Share

4. Hubungan Tidak Harmonis

Author: ReyNotes
last update Last Updated: 2023-09-08 15:11:28

"Bastian! Ceritakan, kenapa Daddy bisa sampai seperti ini!'

Tak lama setelah William berhasil dibuat lumpuh, kamar yang disulap menjadi ruang perawatan itu tiba-tiba penuh. Ketiga putra dan putri William kini menatap sosok di hadapan mereka yang terbaring di ranjang. Dua orang lelaki yang sangat tampan dan wanita muda yang cantik mempesona.

“Seperti yang pernah saya ceritakan di telepon, Tuan Fred. Tuan besar mengalami kelumpuhan satu minggu setelah kecelakaan. Jadi, keadaannya memang seperti ini."

Pelayan setia itu bersandiwara. Ia memasang wajah menyedihkan dan prihatin pada keadaan tuannya. Dengan lancar, Bastian menceritakan skenario kebohongan yang telah mereka susun bersama.

Frederix, putra sulung William berdecak pelan usai mendengar penjelasan Bastian. Orang kepercayaan William itu pun kembali melanjutkan sandiwaranya. "Tuan Muda sudah tau sejak sebulan yang lalu, mengapa baru sekarang menjenguk?"

"Kami sibuk!" balas Fred kesal karena seorang pelayan berani menegurnya.

"Kamu perawat Daddy?" Fred kini menoleh menatap tajam Keyna.

Keyna mengangguk. Lelaki berpostur tegap dan memiliki wajah tampan itu sangat mirip dengan William. Usianya mungkin sama atau hanya terpaut beberapa tahun dengannya.

"Ceritakan keadaan Daddy kami!"

Dengan gugup, Keyna menjabarkan hasil pemeriksaannya. Tentu saja semuanya merupakan rekayasa. Ia hanya harus meyakinkan putra-putri William bahwa ayah mereka benar-benar sakit.

"Dengan berbagai macam terapi dan pengobatan, Tuan William akan pulih seperti sedia kala. Hanya saja ... memang akan memakan waktu yang cukup lama."

"Berapa lama?" desak Frederix.

Keyna melirik ke arah bosnya. "Saya tidak bisa memastikan Tuan Muda. Semua tergantung kemauan Tuan William." 

Selama Fred dan Keyna berdiskusi tentang Kesehatan William, dua anaknya yang lain–Sacha dan Louis putra kedua dan ketiga, tampak duduk di samping ayah mereka. Tangan Sacha mengelus lengan ayahnya. Sementara Louis hanya terpaku menatap lelaki yang tidak bangun sejak kedatangan mereka kembali ke mansion.

Malam itu, kali pertama Keyna dan William tidur dalam satu kamar. Selama lelaki itu tidur, Keyna belajar mati-matian untuk mengumpulkan semua informasi tentang penyakit kelumpuhan. Ia harus memastikan bahwa suntikan yang diberikannya tidak akan berpengaruh jangka panjang pada tuan sekaligus suami pura-puranya.

Pagi harinya, Frederix kembali mengunjungi ayahnya. Keyna sedang membasuh tubuh William. Putra sulung itu mengernyitkan dahi melihat pemandangan di depannya.

"Daddy paling tidak suka disentuh wanita sembarangan. Kenapa kamu memilih perawat wanita alih-alih perawat lelaki?" tukas Frederix pada Bastian yang selalu berada tak jauh darinya.

"Tidak ada perawat lelaki yang kompeten, Tuan," jawab Bastian. "Nona Keyna sudah lulus dari berbagai macam tes dan persyaratan."

Dari perbincangan antara Bastian dan Frederix, Keyna mendapat informasi baru. Putra sulung dan putri kedua William pagi ini akan menghadiri rapat umum pemegang saham di perusahaan ayahnya. Sementara itu, si adik bungsu, Louis berencana akan berlatih di sirkuit mobil balap.

Sekarang ia mengerti, William tidak berbohong saat mengatakan bahwa ia ingin sakit agar mendapat perhatian dari putra-putrinya yang sibuk. Keyna mengelap tubuh tuannya dengan hati-hati. Ia pun baru menyadari betapa tampan dan bagusnya tubuh lelaki di depannya. Wanita itu semakin penasaran dengan sosok lelaki yang terpaksa ia nikahi.

Sepeninggal ketiga putra-putri William, Keyna langsung mengecek keadaan tuannya. Wanita itu segera memberikan suntikan untuk melemaskan otot-otot William yang kaku karena sengaja dilumpuhkan. Sambil menunggu suntikan penetralisir otot kaku tersebut bekerja, ia menghangatkan tubuh tuannya dengan lampu inframerah.

“Tuan?” sapa Keyna saat melihat William mengerjap-ngerjapkan matanya berulang kali.

“Mana mereka?” tanya William pelan.

“Fred dan Sacha sedang rapat. Louis latihan balap mobil,” jawab Keyna seraya terus memantau kesehatan tuannya.

“Bagaimana mereka melihat keadaanku?”

Keyna mengangsurkan sebuah tablet. Bastian sudah menyiapkan rekaman CCTV saat ketiga putra-putri William datang dan menjenguk ayah mereka. Lelaki itu memperhatikan tayangan ulang di layar tabletnya.

“Mereka sangat khawatir, Tuan.”

William mengabaikan pernyataan keyna. “Akhirnya mereka benar-benar datang.”

“Hanya itu, Tuan? Anda ingin lumpuh sementara agar mendapat kunjungan dari Fred, Sacha dan Louis?”

“Tapi, mereka benar-benar datang. Sebelumnya, aku sudah pernah berpura-pura sakit, mereka hanya mengirim dokter dan berbagai macam vitamin,” kilah William.

“Tapi, kita tidak bisa melakukan ini terus, Tuan. Saya takut akan ada efeknya pada kesehatan Anda kelak jika setiap hari saya membuat Anda lumpuh.”

“Itu sebabnya aku mengirimmu belajar kepada dokter-dokter syaraf yang terkenal, bukan?”

“Iya. Tetap saja ini semua akan beresiko, Tuan.”

“Lakukan saja tugasmu, Keyna. Lakukan tugasmu sesuai perintahku!”

*****

Hari demi hari dilewati Keyna dengan penuh rasa waswas. Setiap sore, sebelum anak-anak William pulang, ia harus membuat lelaki itu lumpuh. Pagi harinya, saat semua telah beraktifitas, ia berusaha menormalkan kembali otot-otot tuannya.

Namun begitu, William tampak senang. Ia memperhatikan CCTV dengan tayangan putrinya, Sacha yang sedang bercerita. Wajah lelaki itu bahagia saat melihat putri keduanya tersebut mengelus kepala dan mencium dahinya.

Malam hari ini, giliran Louis yang menemani ayah mereka. Anak bungsu itu sedang bercerita tentang latihannya untuk pertandingan formula satu. Keyna memang mengatakan kepada anak-anak William untuk sering-sering berkomunikasi dengan ayah mereka walaupun lelaki itu tampak hanya tidur saja.

“Apa Daddy akan mendengar ceritaku?” tanya Louis.

“Tubuhnya lumpuh, Tuan Muda. Tetapi pendengarannya normal, hingga memungkinkan untuk menyampaikan gelombang suara itu ke otak. Siapa tau dengan seringnya kalian bercerita, Tuan William akan mengenali suara kalian dan tersadar dari tidurnya.”

Louis mengangguk mengerti. “Sebenarnya, memang terasa sangat mudah bicara dengan Daddy seperti ini.”

“Maksud Tuan Muda?” tanya Keyna tak mengerti.

“Kalau dalam keadaan normal, Daddy selalu berselisih paham dengan kami. Ia bahkan tidak pernah setuju aku berprofesi sebagai pembalap.”

“Pasti ada alasan bagus. Saya rasa Tuan Besar pasti mengkhawatirkan keselamatan Tuan Muda,” cetus Keyna.

“Iya, memang begitu. Tetapi, lihat saja sekarang. Sampai detik ini aku baik-baik saja. Daddy yang tidak bertanding di sirkuit malah kecelakaan hingga mobilnya rusak parah dan menjadi lumpuh begini,” sanggah Louis.

Anak bungsu keluarga Dalton itu lalu bercerita. Selama ini, William memang sangat keras pada anak-anaknya. Semua harus sukses dan berprestasi sesuai harapan kepala keluarga itu. Tidak boleh ada yang membantah perintahnya.

Hingga saat Frederix berusia tujuh belas tahun, ia memutuskan keluar dari mansion. Anak sulung itu berkarir di luar negeri, memang untuk menghindari ayahnya yang keras kepala. Akhirnya Sacha dan Louis pun mengikuti jejak kakak mereka.

“Apa kalian sering berkunjung?” Keyna mengajukan pertanyaan yang sebenarnya ia sudah tau jawabannya.

“Tidak.”

“Kenapa?”

“Kami malas berselisih paham dengan Daddy lagi.”

Keyna terdiam. Ia melirik kamera di atas ranjang hidrolik William yang sedang merekam perbincangan mereka. Seketika, wanita itu memiliki akal untuk mengorek lebih dalam tentang hubungan ayah dan anak ini.

“Lalu, bagaimana perasaan kalian melihat keadaan seperti ini?”

“Sangat kaget. Kami sempat tidak percaya. Apalagi, Daddy pernah mengaku sakit, lalu kami tau bahwa itu hanya pura-pura saja.”

Keyna berpura-pura kaget. “Ya Tuhan. Kenapa sampai berpura-pura?”

“Ya, apa lagi kalau bukan untuk membuat kami datang?”

“Kalian datang?”

“Tidak. Karena dokter mengatakan Daddy baik-baik saja. Lalu, Daddy kembali mengamuk dan marah-marah pada kami.”

Sambil menggigit bibir, Keyna berpikir. “Jadi, kalian sebenarnya mau datang saat ini karena memang melihat Tuan Besar sakit seperti ini?”

Keyna menatap William. Ia sungguh tidak membenarkan cara yang digunakan tuannya. Di lain pihak, ia mengerti ada ketidakharmonisan antara ayah dan anak-anaknya yang membuat mereka menjaga jarak.

Louis tidak langsung menjawab pertanyaan Keyna. Lelaki muda itu menatap prihatin pada sang ayah. “Kami tidak menyangka, sakitnya bisa separah ini,” ucapnya parau.

“A-apa kalian menyesal tidak datang lebih awal?”

Putra bungsu William itu mengembuskan napas berat. “Ya, kami menyesal. Bagaimanapun, kami menyayangi Daddy. Hanya saja, kami tidak pernah bisa memuaskan ambisinya hingga selalu membuat Daddy marah.”

“Apa kalian tidak pernah membicarakan hal tersebut secara baik-baik?” cetus Keyna pelan.

“Tidak ada perbincangan baik-baik, jika semua tidak sesuai dengan keinginan Daddy. Ya, itulah sebabnya kami memberontak.”

“Ibu kalian bagaimana?”

“Daddy dan Mommy menikah karena perjodohan. Tidak ada cinta di antara mereka. Makanya, jangan percaya jika ada yang mengatakan cinta bisa datang saat kita selalu bersama. Atau cinta akan datang setelah pernikahan. Itu semua omong kosong.”

“Jadi, Ibu kalian juga tidak bisa menjinakkan sifat keras kepala ayah kalian?”

Louis menggeleng. “Hingga Mommy akan meninggal pun, Daddy tetap tidak menuruti permintaannya untuk selalu mendengarkan pendapat dan keinginan kami.”

Akhirnya, Keyna memberikan kesempatan pada Louis untuk bicara dari hati ke hati dengan ayahnya. Wanita itu melangkah keluar menuju halaman belakang mansion. Duduk di tepi kolam renang dan memandang langit pekat tanpa bintang.

Di kesendiriannya, Keyna berpikir tentang apa yang baru saja dibicarakan bersama Louis. Ia beruntung, ayah dan ibunya dulu adalah orang tua yang sangat penyayang, penuh perhatian dan terbuka pada setiap keinginan anak. Ibunya memang berubah semenjak ayah meninggal. Namun, Keyna mengingat dan begitu merindukan sosok sang ayah yang sangat memanjakannya.

“Kenapa kamu tidak menjaga Daddy?” tiba-tiba suara berat seseorang menegurnya.

Keyna menoleh dan menatap sosok menjulang di sampingnya. “Maaf, Tuan Muda Frederix. Tuan Besar sedang ditemani oleh Tuan Muda Louis. Saya keluar agar Tuan Muda dapat mengungkapkan perasaannya pada Tuan Besar.”

Belum sempat, Frederix menjawab, tiba-tiba, Bastian berteriak dengan panik.

“Nona Keyna, cepat ke kamar. Tolong, Tuan William!”

Deg!

Jantung Keyna terasa berhenti beberapa saat. Kenapa dengan tuannya?

Related chapters

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   5. Lumpuh Betulan

    “Hh-hah! H-hah!”Wanita itu berlari cepat kembali ke dalam ruang perawatan. Alat monitor jantung berbunyi tidak normal. Napas William tersengal-sengal. Matanya bahkan terbelalak lebar dan sudutnya mengeluarkan air mata. Tak lama kemudian, bunyi nyaring terdengar dari monitor tersebut. Jantung William berhenti berdetak.“Cepat panggil ambulance!” titah Frederix pada Bastian yang hanya terpaku di tempat.“Tunggu! Aku bisa mengatasinya,” ucap Keyna seraya memakaikan selang oksigen ke hidung William.“Tidak! Kamu bukan dokter! Jangan main-main dengan Daddy kami!”Keyna mengabaikan Frederix. Ia menyuntikkan serum penetralisir. Setelah itu ia mencoba melakukan resusitasi jantung paru. Kedua tangannya ditekan dalam-dalam dengan gerakan naik turun ke dada William. Lalu, wanita itu memberikan napas buatan.Tak lama kemudian, alat rekam jantung berbunyi normal kembali. Keyna memakaikan alat saturasi pada jari telunjuk dan mengecek kadar oksigen dalam tubuh William. Semua kembali normal. Wanita

    Last Updated : 2023-09-08
  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   6. Pertolongan Pertama

    Ruangan menjadi sangat hening. Keyna membelalakkan mata dengan menutup mulutnya yang terbuka dengan satu tangan. Sementara, William mengerutkan kening sambil menatap kedua kakinya.“Kenapa kaget? Itu ‘kan yang kamu inginkan?” desis Jaslan. “Sekarang semua menjadi kenyataan!”William menggeleng keras. “Jangan bercanda, Jaslan!”“Aku tidak sedang bercanda. Aku sudah mengatakan hal seperti ini mungkin saja akan terjadi. Kamu saja yang keras kepala untuk tetap meneruskan rencana gilamu,” balas Jaslan.“Prof, tolong. Diagnosa anda masih membutuhkan banyak tes lagi, bukan?” Keyna kini ikut berkomentar.Jaslan, menoleh menatap Keyna. Wanita muda itu tampak ketakutan. Tubuh kurusnya terlihat bergetar.“Diagnosa awal memang terjadi kelumpuhan pada kedua kaki. Semoga saja dengan obat-obatan dan fisioterapi, lama-kelamaan efek suntikan lumpuh itu berkurang dalam sistem syarafnya, “ jelas Jaslan.“Jadi, maksudmu ini hanya sementara, bukan?”“Saat ini tidak. Kamu lumpuh betulan. Entah sampai kapan

    Last Updated : 2023-09-08
  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   7. Curiga

    Dengan cepat, Louis menoleh ke samping. Ia meletakkan telunjuknya di bibir untuk memberi kode pada kakaknya agar diam. Setelah itu pemuda itu menarik lengan kakak sulungnya menjauhi kamar perawatan.Mereka kini berada di ruang kerja William. Louis langsung mengunci ruangan tersebut begitu mereka telah berada di dalam.“Apa kamu juga mencurigai wanita itu?” tanya Frederix.“Curiga? Pada Keyna?” Louis menjawab.“Ck, kebiasaan. Selalu menjawab pertanyaan dengan pertanyaan juga,” keluh Frederix.Tangan Louis menyugar rambutnya yang agak memanjang di bagian depan. Bukannya menjawab pertanyaan sang kakak yang penasaran, ia beranjak ke lemari pendingin di pojok ruangan. Di sana, ia mengambil dua kaleng soda dan memberi salah satunya pada Frederix.“Kamu belum menjawab pertanyaanku, Lou.” Frederix menerima kaleng tersebut dan langsung membuka penutupnya.“Tidak. Aku tidak mencurigai Keyna,

    Last Updated : 2023-09-09
  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   8. Rencana Terapi

    Frederix mondar-mandir di dalam kamar Louis. Sementara, adik bungsunya tersebut telah minum obat dan berganti pakaian. Pemuda itu duduk di sisi ranjang sambil memperhatikan kakaknya.“Apa kakak mau tidur di sini saja? Aku sudah mengantuk.”“Tidurlah. Sebentar lagi, aku keluar.”Louis mengangguk. Lelaki muda itu naik ke ranjang lalu menutup matanya. Ia membiarkan sang kakak dengan rasa curiganya yang besar sendirian.Satu jam sudah, Frederix menunggu di kamar adiknya. Louis sudah dipastikan telah berada di alam mimpi. Akhirnya, putra pertama William itu memutuskan untuk keluar dan pergi ke kamarnya.Ruang perpustakaan itu kini telah tertutup. Frederix masuk ke dalam. Gelap. Lelaki itu mengusap sensor lampu membuat ruangan itu menjadi terang benderang.Meja di mana tadi Keyna meletakkan buku-buku yang dibacanya kini telah rapi. Tidak ada tanda-tanda seseorang menggunakan ruangan ini barusan. Frederix sungguh penasaran b

    Last Updated : 2023-09-09
  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   9. Hati yang Terluka

    Frederix masuk dan memandang William serta Keyna bergantian. Saking seriusnya berbincang tadi, baik William maupun Keyna sampai tidak menyadari bahwa ada yang membuka pintu dan masuk ke dalam kamar perawatan.“Perjanjian kerja Keyna,” William menjawab.“Boleh aku lihat perjanjian itu?”“Untuk apa?”“Hanya agar aku pun bisa mengingatkan Keyna pada tugasnya, Dad. Apalagi, Daddy sedang sakit.” Frederix memberikan alasan diplomatis.Keyna menahan napas mendengar permintaan Frederix. Tidak mungkin ‘kan, William memberikan berkas perjanjian pernikahan kontrak mereka? Matanya menatap tuannya dengan pandangan cemas.“Boleh saja. Kamu bisa minta Bastian memberikannya.” Dengan santai William mengizinkan putranya melihat surat perjanjian itu.Mata Keyna melebar mendengar pernyataan William. Namun, lelaki yang terbaring di ranjang itu memberikan kode untuk tidak protes sehingga ia menutup mulutnya yang akan berbicara.“Sa-saya permisi untuk mengambil sarapan Tuan William.” Keyna menundukkan kepal

    Last Updated : 2023-09-10
  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   10. Tidurlah di Sampingku!

    “Hai.”Keyna yang sedang duduk di pinggir kolam renang dan termenung menatap air kolam sedikit berjengit kaget. Ia menoleh dan melihat Louis berdiri dengan senyum manisnya. Wanita itu balas tersenyum.“Oh, hallo, Tuan Muda Louis.”"Maaf, mengagetkanmu.""Tidak apa-apa, Tuan Muda."“Boleh aku bergabung?”Keyna menjawab dengan anggukan kepala. Louis lalu duduk berjarak di samping perawat Daddynya. Kaki mereka mengayun pelan memainkan air kolam.“Daddy sama siapa?” tanya Louis.“Dokter Jaslan.”“Biasanya jika Uncle Jaslan memeriksa Daddy, kamu selalu membantunya.”“Pemeriksaan sudah selesai. Mereka hanya sedang berbincang masalah … entah aku kurang paham obrolan keduanya,” kilah Keyna. Saat itu, Keyna kembali mengingat ucapan William yang membuatnya sedih.“Oh. Mereka bersahabat. Daddy sangat mempercayai Uncle Jasl

    Last Updated : 2023-09-10
  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   11. Terjaga Semalaman

    “Ma-maksud Tuan?” Keyna mengerutkan kening dalam-dalam mendengar permintaan William.“Tidur di sini,” ulang William sambil menepuk sisi ranjangnya.Keyna menggeleng. Ia malah mundur tiga langkah. Dadanya berdegup kencang sekali.“Kamu di sini untuk menjalankan perintahku, Key! Lagipula kita adalah sepasang suami-istri,” ucap William dengan tegas.Akhirnya, Keyna mengangguk. Ia naik ke ranjang hidrolik dan membaringkan tubuhnya di sisi William. Awalnya ia bimbang, bagaimana posisi yang baik. Dengan kikuk, wanita itu meringkuk di dekat dada suami pura-puranya. Menurutnya, akan tidak sopan jika ia memunggungi William.“Tidurlah, Key.”Keyna menatap wajah William yang kini sangat dekat. Harum cologne yang digunakan setelah Tuannya setelah mandi menguar penciumannya. Ternyata, berbaring di samping William membuatnya nyaman. Wanita itu memejamkan mata dan tak lama kemudian tertidur.Jika Keyna bisa tertidur, tidak dengan William. Lelaki yang tidak muda lagi itu memperhatikan wanita di sampi

    Last Updated : 2023-09-10
  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   12. Rumor Sugar Baby

    Mungkin seharusnya, Keyna tidak mendengarkan perbincangan antara ayah dan anak bungsunya ini. Mereka kini sedang membahas keuangan. Suatu hal yang membuat telinga wanita itu panas mendengar angka-angka fantastis yang diucapkan keluarga kaya raya itu dengan santai.“Ehm, Tuan. Maaf. Sudah semakin panas. Tuan mau masuk?” Keyna terpaksa menginterupsi kedua lelaki di sampingnya.Tanpa menjawab, William mengangguk. Ia membalik kursi rodanya sendiri lalu mengarahkan benda beroda itu masuk. Keyna menunduk santun pada Louis dan pamit untuk menemani William.“Terima kasih karena telah menghentikan perbincangan membosankan tadi,” bisik Louis sebelum Keyna benar-benar pergi.Keyna hanya tersenyum sedikit. Ia lalu menderap langkahnya mengikuti William yang telah mendahuluinya masuk ke dalam kamar perawatan.Sesampai di kamar, Keyna langsung membantu William berbaring di ranjang hidrolik. Kemudian, perawat itu menyiapkan peralatan mandi tuannya. Selesai membilas tubuh William, ia juga membantu mem

    Last Updated : 2023-09-11

Latest chapter

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.331. Indah pada Waktunya

    Malam harinya, tanpa membuang waktu, William dan keluarganya bertolak ke bandara untuk pulang. Tidak ada alasan lagi bagi William untuk menetap di Pulau Chantal setelah mengetahui sang putra baik-baik saja. Mereka pun pergi tanpa berpamitan pada sang pemilik pulau. William sudah bertekad menutup semua akses komunikasi dengan Chantal maupun semua wanita. Mengingat pernyataan keras Keyna, William merinding. Sejak itu, matanya tak pernah lepas dari sang istri. Hatinya sangat tidak tenang jika mereka berjauhan. "Cha, Keyna kenapa akhir-akhir pendiam, ya?" tanya William. "Apa Keyna masih marah, ya sama Daddy?" Sacha sedang duduk di depan meja kerja sang Daddy. Menatap berkas perusahaannya yang akan bergabung dengan perusahaan Will Universe. Kini matanya mengamati wajah William yang termenung. "Daddy masih berurusan dengan ibu-ibu komite sekolah Princess? Atau masih berhubungan dengan Chantal?" "Tidak sama sekali, Cha." Akhirnya mereka berkesimpulan, Keyna memang sedang lelah saja. M

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.330. Lelaki Setia

    Untuk mengalihkan rasa kesal, Keyna berjalan-jalan sendirian di tepi laut. Pulau ini memang cantik dan eksotik. Gabungan antara penduduk pribumi dan modern masih sangat kentara. Namun begitu, pelayan di sekitar resort terlihat telah lebih mengenal peradaban. “Cantik, ya?” Kepala Keyna menoleh ke samping. Chantal berdiri dengan wajah menatap laut. Wanita itu menarik napas dalam-dalam menghirup udara laut dan mengembuskannya perlahan. “Mau menemaniku berkeliling?” Itu bukan sebuah ajakan, nada suara Chantal jelas menuntut Keyna untuk ikut. Tangan kanan wanita pulau itu terentang ke sisi kanan untuk memberi kode agar berjalan. Keduanya berjalan menyisiri pinggir laut. Angin hampir saja menerbangkan topi lebar yang dikenakan Keyna jika ia tidak memeganginya. Sementara Chantal dengan santai berjalan tanpa alas kaki menembus angin yang mengibarkan pakaian tipis hingga lekuk tubuhnya tampak jelas terlihat. “Aku sudah berhasil membawa peradaban modern ke pulau ini. Namun begitu, sebagai

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.329. Ada Apa Lagi?

    “Baby, jangan cemberut terus. Tolong, maafkan aku,” mohon William saat mereka telah dalam pesawat.Keyna tidak menjawab. Ia sibuk menatap laptopnya dan memberikan layanan kesehatan melalui online. Bahkan saat William kembali berkata, Keyna langsung mengenakan headset hingga suara suaminya sama sekali tidak terdengar lagi.William mengembuskan napas berat. Ia tau dirinya salah. Tetapi, bukankah alasannya cukup masuk akal? Apa ini karena Keyna cemburu?Pusing memikirkan sikap istrinya, William bangkit dari duduknya. Lelaki itu mengecup puncak kepala Keyna sebelum berjalan menjauh. Ia mendatangi Princess yang sedang bermain dengan Sacha.“Kenapa Daddy meninggalkan Keyna?” tanya Sacha.“Keyna sedang konsultasi online.”“Pasti Keyna marah pada Daddy.”“Iya, sepertinya begitu.”“Kenapa Mommy marah pada Daddy?” tanya Princess.Keduanya lalu tersadar bahwa P

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.328. Sangat Menarik

    “Akh … kalian sudah saling kenal?” Chantal menatap Louis dan Lily bergantian.“Mmm … kami teman masa kecil, Nyonya Chantal,” balas Lily menyeringai.“Oh ya? Menarik, sangat menarik.” Mata Chantal berbinar mendengar jawaban Lily.Sementara itu, Louis masih terpana dengan pemandangan di depannya. Chantal sampai menggeleng kemudian terkekeh. Wanita itu kemudian pamit.“Baiklah. Aku tinggalkan kalian berdua untuk bernostalgia.”“Terima kasih, Nyonya Chantal," balas Lily dengan santun.Sebelum Chantal berlalu, ia menyempatkan diri mengedipkan sebelah matanya pada Louis. Wanita itu juga mengusap dada Louis dan berbisik pelan di telinga lelaki muda itu.“Mungkin ini jawaban dari rasa penasaranmu.”Louis tersentak sedikit. Kepalanya menoleh menatap kepergian Chantal. Lalu, tersadar saat Lily kembali menyapanya.“Kamu baik-baik saja?”“Entahlah. Bertemu lagi denganmu … cukup mengejutkan,” aku Louis.Kepala wanita cantik bergaun putih itu meneleng ke kanan. Bibirnya rapat namun menyunggingkan s

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.327. Wanita Berbaju Putih

    Pertemuan dengan Chantal, sama sekali tidak mencerahkan Louis. Wanita itu malah melenggang santai meninggalkan Louis yang masih tidak mengerti. Chantal hanya berpesan untuk menghubunginya kapan saja ia butuh.Louis menatap bayangan Chantal. Ia bisa bebas memandangi tubuh Chantal dari tampak belakang. Setelah wanita pulau itu menghilang, Louis segera keluar dari restoran.“Permisi, hari ini aku ada jadwal menyelam. Apa perlengkapan untukku sudah siap?” tanya Louis pada pegawai resort.Lelaki pribumi yang diajak bicara itu bertelanjang dada, mengenakan sarung yang panjangnya hanya sampai lutut serta pengikat kepala khas pulau. Ia tersenyum ramah dan mengangguk pada Louis.“Silahkan, Tuan Louis,” jawab si lelaki sambil mengarahkan jalan.“Apa perjalanan kita jauh?”“Tidak, Tuan. Kita akan naik kapal ke tengah laut, setelah itu Anda baru bisa turun dan menyelam.”“Ada pengawas atau pelatih yang akan menemaniku?”“Saya sendiri yang akan menemani Tuan.”Louis mengangguk. Mereka berkenalan.

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.326. Wanita Magis

    “Tersesat?”Louis berhenti berjalan. Tidak ada siapa-siapa di dekatnya. Suara seksi dari arah belakang itu pasti memang menyapanya.Pemuda tampan itu membalik tubuh. Menahan napas sejenak begitu melihat sosok yang berdiri dengan senyum menggoda. Mata hitamnya mengerjap pelan.“Ehm.” Louis menjernihkan tenggorokannya. “Tersesat? Tidak. Aku memang mau berkeliling.”“Oh. Ini saatnya makan siang. Kamu tidak ke restoran?”“Setelah ini aku ke restoran.”“Dari arah sini kamu tidak akan menemukan apa pun selain lorong yang ujungnya buntu. Bagaimana kalau kita ke restoran saja. Aku tau jalan tercepat ke sana.”Louis terpana. Bukan karena suara seksi itu. Wanita ini terlihat manis dengan kulit kecoklatan yang mengkilat. Sekilas ia mengamati. tubuhnya berisi dengan tonjolan dan lekukan yang proporsional.Masalahnya, wanita di depannya ini memakai gaun panjang tembus pandang. Ia hanya mengenakan celana dalam. Bagian dada wanita itu tercetak jelas melalui bahan tipis bermotif bunga dan tertutup s

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.325. Tidak akan Lupa

    “William,” panggil Keyna.Cepat, William menoleh. Tersenyum manis pada Keyna dan merengkuh bahunya.“Ya, Baby? Sudah selesai melihat-lihat kelas Princess-nya?”“Sudah. Princess sudah mau masuk sekolah,” ucap Keyna.Seorang wanita tersenyum dan menyapa Keyna. “Oh, ini Mommynya Princess, ya?”“Akh, ya. Kenalkan, ladies. Ini istriku, Keyna.” William kemudian menatap istrinya. “Baby, kenalkan ini ibu-ibu komite yang luar biasa kontribusinya pada sekolah.”Sambil memaksakan senyum, Keyna menyalami para ibu yang sejak tadi mengerubungi sang suami. Lalu ia memberi kode pada suaminya untuk pergi dan mengantar Princess kembali ke kelas.“Kami permisi dulu ke kelas Princess,” ucap Keyna dengan nada yang dibuat seramah mungkin, padahal hatinya sangat kesal.“Oke. Setelah mengantar Princess, ke sini lagi, ya. Kita ngobrol-ngobrol dulu. Jarang-jarang kan Mommy Keyna muncul di sekolah.”Ucapan salah satu wanita itu seolah menyindir Keyna. Dengan menggenggam tangan William, Keyna menatap satu per-sa

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.324. Mengantar Sekolah

    Setengah jam William berbincang dengan Chantal. Lelaki itu menutup teleponnya sambil tersenyum dan menggeleng samar. Ia kembali ke kamar, naik ke ranjang dan tidur.Pagi harinya, Keyna bangun lebih dulu. Ia mencium suaminya dan bergegas ke kamar Princess. Putri cantik itu sudah bangun, namun masih mengobrol di ranjang bersama Ferina.“Selamat pagi,” sapa Keyna.“Mommyy …. “Princess merentangkan tangannya meminta Keyna memeluknya.Ferina tersenyum menatap keduanya. “Aku ke kamar tamu dulu, ya. Mau mandi dan bersiap-siap ke rumah sakit.”“Oke, Auntie Ferina.”Ferina mencium pipi Princess sebelum keluar. Keyna menggenggam sekilas tangan sahabatnya. Pintu menutup dan langkah Ferina yang menjauh tak terdengar lagi.“Apa Princess Mommy tidur nyenyak hari ini?”“Iya. Tapi Princess bangun sebentar karena Auntie menangis.”“Auntie Ferina menangis?”“Iya, karena aku pakai selimut dari Uncle Hanson.”Keyna mengamati sekitar ranjang. Selimut dari Hanson tidak ada di sana. Ia lalu kembali menatap

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.323. Bersosialisasi

    “Bagaimana Ferina hari ini, Baby?” tanya William pada istrinya.Mereka sedang berbaring di ranjang. Berbincang tentang aktifitas padat yang William dan Keyna lakukan hari ini. Keyna meletakkan kepalanya pada dada William.“Matanya tidak bisa berbohong. Aku tau, ia masih sangat berduka. Walaupun ia bisa tersenyum pada semua orang yang memeluknya dan mengucapkan bela sungkawa,” jawab Keyna.“Aku lihat Ferina sangat berusaha untuk tegar. Ia melakukannya demi janin di rahimnya.”“Betul. Ferina bilang padaku, yang menguatkannya saat ini adalah adanya benih Hanson pada tubuhnya.”William mengembuskan napas berat. Tangannya mengelus rambut panjang sang istri. Sesekali ia mengecup rambut halus itu.“Apa Ferina sekarang masih tidur di kamar Princess?”“Masih.”“Apa putri kita terganggu?”Kepala Keyna mendongak menatap sang suami. “Kenapa terganggu?”“Siapa tau, Princess terbangun karena mendengar isak tangis Ferina di malam hari.”“Princess tidak pernah bercerita tentang hal itu. Aku asumsikan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status