"Menghilang?" Ratu menarik napas dalam-dalam dengan ekspresi yang sangat muram. Tentu saja, dia tidak beranggapan bahwa Alina dan Yahya akan benar-benar menghilang. Mereka pasti pergi ke suatu tempat. Hanya saja, dilihat dari gelagatnya, sepertinya mereka berencana akan merebut takhta."Kelihatannya Keluarga Juwanto mulai berencana untuk merebut takhta. Tapi aku nggak punya waktu untuk memedulikan mereka. Apa pun yang kulakukan, mereka tetap akan menjalankan rencana mereka. Sampaikan perintahku, panggil kakak tertua Keluarga Barus untuk datang bersama Farrel!" perintah Ratu kepada bawahan kepercayaannya. Pelayan ini telah mengikutinya sejak datang dari Keluarga Barus. Ratu hanya bisa memercayakan tugas ini kepada pelayan tersebut."Yang Mulia Ratu, apakah kita mau memanggil Tuan Sigra dan Farrel? Tapi ... untuk apa kita memanggil mereka?" tanya pelayan kepercayaannya, Saiqa, dengan ragu-ragu.Mendengar pertanyaan itu, Jihan menjawab, "Setelah Raja mangkat, pasti akan terjadi pergolakan
Jihan hanya menghela napas saat berkata, "Aku juga terpaksa melakukannya. Bagaimanapun ... aku benar-benar nggak punya pilihan lain! Hanya dengan menenangkan Keluarga Barus, aku baru bisa fokus menata pemerintahan dan menghadapi Keluarga Juwanto. Jadi ... apa pun yang terjadi hari ini, aku harus mengetahui posisi Keluarga Barus. Syukurlah kalau mereka mendukungku. Kalau mereka tidak mau mendukungku, aku juga harus cepat melakukan persiapan!"Setelah menjelaskan panjang lebar, Saiqa akhirnya mengerti. "Baiklah, akan saya laksanakan!" Setelah itu, Saiqa mengirimkan merpati surat ke kediaman Keluarga Barus.Pada saat ini, Farrel telah menyampaikan semua perkataan Wira kepada Sigra. Sigra tertegun seketika mendengarnya, dia juga merasa ucapan Wira ini cukup masuk akal. Lagi pula, bahaya selalu mengintai setiap saat jika dia berada di sisi Raja. Mengapa dia tidak memegang kekuasaan ini di tangannya saja!Pada saat ini, pelayan membawakan merpati surat. Saat melihat merpati ini, ekspresi Sig
Di dalam halaman yang kecil, terlihat Wira yang sedang berbicara seraya menarik napas dalam-dalam, "Raja Bakir telah meninggal, kekacauan akan mulai terjadi, apa kalian semua sudah tahu masalah itu?"Biantara mengangguk. "Tuan, meski masih belum terjadi kekacauan besar sekarang, banyak sekali orang yang sudah mulai mempersiapkan diri. Belakangan ini, aku baru mendapat kabar bahwa ada banyak sekali keluarga bangsawan yang mulai bergerak. Bahkan ada beberapa perampok gunung yang tidak bisa menahan diri lagi. Mereka ingin mendapat keuntungan dari kekacauan ini."Mendengar ucapannya, Wira hanya tersenyum. "Nggak usah dipikirkan dulu masalah ini, mereka hanya cecunguk kecil. Biantara, bagaimana dengan jaringan mata-mata yang kamu persiapkan?"Biantara menjawab dengan tersenyum, "Perkembangannya sangat cepat. Ada banyak sekali orang berbakat di Kerajaan Nuala ini, tapi tidak ada sekte yang menaungi mereka. Karena kita cukup murah hati, tentu saja banyak rekrutan baru yang ingin bergabung. Ki
Saat ini, di kamar Ratu."Yang Mulia Ratu, Tuan Sigra telah tiba di istana. Beliau sedang dalam perjalanan ke kamar Anda!" lapor Saiqa buru-buru sambil memberi hormat dengan sopan. Ekspresi Jihan terlihat sangat serius saat ini. Dalam hatinya sangat paham dengan tujuan kedatangan Sigra dan Farrel untuk menemuinya. Jihan merasa sangat gelisah.Wajahnya dipenuhi keraguan, setelah berpikir sejenak, Jihan berkata pada Saiqa, "Saiqa, atur sebuah perjamuan. Aku mau menjamu mereka di istana, sajikan koleksi anggur terbaikku yang telah disimpan selama ratusan tahun.""Baik, Yang Mulia Ratu." Saiqa mengangguk, lalu berbalik dengan cepat untuk menjalankan perintah. Tak lama kemudian, pihak dapur telah selesai menyajikan hidangan. Setelah semua hidangan disajikan di meja, Jihan menyuruh semua pelayan untuk mundur dan berjaga di depan pintu.Beberapa saat kemudian, Sigra berjalan masuk ke ruangan dengan perlahan-lahan. Farrel yang berdandan sebagai seorang pria berjalan di belakang untuk mengikuti
"Sekarang kesempatan ini telah berada di depan mata. Jihan, bagaimana menurutmu yang sedang kupikirkan?" Sigra tersenyum dengan tenang, lalu melanjutkan, "Tentu saja, yang kuinginkan adalah sebuah status yang bisa membuat keluarga kita tersohor di seluruh negeri."Detik berikutnya, tatapan Sigra jatuh pada Jihan. Sorot matanya tampak sangat penuh harapan. Dia kembali menambahkan, "Jihan, sekarang hanya kamu yang bisa membantu Kakak."Pandangan Jihan tampak sangat serius. Sudut bibirnya sedikit bergerak, ucapannya selanjutnya membuat Sigra menjadi muram dan tidak senang. "Kak, meski begitu, aku sudah menikah. Sekarang ini statusku adalah seorang Ratu dan ibu Jefry. Sepuluh tahun kemudian, setelah Jefry bisa mandiri untuk memerintah, aku harap Kakak bisa membantu mendampingi Jefry dan menjadikannya raja yang baik.""Apa?" ucap Sigra dengan kesal. Dia bertanya kembali kepada Jihan dengan suara berat, "Jihan, maksudmu, kamu nggak mau bantu Kakak?""Kakak, Yang Mulia Raja memperlakukanku de
Saat Sigra meninggalkan istana, Jihan merasa sangat kesal. Hatinya sangat sedih dan menderita, sekaligus marah! Pada saat ini, Saiqa langsung maju untuk memapah Jihan. Kemudian, dia bertanya dengan nada yang penuh perhatian, "Yang Mulia Ratu, jangan bersedih. Karena masalahnya sudah jelas sekarang, kita hanya bisa berusaha untuk menangani semua masalah yang akan kita hadapi. Apakah kita sudah seharusnya memikirkan masalah Selir Alina sekarang?"Diingatkan oleh Saiqa, Jihan langsung menarik napas dalam-dalam. Dia berusaha menekan rasa panik dan kegelisahan dalam hatinya. Setelah itu, dia berkata dengan tegas, "Benar sekali, ini bukan saatnya bersedih. Suruh kedua penasihat datang menemuiku!""Baik, Yang Mulia Ratu!" Saiqa mengangguk perlahan. Kemudian, dia langsung berbalik dan meninggalkan tempat ini. Sesaat kemudian, Saiqa kembali dengan membawa dua orang penasihat.Kedua penasihat itu buru-buru menghampiri Jihan dan memberi hormat, "Salam kepada Yang Mulia Ratu!""Berdirilah." Ekspre
Jihan juga mulai terlihat cemas. Dia menatap kedua penasihat itu dengan ragu-ragu sembari bertanya, "Apa ada cara penanganan yang bagus sekarang?""Menurutku, Yang Mulia Ratu sebaiknya segera mengumumkan hal ini ke seluruh negeri sekarang." Penasihat kiri menambahkan, "Kita harus mengeluarkan Yang Mulia Ratu dari situasi ini sekarang untuk membuktikan bahwa Anda tidak terlibat dalam hal ini. Kalau tidak, konsekuensinya akan sulit dibayangkan jika Keluarga Juwanto menyerang nanti.""Benar sekali!" Penasihat kanan juga menimpali, "Dengan begitu, kalaupun terjadi sesuatu pada Selir Agung dan Pangeran Yahya, Ratu juga tidak akan disalahkan!""Benar kata kalian berdua." Ratu mengangguk pelan. "Kita lakukan saja sesuai saran kalian!"Keesokan harinya di ruang rapat kerajaan, Ratu memberitahukan kepada semua orang mengenai kabar Alina dan Yahya yang menghilang. Begitu mendengar kabar tersebut, para pejabat sibuk mendiskusikannya."Yang Mulia Ratu, Raja pernah berpesan pada Anda untuk memperla
Setelah Jihan memberikan perintahnya, tidak ada satu pun pejabat yang berani bersuara di ruang rapat itu. Meski ada beberapa orang yang menatap Jihan dengan dingin, mereka tetap tidak berani mengatakan apa pun. Orang yang cerdas tentu akan langsung mengerti apa yang sedang terjadi. Kenapa kedua orang itu harus tiba-tiba menghilang sekarang? Hal ini benar-benar aneh.Apalagi, Ratu sama sekali tidak perlu membunuh ataupun membuat Alina dan Yahya menghilang. Akan lebih mudah jika kedua orang itu berada dalam kendalinya. Bagaimanapun, jika kedua orang itu berada di tangannya, Keluarga Juwanto tidak akan berani melakukan hal apa pun. Kalaupun ingin memberontak, mereka tidak akan berani selama masih ada Alina dan Yahya di tangan Ratu.Sebab, satu-satunya peluang bagi Keluarga Juwanto untuk melawan adalah dengan menggunakan Yahya. Dengan adanya status Yahya, Keluarga Juwanto baru berani memberontak. Sebaliknya jika terjadi sesuatu pada Yahya, kalaupun Keluarga Juwanto berhasil memberontak, ap
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m