Pendekar Tangan Satu ini memutuskan untuk tetap masuk ke dalam Hutan Pusaka apapun resiko yang akan dihadapinya. “Kenapa makhluk ini hanya berdiam di Hutan Pusaka? Kalau makhluk ini benar-benar buas seharusnya sudah keliaran di luar Hutan Pusaka.” Suasana Hutan Pusaka yang terlihat asri dari luar, ternyata tidak seasri kelihatannya setelah masuk ke dalam hutan ini.Suasana hijau yang kelihatan dari luar hanyalah pinggiran hutan saja, sedangkan di dalamnya banyaak pepohonan yang sudah mati, Hanya terisisa beberapa pepohonan hijau yang membuat udara di dalam hutan tetap terjaga. Rawindra tetap dalam posisi waspada, karena dia khawatir dengan makhluk mitos yag menghuni Hutan Pusaka, yang terkenal ganas dan tidak akan melepaskan mangsanya. “Tidak mungkin naga, karena naga pasti bisa terbang keluar dari hutan ini. Jadi makhluk apa ini sebenarnya? Apa seperti spirit beast yang aku hadapi?” batin Pendekar Tangan Satu ini. Wuusssh! Tiba-tiba dia merasa ada sesuatu yang melintas dengan cep
“Serang kalau berani, makhluk kepar*t!” seru Rawindra untuk memancing kemarahan Orang Bati. Makhluk ini langsung mengarahkan matanya kembali ke arah Rawindra. “Saatnya bergerak mendekatinya,” pikir Pendekar Tangan Satu ini.Sinar merah dikeluarkan oleh Orang Bati. Secepat kilat Rawindra menghindar ke samping dan langsung menyerang mata makhluk ini dengan Jari Maut saat matanya normal kembali.Teriakan melengking makhluk mitos ini membuat perlawanannya terhenti dan makhluk ini langsung menghilang begitu saja.“Makhluk ini akan sembuh dalam waktu yang cukup lama untuk dia muncul kembali! Lain kali lewat di atas pohon saja agar tidak kepergok Orang Bati ini. Paling kamu hanya bertemu Ahool yang tadi merobek pakaianmu!”Pendekar Tangan Satu ini agak kesal dengan suara misterius yang tidak mau menampakkan diri ini. “Siapa kamu? Kenapa kamu bersembunyi terus?” tanyanya.“Belum saatnya kita bertemu! Kalau memang kamu ditakdirkan untuk bertemu denganku maka aku baru mau menemuimu! Hati-hati s
"Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Kabut putih ini sepertinya abadi sekarang dan tidak akan hilang!"Rawindra sudah menunggu Selamat 2 jam tapi kabut putih ini semakin menggila dengan ketebalan dan rasa dinginnya yang semakin menusuk tulang."Kalau menunggu lebih lama lagi tempat ini akan tertutup kabut semua!" batinnya.Pendekar Tangan Satu ini mulai memasuki tepian jalan lereng yang sempit. "Kata suara merdu tadi kalau makhluk Iblis kecil bertanduk ini takut dengan api, biar aku gunakan pedang api saja!"Rawindra mengeluarkan pedang patah kesukaannya kemudian dilapisi api abadi olehnya.Berbekal pedang api ini, Rawindra mulai menempel di dinding tebing sambil berjalan perlahan-lahan menerangi jalan di depannya.Mulai terdengar olehnya suara berisik makhluk Iblis kecil di atasnya."Makhluk Iblis kecil itu pasti sedang mengamatiku sekarang ini. Hanya pedang api ini yang sementara menghalangi mereka menyerangku. Tapi sepertinya tidak akan berlangsung lama."Jalan di depannya ben
Kedatangan Rawindra ke kaki perbukitan langsung disambut Raksasa Mata Tiga yang menjaga Bukit Iblis. Tentu saja Pendekar Tangan Satu ini bingung dengan situasi yang dihadapinya. Setahunya Raksasa yang tersisa hanyalah Aryaloka, Sang Raja Raksasa, sedangkan raksasa lainnya masih dalam wujud makhluk iblis. "Jangan-jangan ini raksasa Balung Buto seperti yang dikatakan suara merdu tadi!" batin Rawindra. "Matanya ada tiga, jadi raksasa ini berbeda dengan Raja Aryaloka!" Raksasa ini bahkan mencabut pohon besar dan melemparkannya ke tubuh Rawindra. Wuuusssh! Pendekar Tangan Satu ini langsung menghindar sambil memukul pohon besar ini agar menjauh darinya. Plak! Pohon besar ini terpental jauh ke angkasa oleh pukulan tapak yang dilakukan Rawindra. "Kenapa aku harus bertemu dengan raksasa ini?" batinnya. BOOOM! Raksasa ini menghentakan kakinya dengan kencang yang menimbulkan getaran keras. Rawindra sampai terpental ke angkasa oleh getaran yang keras ini. Secepat mungkin Pendekar Tangan
Mengikuti petunjuk dari suara merdu misterius ini, Rawindra akhirnya berhasil tiba di Lembah Naga Hitam. Lembah yang terletak tidak jauh dari Bukit Iblis ini tampak hanya sebagai lembah biasa saja. Tidak ada keindahan sedikit pun di lembah ini. Bahkan Lembah Naga Hitam sangat gersang. hanya ada rerumputan kering dan tanaman semak liar yang tumbuh di lembah ini."Apa benar Iblis Mikaela tinggal di sini? Kalau lembah ini begitu gersang, bagaimana bisa memetik tanaman yang diperlukan untuk bahan potion penakluk Balung Buto di lembah ini?" batin Rawindra penuh tanda tanya.Angin yang bertiup juga angin panas yang disertai debu kering, membuat Pendekar Tangan Satu ini ragu kalau dia telah sampai di lembah yang benar."Jangan-jangan aku ditipu oleh suara merdu ini. Tidak mungkin ini Lembah Naga Hitam. Begitu gersang dan panasnya tempat ini ... benar-benar tempat iblis!" gerutu Rawindra."Apa ini tempat Iblis Mikaela?" tanya Pendekar Tangan Satu dengan suara lantang.Tidak terdengar jawaban
“Aku serahkan Naga Hitam ini padamu, Ryder! Aku memanggilmu Ryder karena aku yakin kalau kamu bisa menjinakkan Naga Hitam ini! Awasi semburan api hitamnya kalau kau tidak ingin hangus jadi debu!” seru Iblis Mikaela.“Apa Dragon Ryder ini benar-benar ada di Alam Iblis ini?” tanya Rawindra.Pendekar Tangan Satu ini agak penasaran dengan keberadaan naga di alam iblis, karena biasanya naga ada di alam manusia dan dewa.“Benar! Dahulu kala, iblis di alam ini kebanyakan adalah penunggang naga yang disebut Dragon Ryder! Pertempuran dengan bangsa dewa akhirnya membuat sebagian Dragon Ryder musnah. Naga terpencar kemana-mana tanpa majikan, karena sebagian penunggang naga tewas oleh kehebatan ilmu tanpa raga dari para dewa ini.”Penjelasan Iblis Mikaela semakin menambah penasaran Rawindra. Tidak diduganya kalau alam iblis juga memiliki sejarah panjang yang menarik, apalagi menyangkut naga yang merupakan makhluk mitos yang sering didengarnya tapi belum pernah ditemuinya. Sekarang, kmungkinan bes
BLAAASSST!Sebuah sinar kuning melesat kencang ke arah Naga Hitam yang sedang menerjang Rawindra."Hentikan pertarungan ini, Naga Hitam!" teriak sosok berpakaian kuning yang langsung turun di hadapan Rawindra, menghadang serangan Naga Hitam.Naga Hitam langsung terpental oleh serangan sinar kuning dari sosok wanita berpakaian kuning ini."Kamu tidak apa-apa?" tanya wanita berpakaian kuning ini sambil mengulurkan tangannya untuk menarik tangan Rawindra.Pendekar Tangan Satu ini tidak bergeming dan tubuhnya terasa semakin mati rasa.Kecantikan sosok wanita yang menolongnya ini sekan menyihir dirinya. Kecantikan yang sangat eksotik dengan bola mata yang agak besar berwarna coklat, bulu mata lebat dan lentik, wajah yang kecoklatan semakin menambah cantiknya sosok wanita yang kecantikannya melampaui seluruh gadis yang pernah dia temui.Rawindra masih belum menyambut uluran tangan wanita cantik ini."Hei! Kamu ini kenapa, pendekar Tangan satu!' seru sosok wanita cantik ini. Sontak Rawindra
BOOOM!Suara sesuatu yang jatuh dari atas langit juga menggetarkan seluruh daratan Lembah Naga Hitam tempat Rawindra berpijak, yang membuatnya goyah sesaat sebelum bisa menyeimbangkan dirinya kembali.Bekas ledakan menimbulkan cekungan yang cukup dalam dan lebar. Tampak oleh Pendekar Tangan Satu ini sosok Naga Hitam yang terkapar di dalam cekungan."Naga Hitam kalah? Kemana Phoenix Api?" batin Rawindra.Seolah menjawab pertanyaan Rawindra, Phoenix Api turun dengan gagahnya di hadapan Pendekar Tangan satu ini. Phoenix Api siap melancarkan serangan terakhir untuk mengakhiri nyawa Naga Hitam."Tunggu!" seru Rawindra. "Tugasmu sudah selesai, Phoenix Api ... biar aku yang teruskan langkah selanjutnya!"Phoenix Api tampak ragu sesaat untuk meninggalkan Naga Hitam, namun tatapan tajam mata Rawindra yang setajam burung elang membuat burung api ini lenyap di hadapannya.Rawindra langsung melompat turun ke tempat Naga Hitam berada dan langsung menuangkan ramuan potion dari Iblis Mikaela ke waja