Share

Bab 975

Author: Arif
"Sudahlah, jangan bicarakan masalah ini dulu hari ini," kata Wira sesaat kemudian. Mereka tidak lagi membahas masalah pemerintahan, melainkan minum arak sepuasnya. Pada dasarnya, Wira dan Yudha memang sebaya, ditambah lagi mereka saling mengagumi sehingga keduanya cepat akrab.

Lagi pula, mereka tahu bahwa kesempatan ini sangat langka. Saat ini situasi sudah mulai kacau dan bahaya mengintai di mana-mana, mungkin mereka tidak akan punya kesempatan lagi untuk minum sepuasnya kelak.

Waktu terus bergulir, saat ini telah tengah malam. Meski telah banyak meminum arak, kedua orang itu masih tetap bersemangat. "Ayo minum!" seru Yudha sambil kembali menuangkan arak di cangkir Wira. Kedua orang itu menenggak arak hingga habis, Yudha memandang Wira dengan tatapan berbinar.

"Tuan Wahyudi, aku punya sebuah hadiah untukmu." Mendengar ucapan ini, Wira hanya tersenyum sambil menatap Yudha dengan kebingungan.

"Hadiah? Nggak ada perayaan apa pun, kenapa tiba-tiba memberiku hadiah?"

Yudha tidak menjawabny
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 976

    Setelah berkata demikian, sorot mata Yudha tampak sangat puas. Setelah tersenyum sejenak, Wira juga merasa sangat bersyukur. Di bawah cahaya bulan, kedua orang itu berlatih teknik tinju sambil minum arak semalam. Tanpa sadar, pagi telah tiba.Pada saat ini, Sigra sedang duduk di ruang kerjanya. Setelah mengetahui hal ini, dia jadi tampak kaget. Farrrel memasuki ruangan tersebut dan merasa lucu saat melihat ekspresi ayahnya. "Ayah, Keluarga Juwanto benar-benar rugi besar kali ini. Tak disangka Bibi pintar juga!"Mendengar penuturan Farrel, Sigra juga tersenyum sejenak. "Takutnya, ini bukan ide dari bibimu."Begitu ucapan itu dilontarkan, Farrel merasa bingung. "Apa maksudnya?"Sigra menjawab, "Dua hari yang lalu, ada seseorang yang memasuki ibu kota dan bergegas ke tempat Ratu. Mata-mata kita nggak melihat jelas siapa orang itu sebenarnya, tapi dia melihat orang itu berganti pakaian dan pergi ke kediaman Yudha."Farrel langsung tersentak mendengar ucapan ayahnya. "Ayah, maksudmu ...." T

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 977

    Sigra hanya bisa tertawa menanggapinya. Hanya dia sendiri yang tahu apakah dia benar-benar bisa tenang menghadapi semua ini. Setelah selesai menangani urusan di ibu kota, sudah saatnya Wira pergi meninggalkan tempat ini. Hanya saja, Jihan masih merasa tidak rela."Tuan, aku tahu kemampuanmu sangat hebat. Kalau kamu bersedia membantuku, aku akan memberimu gelar sebagai penasihat agung untuk melayani Putra Mahkota. Kelak, kamu juga bisa menjadi pemimpin dari semua pejabat!" pinta Jihan mencoba membujuknya.Penasihat yang memimpin semua pejabat bukanlah posisi yang bisa dimiliki oleh orang awam. Bahkan, sebagian besar pejabat tidak berkompeten untuk menduduki posisi ini. Wira merasa agak kaget, dia tidak menyangka Ratu akan setulus ini. Hanya saja ....Wira tetap menolak dengan halus, "Yang Mulia Ratu, saya mengerti niat baik Anda. Tapi saya tidak berminat dalam masalah pemerintahan ataupun menjadi pejabat. Saya adalah orang yang bebas dan suka hidup bersenang-senang.""Tapi Yang Mulia Ra

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 978

    Berita kepulangan Wira diberitahukan kepada Wulan dan yang lainnya langsung. Wira takut bahwa mereka akan mengkhawatirkan dirinya. Oleh karena itu, dia menyuruh Yudha untuk mengirimkan merpati surat kepada mereka pagi ini.Karena itulah, saat Wulan dan yang lainnya menerima surat ini, mereka sangat bergembira. Ditambah lagi dengan kejadian dalam dua hari belakangan ini, mereka menjadi semakin tidak tenang."Suamiku sudah mau pulang, kalian berdua sudah mau menikah. Sepertinya kalian juga sudah nggak sabar, 'kan?" tanya Wulan pada Dian dan Dewina dengan nada menggoda. Mendengarnya, kedua gadis itu langsung tersipu.Sejujurnya, mereka sudah lama menunggu hari ini. Mereka belum pernah merasakan penantian seperti ini. Dalam hal ini, Wulan juga turut merasakan hal yang sama. Hanya saja, saat itu Wulan masih belum terlalu memikirkan hal ini.Saat Wulan menikah dengan Wira beberapa tahun lalu, meski Wira termasuk berjasa, tapi saat itu dia masih seorang pengangguran. Wulan merasa sangat gelis

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 979

    Wira merasa dilema saat melihat ketiga kamar yang menyala terang. Pada saat ini juga, Wulan tiba-tiba bersuara, "Suamiku, kamu nggak akan bisa masuk ke kamarku semudah itu malam ini. Aku harus mengujimu dulu. Kamu baru boleh masuk kalau lolos tesku."Ucapannya ini membuat Wira tercengang. "Oh ya? Silakan berikan tesnya."Setelah berpikir sejenak, Wulan berkata, "Kamu bilang kamu sangat mencintaiku. Kalau begitu, coba katakan apa makanan kesukaanku?"Tanpa ragu-ragu, Wira menjawab, "Rebung! Istriku paling suka rebung!" Wira memberi jawaban itu dengan percaya diri, tapi Wulan malah mendengus setelah mendengar jawabannya."Salah! Seleraku sudah berubah sekarang, aku nggak suka rebung lagi. Jadi, kamu nggak boleh masuk malam ini!" Usai berkata demikian, Wulan mematikan lilin di kamarnya dan melanjutkan, "Suamiku, kamu pergi ke kamar mereka berdua saja."Setelah mendengarnya, Wira tentu paham bahwa Wulan memang sengaja melakukan hal ini. Setelah menghela napas ringan, Dian juga berkata, "Su

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 980

    Dusun Darmadi saat ini telah mengalami perubahan yang sangat pesat. Sebagian besar rumah telah menjadi bangunan wastu dengan arsitektur yang sangat indah dan kokoh. Jika tidak tahu tempat ini adalah sebuah dusun sebelumnya, orang-orang bahkan akan mengira tempat ini memang desa bagi orang kaya.Di tengah-tengah Dusun Darmadi, berdiri sebuah vila yang sangat besar. Ini adalah tempat tinggal Wira! Saat ini di ruang bawah tanah yang luas, Wira sedang duduk di kursi pemimpin. Danu berdiri di belakangnya dan ketiga istrinya duduk di kedua sisinya. Di bawah kursi pemimpinnya, ada Biantara, Hasan, Putro, Mandra, Doddy, Suryadi, Meri, Jamal, dan Putu.Dalam waktu setahun, semangat mereka semakin berkobar. Bukan hanya itu, semua orang mulai memancarkan aura yang sangat bijaksana. Meski hanya satu tahun yang berlalu, mereka semua bekerja keras dalam setahun penuh ini."Bicarakan satu-satu saja. Mulai dari jaringan mata-mata Biantara," perintah Wira.Biantara juga tidak berbasa-basi, dia langsung

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 981

    Wira merasa sangat gembira. Dia menghasilkan begitu banyak uang memang untuk memperkuat pasukannya.Kini, pasukannya yang terdiri dari 40 ribu orang tidak mungkin kalah dari pasukan mana pun. Adapun pistol dan granat itu, keduanya bukan berasal dari dunia ini, tentu saja cukup untuk mereka gunakan karena sudah diproduksi begitu banyak.Begitu pertempuran dimulai, semua orang mungkin akan tercengang melihat kehebatan kedua senjata itu!"Bagus sekali!" Seusai berbicara, Wira menatap ketiga wanita itu. Mereka masing-masing bertanggung jawab atas bisnis di suatu provinsi.Wulan bertanggung jawab atas markas di Provinsi Lowala sehingga bebannya tentu lebih besar. Dia bukan hanya harus memastikan bisnis berjalan dengan lancar, tetapi juga mengirimkan barang yang cukup ke Provinsi Yolas dan Provinsi Artana."Semuanya aman-aman saja. Penjualan berjalan lancar seperti biasa," ucap Wulan.Dian turut berkata, "Provinsi Artana juga sama, bisnis kita sudah memonopoli wilayah mereka. Baik produk kit

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 982

    Tidak berselang lama, Kumar memicingkan matanya. Terlihat harapan pada sorot matanya. Baru-baru ini, seorang bawahan masuk dengan membawa seekor merpati.Kumar segera mengambil merpati tersebut, lalu tersenyum. Dia berucap dengan tidak acuh dan raut wajah dingin, "Akhirnya datang juga. Kalau begitu, jangan harap dunia ini bisa damai, terutama Wira!"Kebencian Kumar terhadap Wira sangatlah besar. Dia akhirnya tahu siapa orang yang telah membantu Jihan. Ternyata, semua ini adalah ide Wira.Begitu mengetahui masalah ini, Kumar sangat murka. Hanya saja, dia tidak punya cara untuk melawan Wira waktu itu sehingga hanya bisa menahan diri.Selama setahun ini, Kumar tidak menganggur begitu saja. Setelah mencari bantuan sana sini, dia pun menemukan cara untuk melawan. Mulai hari ini, jangan harap Kerajaan Nuala bisa tenang!Perkataan Kumar ini membuat kedua putranya tertegun sesaat. Sesaat kemudian, salah satunya baru bertanya, "Ayah, kenapa mau menyerang Wira?"Bukankah target mereka seharusnya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 983

    Wajah Rabo dipenuhi senyuman saat mendengar ini. Dia mengangguk sembari menyahut, "Hehe, kamu benar. Semua ini berkat Kak Wira."Setiap kali mengungkit Wira, ekspresi Rabo akan dipenuhi kekaguman. Dia memuji, "Kak Wira punya pemikiran ke depan. Semua bandit di sini telah ditaklukkan olehnya, makanya semuanya aman."Anak buah di samping pun mengangguk, lalu berkata, "Benar, tapi bakso ini terlalu wangi. Aku sampai ngiler karena aromanya.""Hehe, kamu belum pernah coba, ya? Bakso sapi buatan Kak Wira benar-benar lezat!" timpal Rabo.Ketika beberapa orang ini asyik mengobrol, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru dari kejauhan.Selanjutnya, Rabo dan anak buahnya sontak dikepung oleh bandit berpakaian hitam dan bertopeng, sampai tidak ada jalan keluar.Rabo dan lainnya seketika tampak murung. Mereka memasang kuda-kuda, juga mengelilingi barang bawaan agar tidak dirampok oleh para bandit ini.Saat ini, seorang bandit yang memimpin tiba-tiba mengangkat golok di tangan untu

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3002

    Meskipun Dahlan sangat membenci Wira dan ingin membunuhnya, dia tetap mempertimbangkan untung rugi dengan baik.Menyatakan perang terhadap Wira memang mudah. Namun setelah itu, akan ada banyak reaksi berantai yang harus dihadapi.Jika semua reaksi berantai itu tidak dipertimbangkan dengan matang, di masa depan hal ini bisa membawa masalah yang tidak perlu bagi mereka. Inilah poin paling sulit.Sudut bibir Senia agak berkedut. Dia melangkah ke depan Dahlan, mencengkeram kerah bajunya dengan erat. Jika tatapan mata bisa membunuh, Dahlan pasti sudah mati berkali-kali.Tatapan yang begitu menakutkan, seperti dua pedang tajam yang siap menusuk. Tidak ada yang berani menatapnya langsung."Ibu, kenapa?" Dalam pandangan Dahlan, Senia selalu tampak bijaksana. Jika tidak, mustahil bagi seorang wanita bisa mencapai posisi seperti ini, bahkan menjadi sosok yang berada di atas semua orang.Pencapaiannya sudah cukup untuk membuat semua wanita di dunia ini merasa bangga. Lagi pula, wanita yang menjad

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3001

    Keesokan pagi, Wira dan rombongannya berangkat. Osman memimpin para pejabat untuk mengantar kepergian mereka. Terlihat jelas bahwa Osman sangat menghormati Wira.Selain itu, seluruh rakyat turut mengantar saat tahu Wira akan pergi. Harus diakui bahwa Wira sangat dicintai oleh rakyat.Bukan hanya di Provinsi Yonggu dan Provinsi Lowala, bahkan di wilayah lain pun Wira sangat dihormati. Bagaimanapun, pengorbanan Wira memang tidak kecil. Namun, semuanya membuahkan hasil yang sepadan.Saat Wira dalam perjalanan kembali ke Provinsi Yonggu, situasi di Kerajaan Agrel kurang baik.Saat ini, Senia duduk di singgasananya dengan wajah suram. "Apa kabar ini benar?"Senia baru mendapat kabar bahwa semua orang yang diutusnya ke wilayah barat tewas. Bahkan, Panji juga tidak bisa kembali lagi. Padahal, Panji adalah kartu trufnya yang terpenting.Karena ucapan Panji, Senia baru bersedia mengeluarkan 5 miliar gabak untuk berdamai dengan Wira. Jika tidak, dia lebih memilih untuk mengorbankan putranya dari

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3000

    Di wilayah dua provinsi yang damai tanpa konflik ataupun perang, tentu tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan. Namun anehnya, meskipun bisa tinggal di rumah besar di luar, ada yang memilih rumah sederhana di Dusun Darmadi. Hal ini memang sulit dimengerti. Mungkin, Dusun Darmadi memberikan rasa aman bagi Ramath."Hasil terbesar yang kami capai dalam perjalanan kali ini adalah membunuh Jaran. Selain itu, Caraka yang selalu mengikuti Senia, juga tewas di tangan kami. Dengan kematian mereka berdua, kekuatan Senia jelas berkurang banyak," ucap Wira dengan puas.Ini adalah pencapaian terbesar dari perjalanan kali ini, wajar jika Wira merasa senang.Para hadirin di sekitar mengangguk setuju. Mereka juga tidak menyukai orang-orang dari Kerajaan Agrel. Ketika perang besar empat kelompok terjadi, Kerajaan Agrel adalah pihak yang menekan mereka paling keras.Meskipun sekarang situasi sudah damai, orang-orang dari Kerajaan Nuala tetap menyimpan dendam dan menjaga jarak dengan Kerajaan Agrel. Konfl

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2999

    "Tuan Wira, kamu sangat senang dengan kesembuhan Lucy sampai melupakan temanmu ini. Aku ini raja lho. Aku sampai datang ke gerbang kota untuk menyambutmu. Setidaknya, kamu harus menjaga harga diriku sedikit.""Kalau terus membuatku berdiri di sini, apa yang akan dikatakan para menteriku nanti? Kelak gimana aku bisa mempertahankan wibawaku di depan mereka?"Osman berkata sambil tertawa. Jelas, itu hanya candaan tanpa maksud serius. Dia tidak mungkin benar-benar menyimpan dendam terhadap Wira.Wira tersenyum sambil menggeleng. Pemuda ini memang nakal. Para menteri yang hadir pun ikut tersenyum."Sudah, sudah, sejak kapan kamu jadi orang yang suka cemburu? Sekarang kamu seorang raja. Kamu seharusnya bicara yang bijak. Kalau nggak, kelak kamu benaran sulit mempertahankan takhtamu!" Wira ikut bercanda.Di tengah tawa dan obrolan santai, Wira dan rombongan memasuki ibu kota. Karena sebelumnya sudah mengetahui kepulangan Wira, Osman telah menyiapkan perjamuan.Ketika Wira tiba bersama rombong

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2998

    Bisa dikatakan, hampir tidak ada pemimpin seperti Wira di dunia ini."Semuanya sudah beres. Raja kami mengikuti saran darimu dan mengeluarkan banyak dana untuk bantuan bencana. Sekarang keadaan sudah stabil dan rakyat sudah tenang. Kami benar-benar berterima kasih kepadamu."Sambil tersenyum, Trenggi meneruskan, "Kalau bukan karena saranmu, mungkin Kerajaan Nuala sudah jatuh dalam kekacauan sekarang ...."Ketika membahas hal ini, Trenggi tidak bisa menahan diri untuk menggeleng. Seperti yang Wira perkirakan sebelumnya, karena tidak ada bantuan bencana, banyak rakyat menderita dan masalah terus bermunculan.Ketika rakyat tidak bisa makan, mereka tentu bisa melakukan apa saja. Untungnya, bantuan segera diberikan sehingga masalah teratasi dan tidak terjadi kekacauan yang lebih besar.Namun, pada awalnya Osman tidak berniat menggunakan kas kerajaan untuk menghemat uang. Meskipun ingin membantu rakyat, dia tidak berani mengambil risiko itu demi melindungi dirinya sendiri.Bagaimanapun, jika

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2997

    "Sepertinya orang-orang dari wilayah barat nggak akan melepaskanmu begitu saja. Jadi, apa rencana selanjutnya?""Menurutku, kita bisa mencoba cara lain, yaitu dengan menyerang wilayah barat terlebih dahulu. Wilayah barat cuma sebuah negara kecil di perbatasan. Alasan mereka bisa bertahan sampai sekarang cuma karena punya gurun sebagai pelindung alami.""Kamu sudah menjelajahi gurun itu sekali, jadi pasti sudah tahu jalannya. Kalau kamu memimpin, ditambah pasukan dari kedua belah pihak, kita pasti bisa menghancurkan mereka. Ketika saat itu tiba, jangankan penguasa kecil di Provinsi Tengah, bahkan seluruh wilayah barat pun akan tunduk kepada kita."Trenggi menjelaskan dengan perlahan. Sejak dia menjadi Jenderal Besar Kerajaan Nuala, dia selalu memikirkan cara untuk memperluas wilayah kekuasaan kerajaan.Di masa kekacauan, yang kuat yang berkuasa. Untuk menjadi penguasa di tengah kekacauan, hal pertama yang dibutuhkan adalah tanah yang cukup luas dan rakyat yang banyak. Hanya dengan itu,

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2996

    Pihak Wira hanya ada empat orang, sementara mereka memobilisasi puluhan ribu orang dan masih gagal menghentikan Wira. Jika sampai berita ini tersebar, bukankah mereka akan menjadi bahan tertawaan? Sungguh memalukan."Jenderal, kami sudah berusaha sekuat tenaga. Dalam perjalanan kembali, kami sudah menghitung jumlah korban. Ada lebih dari 800 orang yang tewas.""Bahkan, Caraka juga tewas di tangan Wira. Kami gagal menjalankan tugas. Mohon Jenderal dapat memaafkan kami ...."Seorang wakil jenderal perlahan-lahan maju, lalu segera membungkukkan tubuhnya dan berbicara. Dia merasa sangat gelisah.Saka terkenal tegas dan ketat. Kegagalan dalam menjalankan tugas tentu sulit untuk dimaafkan. Dia menatap dingin wakil jenderal itu, lalu mengerutkan alis dan berkata, "Mereka sudah pergi. Nggak ada gunanya dibahas lagi.""Segera cari orang yang lebih dapat diandalkan dan kejar rombongan Wira. Aku nggak peduli siapa mereka atau sejauh apa mereka melarikan diri. Intinya, orang yang berani menentangk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2995

    Setelah mengatakan itu, Caraka memandang orang-orang di belakangnya. Meskipun mereka berasal dari wilayah barat, mereka juga mematuhi perintahnya karena sekarang dia sudah memegang kekuasaan besar. Apalagi sekarang dia juga sudah mendapat informasi yang tepat dari Wira.Sebelum datang ke sini, Saka sudah menyerahkan tugas penting ini pada Caraka dan semua pasukan yang berada di sana harus tunduk pada perintah Caraka. Meskipun Wendi sudah menyiapkan formasi racun di sekitar, mereka tetap terus menerjang ke arah Wira dan yang lainnya dengan kekuatan yang luar biasa saat Caraka memberikan perintahnya."Agha, bunuh dia," kata Wira yang sudah mulai kesal karena Caraka terus mendesaknya sambil menatap Agha di sampingnya."Kak Wira, kamu harus hati-hati. Aku akan pergi memenggal kepala orang itu sekarang juga," kata Agha, lalu langsung melompat dan segera menerjang ke arah Caraka. Darah mengalir dengan deras di semua tempat yang dilewatinya.Melihat Agha begitu berani, para pasukan di sekitar

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2994

    "Jaran sudah bertemu dengan kami. Tapi, sekarang dia bukan hanya nggak muncul di hadapanmu, dia juga nggak ada di sampingku. Jadi, kamu rasa dia pasti ada di mana sekarang?" kata Wira sambil terus memikirkan langkah selanjutnya karena dia tidak bisa terus terjebak di sana.Jumlah di pihak lawannya begitu banyak, Wira merasa dia pasti akan rugi jika bertarung dengan mereka di sana. Ditambah dengan banyaknya orang di sekitarnya, satu-satunya caranya untuk keluar dari sana adalah menggunakan taktik melarikan diri.Pada saat itu, pandangan Wira pun tertuju pada Wendi. Saat mereka dikepung Saka sebelumnya, Wendi mengeluarkan dua tabung bambu dari sakunya. Setelah menyebarkan isi tabungnya, bahkan orang-orang yang berdiri jauh dari mereka pun merasa matanya sakit. Sementara itu, orang yang berdiri lebih dekat dengan mereka, kebanyakan yang langsung kehilangan nyawanya.Jika bukan karena begitu, Wira juga tidak akan membiarkan Wendi ikut bersamanya. Wanita ini jauh lebih mengerikan dari yang

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status