethan di dalam ruangannya berkutat dengan dokumen yang harus ditandatangani.

Aluna medongak saat mendengar suara ketukan langkah kaki.

Seorang wanita yang berumur 50 tahunan. Wanita cantik meski umurnya tidak muda lagi.

“Selamat siang, nyonya.” Aluna menunduk dengan hormat.

Margaret, ibu Ethan. Wanita itu datang untuk bertemu sang putra.

Margaret tidak langsung menjawab pertanyaan Aluna, melainkan menatap penampilan Aluna dari atas hingga bawah.

“Sepertinya aku pernah melihatmu.”

Deg!

Aluna berdoa semoga ibu Ethan ini tidak lupa dengan dirinya.

Kejadian di restoran beberapa waktu lalu sungguh memalukan baginya.

Aluna hanya tersenyum.

“Sudah berapa lama jadi asisten Ethan?” tanya Margaret dengan tangan yang bersindekap.

Seolah sedang menyidang Aluna.

“Hampir 2 bulan nyonya.”

Menunjuk Aluna dengan jemarinya. “Aku tidak tahu Ethan memiliki selera yang bur
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 52

    Di dalam ruangan. Ethan hanya melihat ibunya sekilas dan melanjutkan pekerjaannya. “Untuk apa ke mari?” tanya Ethan tanpa menatap ibunya. Margaret mengambil duduk di sofa. “Sebentar lagi ulang tahun perusahaan. Kamu sudah mulai mempersiapkannya?” “Bukan dari timku. Tapi tim Papa yang mempersiapkannya,” balas Ethan. Margaret bersandar. Dengan tenang ia melepaskan kaca mata hitamnya. “Sudah saatnya kamu mengambil alih.” “Nanti,” balas singkat Ethan. “Mama tidak suka kamu selalu menunda tugas kamu.” Margaret menatap Ethan. “Kamu harus melaksanakan tugas kamu segera mungkin.” “Termasuk menikah dengan Grace.” Ethan berhenti dari pekerjaannya. Mendongak dan menatap ibunya yang santai sekali duduk di sofa. “Grace sangat mencintai kamu. Dia anak yang baik, cantik, dari keluarga yang bagus. Asal-usulnya jelas. Kamu tidak usah repot-repot mencari tahu—” “Yang pasti, Grace sangat cocok menjadi menantu di keluarga Winston.” “Memangnya aku pernah bilang setuju?” tanya Etha

    Last Updated : 2024-06-27
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 53

    Aluna mendadak cemas sendiri. Biasanya Ethan akan mengirimnya pesan beruntun untuk segera kembali. Namun, sudah hampir 30 menit Ethan tidak menerornya dengan pesan. Aluna malah gelisah sendiri. Setelah menyelesaikan makanannya. Aluna segera kembali. “Sir.” Aluna mengetuk pintu. Dirasa tidak ada orang. Aluna masuk—alangkah terkejutnya melihat Ethan yang terduduk dengan tangan yang mengucurkan darah. “Ethan!” Aluna segera berlari mendekat. “Kenapa?” tanya Aluna melihat darah yang begitu banyak. Kaca yang hancur—serpihannya berhamburan di lantai. “Ayo ke rumah sakit.” Aluna menggeleng. “Tidak—aku panggilkan ambulan saja.” “Tidak!” Ethan menarik Aluna. Memeluk tubuh Aluna. Tidak peduli tangannya yang masih mengucurkan darah. Ia memeluk tubuh Aluna dengan erat. Membiarkan bercak darahnya mengenai kemeja putih yang digunakan Aluna. “Ethan..” lirih Aluna. “Tanganmu.. aku akan mengobatinya.” Ethan menggeleng. Memilih menyandarkan dagunya di bahu Aluna. “Aku lelah.” Akhirnya A

    Last Updated : 2024-06-28
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 54

    “Terserah!” Jawaban Ethan yang membawa bencana. Aluna mempunyai seribu ide yang diluar nalar. Setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan di kantor. Aluna membawa Ethan ke sebuah taman hiburan. Tapi ternyata kok sepi sekali? “Kok sepi sekali sih?” tanya Aluna. “Hari ini hari kerja.” Ethan mengikuti Aluna malas. Aluna berjalan lebih dahulu memasuki taman hiburan tersebut. “Aluna, ayo pulang.” Ethan sungguh malas. Seperti anak kecil saja datang ke taman hiburan. Padahal waktu kecil Ethan juga tidak pernah datang ke tempat seperti ini. Meskipun kaya, bahkan bisa membeli tamannya sekalipun. Nyatanya, Ethan hanya tidak punya waktu bersama orang tuanya untuk sekedar datang ke taman seperti ini. “Ah gak asik!” keluh Aluna. “Kita baru datang.” Aluna menoleh ke belakang. Akhirnya ia mendekat. Memeluk lengan Ethan dari samping. “Bagaimana naik biang lala itu. Akan sangat bagus sembari melihat matahari yang mulai terbenam.” Ethan menatap bianglala yang dimaksud Aluna. S

    Last Updated : 2024-06-28
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 55

    Sore itu, mereka tertawa karena Aluna berusaha menghindar dari Ethan. Namun dengan mudah Ethan menangkap tubuh Aluna. “Kau tidak akan bisa lari dariku.” Ethan menggelitik pinggang Aluna. “Ah! Ethan hentikan!” Aluna mengeluh tapi juga tertawa. “Ethan berhenti haha..” Aluna menjauh lagi. “Aku belum puas balas dendam. Ke mari Aluna.” Ethan menggerakkan jarinya agar Aluna mendekat. “Tidak!” Aluna menjulurkan lidahnya. “Aku tidak akan ke sana sampai kamu mau naik bianglala.” Ethan berkacak pinggang. “Baiklah. Baiklah ayo naik wahana itu.” “Yey!” Aluna bersorak begitu senang. Ia mendekat. Tanpa disuruh pun, ia memeluk tubuh Ethan dengan senang. “Ayo naik.” Ethan tersenyum miring. Ia mendekatkan wajahnya. Menunjuk pipi kanannya. Aluna tertawa pelan. Ia berjinjit—bukannya mencium pipi Ethan. Aluna malah mencium bibir pria itu. Hanya ciuman singkat. Setelahnya Aluna menarik tangan Ethan. “Ayo naik!” sembari menarik Ethan tidak sabar ke arah wahana bianglala. Jangan

    Last Updated : 2024-06-28
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 56

    “Tapi bukankah pemandangannya sangat bagus.” Aluna memandang matahari yang hampir terbenam. “Udaranya juga bagus,” gumam Aluna. Cup! Aluna menoleh ketika mendapatkan ciuman dari samping. “Lebih bagus melihatmu tidak menggunakan apapun,” balas Ethan di luar nalar. Aluna memejamkan mata. Menahan kekesalannya sejenak. “Ah sudahlah lelah aku.” Aluna bersandar. Menarik tangannya yang peluk oleh Ethan. Ethan menatap Aluna dari samping. “Kau marah?” Sambil mencolek pipi Aluna. “Kau marah?” Menoel-noel pipi Aluna gemas. “IH!” Aluna melotot. “Eh-eh..!” mulai berputar lagi. Ethan sendiri yang heboh. Menarik lengan Aluna dan kembali memeluknya. Aluna tidak jadi marah karena melihat Ethan yang begitu konyol. “Jangan tertawa!” Ethan yang takut tapi berusaha galak. Bahkan tangannya semakin memeluk Aluna dengan erat. Aluna malah tertawa begitu lebar. “Menyenangkan!” Untuk sejenak Ethan menatap Aluna yang tertawa begitu lebar. Karena jarang sekali wanita itu terseny

    Last Updated : 2024-06-28
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 57

    “Aluna aku pusing,” keluh Ethan saat mereka berada di parkiran mobil. “Perutku mual.” Ethan memegang perutnya. “Mual? Mau muntah?” Aluna mendekat. Ia mengusap kening Ethan yang berkeringat. Ethan menggeleng. “Tidak. Seperti anak kecil saja muntah.” Aluna mengusap lagi keringat di wajah Ethan. Ethan benar-benar berkeringat banyak. Maka dari itu, Aluna kawatir. “Muntah saja jika ingin Ethan.” Ethan memejamkan mata. Tapi rasanya memang benar-benar mual. Akhirnya ia benar-benar muntah. “Huek! Huek!” Aluna memijit bahu Ethan dari belakang. “Sebentar.” Masuk ke dalam mobil dan mengambil air putih. Kemudian keluar dan menyuruh Ethan untuk minum air dulu. Glek! Ethan menghela nafas. Berkacak pinggang dan merasa malu. Bisa-biasanya muntah hanya karena naik wahana anak-anak seperti itu. Aluna mendongak. “Tidak masalah. Tidak masalah…” ucapnya. Mengusap kening Ethan yang berkeringat. “Ingin muntah lagi?” Ethan menggeleng. Aluna berjinjit. Melepaskan kancing t

    Last Updated : 2024-06-29
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 58

    21++ Semalaman Aluna menjaga Ethan yang sakit. Pagi harinya. Aluna bangun lebih awal. Setelah membuat sarapan ia meletakkan di atas nakas dan membangunkan Ethan. “Bagaimana kalau tidak usah masuk dulu? Aku akan menghandle jadwal kamu hari ini.” Aluna mengusap pipi Ethan. “Hm.” Ethan mengangguk pasrah. “Istirahat saja di rumah. Aku akan siap-siap berangkat.” Aluna hendak pergi tapi Ethan menahan tangannya. “Jangan pergi..” Ethan memeluk lengan Aluna. Aluna menghela nafas. ‘Benar-benar persis Gio.’ Aluna tidak bisa mengelak bahwa Gio memang duplikatnyaEthan. Tingkah mereka sama. Saat sakit, Gio sangat manja. Tidak mau ditinggal, selalu minta dipeluk. Apapun harus disediakan. Bahkan Aluna tinggal pergi sebentar bisa teriak-teriak memanggil. Ethan pun sama. Sepanjang malam Aluna menjaga pria itu. Tidak mau ditinggal sedetikpun, bahkan ke toilet. Harus dipeluk. Kalau tidak dipeluk akan dikejar sampai di ujung ranjang sekalipun. Tingkah mereka memang sama persis.

    Last Updated : 2024-06-29
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 59

    21++ Tapi Aluna tiba-tiba terpekik saat tiba-tiba tubuhnya diangkat. Belum sempat protes. Bibir Aluna lebih dulu disumpal oleh ciuman Ethan. Ethan membawanya ke kamar mandi. Di sanalah Ethan mengguyur tubuh mereka menggunakan air dingin. “Ini dingin Ethan!” “Maka kita yang harus panas.” Ethan menarik tengkuk Aluna dan kembali mencium bibir Aluna. Ethan menarik dirinya. Jemarinya mengusap bibir bawah Aluna. “Milikku menginginkanmu.” Memasukkan jemarinya ke dalam bibir Aluna. Aluna menuruti keinginan Ethan. Ia menghisap jemari pria itu yang berada di dalam mulutnya. “Lakukan tugasmu sayang.” Menatap Aluna. Keduanya memang dilanda hasrat yang panas. Aluna berlutut. Berhadapan langsung dengan milik Ethan. Pertama ia memegangnya. Saat memegangnya, Aluna mendongak. Menatap wajah Ethan yang menikmati sentuhannya. “Bagus Aluna…” geram Ethan. “Lakukan dengan bibirmu!” titahnya seakan mutlak. Aluna menuritinya. Aluna menjilat milik Ethan seperti sebuah permen. S

    Last Updated : 2024-06-29

Latest chapter

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 590

    Pergi ke rumah kakek dan nenek Gio. Agatha rasa dia sedikit gugup. Meski ia yakin bahwa hubungannya dengan nenek Gio membaik. Tapi tetap saja, belum sebaik dan seakrab yang ia inginkan. Agatha menggandeng lengan Gio. Mereka perlahan masuk ke dalam mansion. Ada kenangan yang buruk… Agatha masih mengingat kenangannya bekerja di sini. Maaf tapi Agatha tidak bisa melupakan kenangan buruk itu. Nenek dan kakek Gio keluar. Agatha jarang sekali melihat kakek Gio. “cucu kakek…” menyambut mereka berdua dengan hangat. Kakek terlihat sangart bahagia meliaht cucunya datang. “Apa yang membawa kalian kemari?” tanya kakek. Nenek menatap kedua cucunya itu bergantian. “Duduk dulu kalian…” Mereka mengambil duduk dengan santai. Gio dengan setia merangkul bahu Agatha dari samping. “Kami sebenarnya hanya ingin memberitahu kalian kalau Agatha hamil,” Ucap Gio. “Waah…” Kakek Gio nampak berbinar. “Sebentar lagi cicitku bertambah..” Nenek Gio menyenggol lengan kakek. “cicitku j

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 589

    21++ Vila di sini bentuknya berjajar. Menghadap ke laut. Tidak terlalu besar, hanya ada satu kasur yang berukuran besar. “Bagaimana?” tanya Gio sembari memeluk Agatha dari belakang. “Bukankah sangat bagus?” tanya Gio. Agatha mengangguk. “Bagus.” “Kita mau menginap di sini?” tanyanya. Gio mengernyit. “Memangnya mau ke mana? aku mengajakmu ke sini untuk menginap di sini.” Agatha mengangguk. “Baiklah aku akan memberitahu ibu dulu.” Gio menarik ponsel Agatha dan melemparkannya begitu saja. “Ibu akan mengerti.” sembari mengedipkan matanya. Menarik pinggang Agatha hingga tubuh mereka menempel. Gio menunduk dan menarik tengkuk Agatha. mencium bibir wanita itu pelan. Membawanya ke ranjang. membaringkan Agatha dengan hati-hati di atas ranjang. Gio melepaskan pangutan mereka, kemudian melepaskan kancing kemejanya. Membuka seluruh pakaian yang digunakannya. “Kamu tidak mau membantuku ya…” lirih Gio yang berada di atas Agatha. Agatha tertawa pelan. menggeleng, kemudia

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 588

    Katanya ada wisata baru. Agatha tidak tahu kalau ternyata wisatanya memang indah. Area di sini memang pantai yang banyak tebingnya. Sehingga dibangunlah berbagai wisata yang berada di atas tebing. Ada restoran yang langsung mengarah ke laut. Ada beberapa permainan ekstrim yang dicoba orang-orang. Agatha dan Gio memutuskan untuk pergi ke restoran saja, menikmati langit senja yang perlahanmenghilang menjadi gelap. Agatha memejamkan mata menikmati udara yang berhembus. “Aku tidak menyangka hidup ibu seberat itu…” lirih Agatha. “Andai aku datang lebih cepat, aku pasti bisa menolongnya.” Gio mengusap pelan punggung Agatha. “Aku tidak bisa membayangkan bagaimana menderitanya ibu sendirian…” Agatha menatap laut biru di hadapannya. “Aku berjanji tidak akan membiarkan hidp ibu susah lagi. Aku juga akan sering-sering berkunjung ke sini.” Gio mengangguk. “Dan aku akan selalu menemani kamu.” Agatha mendongak. “Bagaimana kalau membawa ibu ke kota saja?” Agatha berdecak. “Ib

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 587

    Agatha ingin minta kejelasan pada ibunya. Semuanya. semuanya yang disembunyikan oleh ibunya. Saat ini mereka berada di rumah ibu Agatha. Rumah yang kini lebih baik. Usaha ibunya memang berkembang dengan baik sampai ibunya bisa merenovasi rumah. rumah ini menjadi nyaman ditinggali. “Jelaskan pada Agatha. kalau tidak, Agatha akan marah pada ibu. Agatha juga tidak akan pernah ke sini lagi kalau ibu masih tidak mau bercerita.” Ibu Agatha menggeleng. “Jangan. Ibu akan memberitahu kalian semuanya.” “Jadi kakek nenek pernah mengangkat anak. Sampai anak itu, yaitu almarhum paman kamu lulus sekolah saja. tapi kami masih berhubungan dengan baik meskipun pamanmu kembali pada keluarga aslinya…” “Ibu pernah kecelakaan. Ibu ditabrak oleh pengemudi motor yang mabuk…” Agatha memejamkan mata sebentar. Ia memang tidak tahu apapun selama ini. Ia merasa bersalah karena ia selalu menyalahkan ibunya yang tidak pernah menjenguknya. Padahal ibunya sendiri hidup sangat susah. “Ibu ha

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 586

    “Kalian anaknya?” tanya pria itu sembari menatap ibu Agatha. Ibu Agatha menarik tangan pria itu. “Jangan bicara di sini.” Agatha langsung berdiri. “Tunggu!” Agatha mengejar ibunya dan pria itu yang keluar dari restoran. “Mintalah pada anakmu untuk membantu kami!” pria itu berteriak pada ibu Agatha. “Aku akan membantumu… jangan libatkan anak-anakku.” Agatha terdiam. Kemudian segera mendekat. “Apa hubungan ibu dengan pria ini?” tanya Agatha. Pria itu nampak masih muda. Agatha tidak yakin, hubungan apa yang dimiliki oleh ibunya dengan pria itu. Tidak mungkin kan kekasih ibunya. Agatha tidak masalah jika ibunya punya kekasih atau bahkan akan menikah lagi, tapi jangan pria yang terlalu muda seperti ini. “Agatha kamu kembali ke dalam..” Ibu Agatha mendorong pelan Agatha agar kembali. Agatha kekeh tidak mau. “Urusan ibu, urusanku juga. Jika ada yang menyakiti ibu, maka aku akan menyakitinya kembali.” Agatha malah memasang badan di depan pria itu. “Ada apa denganmu. Kena

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 585

    Minggu selanjutnya. Agatha dan Gio pergi menemui ibu Agatha. Agatha menatap satu restoran yang begitu ramai. “Jadi ini restoran itu ya…” Gio mengangguk. “Sangat ramai… sepertinya ibu memang pintar mengelola restoran. Dia bahkan punya banyak pegawai.” “Agatha!” ibu Agatha keluar dengan bahagia. Ia masih menggunakan celemek tapi langsung memeluk putrinya dengan gembira. “Ibu..” Agatha membalas pelukan ibunya. “Bagaimana kabar kamu.” Ibu Agatha menatap perut sang putri. “Bagaimana calon cucu ibu?” Agatha tertawa pelan. “Agatha baik, Bu.” Agatha menatap ibunya dengan seksama. Ibunya terlihat semakin cantik. kulit ibunya yang semakin cerah. Wajah itu terlihat semakin bersih. Agatha yakin, Ibunya merawat diri dengan baik setelah memiliki restoran. Agatha juga bersyukur ibunya memiliki restoran sehingga tidak perlu lagi bekerja sebagai pengepul ikan. “Menantu ibu…” menatap Gio. “Semakin tampan kamu.” mengusap pelan bahu Gio. Gio menunduk dan memeluk ibu Agatha.

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 584

    Aluna menyambut kedantangan anak dan menantunya dengan gembira. Jarang sekali mereka datang ke sini. Mereka sama-sama sibuk di kantor ia juga tidak heran… Agatha memeluk Aluna. “Bagaimana kabar mama?” tanya Agatha. Aluna mengangguk. “Mama baik. bagaimana dengan kamu?” tanyanya. “Agatha juga baik.” “Akhirnya kalian ke sini.” Ethan tersenyum kemudian mendekati Agatha. Memeluk menantunya seperti putrinya sendiri. “Kamu baik-baik saja? Gio tidak menyakiti kamu?” tanya Ethan pada Agatha. Agatha tertawa pelan. “Agatha baik, Pa.” “Pertanyaannya bisa lebih sopan?” tanya Gio yang memeluk pinggang Agatha dari samping. Ethan menepuk pelan bahu Gio. “Sudah dewasa ya kamu sekarang.” Gio mengangguk dengan bangga. “Sebentar lagi Gio juga akan menjadi ayah..” mengusap perut Agatha. “Wah..” Aluna berbinar. “Benarkah?” tanyanya. “Berapa bulan?” tanyanya. Ia mendekat—dan menyentuh perut menantunya. “Baru enam minggu,” balas Gio. Ethan memberikan jempolnya pada Gio. “Gerak c

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 583

    Gio dan Agatha benar-benar membeli durian. Bahkan Agatha tidak sabar memakannya. Saat ini mereka berada di dalam mobil. Dengan seluruh jendela mobil yang dibuka. Agatha membuka buah durian yang siap makan. Langsung saja baunya memenuhi seluruh mobil. Gio menyipitkan mata—ia sendiri tidak sanggup dengan baunya, apalagi sampai memakannya. Gio semakin terheran melihat Agatha yang begitu lahap memakan durian itu. “Kamu suka?” tanya Gio. Agatha mengangguk. kemudian mengambil durian itu dan menyodorkannya pada Gio. “Ini.” Gio menolak dan menggeleng. “Tidak, kamu saja yang makan.” Agatha mengedikkan bahu dan memakannya dengan lahap. Sampai habis… Tidak tersisa…. Tersisa bijinya saja. Gio mengambil tisu dan diusapkannya di bibir Agatha. membukakan botol minum. “Minum perlahan…” Gio tersenyum. melihat Agatha yang bahagia, juga membuatnya bahagia meski ia tidak tahan dengan baunya durian. Agatha menatap Gio. “Aku kenyang.” “Yasudah tidur saja..” Gio menutup jende

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 582

    Gio dan Agatha perjalanan pulang setelah bertemu dengan Julie dan Minjae. “Aku jadi kasihan ya.. pada Julie.” Menatap Gio yang berada di sampingnya. “Hm.” Gio hanya mengangguk. “Kamu bagaimana?” “Lumayan..” balas Gio. “Dia berkali-kali menunduk dan minta maaf. Aku jadi lumayan kasihan.” “Tapi kalau mengingat perbuatannya…” lirih Gio. Tangannya terulur mengambil tangan istrinya. “lumayan menyebalkan. Aku jadi tidak bisa menyentuhmu, tidak bisa tidur dengan tenang…” Agatha mengangguk. menyandarkan kepalanya di bahu Gio. “Tapi kalau dipikir itu bukan kesalahannya. Dia tidak tahu yang tidur dengan dia siapa…” “Dia harus menggugurkan kandungannya karena penyakit. Dia juga tidak bisa hamil lagi.” Agatha mengusap perutnya pelan. “Aku harap hidupnya bahagia bersama Minjae,” lirih Agatha. Gio mangut-mangut mendengar ocehan istrinya. “Sudah…” Gio mengusap pelan puncak kepala Agatha. “Jangan dipikirkan. Aku yakin Minjae akan membahagiakannya..” Agatha mendongak. mendadak b

DMCA.com Protection Status