"Waahhh..." Fatta, Eko maupun Bani terpesona melihat penampilan baru Naga muda Lilia, ia begitu indah dan mempesona siapapun yang melihatnya. "Aku tidak menginginkan hewan spiritual!" kata Rama kemudian, ia tidak mengerti perihal hewan spiritual, jadi mengapa ia harus memilikinya? "Kau tidak bisa menolak Tuan Muda, kau sudah memberikanku nama!" sahut Lilia. "Lagipula, kau beruntung bisa menjalin kontrak denganku!" kata Lilia lagi. Rama menatapnya tak percaya, jadi ia sudah diakali, Rama pikir memberi nama hanya untuk sekedar "memberi nama" nyatanya itu adalah proses terjalinnya kontrak, membuat Lilia naik ke tahap pendewasaan serta menambah kekuatannya. "Tuan Muda, dia sangat indah dan tidak menakutkan! Biarkan dia ikut kita!" kata Fatta, ia benar-benar menyukai penampilan Lilia yang baru. "Dan aku bisa melakukan ini, takkan ada yang sadar dengan kehadiranku Tuan Muda!" kata Lilia memperlihatkan kehebatannya berkamuflase. Saat melakukan itu, Lilia mencoba mengitari Rama dan
'Tuan Muda, apa yang ada diatas kereta kudamu ini?' tanya Lilia saat melihat pembangkit listrik tenaga surya yang Rama letakkan di atas kereta kudanya. 'Itu alat untuk menjadikan energi dari matahari berubah menjadi listrik!'jelas Rama, kini ia sedang melakukan pembicaraan batin dengan Lilia. meski agak kesulitan namun Rama menyukai itu. setidaknya ada seseorang yang mengetahui dirinya yang sebenarnya. 'Tenaga listrik? seperti apa itu?'tanya Lilia lagi. 'Listrik hampir seperti petir!"sahut Rama. 'Seperti petir? kalau begitu, aku juga bisa menghasilkan listrik!'kata Lilia kemudian membuat Rama mengeluarkan ekspresi kaget. Seketika Pangeran Baskara, Raka, Amarta dan Xiao Wang Li yang berada di dalam satu kereta kuda dengannya menjadi aneh melihat reaksi Rama. kini mereka melanjutkan perjalanan ke pusat kota kerajaan, untuk menemui Raja Pramana. "Rama kau kenapa?" tanya Raka, ia terlihat khawatir pada Rama. "Jangan khawatir paman, aku hanya sedang sakit perut!" kata Rama ber
'Lilia, apa kau bisa mengikuti mereka dan mencari tau dimana tempat mereka bersembunyi?' tanya Rama. Lilia tersenyum enteng, 'Tuan Muda, itu hal yang sangat mudah!' sahutnya kemudian mengepakkan sayapnya dan mengikuti beberapa kelompok orang yang tadi mengirim busur surat. Mereka berjumlah 5 orang, mempunyai seni beladiri yang cukup mumpuni, memakai baju serba hitam dengan penutup wajah kain. kelima orang itu berlari diantara rumah warga dan melompatinya hingga masuk kedalam hutan dan menghilang di sebuah gubuk yang ditutupi dedaunan. 'Orang-orang ini sangat pintar, mereka juga melakukan kamuflase dengan dedaunan itu!' kata Lilia, ia telah menemukan tempat kelima orang yang menembakkan busur. Jadi sekarang Lilia segera melapor pada Rama. Lilia bisa melakukan telepati sejauh apapun, selama Rama ataupun Lilia tidak tidur. 'Tuan Muda, aku sudah menemukan tempat bersembunyi mereka! apa yang akan kau lakukan?' tanya Lilia, ia duduk santai diatap sembari mengamati kelima orang yang b
"Biad*p, para pemberontak sial*n!! kapan kalian akan menangkap mereka? kalau kejadian hari ini diketahui Pangeran, maka aku dan keturunanku akan habis!!" Deni sedang menemui pembunuh bayaran dari klan Raksamerta. "Tuan, kami sudah tau siapa mereka, tinggal menjebak mereka saat beraksi saja! jika langsung menghukum tanpa adanya alasan, maka hanya akan merusak kembali citramu!" jelas Geri, Ketua dari klan Raksamerta. "Kau bisa memerintahkan anak buahmu untuk menyembunyikan harta-hartamu, sebagian kita letakkan dirumah mereka!! jadi kita punya alasan untuk menghukum mereka, bagaimana?" tanya Geri lagi. Senyum licik Deni mengembang, ia sangat suka rencana yang Geri ajukan, ia akan membuat para pemberontak itu habis tak bersisa. 'Tuan Muda, manusia sampah yang bergelar Walikota ini akan menjebak rakyat tak bersalah!' Lilia kembali mengirim laporan kepada Rama. 'Menjebak rakyat tak bersalah? Bagaimana caranya?' tanya Rama lagi. 'Dia akan mengirim orang untuk meletakkan harta-hartan
"Ada apa pagi-pagi ribut? apakah ada yang hilang?" Rama mencoba berakting pagi ini, padahal semua harta ada di dalam kotak penyimpanannya. "Tuan Muda, apa kau melihat sesuatu yang aneh tadi malam?" tanya Sersan Fatih, ia tau Rama paham maksudnya. Rama menggeleng dengan wajah yang polos, "Aku tidak melihat hal aneh apapun tadi malam, bahkan aku bisa tidur dengan nyenyak setelah berjalan-jalan!" seru Rama dengan wajah riang. Tidak ada yang mencurigainya selain Sersan Fatih, kalau saja tidak melihat bakat unik Rama, mungkin Sersan Fatih tidak akan mencurigai Rama, namun jika itu memang Rama, apa yang membuatnya melakukan pencurian harta di rumah Walikota, bukankah Rama ini orang yang mudah dalam mencari uang? "Sersan Fatih, tidak sopan menanyakan itu!" kata Pangeran Baskara, Sersan Fatih langsung menunduk dan meminta maaf. "Memangnya apa yang terjadi? apakah ada yang kehilangan sesuatu?" tanya Rama lagi, ia memang berniat memprovokasi Deni. "Aku sudah dirampok!! aku yakin pasti p
"Aku hanya bisa memberikan ini untukmu, aku tak bisa membantumu lebih banyak, kami harus segera kembali!" ujar Pangeran Baskara, ia memberikan Deni 2 batang emas. 2 batang emas termasuk banyak, tapi harta Deni yang hilang berkali-kali lipat lebih banyak. Membuat Deni menangis tersedu-sedu jika mengingat itu, ia bersyukur setidaknya Pangeran masih berbaik hati kepadanya dengan memberikan 2 batang emas. "Pangeran, terima kasih..." sungut Deni dengan ekspresi muram. "Jangan bersedih, kau masih bisa mengumpulkan harta, tapi ingatlah satu hal, lakukan hal yang baik agar tidak ada yang berniat jahat padamu!" pesan Pangeran Baskara, Deni menganggukkan kepalanya, tangannya masih dalam genggaman Pangeran Baskara. "Baiklah Pangeran..." ujar Deni mencoba untuk ceria. "Kalau begitu kami pergi dulu, nanti jika kau datang ke pusat kerajaan, aku juga akan menjamumu dengan baik!" Pangeran menepuk-nepuk genggaman tangan Deni. Deni senang mendengar itu, meski harta hilang ia tak bisa mendapatkan
Rombongan Rama dan Pangeran sampai di pusat kota Jawali, ketika memasuki gerbang kota, terlihat hingar bingar pusat kota yang sangat ramai. Rama bahkan tak menyangka jika pusat kota di jaman ini akan seramai ini, terlebih di malam hari. "Kak Fatta, apa kita boleh berjalan-jalan nanti?" tanya Alan, ia baru kali ini mendatangi pusat kota, begitu pula Fatta. "Tentu saja, kita harus membeli oleh-oleh nanti!!" seru Fatta ikut bersemangat. Meski merasa bangsa Mamarika lebih maju, Xiao Wang Li tetap merasa takjub melihat pusat kota dari Kerajaan Bamaraya. Banyak pedagang malam hari, penginapan-penginapan, rumah makan, hiburan malam lampu lampion, antraksi para jenaka dan masih banyak lagi. Terlebih rumah hiburan malam yang dipenuhi para pejabat, para pelajar hingga warga biasa. Para gisaeng juga terlihat anggun dan cantik. "Aku akan membeli permen gula-gula dan baju untuk istriku!" kata Eko matanya berbinar melihat keramaian kota. "Aku juga harus membawa oleh-oleh!!" sahut Bani juga t
Sersan Fatih memperlihatkan plakat milikinya,ia juga memberitahu kasim jikalau Pangeran Baskara ingin menemui Raja. "Raja sedang tidak enak badan, apakah harus sekarang bertemunya?" tanya Kasim Ketua, Kasim yang bernama Broto itu memiliki perawakan yang sedang, berwajah tenang dan bijak. "Harus sekarang, ada hal penting yang perlu Pangeran sampaikan!" lapor Sersan Fatih, terlihat Kasim Broto menghela napas dan masuk ke dalam kediaman Raja. Tidak berapa lama ia mempersilahkan Pangeran Baskara masuk, tetapi ketika Rama, Raka dan Amarta akan ikut masuk Kasim Broto melarangnya. "Jangan larang mereka masuk, merekalah orang-orang penting yang harus bertemu Raja!!" ucap Pangeran dengan sorot mata yang tajam. "Aku mengenal Tuan Penasehat Pertahanan dan Menteri Keuangan, tapi Tuan Muda ini siapa?" tanya Kasim Broto, sudah menjadi tugasnya sebagai abdi setia untuk melindungi Raja dari orang yang tidak di kenal. "Rama Adipati, Raja langsung yang ingin bertemu dengannya perihal senjata