Bab. 34 Duuhhhh....Setelah melampar pakai itu, Evellyn menaruh kedua tangannya di pinggang lalu mendekati lelakinya yang masih duduk dengan wajah datar. Tanpa aba-aba Ia naik keatas pangkuan suaminya dan menciumi wajah suaminya dangan ganas. "Dasar mesum," ucap Evellyn disela-sela ciumannya pada seluruh wajah suaminya yang hanya diam pasrah. Dia kesal suaminya sering mempermainkannya. Arkan tertawa keras melihat tingkah istrinya. Ting nong... Suara bel berbunyi. Evellyn menghentikan aktifitasnya ia pun turun dari pangkuan suaminya, mengambil hijab berjalan ke pintu depan melihat siapa yang datang. Tanpa menunggu lama Evellyn langsung membuka pintu, tenyata kedua mertuanya datang. Setelah mertua masuk ia mencium tangan kedua mertuanya. Arkan masih duduk ditempat semula. Ayah Ibunya, langsung menghampiri keberadaan Arkan. Lelaki itu pun bangun menghampiri kedua orang tuanya. Namun kedua orantuanya terperanjat kaget, mereka terperangah melihat wajah anaknya juga keadaan disekitar y
Bab 35 Trauma ituRumah sudah sepi Evellyn mencari-cari keberadaan suaminya. Namun tak dia dapatkan."Aksa, Ka Arkan dimana?" tanya Evellyn pada adiknya. "Sudah masuk kamar, Ka," jawab Aksara. Evellyn langsung menuju kamar. Dan mengetok pintu kamar mandi, karna tak ada tanda ada orang di dalam kamar mandi."Sayang...." Tanpa menjawab, Arkan membuka pintu kamar mandi lalu menarik tubuh Evellyn kedalam, yang langsung menubruk dada bidang Arkan.Karna kaget Evellyn berteriak kencang. Tak berapa lama pintu kamar diketuk ibunya. "Eve... Kamu tak apa-apa, Nak," tanya Ibu terdengar panik. Evellyn gelagapan dia mengelap air shower yang jatuh kewajahnya, "Tak Apa-apa, Bu." Evellyn melonggokkan wajahnya keluar pintu kamar mandi agar Ibu mendengar suaranya. "Ya sudah, kalau tak apa-apa." Terdengar langkah kaki ibu menjauh. Arkan yang melihat wajah Evellyn panik, hanya tertawa tanpa suara. "Sayang... Jangan macem-macem di sini! malu!" ucap Evellyn berbisik, "Di sini bukan di rumahmu yang b
Bab 36. Bingung kan?Ervan si lelaki metropolis tersenyum melihat ponselnya. Dua wanita kini dalam genggamannya. Dan dia mencintai kedua wanita ini, mereka saling melengkapi, Ervan yakin jika memiliki mereka berdua hidupnya akan sempurna. Dia berpikir dia tidak selingkuh, dan dia ingin menikahi kedua wanita ini. Toh Ervan pun belum pernah menyentuh kedua wanita ini, Ia ingin menghalalkan kedua nya. Sekarang yang jadi problemnya adalah bagaimana dia akan menyampaikan pada kedua wanita ini. Dan siapa dulu yang akan dia nikahi, mau kah kedua wanita ini dinikahi berbarengan. Dan Ervan sangat yakin kedua wanita ini mau berbagi suami, karna beberapa kali mereka pergi bertiga, sepertinya Indah dan Lirna klop, mereka tertawa dan bercanda saat pergi bertiga. Secara finansial Ervan sudah memikirkan dengan matang, dia membuka beberapa usaha, agar kedua wanitanya bisa terjamin secara finansial, hati pun, Ervan berfikir dia mampu berbuat adil
Bab 37. Jalan-Jalan Ala Rakyat Jelata. Wanita itu mahluk yang paling absurd, pikir Arkan, bahkan yang menurut Arkan bukan masalah akan menajadi masalah untuk Evellyn. dan Ervan menginginkan dua wanita sekaligus. Oh my good... Arkan meraup mukanya, entah apa yang akan terjadi pada sahabatnya nanti, saat keduanya merajuk, Arkan nyengir-nyengir sendiri membayangkan wajah Ervan yang kusut tak bergairah. Oh, no. Jika Ervan seperti itu, siapa yang akan dia andalkan. Arkan mengacak rambutnya frutasi. Dan dia segera tersadar." kenapa Ervan yang mau punya istri dua dia yang pusing," pikir lelaki tampan itu menyadari kebodohannya yang mengurusi urusan orang lain. Sore ini Arkan kembali berada di ruangan yang pernah dia datangi, berbincang bersama seorang wanita cantik berparas ayu, yang memiliki tutur kata lembut. Bahkan si Dokter ayu ini rela mengcancel beberapa janji dengan beberapa pasien begitu Ervan membuat janji dengannya. Arka
Bab 38. Pilih salah satu. Ervan terdiam di parkiran mobil, dari kedua wanita ini siapa dulu yang akan Ia jemput. Kalau dari jarak, lebih dekat rumah Lirna dengan cafe. Namun, dia tak ingin dijemput belakangan."Gak apa aku kerumah Indah dulu, pokoknya aku gak mau di jemput belakangan," Ketus Lirna tadi melalui sambungan telpon. Pun demikian dengan Indah dia tak Ingin di jemput belakangan. " Aku gak mau tau, Pokoknya aku gak mau dijemput belakangan," terdengar nada kesal ditelinga Ervan. Ervan duduk di depan setir dan mengambil gawainya, jari-jarinya lincah mengetikkan sesuatu pada gawai digenggamannya. Setelah selesai dia melajukan mobil, bibirnya terlihat tertarik kebelakang, senyum muncul pada bibirnya. "Ervan Attarazka, tak ada masalah yang tak dapat aku selesaikan," gumamnya bangga.Ervan sampai lebih dulu di tempatnya ingin membawa kedua gadisnya. Lelaki itu sudah menunggu di depan restoran. Ervan mengenakan ja
Bab 39. Kamu pasti bisa. Arkan memindik masuk ke dalam rumah, rupanya Evellyn sedang memasak, tumben belum selesai pikir Arkan. Lelaki tampan itu masih berjalan mendekati wanitanya dengan memindik, terlihat Evellyn mematikan kompor dan mencuci tangannya. Rambutnya diikat cepol, lehernya terekspos indah. Dengan perlahan Arkan melingkarkan tangan nya pada perut ramping istrinya dari belakang dan berkata, " Masak apa, Evee...."Dengan gerakan sigap Evellyn menyikut perut Arkan, gerakan yang beberapa kali Dina ajrkan untuk melindungi diri. Aduuhhh... Lelaki maskulin itu memgerang sedikit memundurkan tubuhnya. Namun, tak jua mengendorkan pelukan."Iiihhhh... Kebiasaan, ngagetin," ucap Evellyn kesal membalikkan badannya dan memukuli Arkan yang pasrah menerima pukulan juga cubitan yang dilayangkan Evellyn. "Seneng ya, kalo aku jantungan, biar bisa cari lagi yang lebih cant-." Evellyn tak dapat melanjutkan ucapannya karna Arkan tak m
Bab 40 Berakhir atau lanjut. "Sayang, aku cuma bercanda, ampuuun, udah adzan nanti kesiangan," Evellyn memberontak menggeleng-gelengkan wajah saat Arkan mencoba menciuminya. Arkan bangun dan membopong istrinya menuju kamar mandi, kebiasaannya sebelum solat selalu mandi pagi.Evellyn meraba bekas luka di bagian perut suaminya ketika menggosok tubuh Arkan."Sayang, kamu terluka." Evellyn mengelus luka tersebut. "Tak apa nanti juga sembuh," ujar Arkan. "Maaf ya, sayang," ucap Evellyn lagi.Setelah selesai melakukan ibadah kepada Tuhannya. Arkan naik lagi keatas tempat tidur." ko tidur lagi? Emang libur? "Sini."Arkan menjentikkan jarinya menyuruh Istrinya mendekat. "Aku mau bikin kopi." Seperti biasa lelaki itu tak ingin di bantah. Arkan diam, memandang istrinya yang sedang melipat mukena.Evellyn seoalah abai pada tatapan suaminya dia berlalu ke arah pintu tetapi dengan sigap Arkan lonc
Bab 41. kejutan jadi petaka.Wanita itu masuk dan duduk di pangkuan suaminya, netranya melirik sesuatu di kolong meja suaminya. "Makan, yuk," ajak Evellyn. Dengan cepat Arkan mengangguk dan pergi keluar kantor. "Sayang tadi ada tamu siapa? " tanya Evellyn saat memasuki lift. "Biasa kolega," jawab Arkan sedikit menekan intonasi bicara agar tak terdeteksi berbohong. Dia mengambil telpon selularnya mengirimkan pesan pada Indah untuk membuang hadiah yang tadi di berikan Allena. "Eve. Kau mau makan apa? " tanya Arkan saat mereka memasuki mobil. "Apa saja," jawab Evellyn acuh. "Makanan jepang mau? " tanya Arkan lagi memastikan sebelum mobil keluar dari area parkir. "Hari ini aku sedang tak ingin makan itu," ucap Evellyn memperhatikan kuku tangannya."Lalu, mau apa? " tanya Arkan lagi, masih mode sabar. "Kan aku bilang apa aja, sayang." Evellyn merangkul suaminya dan menyandarkan kepala di dad