Share

Chapter 485

Author: Iamyourhappy
last update Last Updated: 2024-11-27 08:06:11

“Saya tadi mencari anda. Tapi anda langsung pergi. saya bertanya pada bodyguard anda, katanya anda sedang pergi ke gereja.”

Polisi yang membantu penyelidikan kasus Agatha.

Gio mengangguk. mereka duduk di sebuah bangku.

Polisi itu mengeluarkan rokok, menyulutnya kemudian menghisapnya perlahan.

“Terima kasih,” ucap Gio. “Terima kasih sudah membantu saya. Kapanpun anda membutuhkan bantuan, anda bisa menghubungi saya.”

Polisi itu mengangguk.

“Saya dulu yang memegang kasus Bryan Harper.”

Gio menoleh. baru tahu mengenai hal itu.

“Dari awal saya memang menemukan keanehan pada kasus itu. namun, para atasan menyuruh saya untuk diam saja. waktu itu saya memberontak dan berusaha untuk mengungkap kasus tersebut, tapi karena saya membangkang. Saya diturunkan jabatan…”

“Dari sanalah saya tidak memegang kasus besar. Tapi anda datang, membantu saya juga…” polisi itu menatap Gio.

“Saya juga berterima kasih pada anda. Karena anda, saya bisa menempati posisi awal saya.”

Gio mengangguk. “Ternya
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 486

    “Kenapa ingin bertemu denganku?” tanya Leonard pada Levin yang ada di hadapannya. Mereka dipisahkan oleh kaca dan tembok.. Leonard hanya bisa melihat ayahnya itu dari kaca. “Aku ingin kau meneruskan perusahaan,” ucap Levin. Leonard menatap ayahnya tidak percaya. “Kau pikir aku kau?” tanyanya. “Aku bukan kau. aku bukan kau yang membunuh saudara, keponakan sendiri untuk mendapatkan kekuasaan.” Levin tertawa pelan. “Kau hidup karena uangku. Kau hidup karena kekusaanku.” Menatap anaknya itu. “Darahmu itu mengalir darahku juga. Mau berlari seperti apapun, kau tetap sama denganku.” Leonard mengepalkan kedua tangannya. “Tidak puas kau menyakiti Mom dan aku? Tidak puas? sampai sekarang pun kau masih menyuruhku sesuka hatimu!” teriak Leonard. Tatapan Leonard pada ayahnya sepenuhnya dendam dan kebencian. Bukan tanpa alasan. Leonard tahu semuanya. Tahu yang terjadi pada orang tuanya. Levin sering menyiksa dan memukul ibunya. Ia juga tahu perselingkuhan yang dilakukan Levin

    Last Updated : 2024-11-27
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 487

    Beberapa hari sebelum kejadian. Beberapa hari sebelum rapat… Gio baru saja keluar dari perusahaan… Berjalan pelan—sempat diam sebentar mengamati langit yang mendung. Hari ini sangat melelahkan. Jujur ia ingin sekali pulang dan istirahat. Tapi…. Gio merogoh ponselnya—melihat satu pesan yang baru saja muncul. Pesan dari bodyguard yang menjaga ruangan Agatha di rumah sakit. [Sir nona Agatha kritis. Keadaannya kian memburuk. Para dokter sedang memberikan pertolongan.] Tanpa menunggu waktu lama lagi. Gio langsung pergi ke rumah sakit di mana Agatha dirawat. Agatha yang berada di ruangan sedang dikerubungi oleh dokter dan perawat. Gio memejamkan mata—kedua tangannya menutupi wajahnya. “Bertahan Agatha…” lirihnya. Sampai akhirnya dokter keluar… “Agatha…. tidak selamat.” Dokter itu mengatakan hal keramat itu pada Gio. “Para perawat akan segera mencabut alat-alat medis dari tubuhnya.” Gio menggeleng—ia segera masuk ke dalam ruangan. Menghalangi para perawat y

    Last Updated : 2024-11-27
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 488

    Di dalam sebuah ruangan. Seorang pria sampai tertidur di kursi dengan kepala yang bersandar pada ranjang. Gio tidak akan meninggalkan Agatha sampai wanita itu bangun. Sampai pria itu terbangun akibat usapan lembut di kepalanya. Gio bangun dan melihat Agatha yang tengah menatapnya. “Kamu butuh apa?” tanya Gio. Agatha membuka bibirnya. tapi ucapannya sangat kecil. Seperti lirihan.. “Haus..” lirihnya. Gio dengan sigap bangun. Mengambil air untuk Agatha. membantu Agatha sedikit bangun agar bisa minum dengan nyaman. Gio hendak membaringkan tubuh Agatha lagi. tapi wanita itu menolaknya. “Kenapa?” tanya Gio. “Kamu harus istirahat dulu kata dokter.” Agatha menggeleng. “Aku lelah…” lirihnya. Gio menghela napas. “Benar. Kamu memang lelah setelah lama terbaring di kasur.” Akhirnya Agatha duduk di ranjang. kedua matanya juga terbuka dengan lebar meski hari masih malam. Seolah sangat segar dan tidak bisa tertutup. “Kenapa aku merasa aneh..” lirihnya. “Apa aku koma te

    Last Updated : 2024-11-27
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 489

    Keadaan Agatha memang belum sepenuhnya sembuh. Tapi—Ia harus tetap hadir pada rapat itu. Sebenarnya juga… Agatha terlalu memaksakan diri. Meski keadaannya masih lemah ia berdiri di hadapan banyak orang untuk menentang rapat itu. “Saya Agatha Ethelind Harper. saya dalam keadaan sehat, tidak terluka sedikitpun. saya sudah resmi menjadi pemimpin Harper untuk 20 tahun ke depan.” “Untuk itu, saya menentang rapat ini..” Pembawa mc itu akhirnya angkat suara. “Karena pemimpin Harper, Agatha dalam keadaan sehat. Maka rapat ini dibatalkan…” Agatha menghembuskan napas lega.. Satu persatu orang yang ada di sana menyapanya kemudian pergi. Sampai seorang pria datang menghampirinya. “Kau tidak jadi mati ya?” tanya Leonard di hadapan Agatha. Gio yang mendengar itu langsung terpancing emosi. Namun, Agatha mencegah Gio. “Hm. Aku tidak jadi mati. Aku menggagalkan kau yang ingin mengambil alih perusahaan.” Agatha menatap Leonard. Leonard tersenyum sinis. “Silahka

    Last Updated : 2024-11-28
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 490

    Berhadapan langsung dengan seseorang yang merencanakan pembunuhannya. Agatha duduk dengan tenang. Di depannya ada Calista. Mereka terpisah oleh dinding kaca. “Apa yang ingi kau tanyakan padaku?” tanya Calista. “Apa Jordy tahu aku dan dia saudara kandung?” tanya Agatha. Calista menggeleng. “Dia tidak ada yang tahu. Kebenaran itu, yang tahu hanya aku dan Bryan.” Agatha mengepalkan tangan. Jadi kakaknya sampai meninggal mengganggapnya sebagai suadara tiri. Meskipun seperti itu, Jordy tetap menyayanginya. Agatha menghela napas. Berusaha untuk lebih tenang. “Bagaimana? bagaimana kau melakukan semua itu dengan rapi?” tanyanya. Calista bersandar pada kursi. Kemudian melipat kakinya. “Baiklah aku akan menceritakannya. Sebagai penebusan karena dosaku banyak.” “Dulu aku menikah dengan Bryan karena bisnis. Aku divonis mandul sejak hari pertama aku menjadi istri. Tapi yang tahu hanyalah Bryan dan aku.” “Bryan sama sekali tidak peduli. Dia mempunyai kekasih, dan itu ibum

    Last Updated : 2024-11-28
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 491

    “Gio….” Lirih Agatha ketika mendongak dan tahu siapa yang berada di hadapannya. Gio tersenyum. kemudian merengkuh Agatha ke dalam pelukannya. “Aku di sini…” sembari mengusap pelan bahu Agatha. Agatha memejamkan mata. pelukan ternyaman dan sandaran ternyaman. “Aku ingin pergi ke makam Jordy.” “sekarang?” tanya Gio. Agatha mengangguk. “Tiba-tiba aku merindukannya,” balas Agatha. Agatha pergi ke pemakaman bersama Gio. Setelah itu mereka langsung pulang. pulang ke mansion Gio. Agatha duduk di kursi. Mengamati Gio yang sedang memasak. Pria itu sungguh seksi. Agatha sampai tersenyum sendiri. Lengan kemeja yang digulung. Tiga kancing teratas yang sengaja dibuka. Tubuh pria itu benar-benar kekar dan bagus. yang terpenting, memang terlihat sangat sehat. Berbeda sekali dengan Agatha. tubuhnya menjadi kian kurus setelah sakit. Tapi perlahan berat badannya bertambah kok. Agatha juga berusaha untuk membuat tubuhnya berada di berat badan ideal. “Kenapa kau tersenyum s

    Last Updated : 2024-11-28
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 492

    Agatha menatap dirinya dan Gio melalui pantulan cermin. Tangannya yang masih sibuk menggosok gigi. Gio juga, tapi tangan pria itu yang lain merangkul pinggangnya. Mereka menggunakan piyama kembar. Lalu, kepala Agatha terpasang sebuah bandu lucu berwarna pink. Tebak ide siapa? Tentu saja Gio…. Bagaimana Agatha mempunyai ide seperti ini kalau dirinya sendiri sibuk memikirkan keluarganya yang berantakan. Tapi berkat ide lucu Gio, ia terhibur dan merasa cantik. Agatha sendiri gemas dengan bandu yang dipakainya. “Jangan tertawa…” ujar Gio setelah berkumur. “Pasta gigi itu akan tertelan jika kau tertawa…” Tapi Agatha tidak mengindahkan ucapan Gio. Wanita itu tetap tertawa…. Sampai… uhuk! Agatha menunduk. “Tuh kan!” omel Gio seperti emak-emak yang memarahi anak kecil. Gio mengarahkan air ke bibir Agatha. “Keluarkan. Berkumur lagi…” Sampai Agatha merasa lega—giginya telah bersih. “Bagaimana kamu memiliki ide…” tunggu, sejak kapan memanggil kamu. Sejak kapan

    Last Updated : 2024-11-28
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 293

    “Tunggu..” Agatha kehabisan napas. Mengatur napasnya perlahan.. kemudian mendongak. Lalu tersenyum. “Aku harus mencukur bulu ini..” Gio menyipitkan mata—jemarinya mengusap bibir bawah Agatha yang basah. Lalu menatap cermin yang berada di hadapannya. “Bukankah aku semakin tampan dengan bulu-bulu di jenggot..” Agatha juga menatap cermin… “Kalau ingin tetap mempunyai bulu-bulu ini di jenggotmu. Jangan menciumku lagi.” Gio melotot. “Ooh tidak bisa..” kemudian menggeleng. “Kalau begitu bantu aku mencukurnya.” Gio mencegah Agatha yang ingin turun—pria itu mengambil peralatannya mencukur. Agatha duduk—dengan tangan yang cekatan mengambil peralatan itu kemudian membantu Gio menghilangkan bulu-bulu itu.. “Kamu akan terlihat semakin muda kalau tidak punya bulu,” gumam Agatha. “Aku memang masih muda.” Gio mencuri ciuman di pipi Agatha. Membuat pipi Agatha terkena cream khusus mencukur. Cream berwarna putih itu berada di pipi Agatha. Gio tertawa pelan. kemudian mencubit pipi Agatha

    Last Updated : 2024-11-29

Latest chapter

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 622

    “Puas membuat kawatir orang tua? Puas bermain-main dengan acara penting?” tanya Gio pada Aiden. Aiden berhenti. pada langkah yang ketiga di tangga. Laki-laki itu berhenti dan menghadap ayahnya. “Bagaimana rasanya?” tanya Aiden sembari tersenyum. “Kalian tidak pernah datang ke acara pentingku. Jadi aku ingin melakukannya juga…” “Bagaimana rasanya?” tanyanya. “Aiden!” Gio memijit keningnya yang terasa pusing. “Kami melakukannya karena ada alasannya.” “Aku juga punya alasan untuk tidak datang ke acara itu.” Aiden memutar tubuhnya. berjalan—sampai Gio memanggilnya lagi. “Acara balapan yang kamu maksud?” tanyanya. “Balapan tidak jelas seperti itu? jika ingin balapan di sirkuit bukan di jalan raya. Kamu membahayakan orang lain. kamu juga membahayakan diri kamu sendiri.” “Aiden kamu jangan melakukan hal seperti ini lagi ya..” Agatha menatap putranya. “Mom dan Dad tidak akan melakukan hal seperti dulu lagi.” “Kalau kamu mau balapan, kamu bisa mengajak kamu ke sir

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 621

    Di sinilah… Raini pergi ke atap gedung. Sendirian di tengah gelap yang hanya diterangi oleh cahaya rembulan yang bersinar dengan terang. Raini membiarkan rambutnya tertiup angin ke sana ke mari. Kedua tangannya bersandar pada dinding pembatas. Tempatnya memang di sini. Jelas dirinya dan Aiden sangat berbeda. Aiden memang lebih cocok dengan perempuan bernama Talia itu. Tadi, Raini melihat mereka dari kejauhan. Talia pasti dari keluarga yang memiliki perusahaan besar juga. Mereka memang cocok. Lantas… Kenapa hatinya sedikit tidak rela ya? Apa mungkin ia tidak rela jika Aiden bersama perempuan lain? Tidak! Sampai kapanpun Raini tidak boleh mendambakan apa yang tidak boleh didambakan. Tempatnya di sini… Menyingkir lalu tidak terlihat oleh siapapun. “Jadi seperti ini ya pemandangan kota dari atas gedung tinggi..” Raini tersenyum pelan. “Maklum orang kampung…” Raini menggeleng pelan. “Ternyata sangat bagus. pantas saja banyak orang kampung yang berbondong-b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 620

    Seorang pemuda dengan setelan kemeja dan jas rapi baru saja turun dari mobil. Langkahnya mantap—kemudian disusul oleh perempuan yang berada di belakangnya. Perempuan cantik yang menggunakan dress berwarna putih. Nampak sangat cantik dengan rambut panjang yang digerai… Aiden menyodorkan lengannya. Raini tersenyum manis dan menggandeng tangan Aiden. Tahukah permintaan Aiden? Ya, membawa Raini untuk pergi ke pesta bersamanya. Lantas, Raini harus menuruti permintaan lelaki itu jika ingin lelaki itu hadir di pesta. Raini tidak pernah berhadapan dengan orang segila Aiden. Tapi mari imbangi kegilaan Raini. Bersikap seperti apa kemuan Aiden saja. Raini berjalan dengan hati-hati. di luar ternyata banyak sekali kamera wartawan yang menyorot dirinya. Pasti mereka akan membuat berita dan bertanya-tanya tentang identitasnya. Raini bersumpah… Pasti setelah ini, kehidupan sekolahnya kian rumit. Pasti akan muncul rumor aneh tentan dirinya dan Aiden. Aiden dan Raini b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 619

    “Dia di mana?” Agatha berkacak pinggang sembari mondar-mandir. Ia sudah berdandan rapi namun Aiden malah belum pulang… Gio menggenggam tangan Agatha. “Kali ini aku tidak bisa mentolerir perbuatannya..” “Tunggu sebentar. dia pasti pulang.” Agatha mengeluarkan ponselnya.. Melakukan panggilan berkali-kali namun satupun tidak dijawab. “Ayo kita berangkat..” nampak wajah Gio begitu dingin. Hanya berjalan beberapa langkah saja.. “Bagaimana kalau kita menunggu sedikit lebih lama..” Agatha mendongak. “Aku yakin dia akan segera pulang.” Gio menatap jam tangannya. “Kalaupun pulang dia butuh berganti pakaian segala macam. Kita tidak ada waktu sayang.” Agatha akhirnya mengangguk. menyetujui untuk berangkat. Akhirnya dengan berat hati Agatha dan Gio berangkat tanpa anak mereka. Entah, Gio tidak mau tahu keberadaan anaknya. Di sisi lain, Raini yang melihat mereka merasa ini tidak benar. Ia harus mencari Aiden dan membuat laki-laki itu datang ke pesta ulang tahun Winston.

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 618

    Raini menjadi semakin panik ketika tubuh mereka terasa benar-benar menempel. “Cepat ambil,” lirih Raini. Aiden tersenyum. menunduk dan mendekatkan bibirnya pada telinga kanan perempuan itu. “Cepat ambil, aku tidak akan melihatmu,” ucap Raini. “Lantas kenapa wajahmu memerah seperti itu?” Raini mengerjap karena kesal akhirnya ia berbalik—namun kakinya tidak bisa berpijak dengan benar alhasil… Braak! Raini memejamkan mata—bersiap menerima kerasnya lantai. Tapi yang ia dapatkan adalah pelukan dari tangan seseorang. Raini membuka mata—wajah Aiden yang sudah begitu dekat di hadapannya. Kenapa… Jantungnya berdetak sangat cepat. Juga, suhu tubuhnya yang tiba-tiba memanas sampai membuat pipinya begitu panas seperti terbakar. Raini baru menyadari jika Aiden masih bertelanjang dada… “Bu-bu buahnya jatuh!” Raini melepaskan diri dari Aiden. Buru-buru mengambil buah itu dengan cepat. “Aku tidak makan buah yang sudah jatuh.” Aiden mengamati Raini yang begitu gugup memungut

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 617

    “Apa aunty tahu kau menggunakan motor ke sekolah?” tanya Raini yang baru memarkirkan sepeda listriknya di halaman mansion. Aiden melepas helmnya. Pertama kalinya ia membawa motornya ke rumah. “Belum.” Aiden menggeleng. “Sekarang akan tahu.” Raini mendekati Aiden. “Bukankah bahaya?” tanyanya. “Kau belum memiliki sim juga.” “Bukan urusanmu.” Aiden menyipitkan mata. Aiden pergi begitu saja ke dalam mansion. Meninggalkan Raini yang ngomel-ngomel. Aiden pergi ke dalam rumah. disambut oleh ibunya yang selalu berada di rumah menunggunya pulang. “Kamu sudah pulang..” Agatha mendekat. “Di luar itu motor kamu?” tanya Agatha. Aiden mengangguk. Agatha berhenti sejenak. “Mom marah?” tanya Aiden. Agahta menggeleng. “Itu hobi baru kamu kan?” Agatha mengusap pelan bahu Aiden. “Asalkan kamu menaikinya dengan hati-hati, jangan sampai terluka. Mom tidak masalah.” “Mom dulu juga bisa tahu naik motor. Tapi sekarang lupa caranya..” Agatha terkekeh pelan. “Mom bisa?” Agatha men

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status