Bab 19. Penyelamatan.
Beberapa orang memindik mengamankan tempat yang diduga terdapat seorang wanita dibawa ketempat ini.Beberapa orang berperawakan besar diringkus dan dibawa ketempat aman.Seorang lelaki membuka pintu dengan perlahan. Terdengar teriakan seorang perempuan yang diduga sedang mengalami kekerasan."Angkat tangan!" Seorang tentara berpakaian preman menodongkan pistol tepat di kepala belakang Dad.Dad yang sedang kesulitan mencumbu gadis dalam kungkungannya menghentikan aksinya.Dengan perlahan lelaki bertubuh besar itu mengangkat badannya, tangannya dia angkat ke atas. Nafasnya masih memburu antara kesal dan bernafsu."Borgol." teriak seorang tentara yang menodongkan pistol, pada team yang berada dibelakangnya.Arkan masuk dan mengerudungi rambut Evellyn yang acak-acakkan dengan kemejanya. Hijabnya entah berada di mana, pakaiannya masih utuh melekat ditubuh, Allah masih menjaganya.Bab 20. Rencana.Dua pasang sejoli ini turun dari mobil. Mereka bergandengan tangan saat memasuki lobi kantor. "Tuan Arkan," seseorang memanggil Arkan. Mendengar ada yang memanggil namanya Arkan memalingkan wajah pada asal suara.Seseorang berjalan lebar menghampirinya. Mereka saling berjabat tangan Arkan pun memperkenalkan Evellyn. "Bisa kita bicara Tuan," tanya lelaki bertubuh sedikit gemuk berperawakan besar. "Mari ke kantor Mr, " ucap Arkan. "Maaf Tuan saya sedang terburu-buru tapi saya harus menyampaikan masalah ini," ucap mr frans. "Oke kita bicara di sana." Arkan menuju kursi tunggu. "Eve ayo." Arkan menarik tangan Evellyn namun wanita itu menepis gengaman tangan suaminya. "Aku tunggu di sana saja," ucap Evellyn dia menunjuk sofa tunggu. ia merasa tak enak jika ikut mendengarkan urusan pekerjaan suaminya. Untuk mengurangi jenuh wanita berparas cantik itu mengambil majalah dari
Bab 21. Kejutan. "Terimakasih." Evellyn mematiakn panggilannya pada sekretaris Arkan. Netranya melihat pada jam dinding yang tertempel di atas televisi. Wanita berkulit putih itu segera menyiapkan makanan.Setelah itu dia mandi dan merias diri, dia gunakan pakaian terbaiknya.Pintu terdengar sedikit terbuka Evellyn bersiap menyambut suaminya.Dia rapikan rambutnya lalu disandarkan tubuhnya ditembok, satu telapak kakinya dia tempelkan pada dinding. Dia berdiri dengan posisi menantang.Ceklek... Pintu terbuka. Arkan terbelalak mendapati Evellyn menunggunya dengan pakaian kurang bahan dan dengan pose menantang juga senyum yang selalu menggoda. Dengan sembarang Arkan melempar tasnya tak perduli jika isi didalamnya mengalami kerusakan. Lelaki itu langsung menyambar tubuh istrinya dan membopongnya menuju kamar. "Ha ha haaaa... Evellyn tertawa terbahak-bahak melihat reaksi suaminya. Tanpa banyak
Bab 22 . Permintaan. "Pak, silahkan duduk," ucap Evellin mempersilahkan atasannya duduk."Miss, perusahaan sedang membutuhkan, Mu," ucap Pak Haris- Direktur ditempat dia bekerja dulu. Bahkan Direktur diperusahaan dia bekerja dulu turun tangan langsung untuk menarik Evellyn kembali ke perusahaan yang mereka naungi. "Kau kenal dengan Pak Ferdinan?" tanya Pak Haris."Iya saya kenal," ucap Evellyn. "Perusahaan kami, menang tender desainer interior. tower kembar yang sebentar lagi selesai pembangunanannya. Anda pasti sering melewati?" Pak Haris menjeda ucapan bertanya pada Evellyn yang hanya menyimak sejak tadi. "Yang jadi kendala Pak Ferninan ini hanya menginginkan Miss Faiza yang menangani." Pak Haris menarik nafas kasar."Beberapa kali kami memberikannya jasa disainer lain setelah anda resain. Namun, tak ada satu pun yang cocok. " Evellyn masih mendengarkan Pak Haris menjabarkan masalahnya."Unt
Bab 23. Perjalanan bulan madu. Perjalanan panjang di atas pesawat berakhir, Meekah tempat yang pertama mereka kunjungi. Karna lelah Arkan langsung menuju kamar Hotel, sebelumnya Tour Guide memberi jadwal untuk esok hari. "Masya allah," ucap Evellyn. Melihat pemandangan kota Meekah yang begitu indah dimalam hari dari kamar hotelnya. "Sayang mulai hari ini aku panggil kamu kakak saja ya?" ucap Evellyn, saat merebahkan tubuhnya dikasur empuk Hotel terbaik dikota itu. "Suka-suka kamu asal panggilan sayang hanya untukku," ucap Arkan. Sebelum berangkat kerja pagi tadi Arkan melihat Evellyn sedikit murung, menurut Ervan wanita harus sedikit digombali agar merasa tersanjung dan hatinya berbunga-bunga. Evellyn tersipu, "tidurlah besok kita melakukan ibadah, berdoalah doa yang terbaik untuk kita Eve." Evellyn menganguk. Pagi ini tour guide sudah menunggu di lobi hotel, terlihat sepasang kekasih menghampiri mereka.
Bab 24. Masih Bulan Madu. "Indah berkas-berkas sudah siap?" tanya Ervan dikantor. "Sudah Pak, mau saya temani tidak Pak? " tanya Indah. "Mmm. Boleh deh," ucap Ervan.Sepanjang perjalanan Indah melihat Ervan berbalas pesan Entah dengan siapa, kali ini Ervan lebih fokus pada handphonenya, membuat Indah merasa diabaikan. Sebenarnya Indah menaruh sedikit perasaan pada Ervan, selama ini dia mengenal bosnya dan asisten bosnya ini berperangai santun, sopan dan baik, tak pernah terlihat mereka bermain dengan Wanita-wanita selama Indah bekerja pada mereka."Pak, Pak... tempat tujuan terlewat," ucap Indah menepuk tangan Ervan. "Hah, kelewat ya Ndah," Ervan kaget ternyata dia tak fokus menyetir." Bapak senyum-senyum sendiri dari tadi, sampe gak fokus, hati-hati kalo lagi nyetir bisa bahaya Pak!!" ucap Indah sedikit kesal, biasanya jika pergi dengan Ervan hari akan terasa indah seindah namanya. "Iyaa, Indah
Bab. 25 Marah. Jemari panjang nan kokoh itu mengambil benda yang jatuh dari tas istrinya, lalu dengan seksama dia perhatikan setelahnya dia foto. Dia mengetik sesuatu di layar ponselnya, muncul artikel terkait pencarian. Tak sampai disitu ia kirimkan foto barang yang dia temukan dan dia kirimkan ke dokter pribadinya, tak lama jawaban pasti dia dapatkan. Arkan mematung tak percaya. Ada apa dengan istrinya? Kenapa dia melakukan ini?."Sayaanngg,, tolong ambilkan handuk aku terburu-buru tadi," ucap Evellyn berteriak dari dalam kamar mandi. Arkan memberikan handuk dan langsung menerobos masuk. "Sayang, mandi dulu, biar seger, memangnya kamu gak lelah," ucap Evellyn berusaha menghindar dari sentuhan Arkan."Aku tak akan lelah sebelum berhasil membuatmu hamil Eve...." Arkan menciumi ceruk leher istrinya. Seketika Evellyn mematung, hanya diam menerima segala perlakuan Arkan. Wanita cantik itu berada dalam pelukan
Bab 26. Baik-Baik saja.Evellyn memejamkan matanya, hatinya berdoa, semoga semua baik-baik saja. Baru semalam dia membaca ayat yang mengatakan 'seorang hamba tidak akan dikataan beriman jika tidak diuji.'Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, "Kami telah beriman," sedangkan mereka tidak diuji? (QS Al-Ankabut: 2)Evellyn mengambil air wudhu, untuk menenangkan pikirannya, dia lakukan solat dua rakaat. Arkan telihat berdiri di depan loby Rumah Sakit. Evellyn menghampiri dan mengandeng tangan suaminya menuju ruang pemeriksaan. Pemeriksaan sudah dilakukan. Namun, hasilnya masih harus menunggu."kalau dilihat dari pemeriksaan luar istrimu sehat, kita lihat hasil labnya nanti, 2 atau 3 jam lagi sudah bisa diambil," ucap dokter Maura yang memeriksa Evellyn."Oke, kalo bisa bawa hasil pemeriksaan ke rumah, nanti aku di rumah Ibu, kau diundang makan malam juga 'kan?" tanya Arkan pada dokter cantik
Bab. 27. Oh... Ternyata. Evellyn menemani Lirna, yang tampil cantik dengan rok coklat sepanjang betis terdapat belahan samping dan dipadu kemeja broken white terlihat cantik. Evellyn pun memperkenalkan Lirna pada Mertuanya. "Bos, anak perusahaan yang bergerak di bidang disaner interior bisa mendapatkan tender dan selama ini Miss Faiza ikut membantu, walau hanya lewat virtual. wanita itu tak terjun langsung karna tak mendapat izin suaminya, yang jadi kendala client ingin bertemu langsung dan memaksa." Ervan menjelaskan pokok masalah yang terlihat sangat sepele."Ya Tuhan, masalah sepele, beri penawaran kontrak yang bagus untuk wanita itu, siapa yang tak mau uang jaman sekarang," ucap Arkan menggampangkan. "Memang sepele Bos, tapi wanita itu memiliki prinsip kuat, dia hanya taat pada perintah suaminya yang melarangnya bekerja, berapapun nilai uang yang dia dapat tak sebanding dengan taatnya pada suami, kewajibannya sekarang taat pada suaminya," ucap Ervan. "Beruntung sekali suaminya