Share

bab 73

Author: Ummi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Ini adalah hari ke 2,orang asing itu masih belum mau bicara.

"Tuan Muda kita patahkan saja salah satu anggota tubuhnya, ia pasti mau bicara!!" kata Fatta memberikan saran, Rama malah kepikiran ide. Ia menjawab pertanyaan Fatta dengan bahasa Enggras.

"Jangan kau patahkan salah satu anggota tubuhnya, kasian dia!! Tapi itu bisa kita gunakan jika dia memang masih tidak mau bicara!! Aku akan serahkan urusan itu padamu, saat ini sabar dulu oke!!"

Fatta tidak paham dengan bahasa yang Rama pakai, tapi mendengar kata oke, Fatta menyahut, "Oke!!" Rama bahkan hampir tergelak melihat Fatta mengikuti perkataannya.

Mendengar perbincangan itu membuat si orang asing ketakutan, ia sebenarnya sudah tidak dapat menahan lapar dan haus. Jika diperbolehkan memilih, ia lebih memilih dibunuh ketimbang disiksa dengan rasa lapar dan haus seperti ini. Tapi jika ditambah dengan mematahkan anggota tubuhnya, itu akan sangat menyiksa.

Melihat perubahan ekspresi orang asing itu, Rama kembali mendekatinya den
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 74

    Rama terkejut saat melihat Jaya datang bersama 16 pasukan terlatihnya. Mereka sampai sudah menjelang sore hari bersama Kemal. "Paman, bukankah aku hanya memberi pesan untuk membawa 6 orang pasukan saja?" tanya Rama pada Kemal, Kemal hanya menunduk dan melirik Jaya. Rama paham rupanya abangnya tersebut yang mengambil keputusan. "Hahaha, aku dengar kalian menemukan kapal musuh, jadi aku putuskan membawa semua orang kesini!!" jelas Jaya, ia bahkan menepuk-nepuk bahu Rama. Rama menggeleng maklum, setidaknya insting abangnya ini sangat berguna di saat seperti ini. Rama jadi kepikiran untuk menyerang kapal itu terlebih dahulu sebelum kapal bantuan musuh datang. "Baiklah, silahkan kalian beristirahat terlebih dahulu, nanti malam kita akan membicarakan ini!!" kata Rama, kemudian para pemuda yang terlatih itu beristirahat karena baru melakukan perjalanan jauh. "Kak, bagaimana dengan pembangunan di desa?" tanya Rama kemudian. "Maksudmu pembangunan bunker kita?" tanya Jaya memastikan, R

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 75

    "Tuan Muda!! Ada hal penting!!" Kobar langsung turun dengan tergesa-gesa dari kudanya. "Ada apa?!" Melihat Kobar yang datang dengan tergesa-gesa itu membuat Rama memiliki firasat yang tidak nyaman. "Tuan Muda, setelah aku melaporkan soal prajurit yang terluka itu, Kapten perbatasan langsung mengirim prajurit untuk menyerang pasukan bangsa Bar-Bar!! Mereka membawa 10 kapal, tapi tadi sudah ada satu kapal yang kembali dan menurut informasi yang kudengar, sudah ada kapal prajurit kita yang tenggelam!!"kata Kobar lagi, ia bahkan bicara dengan tubuh yang gemetar ketakutan. "Apa?! Astaga, kenapa mereka sangat nekat!!" sahut Prada Uji, ia tak menyangka Kaptennya akan mengambil keputusan dengan ceroboh."apa mereka tidak tau kalau bangsa Bar-Bar itu sangat kejam dan tidak berperikemanusiaan!!" "Prada Uji, tenanglah...jadi sekarang mereka masih bertempur?" tanya Rama pada Kobar, Kobar langsung mengangguk."sebaiknya kau istirahat dulu, ada makanan di dapur, makan dan istirahatlah, aku akan

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 76

    Kapten John dengan teropong ditangannya tertawa saat melihat prajurit kerajaan Bamaraya seperti semut yang berjatuhan. "Lihatlah kebodohan mereka!! Seperti semut yang mencoba melawan ikan hiu di lautan!!" kata Kapten John dengan nada yang mengejek. Penasehat Clark ikut terkekeh, sejauh ini hanya tinggal menunggu waktu untuk menenggelamkan kapal-kapal milik prajurit perbatasan. "Kapten mereka semua memang bodoh!! Bahkan aku tidak melihat adanya penyihir seperti rumor yang beredar, sepertinya mereka hanya menyebarkan rumor itu untuk menakuti kita!!" sahut penasehat Clark, ia menatap kearah kapal-kapal prajurit perbatasan Bamaraya yang mulai berjatuhan. "Apa itu?" Tepat di saat itu Kapten John menyadari ada 2 perahu kecil datang mendekat, mereka berada sekitar 100 meter dari kapalnya dan kapal prajurit Bamaraya. "2 perahu kecil, apa mereka putus asa sampai mengirim bantuan dengan perahu kecil itu?"teropong yang Kapten John gunakan hanya mampu melihat dengan jelas di jarak 50 meter,

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 77

    Prajurit kerajaan Bamaraya yang berada di darat bersukacita setelah mendengar keberhasilan pasukan laut mereka dalam mengalahkan bangsa Bar-Bar, bahkan mereka membawa tawanan bangsa Bar-Bar yang akan diserahkan dan di bawa ke ibu kota Jawali. Tetapi yang terjadi malah sebaliknya, para pasukan yang baru pulang datang dengan wajah yang muram. "Laksamana, mengapa para Kapten terlihat tidak senang, begitu pula dengan prajurit kita!! Bukankah kita sudah menang?"tanya Kapten Baron yang merupakan penjaga perbatasan di darat. Laksamana Madya Brawijaya hanya semakin terlihat muram, ia duduk kemudian mengambil kertas dan mencoba menulis sesuatu untuk menyampaikan pesan. "Sampaikan pesan ini pada Jendral!!" kata Laksamana Madya, ia terlihat sangat putus asa. "Laksamana, ada apa?" tanya Kapten Baron lagi. "Kau kenal Rama Adipati?"tanya Laksamana Madya. "Tuan Muda Rama, tentu saja aku mengenalnya, tidak ada prajurit perbatasan yang tidak mengenalnya Tuan, ia yang menolong kami dari pe

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 78

    Hari ini Rama membuatkan makanan yang lumayan banyak untuk pasukannya. Sebagai bentuk penghargaan kepada mereka, meski peperangan belum berakhir. Tapi Rama ingin pasukannya merasa dihargai atas jerih payah mereka. mereka makan bersama dengan warga kampung nelayan yang tersisa. Rama membuatkan masakan rendang daging, acar timun-wortel, ayam goreng rempah, ikan bakar madu dan tak lupa soda gembira. Mereka meminta alkohol pada Rama, tapi karena Rama tak menyukai alkohol mereka juga tak berani memaksa. "Kak Rama, masakanmu tak pernah gagal, sangat lezat!!" Puji Bani, ia makan dengan lahap. "Benar, apalagi rendang daging yang kak Rama buat, sangat nikmat dan rasanya ingin makan lagi dan lagi!!" Seru Eko. "Ikan bakar madu juga tak kalah nikmat, rasa bumbunya meresap hingga ke dalam daging!! Kak Rama jika kau punya rumah makan, kurasa akan sangat ramai!!" Sahut Aprian. Rama terkekeh mendengar pujian pasukannya yang tak berhenti-henti. "Kalian ini sangat pintar berkata manis!!" sahut

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 79

    "Tuan Muda, Laksamana memintaku untuk mengambil senjatamu!!" kata Kapten Baron, ia sangat berhati-hati ketika bicara dengan Rama. Rama adalah orang yang baik, tapi bahkan Kapten Baron pun segan padanya, ia hanya menyampaikan perkataan Laksamana Madya. "Mengambil?" Kata Rama dengan penekanan nada di perkataan itu, jelas Kapten Baron jadi tambah serba salah. Ia ingin mengatakan meminjam, tapi Laksamana Madya sudah menegaskan dengan kata mengambil senjata Rama, bahkan Kapten Baron sudah menyaring apa yang telah Laksamana Madya ingin sampaikan. "Benar Tuan Muda!! Maaf jika membuatmu tersinggung, akupun sebenarnya merasa tidak enak padamu, tapi aku hanya menyampaikan perintah!!" ungkap Kapten Baron sembari menangkup kan tangan. "Jangan merasa seperti itu Kapten, aku tak masalah jika kalian ingin mengambil senjata itu, tapi jika senjata itu diambil, maka aku tidak akan menolong kalian lagi, bagaimana?" Perkataan Rama jelas dengan surat mengancam, Rama tak suka cara Laksamana Madya yang

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 80

    Laksamana telah mendapatkan laporan jika Kapten Baron dan prajuritnya telah pulang dengan membawa senjata dari Rama. Sehingga ia dengan sukarela keluar dari tendanya untuk menyambut kedatangan Kapten Baron dan prajuritnya. Ia tersenyum bangga memperlihatkan ternyata pengaruhnya masih ada. "Laksamana kami kembali!!" kata Kapten Baron seraya menangkupkan tangannya, prajurit yang mengikutinya juga ikut menangkupkan tangan meski wajah mereka terlihat muram. "Hahaha, aku senang kalian kembali!! Setelah ini kalian boleh beristirahat!!" katanya dengan tawa yang riang, Laksamana Madya lalu memberi kode untuk membuka kotak kayu berisi senjata yang mereka bawa. Ia senang ketika mengetahui Rama menyerahkan senjatanya, setidaknya ancamannya berhasil. "Klak! Tap!" Kotak kayu berisi senjata terbuka, dan betapa kagetnya Laksamana Madya ketika menyadari hanya ada senjata ketapel dan pedang di dalamnya. "Apa hanya ini?" tanyanya kemudian, wajah yang tadinya riang berubah dalam sekejap menjadi mu

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 81

    "Kita akan menetap di sini!! Paman kalian pergilah ke desa Mekarsari, jika ada apa-apa paman Kobar bisa mengirim seseorang untuk mengabariku!!" Kata Rama, kemudian ia teringat pada Pandu."paman mampirlah ke perkemahan di dekat desa Kuncup, cari pemuda bernama Pandu!! Dia adalah orang yang cepat ketika menyampaikan informasi!!"jelas Rama. "Aku akan mengingat itu Tuan Muda!!" kata Kemal, Kobar ikut mengangguk."Apa ada pesan lainnya Tuan Muda?" "Katakan pada Bapak dan ibuku serta para warga desa agar mendoakan kami!!Jika bukan karena doa mereka, mungkin kami tidak akan bisa memenangkan peperangan ini!!" kata Rama. Seketika semua orang jadi merindukan keluarganya, namun jika mereka pulang maka akan melemahkan tekad mereka. Mereka terdiam dalam haru di dada masing-masing. "Paman, tolong sampaikan juga pesanku pada ibuku!! Jangan khawatirkan aku di sini, karena kami pasti akan memenangkan peperangan ini!!" kata Fatta, badannya besar, kekuatannya luar biasa, tapi ketika itu menyangkut i

Latest chapter

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   Bab 149

    Andonesia, tahun 2075 Dunia hari ini mengalami kehancuran karena pengrusakan lingkungan oleh perusahaan maupun perorangan. Tapi, manusia tak peduli. Mereka justru berperang di bawah iklim yang berubah total dan tak sadar sebuah batuan besar dari langit menghantam bumi. Semua orang dalam keadaan panik, berlari tanpa tujuan. Bumi gelap seketika ketika kabut hitam aneh datang sementara listrik tengah padam. "Uuuhhh....!" Seorang pria tiba-tiba terbangun dengan tubuh yang terasa pegal, seolah-olah ia sudah tiduran terlalu lama. Pria itu menatap sekitarnya hingga akhirnya beradu pandang dengan perawat yang baru saja memasuki ruangannya dengan ekspresi terkejut. "Dokter Angel! Pasien nomor 10 akhirnya sadar." Perawat tersebut langsung mengabari seorang dokter cantik yang sedang menulis di ruangannya. Mendengar pasien dengan nomer 10 akhirnya sadar, Angel langsung mengikuti perawat yang tadi mengabarinya. "Klek!" Angel membuka pintu itu dan menatap pasien nomer 10 dan langsung

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 148

    "Dar!!" "Tuan Muda!" jerit Lilia. "Kau sangat berani!!" Baxia mengayunkan ekornya untuk menghantam Jenderal Kris, tubuh Jenderal Kris melayang jauh hingga menghantam badan kapal yang lain, ia mengeluarkan darah dan mati di tempat. 'Bagaimana dengan Tuan Muda?'tanya Lilia. 'Tenanglah baby, aku akan membawa Tuan kembali setelah memberi mereka pengajaran.' Baxia berbalik dan memperlihatkan aura yang sangat dominan serta mengerikan, seketika air laut di sekitar kapal Mamarika bergemuruh. "PULANGLAH DAN JANGAN KEMBALI!! ATAU AKU AKAN BUAT PERHITUNGAN DAN MENGHANCURKAN BANGSA KALIAN!" suara Baxia menggema hingga memekakkan telinga yang mendengarnya, sehingga mereka harus menutup telinga agar tidak terlalu sakit. Jenderal Sean mengangguk sembari menutup telinganya. Mendapatkan jawaban yang diinginkannya, Baxia berbalik membawa tubuh Rama ke kapal mereka. Pasukan bayangan sudah menunggu Baxia dengan perasaan khawatir. Rama tidak sadarkan diri, saat diperiksa tidak ada tanda-tand

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 147

    "Fatta, apa kau berhasil menjalin kontrak dengan Naga?" tanya Rama ketika melihat Fatta dan Baxia datang setelah 2 hari berkelana dialam Hewan Spiritual. 2 hari berkelana di alam Hewan Spiritual sama dengan 2 minggu berlalu di alam manusia. Baxia dan Fatta tersenyum, seekor hewan seperti mahluk purba muncul di punggung belakang Fatta, bentuknya sepertinya dinosaurus dengan ukuran mini setinggi setengah meter. Melihat hewan Spiritual milik Fatta, spontan Jaya tertawa terbahak-bahak."Kau berburu Naga, tapi malah mendapatkan Saurus?hahaha...Hewanmu sangat lucu Fatta!" Melihat itu Fatta dengan wajah datarnya memberi perintah kepada Barats, nama yang ia berikan kepada Hewan Spiritualnya untuk menunjukkan bakat uniknya. "Barats, perlihatkan wujud aslimu!!" Barats melompat dari punggung Fatta, ia kemudian memperlihatkan bentuknya yang semakin membesar hingga sebesar Baxia, "RAAAAAOOOOWWWW!!!" Barats memperlihatkan aumannya yang keras di wajah Jaya, Jaya tak mampu berbuat apapun, ia h

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 146

    "Tuan Muda, apakah kau dari alam Hewan Spiritual?" tanya Fatta yang melihat Rama, Lilia dan Baxia datang bersamaan dari portal keluar alam Hewan spiritual. "Iya, ada apa? Apa ada masalah ketika aku pergi?" tanya Rama lagi, ia melihat ekspresi yang tidak biasa dari Fatta. "Tuan Muda, seharusnya kau mengajakku, aku juga ingin melakukan kontrak dengan Naga," sahut Fatta dengan ekspresi kecewa. Rama menghela napas lega, ia tak menyangka masalahnya seperti itu, ia bahkan sudah berpikiran yang tidak-tidak tadi. "Oho, aku bisa menemanimu!" kata Baxia, ia kemudian membuka kembali portal ke dunia alam Hewan Spiritual. Fatta kemudian menatap Rama dengan tatapan memohon untuk diizinkan pergi. "Baiklah, pergilah!" sahut Rama kemudian. "Terima kasih Tuan Muda," kata Fatta kemudian menghilang bersama Baxia di balik portal alam Hewan Spiritual. "Fatta itu termasuk manusia luar biasa, kekuatannya tidak seperti manusia biasa, apa mungkin dia manusia istimewa? Tapi tidak mudah menjalin kont

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 145

    Sesampainya mereka di alam Hewan Spiritual, Rama dan Lilia di sambut dengan hangat. Namun para Naga bingung dengan Naga mini yang mengikuti Rama dan Lilia. "Apa Lilia punya anak?""Setauku tidak, Lilia belum memasuki masa kawin,""Lalu kenapa ada bayi Naga?""Mungkin Lilia menemukannya dan kasihan padanya,""Kau benar, bisa jadi seperti itu, tapi bukankah kita para Naga tidak pernah menelantarkan bayinya?""Aaahh.... Kau benar juga, lalu bayi siapa itu?"Semua Naga mulai menebak siapa bayi Naga yang mengikuti Rama dan Lilia, bahkan Ketua Naga terlihat bingung dengan Naga kecil yang mereka bawa. Rama tersadar dengan tatapan aneh sedari tadi yang mereka terima. "Baxia, kau boleh mengubah wujudmu kalau di sini," kata Rama, sepertinya wujud Baxia yang menggemaskan membuat para Naga bertanya-tanya. Mendengar itu Baxia lalu berubah ke wujud asalnya, Naga yang tadinya lucu dan menggemaskan berubah menjadi Naga yang mendominasi, gagah dan sangat kuat. melihat tanda di wajahnya Ketua Naga l

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 144

    "Jadi apa nama untukku?" tanya Naga jantan yang telah menjalin kontrak dengan Rama itu, bahkan Lilia menatap dengan tidak percaya, bagaimana bisa 2 Naga menjalin kontrak dengan Tuan yang sama, bukan kah Tuan itu tidak akan mampu, tapi yang terjadi Rama terlihat mampu dan tidak kenapa-kenapa. "Kita sudah menjalin kontrak?" tanya Rama memastikan, ia memang merasa ada yang berbeda pada dirinya ketika menjalin kontrak dengan Naga jantan, tidak seperti ketika ia menjalin kontrak dengan Lilia. Bahkan Lilia tersadar, ada perubahan pada bulu putih di bagian wajah Naga jantan, bulu putih itu berkilau keemasan, di bagian sayap juga begitu, Namun ia masih berwarna biru muda, selain itu dan cahaya tadi tidak terjadi apapun kepada Naga jantan. "Apa yang kau lakukan kepada Tuanku?" tanya Lilia, ia khawatir Rama yang malah mendapat imbasnya. "Aku membagi kekuatanku padanya, aku tidak mungkin mencelakainya my love, jika dia mati kau dan aku akan mati juga," sahut Naga jantan, Lilia bersyukur atur

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 143

    "Maksudmu ada Naga lain selain dirimu saat ini?" tanya Rama, ia melihat Lilia menggeram marah dan mencoba mencari sumber bau itu. "Tuan Muda, aku akan pergi sebentar!" pamit Lilia, ia kemudian menjauh dari desa Mekarsari menuju bukit. 'Lilia, berhati-hatilah dan tetap pertahankan komunikasi kita."pinta Rama, ia terlihat khawatir melihat Lilia yang pergi begitu saja. 'Tentu Tuan Muda, aku adalah Naga penjaga sekaligus Naga petarung, jangan khawatir aku akan segera kembali,' Sesampainya di bukit kembaran, Lilia berdesis, tanda ia sedang marah, "Tunjukan dirimu, aku tau kau ada di dekatku!" seru Lilia, ia terlihat sangat marah. Kemudian seekor Naga yang lebih tinggi dari Lilia muncul, Naga itu memiliki warna biru muda dengan warna putih sayap di bagian mata. Matanya berwarna hitam pekat, sudah bisa ditebak Naga ini adalah Naga jantan. "Aku tak menyangka kau akan menyadari kehadiranku, "Naga itu terlihat sangat mendominasi, berbeda dengan Naga jantan yang biasa Lilia temui. Lili

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 142

    'Lilia, apa yang terjadi?'tanya Rama. Lilia menatap ke arah bangungan Houston yang tak jauh dari dirinya, Xiao Wang Li dan Jessica berada. 'Tuan Muda, bangsa Mamarika sepertinya membuat senjata baru untuk memerangi kita,' 'Senjata baru, Seperti apa?'tanya Rama kembali. 'Senjata itu memiliki pelontar, berbentuk bulat berduri, diberi api dan ketika meluncur serta mengenai target, maka akan meledak di waktu tertentu, "jelas Lilia, ia menggeram marah. Ingin rasanya Lilia menghancurkan bangsa Mamarika sekarang juga, kalau saja bukan Rama yang melarang maka Lilia sudah membumihanguskan bangsa itu. 'Lilia tenanglah, bawa Xiao Wang Li dan adiknya kembali terlebih dahulu ke Mekarsari,' pinta Rama. "Xiao, Tuan Muda meminta kita untuk kembali terlebih dahulu ke Mekarsari," jelas Lilia setelah selesai berkomunikasi dengan Rama. Xiao Wang Li dan Jessica terlihat kebingungan sebelum akhirnya Lilia kembali bersuara. "Aku dan Tuan Muda terjalin kontrak, karena itu kami bisa berkomunikasi sec

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 141

    "Lilia!!" Kali ini Xiao Wang Li sangat senang bertemu Lilia, ia tak menyangka kalau Lilia selama ini bersamanya. "Rrrrrgggghhhh... Rrrrrgggghhhh... " Lilia mulai berdesis, ia siap mengeluarkan laharnya kapanpun ia mau, jika ada yang berani mendekat siap-siap saja dibakar sampai hangus. "Prajurit!!" Jenderal Kris berteriak memanggil prajurit bersenjata api. Para prajurit mulai mengepung Lilia dan Xiao Wang Li, mereka juga mulai siaga dengan mengompa senjata api. "Jangan mendekat atau kalian aku bakar!!" ancam Lilia lagi, pasukan Mamarika mulai gentar, terlebih dengan apa yang baru mereka lihat. Naga benar-benar nyata!! Bukannya takut, Jenderal Kris menjadi berambisi untuk menjinakkan Lilia dan menjadikannya hewan milik mereka, mereka tidak tau jika hewan spiritual yang menjalin kontrak tidak bisa dijinakkan. "Tangkap Naga itu!!" perintah Jenderal Kris, pasukan Mamarika agak kebingungan, dengan apa mereka harus menangkap Naga yang memiliki tinggi 2 kali lipat lebih dari manusia.

DMCA.com Protection Status