"Begini saja nggak ngerti? Raja Bakir punya putra yang sudah remaja, bahkan sangat cerdas. Dengan bantuan perdana menteri dan semua pejabat, dia sudah cukup untuk mengambil alih takhta!""Sebenarnya, Ratu nggak perlu turun tangan karena kemampuan para pejabat ini sudah cukup. Lantas, kenapa malah Ratu yang menduduki takhta sekarang?"Begitu ucapan ini dilontarkan, semua orang seketika tercengang. Benar, ada yang tidak beres dengan masalah ini. Pangeran Yahya sudah mencukupi usia. Dia sudah bisa menguasai takhta dengan bantuan para pejabat."Makanya, takutnya Ratu yang menyusun semua rencana ini!""Kematian Raja sangat mendadak, jangan-jangan wanita jahat ini pelakunya?""Huh! Wanita ini merebut takhta dengan cara kotor! Kalau sampai dia menjabat, Kerajaan Nuala akan tamat!"Semua orang melontarkan pendapat masing-masing. Bisa dilihat, banyak orang yang tidak menyetujui Jihan menjadi penguasa. Bukan hanya tidak setuju, mereka juga meremehkannya. Sejak zaman kuno, pemerintahan yang dipim
Wira tentu sudah mengetahui perselisihan antara Jihan dengan Keluarga Juwanto. Saat ini, Wulan yang duduk di samping Wira bertanya dengan penasaran, "Suamiku, belakangan ini masalah antara Ratu dan Keluarga Juwanto menghebohkan semua orang. Apa yang dikatakan Kumar benar?"Ratu mengumumkan bahwa Selir Agung dan Pangeran Pertama hilang, lalu mengutus para pengawal untuk mencari. Sementara itu, Keluarga Juwanto mengatakan Ratu ingin melenyapkan semua bahaya untuk calon putra mahkota.Kedua pernyataan ini benar-benar saling bertabrakan. Pertarungan antara Ratu Jihan dengan Keluarga Juwanto telah dimulai!Wira menghela napas mendengarnya. Dia merasa agak khawatir terhadap masalah ini. Begitu terjadi kekacauan, Kerajaan Nuala pasti sulit untuk damai."Menurut kalian, siapa yang berbicara jujur dan siapa yang berbohong?" tanya Wira sembari menatap Wulan dan kedua wanita lainnya.Wulan menjawab, "Aku rasa Ratu bicara jujur dan Keluarga Juwanto berbohong."Dewina dan Dian mengangguk untuk meny
Jihan tentu ingin menyelesaikan masalah ini, tetapi dia harus memiliki kemampuan. Itu sebabnya, setiap kali memikirkannya, dia merasa sangat pusing."Yang Mulia, Anda terlihat sangat lelah. Lebih baik istirahat sebentar. Pekerjaan bisa dilanjutkan nanti," ujar Saiqa yang berdiri di samping dengan hormat.Jihan menghela napas mendengarnya. Bagaimana dia bisa beristirahat dengan tenang kalau situasinya seperti ini?"Saiqa, aku tahu Raja sangat lelah mengurus pemerintahan. Setelah mengambil alih takhta, aku baru tahu ini lebih sulit dari yang kukira!" ucap Jihan.Mendengar ini, Saiqa pun tersenyum dan menimpali, "Tentu saja, Yang Mulia. Dunia ini sangat besar, tentu sulit untuk mengurusnya sendirian. Tapi, pemerintahan mulai kacau sekarang. Meskipun Keluarga Barus belum mengambil tindakan, Yang Mulia harus lebih hati-hati."Jihan memahami ucapan Saiqa ini, tetapi dia masih merasa sangat tertekan. Dia tidak menduga bahwa Keluarga Juwanto akan menyerangnya dengan cara seperti ini. Orang-ora
Pertanyaan ini membuat Jihan memicingkan matanya. Setelah berpikir sesaat, dia baru membalas, "Bagaimanapun, kita harus mencoba memperjuangkan Wira. Sampaikan perintahku, bawa Wira ke ibu kota. Oh, rahasiakan perintah ini, jangan sampai Keluarga Barus tahu."Saiqa langsung memahami maksud Jihan. Tanpa bertele-tele, dia bergegas mengatur semuanya. Dalam sekejap, sebuah sosok berangkat dari istana ke Dusun Darmadi.Wira sama sekali tidak mengetahui hal ini. Yang dilakukannya hanya terus mengembangkan kekuatan. Bagaimanapun, dunia mulai kacau, dia harus memiliki kemampuan yang cukup untuk melindungi diri.Selain memperkuat pasukan, Wira tentu harus membuat senjata hebat. Sesudah mempertimbangkan cukup lama, dia memutuskan untuk membuat senjata dengan memanfaatkan metode pembuatan Pedang Treksha.Asalkan memiliki senjata hebat, mereka akan berada di posisi unggul tanpa peduli menghadapi lawan mana pun. Pada saat yang sama, Wira juga ingin membuat zirah untuk semua orang. Hanya saja, zirah
Wira khawatir granat ini akan langsung meledak setelah terjadi guncangan. Tanpa diduga, ternyata tidak ada masalah apa pun setelah dilemparkan."Hahaha! Semuanya aman!" Wira memungutnya kembali dengan senang. Kemudian, dia meneruskan, "Sekarang saatnya untuk menguji kekuatan yang sebenarnya."Wira menarik napas dalam-dalam, lalu menarik tuas dan melemparkan ke kejauhan. Beberapa detik kemudian, granat yang telah mendarat ke tanah sontak meledak.Duar! Muncul sebuah lubang besar di tanah. Beberapa orang itu maju untuk melihat, lalu tercengang dengan situasinya. Daya serang ini sungguh mematikan. Kalau ada orang di sekitar lubang ini, mereka sudah pasti mati."Luar biasa!""Suamiku, apa ini?""Kak Wira, barang ini benar-benar hebat!"Ketika mendengar seruan kagum itu, Wira tersenyum dan menjelaskan, "Barang ini namanya granat."Wira merasa sangat puas dengan daya ledak granat ini. Jika benar-benar terjadi pertarungan, mereka sudah pasti akan menang."Paman, Emran, buat lebih banyak grana
Wira pernah pergi ke ibu kota, bahkan hampir tidak bisa kembali. Itu sebabnya, begitu mendengar tujuan kedatangan pria tadi, semua orang seketika terlihat khawatir, terutama Wulan yang tatapannya dipenuhi kecemasan.Setelah merenung sejenak, Wira baru menjawab, "Ratu mencariku mungkin karena masalah Keluarga Juwanto. Dia nggak mungkin macam-macam padaku di saat seperti ini. Dia menyuruhku ke sana pasti untuk membantunya memikirkan strategi."Semua orang mengangguk mendengarnya. Raja Bakir punya alasan untuk membunuh Wira, tetapi Ratu Jihan tidak. Seperti yang dikatakan Wira, pemerintahan sedang kacau, Ratu Jihan tidak mungkin punya waktu untuk mencari masalah dengan Wira. Jadi, keselamatan Wira terjamin kali ini.Hanya saja, meskipun berpikir demikian, mereka tetap tidak ingin Wira pergi ke ibu kota. Jadi, Wulan bertanya, "Suamiku, apa kamu bisa menentang perintah Ratu?"Wulan menarik napas dalam-dalam, tahu bahwa perkataannya ini sangat lancang. Kalau bukan karena Wira, dia juga tidak
Ketika melihat kedatangan Wira, Jihan yang duduk di dalam kamar segera mendongak. Ini pertama kalinya dia melihat Wira, pria ini sungguh berkarisma."Aku sudah lama mendengar tentangmu. Ternyata, kamu memang terlihat luar biasa," ujar Jihan yang tersenyum dan buru-buru berdiri."Salam, Yang Mulia," sapa Wira sambil menangkupkan tangannya."Silakan duduk," ucap Jihan. Kemudian, dia menyodorkan teh yang telah disiapkannya sejak tadi."Terima kasih, Yang Mulia." Wira tersenyum dan bertanya, "Kenapa Yang Mulia memanggil saya secara diam-diam?"Jihan menjawab dengan tersenyum, "Tuan, kamu sangat cerdas, mana mungkin nggak tahu alasanku memanggilmu kemari?"Wira meneguk habis tehnya sebelum berucap, "Apa karena masalah Pangeran Yahya dan Selir Agung Alina?"Jihan segera mengangguk untuk mengiakan. "Tuan memang cerdas, tebakanmu benar.""Haha, pujian Yang Mulia sudah berlebihan. Semua orang terus membicarakan masalah ini. Keluarga Juwanto bahkan terus mengecam. Nggak ada alasan lain lagi kala
Jihan merasa terkejut, marah, sekaligus takut. Perkataan Wira ini membuat bulu kuduknya berdiri. Dia tidak menyangka Keluarga Juwanto akan sekejam ini!Apabila Yahya benar-benar muncul di publik dan mengatakan kebohongan seperti ini, bukankah Jihan akan dimaki habis-habisan?"Lancang sekali Keluarga Juwanto ini! Tuan, apa kamu punya cara untuk mengatasinya?" tanya Jihan segera sambil menatap Wira dengan sorot mata penuh harapan.Wira menghela napas mendengarnya. Akan sangat sulit untuk mengatasi masalah ini. Melihat Wira hanya diam, Jihan menambahkan, "Kalau kamu membantuku, aku akan memenuhi permintaanmu."Jihan sampai rela mengeluarkan modal besar supaya terbebas dari masalah ini. Wira melirik sekilas, lalu tersenyum sembari berucap, "Yang Mulia, Anda benar-benar murah hati. Kalau Anda seorang pria, Anda pasti bisa menjadi raja yang baik."Jihan tidak menyangka Wira akan berkata seperti ini sehingga termangu mendengarnya. Sesudah itu, dia mengembuskan napas dan menyahut, "Aku nggak b
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m