Share

2. Mendadak Menikah

Penulis: ReyNotes
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-07 22:53:38

"Membuat Anda sakit?” ulang Keyna dengan gugup. “Ta-tapi, Tuan, bagaimana caranya?”

“Kamu bisa membuat aku terkena stroke, lumpuh, atau komplikasi penyakit yang menyebabkan aku hanya terbaring di ranjang saja.”

Keyna membulatkan matanya lebar-lebar. "Astaga. Saya tidak mungkin melakukan hal-hal seperti itu, Tuan. Itu melanggar sumpah seorang dokter. Kami mengobati bukan memberi penyakit kronis."

William mendengus kasar. "Kamu belum disumpah karena belum menjadi dokter!"

Benar juga. Keyna memutar otaknya. Satu-satunya yang terlintas di pikirannya adalah lelaki di depannya ini ingin merekayasa hasil tes kesehatan agar mendapat uang asuransi yang sangat besar.

“Apa karena Anda ingin membohongi petugas asuransi untuk mendapatkan uang kesehatan?”

William mengernyitkan dahi. Seketika Keyna merasa bodoh. Dilihat dari hunian sangat besar yang dimiliki lelaki di depannya ini, ia memang pasti orang yang kaya raya. Wanita itu merasa telah menyinggung calon majikannya.

“Maafkan saya, Tuan William. Saya tidak bermaksud menyinggung perasaan anda,” ralat Keyna.

“Untungnya, aku tidak tersinggung sama sekali. Permintaanku memang aneh. Tetapi, itulah yang aku butuhkan. Kamu lihat? Ranjang di sana masih kosong, ruangan ini bahkan telah dipersiapkan untukku saat sedang sakit keras,” jelas Willam.

Sekali lagi Keyna menggeleng. “Saya ragu bisa menjalankan perintah Anda, Tuan William.”

“Gajimu seratus juta per-bulan. Aku bisa membuatmu melanjutkan kuliah di kota ini. Kamu bisa belajar sekaligus bekerja.”

Sungguh Keyna tergoda. Dengan gaji yang sebesar itu, ia bisa melakukan apa saja. Melanjutkan kuliahnya yang sempat tertunda, supaya kemudian bisa kembali menyambung kasih dengan Cedric, yang memang masih dicintainya. Dengan uang gaji yang besar itu, ia juga bisa menebus rumah ayahnya yang telah disita oleh bank.

“Boleh saya tau, apa alasan Anda membuat diri Anda sakit?”

William menggeleng. “Tidak sekarang. Lagipula, kamu akan tau sendiri nantinya.”

“Apa ada syarat lain yang harus saya penuhi?”

“Ya. Kamu harus menikah denganku.”

Bagai terkena sengatan listrik, Keyna berjengit kaget. Wanita itu mundur satu langkah. Matanya dengan waspada menatap lelaki di hadapannya.

"Me-menikah? Dengan anda, Tuan?" dengan terbata Keyna menjawab. Tanpa sadar matanya meneliti lelaki di depannya. Lelaki yang umurnya mungkin belasan bahkan puluhan tahun lebih tua darinya.

William tidak langsung menjawab. Seorang pelayan berpakaian jas rapi masuk ke dalam ruangan. Lelaki itu menunduk santun. Ia memberikan sebuah map kepada William.

"Baca baik-baik perjanjian ini, jika kamu mau bekerja di sini." William memberikan map itu kepada Keyna.

Tanpa menunggu jawaban Keyna, William segera keluar dari kamar. Tinggallah Keyna dengan pelayan berjas tersebut. Wanita itu menatap map berdesain mewah di tangannya.

"Anda boleh pulang sekarang, Nona Keyna. Silahkan menelepon ke nomer yang tertera pada surat perjanjian untuk memberikan keputusan. Waktu Anda hanya sampai jam dua belas malam."

Pelayan tersebut kemudian mengarahkan jalan menuju pintu keluar.  Sebuah taxi sudah menunggunya di depan pintu masuk. Keyna meninggalkan hunian mewah tersebut.

Dalam perjalanan menuju apartemen sewaan, Keyna membaca berkas yang diberikan William. Semakin di baca, ia semakin penat. Keyna sangat bimbang.

Sampai di apartemen, Keyna kembali membaca pelan-pelan isi surat kontrak tersebut. Ia akan bekerja sebagai perawat dan harus tinggal di mansion. Tidak disebutkan dalam perjanjian itu bahwa ia harus melayani kebutuhan biologis Tuannya selama menjalani pernikahan kontrak.

Hingga jam sebelas malam, Keyna sama sekali belum bisa memutuskan apakah ia akan bekerja pada Tuan William atau tidak. Ia membutuhkan uang banyak untuk membayar kuliah, membayar hutang sang ibu dan menebus rumah peninggalan ayahnya. Semua itu bisa ia atasi dengan pekerjaan yang ditawarkan kepadanya. Apalagi dengan tinggal di mansion, ia akan terhindar dari kejaran debt collector.

"Arrgghh. Kenapa juga waktu berpikirnya hanya sampai jam dua belas malam? Apa mereka kira aku Cinderella?" Keyna mendengus kesal.

Tepat lima menit sebelum jam dua belas malam, Keyna menelepon nomer yang tertera pada berkas perjanjian. Ia menyatakan bersedia bekerja pada Tuan William. Wanita itu hanya mendapat jawaban singkat, " Baik, Nona Keyna."

Entah jam berapa Keyna akhirnya tertidur. Tiba-tiba, ia terbangun saat mendengar pintu apartemennya digedor seseorang. Dengan langkah berat, wanita itu membuka pintu.

"Selamat pagi, Nona. Saya, Bastian, kepala pelayan Tuan William. Kita berangkat sekarang."

"Berangkat sekarang? Ke mana?" Keyna kebingungan.

Beberapa lelaki masuk ke dalam apartemen. Tanpa bisa membantah, Keyna mengikuti langkah seorang wanita yang menyeretnya perlahan. Mereka masuk ke dalam lift. Untung saja, saat itu Keyna menggunakan piyama panjang karena ia tidak diberi kesempatan untuk berganti pakaian.

"Sesuai perjanjian, Anda harus tinggal di mansion Tuan William mulai detik ini."

"Ta-tapi, saya belum berkemas."

"Barang-barang Anda akan dibereskan orang-orang Tuan William."

Mobil yang membawa mereka berhenti di sebuah hotel ternama. Wanita itu diarahkan berjalan hingga sampai ke depan sebuah pintu. Di dalam kamar itu Keyna didandani oleh seorang perias kemudian dipakaikan baju pengantin.

Keyna menatap pantulan dirinya di depan cermin. Sangat cantik dengan busana pengantin dan riasan elegan. Sayang sekali, hari yang seharusnya adalah hari bahagianya menjadi hari sial. Hari di mana ia menikah dengan lelaki yang baru ia kenal dan memiliki perbedaan umur yang jauh dengannya, lelaki yang idealnya lebih pantas menjadi ayah ketimbang suami.

Tidak lebih dari sepuluh orang yang hadir dalam pernikahan tersebut. Tidak ada satu pun yang Keyna kenal. Proses pernikahan berlangsung sangat cepat.

Saat menandatangani dokumen pernikahan, Keyna membaca nama suaminya. William Summer Dalton.  Lelaki itu memasangkan cincin berbatu berlian di jari manisnya.

Tidak ada pesta setelah upacara pernikahan. Keyna langsung dibawa ke mansion dengan mobil yang berbeda dengan William. Wanita itu memperhatikan bahwa mobil mereka ternyata dikawal oleh para pengawal bermotor besar.

"Ini kamar kita." Tiba di mansion, William langsung mengajak Keyna ke kamar.

Kamar yang dimaksud adalah ruangan besar yang dialihfungsikan seperti ruang perawatan VVIP rumah sakit. Sebelumnya, wanita itu pernah ke kamar ini. Mereka kembali duduk di sofa.

"Pelajari semua hal tentang diriku. Sesuai dalam perjanjian, kamu harus membuatku lumpuh sementara. Kamu yang akan mengurusku. Mandi, makan, segala hal yang berhubungan dengan kesehatanku adalah tanggung jawabmu. Itu sebabnya aku menikahimu. Aku tidak ingin disentuh atau tinggal satu kamar dengan orang lain selain istri sendiri."

"Glek." Keyna menelan ludahnya sendiri.

Ingin sekali rasanya Keyna bertanya alasan apa yang membuat lelaki itu membuat dirinya sakit. Tetapi, dalam surat perjanjian, ia dilarang bertanya tentang apapun. Dan demi uang, ia akan bungkam.

Selama satu minggu, Keyna dipaksa mempelajari seluk beluk mansion. Ia juga harus mengenal kebiasaan-kebiasaan William. Selain itu, wanita itu harus menjaga pola makan sehat serta rajin berolahraga.

“Kamu harus bugar. Bagaimana kamu bisa mengangkat bobotku jika tubuhmu kurus begitu?” ejek William.

“Memangnya kenapa aku harus mengangkat Tuan?”

“Sekarang mungkin tidak. Tetapi, nanti jika aku lumpuh, kamu harus mampu melakukannya.”

Keyna mengerjap-ngerjapkan matanya berulang kali. Beberapa hari ini ia cukup lega karena belum ada perbincangan tentang bagaimana membuat William lumpuh sementara. Ia bahkan berpikiran positif bahwa suami pura-puranya itu pada akhirnya mengurungkan niat awalnya.

“Mulai besok, kamu sudah dapat kuliah lagi. Pelajari seluk beluk tentang keadaan lumpuh seseorang dengan cepat. Tanyakan pada beberapa dokter spesialis syaraf yang kompeten.”

“Bagaimana dokter-dokter itu mau menerimaku? Aku hanyalah seorang mahasiswi. Mereka pasti sangat sibuk untuk sekedar meladeni pertanyaanku.”

Lelaki di samping Keyna mengulurkan sesuatu. Wanita itu menerima kartu dan membacanya. Kartu nama hitam elegan itu memiliki logo W berwarna emas dan bertuliskan ‘Will Universe.’

“Tunjukkan kartu nama tersebut pada dokter di sana,” ucap William seraya pergi meninggalkan Keyna sendiran.

Keyna mengerutkan dahi sembari membolak-balik kartu nama yang diberikan William tadi. “Huufff … apa istimewanya kartu nama begini?”

Komen (4)
goodnovel comment avatar
muti mau
lanjut Thor, semangat, cerita awal bagus
goodnovel comment avatar
Siswoyo Raharjo
cepat sekali bab 2 ini habis.. langsung gas ke bab 3. makin penasaran
goodnovel comment avatar
putri
bagus nih ceritanya beda dgn yg lain
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   3. Sandiwara Dimainkan

    “Anda yakin masih akan melanjutkan rencana Anda, Tuan? Masih ada waktu untuk membatalkannya.”Pertanyaan itu dilontarkan oleh Bastian kala William baru saja memasuki ruang kerjanya. “Kamu sudah menanyakan ini berpuluh-puluh kali, Bas. Apa kamu tidak bosan mendapat jawaban yang sama?”“Saya hanya berusaha meyakinkan, Tuan.”William tidak menanggapi keberatan pelayan setianya. Dengan cekatan, ia membereskan berkas-berkas yang berserakan di atas meja. Setelah meja kerjanya rapi, lelaki itu berdiri.“Istirahatlah, Bas.” William menepuk bahu Bastian sambil melewatinya.Lelaki berusia hampir kepala lima itu melewati kamar yang ditempati Keyna. Perlahan, ia membukanya. Wanita muda itu tertidur pulas tanpa beban.Sudah tujuh tahun ia menduda. Istrinya meninggal karena penyakit kanker. Satu tahun kemudian, ketiga anaknya yang telah dewasa pun memilih jalan sendiri-sendiri dan berkarir di luar negeri. Akhirnya, ia hidup sendiri ditemani sepi dan sunyi.Keinginannya hanya satu. Dapat mengumpulk

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-07
  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   4. Hubungan Tidak Harmonis

    "Bastian! Ceritakan, kenapa Daddy bisa sampai seperti ini!'Tak lama setelah William berhasil dibuat lumpuh, kamar yang disulap menjadi ruang perawatan itu tiba-tiba penuh. Ketiga putra dan putri William kini menatap sosok di hadapan mereka yang terbaring di ranjang. Dua orang lelaki yang sangat tampan dan wanita muda yang cantik mempesona.“Seperti yang pernah saya ceritakan di telepon, Tuan Fred. Tuan besar mengalami kelumpuhan satu minggu setelah kecelakaan. Jadi, keadaannya memang seperti ini."Pelayan setia itu bersandiwara. Ia memasang wajah menyedihkan dan prihatin pada keadaan tuannya. Dengan lancar, Bastian menceritakan skenario kebohongan yang telah mereka susun bersama.Frederix, putra sulung William berdecak pelan usai mendengar penjelasan Bastian. Orang kepercayaan William itu pun kembali melanjutkan sandiwaranya. "Tuan Muda sudah tau sejak sebulan yang lalu, mengapa baru sekarang menjenguk?""Kami sibuk!" balas Fred kesal karena seorang pelayan berani menegurnya."Kamu p

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-08
  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   5. Lumpuh Betulan

    “Hh-hah! H-hah!”Wanita itu berlari cepat kembali ke dalam ruang perawatan. Alat monitor jantung berbunyi tidak normal. Napas William tersengal-sengal. Matanya bahkan terbelalak lebar dan sudutnya mengeluarkan air mata. Tak lama kemudian, bunyi nyaring terdengar dari monitor tersebut. Jantung William berhenti berdetak.“Cepat panggil ambulance!” titah Frederix pada Bastian yang hanya terpaku di tempat.“Tunggu! Aku bisa mengatasinya,” ucap Keyna seraya memakaikan selang oksigen ke hidung William.“Tidak! Kamu bukan dokter! Jangan main-main dengan Daddy kami!”Keyna mengabaikan Frederix. Ia menyuntikkan serum penetralisir. Setelah itu ia mencoba melakukan resusitasi jantung paru. Kedua tangannya ditekan dalam-dalam dengan gerakan naik turun ke dada William. Lalu, wanita itu memberikan napas buatan.Tak lama kemudian, alat rekam jantung berbunyi normal kembali. Keyna memakaikan alat saturasi pada jari telunjuk dan mengecek kadar oksigen dalam tubuh William. Semua kembali normal. Wanita

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-08
  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   6. Pertolongan Pertama

    Ruangan menjadi sangat hening. Keyna membelalakkan mata dengan menutup mulutnya yang terbuka dengan satu tangan. Sementara, William mengerutkan kening sambil menatap kedua kakinya.“Kenapa kaget? Itu ‘kan yang kamu inginkan?” desis Jaslan. “Sekarang semua menjadi kenyataan!”William menggeleng keras. “Jangan bercanda, Jaslan!”“Aku tidak sedang bercanda. Aku sudah mengatakan hal seperti ini mungkin saja akan terjadi. Kamu saja yang keras kepala untuk tetap meneruskan rencana gilamu,” balas Jaslan.“Prof, tolong. Diagnosa anda masih membutuhkan banyak tes lagi, bukan?” Keyna kini ikut berkomentar.Jaslan, menoleh menatap Keyna. Wanita muda itu tampak ketakutan. Tubuh kurusnya terlihat bergetar.“Diagnosa awal memang terjadi kelumpuhan pada kedua kaki. Semoga saja dengan obat-obatan dan fisioterapi, lama-kelamaan efek suntikan lumpuh itu berkurang dalam sistem syarafnya, “ jelas Jaslan.“Jadi, maksudmu ini hanya sementara, bukan?”“Saat ini tidak. Kamu lumpuh betulan. Entah sampai kapan

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-08
  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   7. Curiga

    Dengan cepat, Louis menoleh ke samping. Ia meletakkan telunjuknya di bibir untuk memberi kode pada kakaknya agar diam. Setelah itu pemuda itu menarik lengan kakak sulungnya menjauhi kamar perawatan.Mereka kini berada di ruang kerja William. Louis langsung mengunci ruangan tersebut begitu mereka telah berada di dalam.“Apa kamu juga mencurigai wanita itu?” tanya Frederix.“Curiga? Pada Keyna?” Louis menjawab.“Ck, kebiasaan. Selalu menjawab pertanyaan dengan pertanyaan juga,” keluh Frederix.Tangan Louis menyugar rambutnya yang agak memanjang di bagian depan. Bukannya menjawab pertanyaan sang kakak yang penasaran, ia beranjak ke lemari pendingin di pojok ruangan. Di sana, ia mengambil dua kaleng soda dan memberi salah satunya pada Frederix.“Kamu belum menjawab pertanyaanku, Lou.” Frederix menerima kaleng tersebut dan langsung membuka penutupnya.“Tidak. Aku tidak mencurigai Keyna,

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-09
  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   8. Rencana Terapi

    Frederix mondar-mandir di dalam kamar Louis. Sementara, adik bungsunya tersebut telah minum obat dan berganti pakaian. Pemuda itu duduk di sisi ranjang sambil memperhatikan kakaknya.“Apa kakak mau tidur di sini saja? Aku sudah mengantuk.”“Tidurlah. Sebentar lagi, aku keluar.”Louis mengangguk. Lelaki muda itu naik ke ranjang lalu menutup matanya. Ia membiarkan sang kakak dengan rasa curiganya yang besar sendirian.Satu jam sudah, Frederix menunggu di kamar adiknya. Louis sudah dipastikan telah berada di alam mimpi. Akhirnya, putra pertama William itu memutuskan untuk keluar dan pergi ke kamarnya.Ruang perpustakaan itu kini telah tertutup. Frederix masuk ke dalam. Gelap. Lelaki itu mengusap sensor lampu membuat ruangan itu menjadi terang benderang.Meja di mana tadi Keyna meletakkan buku-buku yang dibacanya kini telah rapi. Tidak ada tanda-tanda seseorang menggunakan ruangan ini barusan. Frederix sungguh penasaran b

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-09
  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   9. Hati yang Terluka

    Frederix masuk dan memandang William serta Keyna bergantian. Saking seriusnya berbincang tadi, baik William maupun Keyna sampai tidak menyadari bahwa ada yang membuka pintu dan masuk ke dalam kamar perawatan.“Perjanjian kerja Keyna,” William menjawab.“Boleh aku lihat perjanjian itu?”“Untuk apa?”“Hanya agar aku pun bisa mengingatkan Keyna pada tugasnya, Dad. Apalagi, Daddy sedang sakit.” Frederix memberikan alasan diplomatis.Keyna menahan napas mendengar permintaan Frederix. Tidak mungkin ‘kan, William memberikan berkas perjanjian pernikahan kontrak mereka? Matanya menatap tuannya dengan pandangan cemas.“Boleh saja. Kamu bisa minta Bastian memberikannya.” Dengan santai William mengizinkan putranya melihat surat perjanjian itu.Mata Keyna melebar mendengar pernyataan William. Namun, lelaki yang terbaring di ranjang itu memberikan kode untuk tidak protes sehingga ia menutup mulutnya yang akan berbicara.“Sa-saya permisi untuk mengambil sarapan Tuan William.” Keyna menundukkan kepal

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-10
  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   10. Tidurlah di Sampingku!

    “Hai.”Keyna yang sedang duduk di pinggir kolam renang dan termenung menatap air kolam sedikit berjengit kaget. Ia menoleh dan melihat Louis berdiri dengan senyum manisnya. Wanita itu balas tersenyum.“Oh, hallo, Tuan Muda Louis.”"Maaf, mengagetkanmu.""Tidak apa-apa, Tuan Muda."“Boleh aku bergabung?”Keyna menjawab dengan anggukan kepala. Louis lalu duduk berjarak di samping perawat Daddynya. Kaki mereka mengayun pelan memainkan air kolam.“Daddy sama siapa?” tanya Louis.“Dokter Jaslan.”“Biasanya jika Uncle Jaslan memeriksa Daddy, kamu selalu membantunya.”“Pemeriksaan sudah selesai. Mereka hanya sedang berbincang masalah … entah aku kurang paham obrolan keduanya,” kilah Keyna. Saat itu, Keyna kembali mengingat ucapan William yang membuatnya sedih.“Oh. Mereka bersahabat. Daddy sangat mempercayai Uncle Jasl

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-10

Bab terbaru

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.331. Indah pada Waktunya

    Malam harinya, tanpa membuang waktu, William dan keluarganya bertolak ke bandara untuk pulang. Tidak ada alasan lagi bagi William untuk menetap di Pulau Chantal setelah mengetahui sang putra baik-baik saja. Mereka pun pergi tanpa berpamitan pada sang pemilik pulau. William sudah bertekad menutup semua akses komunikasi dengan Chantal maupun semua wanita. Mengingat pernyataan keras Keyna, William merinding. Sejak itu, matanya tak pernah lepas dari sang istri. Hatinya sangat tidak tenang jika mereka berjauhan. "Cha, Keyna kenapa akhir-akhir pendiam, ya?" tanya William. "Apa Keyna masih marah, ya sama Daddy?" Sacha sedang duduk di depan meja kerja sang Daddy. Menatap berkas perusahaannya yang akan bergabung dengan perusahaan Will Universe. Kini matanya mengamati wajah William yang termenung. "Daddy masih berurusan dengan ibu-ibu komite sekolah Princess? Atau masih berhubungan dengan Chantal?" "Tidak sama sekali, Cha." Akhirnya mereka berkesimpulan, Keyna memang sedang lelah saja. M

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.330. Lelaki Setia

    Untuk mengalihkan rasa kesal, Keyna berjalan-jalan sendirian di tepi laut. Pulau ini memang cantik dan eksotik. Gabungan antara penduduk pribumi dan modern masih sangat kentara. Namun begitu, pelayan di sekitar resort terlihat telah lebih mengenal peradaban. “Cantik, ya?” Kepala Keyna menoleh ke samping. Chantal berdiri dengan wajah menatap laut. Wanita itu menarik napas dalam-dalam menghirup udara laut dan mengembuskannya perlahan. “Mau menemaniku berkeliling?” Itu bukan sebuah ajakan, nada suara Chantal jelas menuntut Keyna untuk ikut. Tangan kanan wanita pulau itu terentang ke sisi kanan untuk memberi kode agar berjalan. Keduanya berjalan menyisiri pinggir laut. Angin hampir saja menerbangkan topi lebar yang dikenakan Keyna jika ia tidak memeganginya. Sementara Chantal dengan santai berjalan tanpa alas kaki menembus angin yang mengibarkan pakaian tipis hingga lekuk tubuhnya tampak jelas terlihat. “Aku sudah berhasil membawa peradaban modern ke pulau ini. Namun begitu, sebagai

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.329. Ada Apa Lagi?

    “Baby, jangan cemberut terus. Tolong, maafkan aku,” mohon William saat mereka telah dalam pesawat.Keyna tidak menjawab. Ia sibuk menatap laptopnya dan memberikan layanan kesehatan melalui online. Bahkan saat William kembali berkata, Keyna langsung mengenakan headset hingga suara suaminya sama sekali tidak terdengar lagi.William mengembuskan napas berat. Ia tau dirinya salah. Tetapi, bukankah alasannya cukup masuk akal? Apa ini karena Keyna cemburu?Pusing memikirkan sikap istrinya, William bangkit dari duduknya. Lelaki itu mengecup puncak kepala Keyna sebelum berjalan menjauh. Ia mendatangi Princess yang sedang bermain dengan Sacha.“Kenapa Daddy meninggalkan Keyna?” tanya Sacha.“Keyna sedang konsultasi online.”“Pasti Keyna marah pada Daddy.”“Iya, sepertinya begitu.”“Kenapa Mommy marah pada Daddy?” tanya Princess.Keduanya lalu tersadar bahwa P

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.328. Sangat Menarik

    “Akh … kalian sudah saling kenal?” Chantal menatap Louis dan Lily bergantian.“Mmm … kami teman masa kecil, Nyonya Chantal,” balas Lily menyeringai.“Oh ya? Menarik, sangat menarik.” Mata Chantal berbinar mendengar jawaban Lily.Sementara itu, Louis masih terpana dengan pemandangan di depannya. Chantal sampai menggeleng kemudian terkekeh. Wanita itu kemudian pamit.“Baiklah. Aku tinggalkan kalian berdua untuk bernostalgia.”“Terima kasih, Nyonya Chantal," balas Lily dengan santun.Sebelum Chantal berlalu, ia menyempatkan diri mengedipkan sebelah matanya pada Louis. Wanita itu juga mengusap dada Louis dan berbisik pelan di telinga lelaki muda itu.“Mungkin ini jawaban dari rasa penasaranmu.”Louis tersentak sedikit. Kepalanya menoleh menatap kepergian Chantal. Lalu, tersadar saat Lily kembali menyapanya.“Kamu baik-baik saja?”“Entahlah. Bertemu lagi denganmu … cukup mengejutkan,” aku Louis.Kepala wanita cantik bergaun putih itu meneleng ke kanan. Bibirnya rapat namun menyunggingkan s

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.327. Wanita Berbaju Putih

    Pertemuan dengan Chantal, sama sekali tidak mencerahkan Louis. Wanita itu malah melenggang santai meninggalkan Louis yang masih tidak mengerti. Chantal hanya berpesan untuk menghubunginya kapan saja ia butuh.Louis menatap bayangan Chantal. Ia bisa bebas memandangi tubuh Chantal dari tampak belakang. Setelah wanita pulau itu menghilang, Louis segera keluar dari restoran.“Permisi, hari ini aku ada jadwal menyelam. Apa perlengkapan untukku sudah siap?” tanya Louis pada pegawai resort.Lelaki pribumi yang diajak bicara itu bertelanjang dada, mengenakan sarung yang panjangnya hanya sampai lutut serta pengikat kepala khas pulau. Ia tersenyum ramah dan mengangguk pada Louis.“Silahkan, Tuan Louis,” jawab si lelaki sambil mengarahkan jalan.“Apa perjalanan kita jauh?”“Tidak, Tuan. Kita akan naik kapal ke tengah laut, setelah itu Anda baru bisa turun dan menyelam.”“Ada pengawas atau pelatih yang akan menemaniku?”“Saya sendiri yang akan menemani Tuan.”Louis mengangguk. Mereka berkenalan.

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.326. Wanita Magis

    “Tersesat?”Louis berhenti berjalan. Tidak ada siapa-siapa di dekatnya. Suara seksi dari arah belakang itu pasti memang menyapanya.Pemuda tampan itu membalik tubuh. Menahan napas sejenak begitu melihat sosok yang berdiri dengan senyum menggoda. Mata hitamnya mengerjap pelan.“Ehm.” Louis menjernihkan tenggorokannya. “Tersesat? Tidak. Aku memang mau berkeliling.”“Oh. Ini saatnya makan siang. Kamu tidak ke restoran?”“Setelah ini aku ke restoran.”“Dari arah sini kamu tidak akan menemukan apa pun selain lorong yang ujungnya buntu. Bagaimana kalau kita ke restoran saja. Aku tau jalan tercepat ke sana.”Louis terpana. Bukan karena suara seksi itu. Wanita ini terlihat manis dengan kulit kecoklatan yang mengkilat. Sekilas ia mengamati. tubuhnya berisi dengan tonjolan dan lekukan yang proporsional.Masalahnya, wanita di depannya ini memakai gaun panjang tembus pandang. Ia hanya mengenakan celana dalam. Bagian dada wanita itu tercetak jelas melalui bahan tipis bermotif bunga dan tertutup s

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.325. Tidak akan Lupa

    “William,” panggil Keyna.Cepat, William menoleh. Tersenyum manis pada Keyna dan merengkuh bahunya.“Ya, Baby? Sudah selesai melihat-lihat kelas Princess-nya?”“Sudah. Princess sudah mau masuk sekolah,” ucap Keyna.Seorang wanita tersenyum dan menyapa Keyna. “Oh, ini Mommynya Princess, ya?”“Akh, ya. Kenalkan, ladies. Ini istriku, Keyna.” William kemudian menatap istrinya. “Baby, kenalkan ini ibu-ibu komite yang luar biasa kontribusinya pada sekolah.”Sambil memaksakan senyum, Keyna menyalami para ibu yang sejak tadi mengerubungi sang suami. Lalu ia memberi kode pada suaminya untuk pergi dan mengantar Princess kembali ke kelas.“Kami permisi dulu ke kelas Princess,” ucap Keyna dengan nada yang dibuat seramah mungkin, padahal hatinya sangat kesal.“Oke. Setelah mengantar Princess, ke sini lagi, ya. Kita ngobrol-ngobrol dulu. Jarang-jarang kan Mommy Keyna muncul di sekolah.”Ucapan salah satu wanita itu seolah menyindir Keyna. Dengan menggenggam tangan William, Keyna menatap satu per-sa

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.324. Mengantar Sekolah

    Setengah jam William berbincang dengan Chantal. Lelaki itu menutup teleponnya sambil tersenyum dan menggeleng samar. Ia kembali ke kamar, naik ke ranjang dan tidur.Pagi harinya, Keyna bangun lebih dulu. Ia mencium suaminya dan bergegas ke kamar Princess. Putri cantik itu sudah bangun, namun masih mengobrol di ranjang bersama Ferina.“Selamat pagi,” sapa Keyna.“Mommyy …. “Princess merentangkan tangannya meminta Keyna memeluknya.Ferina tersenyum menatap keduanya. “Aku ke kamar tamu dulu, ya. Mau mandi dan bersiap-siap ke rumah sakit.”“Oke, Auntie Ferina.”Ferina mencium pipi Princess sebelum keluar. Keyna menggenggam sekilas tangan sahabatnya. Pintu menutup dan langkah Ferina yang menjauh tak terdengar lagi.“Apa Princess Mommy tidur nyenyak hari ini?”“Iya. Tapi Princess bangun sebentar karena Auntie menangis.”“Auntie Ferina menangis?”“Iya, karena aku pakai selimut dari Uncle Hanson.”Keyna mengamati sekitar ranjang. Selimut dari Hanson tidak ada di sana. Ia lalu kembali menatap

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.323. Bersosialisasi

    “Bagaimana Ferina hari ini, Baby?” tanya William pada istrinya.Mereka sedang berbaring di ranjang. Berbincang tentang aktifitas padat yang William dan Keyna lakukan hari ini. Keyna meletakkan kepalanya pada dada William.“Matanya tidak bisa berbohong. Aku tau, ia masih sangat berduka. Walaupun ia bisa tersenyum pada semua orang yang memeluknya dan mengucapkan bela sungkawa,” jawab Keyna.“Aku lihat Ferina sangat berusaha untuk tegar. Ia melakukannya demi janin di rahimnya.”“Betul. Ferina bilang padaku, yang menguatkannya saat ini adalah adanya benih Hanson pada tubuhnya.”William mengembuskan napas berat. Tangannya mengelus rambut panjang sang istri. Sesekali ia mengecup rambut halus itu.“Apa Ferina sekarang masih tidur di kamar Princess?”“Masih.”“Apa putri kita terganggu?”Kepala Keyna mendongak menatap sang suami. “Kenapa terganggu?”“Siapa tau, Princess terbangun karena mendengar isak tangis Ferina di malam hari.”“Princess tidak pernah bercerita tentang hal itu. Aku asumsikan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status