"Maksudmu apa, Athalia? Aku tidak mengerti," ujar Rawindra yang masih menyimpan kekesalannya."Aku suka sama kamu, bagaimana pendapatmu? Apa kamu juga suka sama aku?" tanya Roh Athalia.Rawindra memandang Roh Athalia dengan wajah bingungnya. "Apa tidak bisa menunggu urusan kita selesai dahulu di sini?" tanyanya."Tidak bisa! Aku harus tahu apa kamu bisa dipercaya atau tidak!" sahut Roh Athalia."Hufh! Baiklah! Aku juga suka sama kamu!" jawab Rawindra tapi masih penuh tanda tanya."Nah! apa sulitnya ... sekarang kita bisa masuk ke dalam!" Roh Athalia langsung menembus tembok kemudian membuka pintu belakang yang diselot dari dalam untuk masuknya Rawindra."Kenapa tidak dari tadi saja kamu masuk ke dalam?" tanya Rawindra lagi."Sudah dibilang kalau aku harus percaya dahulu sama kamu baru aku bisa masuk ke dalam! Kita ke bangunan utama dahulu ... aku yakin kalau Master Raiyu ada di sana!" ujar Roh Athalia.Penjagaan di halaman tidak seketat di bangunan utama, jadi kemungkinan besar Master
"Persekutuan Shivya, Cakara, dan Bodhisatva sudah sangat berbahaya, Master! Kita harus segera mengatasi mereka sebelum terlambat. Hanya rahasia ilmu bela diri dari Kitab Rahasia Pendekar yang mampu memberi petunjuk untuk mengalahkan mereka terutama Bodhisatva yang sudah mencapai kesempurnaan abadi!' ujar Roh Athalia saat mereka sedang berembuk di bangunan utama setelah seluruh anak buah Dewabrata dilumpuhkan."Kitab Rahasia Pendekar? Sepertinya aku pernah mendengarnya!" "Apa Master tahu ada di mana sekarang Kitab Rahasia Pendekar?" tanya Roh Athalia.Master Raiyu menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tahu! Tapi, aku bisa membawamu ke roh legenda yang paling mengetahui tentang Kitab Rahasia Pendekar!" Roh Athalia memandang tidak percaya atas ucapan Master Raiyu. "Memangnya ada roh legenda yang masih hidup?" "Ada! Sakyamuni adalah roh legenda yang paling mengetahui semua kejadian di Alam Roh! Kalau Kitab Rahasia Pendekar ada di Alam Roh ini maka beliau pasti mengetahuinya!""Memangnya
"Aku tidak mengetahui sama sekali mengenai teknik roh untuk menguasai enam elemental yang ada di semesta Alam Roh!" ujar Rawindra."Berarti kamu bukanlah Sang Naga! " sahut Sakyamuni."Tidak penting bagiku Sang Naga atau bukan, aku hanya berharap bantuan Master Sakyamuni agar aku bisa menguasai teknik roh untuk mengendalikan enam elemental di Alam Lelembut ini! Aku harus segera menemukan Kitab Rahasia Pendekar!" kata Rawindra "Apa Master mengetahui keberadaan Kitab Rahasia Pendekar?" tanya Roh Athalia."Aku tidak bisa mengajarimu teknik roh karena kamu bukanlah Roh tapi aku akan beritahukan keberadaan Kitab Rahasia Pendekar ... saat ini Kitab Rahasia Pendekar ada di Kota Roh Suci! Kalian akan menemukannya apabila belum terlambat untuk menuju ke sana!" ujar Sakyamuni."Kota Roh Suci? Kami barusan dari sana dan tidak ada tanda-tanda keberadaan Kitab Rahasia Pendekar!" kata Rawindra dengan wajah bingung."Tadinya belum ada tapi sekarang kitab itu sudah ada di Kota Roh Suci! Kalian akan
Pegunungan Roh Api terletak di ujung perbatasan antara Alam Roh dengan Alam Naga. Sebagian wilayah Pegunungan Roh Api masuk ke dalam wilayah Alam Naga yang terpisah dari Alam Lelembut. Sebagian pegunungan yang berada di Alam Naga ini dinamakan Pegunungan Naga Api.Penghuni Pegunungan Roh Api adalah Naga Skatar yaitu naga berwarna merah menyala dengan kedua tanduk merahnya yang tajam dan berkilau. Naga Skatar menjaga Api Abadi yang konon berasal semburan api Naga Legenda yang menjadi nenek moyang naga yang sekarang menghuni Alam Naga.Tidak heran kalau Naga Skatar akan membakar siapa saja yang hendak masuk ke dalam Pegunungan Roh Api untuk mengambil Api Abadi."Bagaimana cara mengambil api abadi ini kalau Naga Skatar tidak memperbolehkan kita masuk? Apa kamu tadi tanya ke Master Raiyu bagaimana caranya, Athalia?" tanya Rawindra kepada Roh Athalia yang berada di belakangnya. Saat ini mereka berdua berada di atas punggung Dragon Elf untuk mengantar mereka lebih cepat tiba di Pegunungan
"Drago ... segera keluar dari goa ini!" seru Rawindra saat dia bersama Roh Athalia berhasil menyalakan kembali Pusaka Roh serta menemukan Kitab RPendekar.Dragon Elf masih bertarung dengan Naga Skatar yang menyebabkan goa ini akan runtuh tidak lama lagi. Belum kelihatan siapa yang lebih unggul sehingga pertarungan akan berlangsung lama.Rawindra dan Roh Athalia melesat melewati Naga Skatar, tapi naga merah ini tidak membiarkan mereka lewat dengan mudah."Pergilah! Biar aku yang menahan Skatar di sini!" ujar Dragon Elf."Kamu bisa mati di sini, Drago!" sahut Rawindra yang bersikeras tidak akan meninggalkan Dragon Elf.GWAAARR!Naga Skatar berusaha menyemburkan api ke arah Rawindra dan Roh Athalia tapi dihadang oleh Dragon Elf."Pergilah! Jangan sia-siakan pengorbananku, Ryder! Semoga aku bisa selamat dan menemui Ryder lagi di luar goa!" seru Dragon Elf yang membentangkan sayap lebarnya untuk membuka jalan bagi Rawindra dan Roh Athalia keluar melewati Naga Skatar.Tapi, Naga Skatar lebi
Rawindra yang awalnya hendak kembali ke Kota Roh Suci mendadak berubah pikiran. "Aku hendak menyusul Naga Skatar untuk menghadang Shivya dan Bodhisatva agar kalian berdua aman dari kejaran mereka. Bukan kalian yang mereka cari tapi diriku! Ara. kamu ikut Athalia ke Kota Roh Suci untuk meletakkan kembali Pusaka roh ke tempatnya semula ... aku janji akan kembali tapi apabila aku gagal, aku ingin kalian pergi ke Alam Manusia untuk menemui kakekku Ki Bratajaya. Apa kalian bisa melakukannya?" Amara terkejut mendengar ucapan Rawindra. Mereka baru ketemu setelah sekian lama tapi sekarang harus berpisah kembali? Iblis cantik ini menolak mentah-mentah permintaan Rawindra."Aku akan ikut denganmu! Biar Athalia saja yang membawa Pusaka Roh kembali ke tempatnya di Kota Roh Suci! Aku tidak akan berpisah lagi denganmu!" tegas Amara.Rawindra tahu kalau ucapan Amara sudah bulat dan tidak bisa dibantah lagi. "Baiklah! Athalia,, kamu segera bawa Pusaka Roh ini kembali ke Kota Roh Suci agar Alam Roh b
"Serahkan padaku!" seru Naga Hitam sambil terbang tinggi ke angkasa. "Apa yang sedang kamu lakukan, Naga Hitam?" tanya Amara yang berpegangan erat di atas punggung Naga Hitam yang terbang menukik ke atas langit. "Lihat saja!' sahut Naga Hitam yang terus terbang tinggi. "Pegang erat-erat!" teriaknya. Naga Hitam meluncur kencang dari atas langit bagaikan meteor yang jatuh dari luar angkasa dengan kecepatan tinggi. Bahkan Amara merasakan panas di sekujur tubuhnya akibat kencangnya Naga Hitam yang turun dari ketinggian ini. "Gunakan tenaga dalammu agar tidak terluka oleh panasnya api naga!' kata Naga Hitam yang tidak menghentikan laju terbangnya. Cakara yang melihat ekor api hitam ini nekad menyerang Naga Hitam dengan mengandalkan Phoenix Merah-nya. Namun, kecepatan Naga Hitam ini tidak bisa dihentikan oleh Phoenix Merah yang terpental jauh begitu menyentuh ekor api hitam yang menyelimuti Naga Hitam dan Amara. "Saatnya kita tunjukkan kekuatan kita yang sebenarnya, Nona Amara!" ucap
# Peri Houri vs Roh Shivya # Roh Shivya bergerak dengan cepatnya bagaikan melayang cepat di angkasa menuju ke daratan. Phoenix Hitam yang berusaha menerjang Roh Shivya ini hanya mengenai tempat kosong saja karena gesitnya pergerakan roh ini."Aku menantangmu pertarungan satu lawan satu, Peri! Kalau kau berani, silahkan turun ke sini untuk bertarung denganku ... bukannya mengandalkan Black Phoenix bodohmu itu!" seru Roh Shivya.Peri Houri masih berada di atas Black Phoenix, lagi memikirkan tantangan dari Roh Shivya ini apakah pantas diladeni atau tidak."Sudah kalah, masih bertingkah! Kamu memang harus dihajar, Shivya!" sahut Peri Houri."Hihihi ... kalau berani turun ke sini! Jangan suruh burung hitam itu terus memburuku!" tantang Roh Shivya lagi.Peri Houri tahu kalau Roh Shivya sudah berada di ujung tanduk. Hanya mengandalkan Black Phoenix maka lambat laun dia akan dikalahkan karena Rajawali Hitam yang menyertainya kini sudah menghilang dan meninggalkannya sendirian."Menyerah sa
Amara yang marah besar langsung berubah menjadi rasa kasihan saat melihat keadaan Shen Long. Tubuhnya kurus kering dan menderita semacam penyakit misterius yang sulit untuk disembuhkan."Kaisar Agung benar-benar menghukum berat Kaisar Naga yang gagal memenuhi perintahnya. Ada sebabnya Shen Long memberikan Kitab Jari sakti dan Pedang Naga Api ... itu semua atas perintah ayahmu, Amara."Aisya baru menjelaskan kondisi yang sebenarnya saat mereka menemui Shen Long yang lumpuh dan tidak mampu untuk bergerak sama sekali."Sadis sekali Kaisar Agung itu ... kenapa dia memburuku, Aisya?" tanya Rawindra."Aku tidak tahu, Windra ... semua itu ada hubungannya dengan masa lalumu yang terlupakan! Aku hanya diperintahkan ke Kota Pendekar ini untuk menahanmu tinggal di sini sampai ayah datang menemuimu, tapi aku tahu kalau Kaisar Agung berniat jahat padamu sehingga aku harus melanggar perintah ayah!" sahut Aisya."Lebih baik kita segera pergi dari Alam Lelembut ini, Windra ... Kaisar Agung masih membu
"Begini Aisya ... aku dan Windra sudah memutuskan akan mengajakmu untuk pergi bersama ke Alam Manusia. Apa kamu berminat untuk pergi bersama kami?" tanya Amara.Aisya menaikkan sedikit bibirnya dengan dahinya yang berkerut seolah sedang berusaha mencerna ucapan Amara. "Aku tidak mengerti maksudmu, Amara! Untuk apa aku ikut dengan kalian? Bukankah kalian ini pasangan suami-istri?" ujarnya."Benar, Aisya ... kamu masih belum mengerti juga? Apa kamu benar-benar mencintai Windra?" tanya Iblis Amara sekali lagi dengan tegas."HAH!"Aisya benar-benar tidak mengerti maksud pembicaraan dari Iblis Amara. Hal ini membuat kesal Amara."Ya sudah kalau tidak mau ikut! Aku hanya tidak ingin Windra menyesal telah meninggalkanmu di Kota Pendekar ini. Kemungkinan kecil untuk Windra kembali lagi ke Alam Iblis ini walaupun dia menginginkannya," ujar Iblis Amara."Apa sebenarnya maksudmu, Amara? Jangan bertele-tele dan membingungkan ... langsung saja ke pokok permasalahan!" tegur Aisya."Hufh! Baiklah, a
Gadis yang barusan datang ini sangat cantik dan anggun sekali. Walaupun wajahnya cantik jelita, tapi ketegasannya membuat anak buahnya takut terhadapnya."Nona ... gembel-gembel ini telah berani mengacau di tempat Nona! Seharusnya kita tidak memberi ampun terhadap mereka!" seru salah satu penjaga gerbang Balai Lelang ini.PLAAAK!Sebuah tamparan keras diterima oleh penjaga pintu gerbang ini. "Siapa lagi yang berani mengatakan tamu kita ini, gembel?" hardik gadis cantik ini.Peri Houri dan Roh Athalia dibuat bingung oleh sikap gadis muda yang cantik ini, tapi tidak demikian dengan Iblis Amara."Aisya ... kamu tambah cantik saja! Windra pasti semakin terpikat olehmu!" seru Iblis Amara.Sikap bersahabat Iblis Amara membuat peri Houri dan Roh Athalia keheranan. Hal yang sama juga dialami oleh penjaga gerbang Balai Lelang."Kalian semua memang pantas dipecat! Sudah bertemu Tuan Besar kalian, masih saja tidak memberi salam hormat dan minta maaf!" teriak Aisya kepada belasan penjaga gerbang
Kota Pendekar begitu megahnya saat Rawindra bersama istri dan sahabat naga-nya tiba di kota yang telah mengalami perubahan besar ini.Tidak ada bekas ledakan dan kejadian besar yang menewaskan setengah penduduk Kota Pendekar ini. Kota ini seakan tidak pernah terusik oleh kejadian besar apapun.Tidak ada lagi pembagian distrik seperti sebelumnya, bahkan tidak ada lagi penjaga di perbatasan kota ini. Semua penghuni Alam Lelembut bebas untuk keluar-masuk Kota Pendekar tanpa perlu melalui gerbang pemeriksaan seperti sebelumnya."Wah! Siapa yang membangun kembali Kota Pendekar ini? Sangat indah sekali!" kata Rawindra yang takjub dengan bangunan-bangunan baru yang sanggup dibangun dalam waktu yang cukup singkat."Apa Kak Shen Long masih memerintah di Kota Pendekar ya?" tanya Iblis Amara. Dewi Iblis ini menyinggung tentang kaisar Naga yang sebenarnya menjadi sumber masalah kehancuran Kota Pendekar dengan menyerahkan Kitab Jari Sakti dan Pedang Naga Api kepada dirinya dan Amara."Kaisar Naga,
Kemampuan Rawindra yang sudah mencapai tingkat tertinggi dalam ilmu pendekar, kultivasi, dan magis membuatnya tanpa kesulitan membuka kunci ingatan yang telah disegel oleh kekuatan magis Iblis Mikaela.Wajah Rawindra yang awalnya tampak tenang mulai terlihat pucat pasi dengan wajah yang penuh kepanikan saat berusaha mengingat kejadian masa lalunya bersama Iblis Mikaela.Berbagai kilasan kejadian masa lalu yang terus lalu lalang dalam ingatannya ini membuat Rawindra terkejut sekaligus bingung dengan kejadian yang awalnya sama sekali tidak diingatnya sama sekali ini."Kenapa, Kaela? Kenapa kau lakukan ini?" ujar Rawindra dengan wajah penuh penyesalan."Apa Ryder sudah ingat semua kejadian bersama Ryder Mikaela?" tanya Naga Hitam."Apa yang telah terjadi, Windra?" tanya Iblis Amara yang baru pertama kali melihat kepanikan dalam diri Rawindra. Dia tidak mengerti apa yang telah terjadi, tapi perasaannya sebagai wanita mengatakan kalau telah terjadi sesuatu antara Rawindra dengan Mikaela ya
Belum sempat Dewa Iblis membalas ucapan Iblis Rawindra, tiba-tiba terasa sesuatu yang dingin menerpa lehernya.CLASH!Satu tebasan dari Pedang Iblis Api mengakhiri hidup Dewa Iblis untuk selama-lamanya. Iblis Rawindra benar-benar membuat Dewa Bodhisatva tidak akan mampu lagi untuk inkarnasi ataupun reinkarnasi dengan kemampuan Immortal-nya.Walaupun Pedang ini berkobar api tapi bisa terasa dingin di leher Dewa Iblis,yang menunjukkan kehebatan Iblis Rawindra untuk mengendalikan elemental api sesuai keinginannya.Roh Kultivasi di dalam diri Dewa Bodhisatva ini turut dihancurkan oleh kekuatan Iblis Rawindra, sehingga tidak akan lahir lagi Dewa Bodhisatva baru hasil inkarnasi dan reinkarnasinya.Roh Dewa Bodhisatva juga turut hancur karena setelah menebaskan Pedang Iblis Api pada bagian leher Dewa Bodhisatva, Iblis Rawindra juga menusukkan Pedang Iblis Petir ke dalam tubuh Dewa Iblis untuk menghancurkan semua spirit dan kemampuan spiritual yang terdapat di dalam tubuhnya.Mata Dewa Iblis
Dewa Bodhisatva tetap memandang angkuh ke arah Rawindra. Dia tidak gentar sedikit pun terhadap Pendekar Tangan Satu ini."HA-HA-HA! Kamu belum lihat kemampuanku yang sebenarnya, Tangan Satu!" serunya dengan penuh keangkuhan."Kemampuan apalagi yang kamu miliki, Bodhisatva? Kamu tidak ubahnya seperti penjahat yang menyamar menjadi dewa ... haus kekuasaan dengan menghabisi dewa lainnya!" hasut Rawindra.Dewa Bodhisatva tidak menjawab pertanyaan Rawindra, tapi tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat. "Aku telah mempelajari Kultivasi Kegelapan yang membuatku bisa beruba wujud menjadi Dewa Iblis yang tak terkalahkan!" serunya.Aura hitam yang keluar dari dalam tubuh Dewa Bodhisatva ini membungkus tubuhnya dengan rapat sampai wujudnya tidak kelihatan lagi."Bersiaplah untuk mati, Tangan Satu!" Hanya terdengar suara sombong dari Dewa Bodhisatva saat tubuhnya terbungkus habis oleh aura hitam yang juga melindunginya dari serangan lawan apabila Rawindra memutuskan untuk menyerangnya.Namun, Pendekar
Peri Houri langsung mengeluarkan jurus pamungkasnya yaitu 8 Jurus Peri Iblis untuk satu tujuan, yaitu menghabisi Roh Shivya agar tidak mengacau lagi di Alam Lelembut."Peri Iblis Pemusnah!"Peri Iblis Pemusnah memiliki daya magis yang tinggi karena rata-rata peri iblis mempelajari ilmu sihir untuk jurus bela diri mereka. Sesuai namanya, serangan ini akan memusnahkan apa saja yang tersentuh oleh aura magis yang berwarna hitam.Roh Shivya juga menyadari situasi ini sehingga dia berusaha untuk melawan Peri Houri juga dengan jurus terkuatnya."Roh Tanpa Jiwa!"Tubuh Roh Shivya seakan membelah diri menjadi beberapa sosok roh yang menyerupai Roh Shivya. Seluruh Roh Shivya ini maju menyerang Peri Houri yang terus menerus mengeluarkan aura hitam pemusnah ini.Menyadari serangan yang berbahaya dari beberapa Roh Shivya ini, Peri Houri mulai mengeluarkan jurus kedua. "Peri Dewa Abadi!"Teknik bela diri yang menitik beratkan pada pertahanan ini membuat Peri Houri diselubungi lingkaran bola cahaya
# Peri Houri vs Roh Shivya # Roh Shivya bergerak dengan cepatnya bagaikan melayang cepat di angkasa menuju ke daratan. Phoenix Hitam yang berusaha menerjang Roh Shivya ini hanya mengenai tempat kosong saja karena gesitnya pergerakan roh ini."Aku menantangmu pertarungan satu lawan satu, Peri! Kalau kau berani, silahkan turun ke sini untuk bertarung denganku ... bukannya mengandalkan Black Phoenix bodohmu itu!" seru Roh Shivya.Peri Houri masih berada di atas Black Phoenix, lagi memikirkan tantangan dari Roh Shivya ini apakah pantas diladeni atau tidak."Sudah kalah, masih bertingkah! Kamu memang harus dihajar, Shivya!" sahut Peri Houri."Hihihi ... kalau berani turun ke sini! Jangan suruh burung hitam itu terus memburuku!" tantang Roh Shivya lagi.Peri Houri tahu kalau Roh Shivya sudah berada di ujung tanduk. Hanya mengandalkan Black Phoenix maka lambat laun dia akan dikalahkan karena Rajawali Hitam yang menyertainya kini sudah menghilang dan meninggalkannya sendirian."Menyerah sa