Share

Chapter 441

Author: Iamyourhappy
last update Last Updated: 2024-11-15 11:06:44

Hari ini adalah jadwal Agatha untuk bermain golf.

Seperti biasa ia selalu datang lebih awal. Disusul pak Beni dan yang terakhir adalah pak Robert.

“Aku dengar perusahaanmu semakin maju,” ucap pak Beni. “Kau pintar juga ya…”

Agatha tersenyum bangga. “Aku kan muridmu, pak.”

Pak Beni menggeleng pelan. “Aku tertarik menanamkan modalku di perusahaanmu.”

Agatha menoleh. “Semakin banyak orang yang tertarik dengan perusahaanku. Semakin lelah pula aku.”

Pak Beni tertawa pelan. “Agatha..” panggil pak Beni. “Sebenarnya..”

Agatha menyipitkan mata dengan curiga. “Kenapa?”

“Sebenarnya… keponakanku baru saja pulang dari Amerika. Kau cobalah bertemu dengannya. Dia tampan… juga belasteran seperti tipemu. kau tidak akan menyesal jika bertemu dengannya.”

Agatha berdecak. “Aku sudah punya.”

“Apa?” tanya Pak Robert. “Bagaiman dengan anakku? Kau pasti memberi harapan palsu padanya.”

Seorang pria yang baru saja datang tapi langsung marah-marah.

Agatha tertawa.

“Yaaa mau bagaimana lagi, p
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 442

    Sudah lama sekali Gio tidak pergi bermain golf. Ia sendiri tidak yakin bisa melakukannya. Namun, ia ingin melihat bagaimana aktivitas Agatha di sini. Ia juga ingin tahu teman-teman wanita itu ketika di sini. Untuk itu Gio datang meski sebenarnya tidak pernah bermain. “Senang melihat anda, pak.” Pak Robert menyambut Gio dengan pelukan hangat. Gio tersenyum tipis. “Kebetulan sekali ada kalian di sini,” balas Gio sembari melirik Agatha. Agatha ikut tersenyum. ia akan berpura-pura biasa saja… “Saya boleh bergabung di sini?” tanya Gio. “Tentu saja.” pak Beni mengangguk setuju. Pada akhirnya. Gio duduk bersama mereka. ia berdiri dan melakukan pukulan yang pertama. Agatha tidak bisa menahan tawanya. Baru kali ini melihat Gio yang konyol. Pria itu melakukan pukulan asal-asalan tidak ada teknik sama sekali. Pak Robert mengangguk. “Tidak masalah..” “Pemula memang harus sering belajar supaya bisa.” Pak Robert memanggil Agatha. “Daripada kamu mentertawakan pak Gio, l

    Last Updated : 2024-11-15
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 443

    Setelah masuk ke dalam mobil. Agatha langsung ditarik Gio dan dicium pria itu tanpa jeda. “Kau belum memberitahuku.” Agatha memukul dada Gio. Ia menunjuk Gio dengan jari telunjuknya. “Jangan menciumku sebelum kau memberitahuku.” Agatha menunjukkan wajahnya yang marah bercampur kesal. “Aku hanya ingin mengatakan. Berteman secukupnya. Kau harus tahu batasannya. Jangan memberitahu mereka semua hal. Apalagi sampai mereka ikut terlalu masuk ke dalam perusahaanmu.” Agatha masih belum mengerti. Agatha memejamkan mata sebentar. “Beritahu aku yang jelas. Kenapa? bukankah lebih bagus kalau mereka memang menanamkan sahamnya di perusahaanku. Dengan begitu, nanti aku selain mendapat modal. Aku juga mendapat dukungan dari mereka.” “Kau memang masih polos.” Gio mengusap puncak kepala Agatha. Gio memandang Agatha. seperti ingin mengatakan sesuatu namun ditahan. “Jangan seperti ini…” agatha belum puas mendapatkan jawaban dari Gio. “Jelaskan padaku semuanya.” Gio menunjuk pipi k

    Last Updated : 2024-11-15
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 444

    “Apa yang kau rencanakan?” tanya Agatha. Gio menatap Agatha sebentar… Kemudian mengusap pipi wanita itu. “Apapun yang aku rencanakan. Semuanya untukmu. Kau tidak perlu tahu. Aku tidak ingin menambah beban pikiranmu.” Agatha menggeleng. “Tidak menambah beban pikiranku tapi kau menambah beban pikiranmu sendiri.” “Aku tidak masalah. Jantungku juga sehat. Aku bisa berpikir lebih banyak untukmu.” Agatha berdecak entah darimana pria itu belajar merayu. Gio menoleh ke belakang. Mengambil sebuah paper bag. Memberikannya pada Agatha. “Apa ini?” tanya Agatha. tangannya bergerak membuka paper bag tersebut. Isinya adalah sebuah jam tangan.. Jam tangan hadiah dari membeli sebuah telepon kuno. Agatha mengambil jam tangan itu. “Kau memberikan jam tangan ini padaku?” Gio mengangguk. “Tentu saja. kau juga terlihat suka melihatnya.” Agatha mengambil jam tangan itu dan memasangkannya di tangan. Tapi karena kesusahan. Akhirnya Gio membantunya. Akhirnya jam tangan itu terpasa

    Last Updated : 2024-11-16
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 445

    Agatha terbangun dari tidurnya saat mendengar bunyi bel. Ketika melihat sekarang pukul 3 pagi. Agatha berjalan ke arah pintu—kemudian melihat dari sebuah layar. Tidak ada siapa-siapa. Tapi ketika ia berbalik dan hendak kembali ke kamarnya, suara belnya kembali terdengar. Akhirnya Agatha membuka pintu apartemennya. Tubuhnya sedikit keluar—menatap ke kanan dan ke kiri. “Siapa….” suara Agatha terdengar sedikit keras. “Akhh!” Agatha berteriak karena bahunya di pegang dari belakang. Agatha menghela napas lega saat Gio berada di belakangnya. Gio menatap Agatha dengan heran. Tangannya segera menarik kembali pintu Apartemen. “Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Gio. “Seharusnya kau pergi tidur lebih lama.” Agatha menatap Gio. “Tadi aku mendengar bel berbunyi. jadi aku memutuskan untuk keluar. tapi tidak ada siapapun….” Gio mengernyit. “Tidak ada siapapun?” tanyanya. Agatha mengangguk. ia mengusap rambutnya pelan. “Aku tidak yakin… tapi aku mendengar dengan jelas

    Last Updated : 2024-11-16
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 446

    Agatha datang ke rumah sakit bersama Gio. Di sanalah ia melihat istri Rudi yang sedang terduduk dengan lesu. Agatha menghela napas dan terdiam sebentar. Gio menoleh ke samping dan menatap Agatha yang terlihat begitu sedih bercampur kecewa. Gio yakin bahwa Agatha sekarang sedang menyalahkan diri sendiri atas kecekalaan itu. Gio mengambil tangan Agatha dan menggenggamnya. Agatha menatap tangannya sebentar sebelum melangkah mendekat. “Agatha?” tanya Raisa istri Rudi. Agatha mengangguk. “Bagaimana keadaan pak Rudi, bu?” “Rudi masih dirawat… dia mengalami beberapa luka parah. Dia mengatakan padaku saat terjadi sesuatu dengannya. aku harus menghubungimu.” Agatha mengusap rambutnya kasar. “Bagaimana dia kecelakaan?”“Apa dia ditabrak mobil?” tanya Agatha. Raisa mengangguk. “Polisi bilang, ada mobil yang melaju sangat kencang sampai menabrak mobil Rudi.”Agatha langsung terduduk dengan lemas. Semua orang yang berada di sampingnya menjadi incaran. Agatha menatap Gio yang kini tengah

    Last Updated : 2024-11-16
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 447

    “Bagaimana keadaanmu?” tanya Agatha. Pak Rudi berbaring di atas ranjang rumah sakit. Kepalanya diperban dan kakinya digips. Agatha meringis pelan. ia pernah berada di posisi seperti itu. Jadi ia masih terbayang dengan rasa sakitnya. “Lumayan….” Pak Rudi tersenyum. Agatha mengambil duduk di kursi samping ranjang pak Rudi. “Mulai sekarang jangan membantuku pak. Aku tidak ingin membuatmu menderita.” “Apalagi sampai membahayakanmu.” “Bagaimana bisa?” tanya Pak Rudi. “Aku sudah berjanji pada kakakmu untuk membantumu. Aku tidak bisa berhenti sebelum kau mencapai tujuanmu.” “Jangan membahayakan dirimu. Aku akan berusaha semampuku…” “Kau tidak akan bisa. Kau baru bergabung di perusahaan berapa bulan. pengalamanmu tidak akan cukup untuk melawan orang-orang seperti mereka.” pak Rudi menatap Agatha. “Aku tidak akan membantumu secara terang-terangan. Kita harus menjaga jarak agar mereka mengira aku tidak akan membantumu lagi.” Baiklah Agatha tidak bisa membantah perkataan pak

    Last Updated : 2024-11-16
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 448

    Agatha baru saja keluar Kantor. Ia menghela napas panjang. Di sekitarnya sudah standby para bodyguardnya. Satu dari mereka mengambil mobil. Agatha mengacak rambutnya pelan. Keberadaan mereka tentu saja menarik perhatian banyak orang. “Star syndrom.” Suara seseorang membuat Agatha menoleh ke belakang. Leonard tersenyum remeh. “Kau mengira dirimu selebritas?” Agatha memutar bola matanya malas. “Aku tidak ingin berdebat denganmu.” Leonard mengambil langkah lebih dekat dengan Agatha. namun para bodyguard langsung bergerak cepat menahan pria itu. Sampai Agatha memberikan kode untuk bodyguardnya menyingkir dahulu. Leonard tertawa. “Waaaah…” ucapnya. “Kau benar-benar membuat keributan. Membawa bodyguard ke kantor, tidak menjadikanmu keren.” Leonard menunjuk Agatha. Agatha tersenyum pelan. “Aku melindungi diriku dari….” “Iblis yang menjelma sebagai manusia.” Agatha tertawa pelan. “Andai saja aku bisa menangkap iblis-iblis itu….” “Aku tidak akan pernah melepaskan mer

    Last Updated : 2024-11-17
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 449

    Mereka sampai di sebuah pantai. Agatha turun dan menatap sekitar. Sepi dan gelap. Sampai banyak lampu yang menyala. Agatha melihat satu meja dengan dua tempat duduk. Melihat banyaknya bunga yang bertaburan di sana. “Kau suka?” tanya Gio yang memeluk Agatha dari belakang. “Kau menyiapkan semuanya?” tanya Agatha. Gio mengangguk dan menggandeng Agatha menuju meja itu. Menggeser tempat duduk itu ke belakang, agar Agatha bisa duduk dengan nyaman. Agatha tersenyum. “Thank you.” kemudian duduk. “Ada apa?” tanya Agatha. “Apa hari ini hari yang membahagiakan?” tanya Agatha. karena ia tidak tahu hari apa ini. Ulang tahu Gio, tidak. Ulang tahunnya, juga tidak. “Hari ini hari wanita.” Gio mengeluarkan sebuah paper bag. “Terima kasih sudah bertahan. kau tahu, aku sangat senang kau bisa berada di sini bersamaku.” Gio memberikan paper bag itu. Agatha membukanya. Berisi sebuah tas dari merek mewah. Lalu ada sepatu juga. Jika ditotal jumlahnya bisa digunakan untuk membe

    Last Updated : 2024-11-17

Latest chapter

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 622

    “Puas membuat kawatir orang tua? Puas bermain-main dengan acara penting?” tanya Gio pada Aiden. Aiden berhenti. pada langkah yang ketiga di tangga. Laki-laki itu berhenti dan menghadap ayahnya. “Bagaimana rasanya?” tanya Aiden sembari tersenyum. “Kalian tidak pernah datang ke acara pentingku. Jadi aku ingin melakukannya juga…” “Bagaimana rasanya?” tanyanya. “Aiden!” Gio memijit keningnya yang terasa pusing. “Kami melakukannya karena ada alasannya.” “Aku juga punya alasan untuk tidak datang ke acara itu.” Aiden memutar tubuhnya. berjalan—sampai Gio memanggilnya lagi. “Acara balapan yang kamu maksud?” tanyanya. “Balapan tidak jelas seperti itu? jika ingin balapan di sirkuit bukan di jalan raya. Kamu membahayakan orang lain. kamu juga membahayakan diri kamu sendiri.” “Aiden kamu jangan melakukan hal seperti ini lagi ya..” Agatha menatap putranya. “Mom dan Dad tidak akan melakukan hal seperti dulu lagi.” “Kalau kamu mau balapan, kamu bisa mengajak kamu ke sir

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 621

    Di sinilah… Raini pergi ke atap gedung. Sendirian di tengah gelap yang hanya diterangi oleh cahaya rembulan yang bersinar dengan terang. Raini membiarkan rambutnya tertiup angin ke sana ke mari. Kedua tangannya bersandar pada dinding pembatas. Tempatnya memang di sini. Jelas dirinya dan Aiden sangat berbeda. Aiden memang lebih cocok dengan perempuan bernama Talia itu. Tadi, Raini melihat mereka dari kejauhan. Talia pasti dari keluarga yang memiliki perusahaan besar juga. Mereka memang cocok. Lantas… Kenapa hatinya sedikit tidak rela ya? Apa mungkin ia tidak rela jika Aiden bersama perempuan lain? Tidak! Sampai kapanpun Raini tidak boleh mendambakan apa yang tidak boleh didambakan. Tempatnya di sini… Menyingkir lalu tidak terlihat oleh siapapun. “Jadi seperti ini ya pemandangan kota dari atas gedung tinggi..” Raini tersenyum pelan. “Maklum orang kampung…” Raini menggeleng pelan. “Ternyata sangat bagus. pantas saja banyak orang kampung yang berbondong-b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 620

    Seorang pemuda dengan setelan kemeja dan jas rapi baru saja turun dari mobil. Langkahnya mantap—kemudian disusul oleh perempuan yang berada di belakangnya. Perempuan cantik yang menggunakan dress berwarna putih. Nampak sangat cantik dengan rambut panjang yang digerai… Aiden menyodorkan lengannya. Raini tersenyum manis dan menggandeng tangan Aiden. Tahukah permintaan Aiden? Ya, membawa Raini untuk pergi ke pesta bersamanya. Lantas, Raini harus menuruti permintaan lelaki itu jika ingin lelaki itu hadir di pesta. Raini tidak pernah berhadapan dengan orang segila Aiden. Tapi mari imbangi kegilaan Raini. Bersikap seperti apa kemuan Aiden saja. Raini berjalan dengan hati-hati. di luar ternyata banyak sekali kamera wartawan yang menyorot dirinya. Pasti mereka akan membuat berita dan bertanya-tanya tentang identitasnya. Raini bersumpah… Pasti setelah ini, kehidupan sekolahnya kian rumit. Pasti akan muncul rumor aneh tentan dirinya dan Aiden. Aiden dan Raini b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 619

    “Dia di mana?” Agatha berkacak pinggang sembari mondar-mandir. Ia sudah berdandan rapi namun Aiden malah belum pulang… Gio menggenggam tangan Agatha. “Kali ini aku tidak bisa mentolerir perbuatannya..” “Tunggu sebentar. dia pasti pulang.” Agatha mengeluarkan ponselnya.. Melakukan panggilan berkali-kali namun satupun tidak dijawab. “Ayo kita berangkat..” nampak wajah Gio begitu dingin. Hanya berjalan beberapa langkah saja.. “Bagaimana kalau kita menunggu sedikit lebih lama..” Agatha mendongak. “Aku yakin dia akan segera pulang.” Gio menatap jam tangannya. “Kalaupun pulang dia butuh berganti pakaian segala macam. Kita tidak ada waktu sayang.” Agatha akhirnya mengangguk. menyetujui untuk berangkat. Akhirnya dengan berat hati Agatha dan Gio berangkat tanpa anak mereka. Entah, Gio tidak mau tahu keberadaan anaknya. Di sisi lain, Raini yang melihat mereka merasa ini tidak benar. Ia harus mencari Aiden dan membuat laki-laki itu datang ke pesta ulang tahun Winston.

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 618

    Raini menjadi semakin panik ketika tubuh mereka terasa benar-benar menempel. “Cepat ambil,” lirih Raini. Aiden tersenyum. menunduk dan mendekatkan bibirnya pada telinga kanan perempuan itu. “Cepat ambil, aku tidak akan melihatmu,” ucap Raini. “Lantas kenapa wajahmu memerah seperti itu?” Raini mengerjap karena kesal akhirnya ia berbalik—namun kakinya tidak bisa berpijak dengan benar alhasil… Braak! Raini memejamkan mata—bersiap menerima kerasnya lantai. Tapi yang ia dapatkan adalah pelukan dari tangan seseorang. Raini membuka mata—wajah Aiden yang sudah begitu dekat di hadapannya. Kenapa… Jantungnya berdetak sangat cepat. Juga, suhu tubuhnya yang tiba-tiba memanas sampai membuat pipinya begitu panas seperti terbakar. Raini baru menyadari jika Aiden masih bertelanjang dada… “Bu-bu buahnya jatuh!” Raini melepaskan diri dari Aiden. Buru-buru mengambil buah itu dengan cepat. “Aku tidak makan buah yang sudah jatuh.” Aiden mengamati Raini yang begitu gugup memungut

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 617

    “Apa aunty tahu kau menggunakan motor ke sekolah?” tanya Raini yang baru memarkirkan sepeda listriknya di halaman mansion. Aiden melepas helmnya. Pertama kalinya ia membawa motornya ke rumah. “Belum.” Aiden menggeleng. “Sekarang akan tahu.” Raini mendekati Aiden. “Bukankah bahaya?” tanyanya. “Kau belum memiliki sim juga.” “Bukan urusanmu.” Aiden menyipitkan mata. Aiden pergi begitu saja ke dalam mansion. Meninggalkan Raini yang ngomel-ngomel. Aiden pergi ke dalam rumah. disambut oleh ibunya yang selalu berada di rumah menunggunya pulang. “Kamu sudah pulang..” Agatha mendekat. “Di luar itu motor kamu?” tanya Agatha. Aiden mengangguk. Agatha berhenti sejenak. “Mom marah?” tanya Aiden. Agahta menggeleng. “Itu hobi baru kamu kan?” Agatha mengusap pelan bahu Aiden. “Asalkan kamu menaikinya dengan hati-hati, jangan sampai terluka. Mom tidak masalah.” “Mom dulu juga bisa tahu naik motor. Tapi sekarang lupa caranya..” Agatha terkekeh pelan. “Mom bisa?” Agatha men

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status