Share

Bab 958

Penulis: Arif
Saat Sigra meninggalkan istana, Jihan merasa sangat kesal. Hatinya sangat sedih dan menderita, sekaligus marah! Pada saat ini, Saiqa langsung maju untuk memapah Jihan. Kemudian, dia bertanya dengan nada yang penuh perhatian, "Yang Mulia Ratu, jangan bersedih. Karena masalahnya sudah jelas sekarang, kita hanya bisa berusaha untuk menangani semua masalah yang akan kita hadapi. Apakah kita sudah seharusnya memikirkan masalah Selir Alina sekarang?"

Diingatkan oleh Saiqa, Jihan langsung menarik napas dalam-dalam. Dia berusaha menekan rasa panik dan kegelisahan dalam hatinya. Setelah itu, dia berkata dengan tegas, "Benar sekali, ini bukan saatnya bersedih. Suruh kedua penasihat datang menemuiku!"

"Baik, Yang Mulia Ratu!" Saiqa mengangguk perlahan. Kemudian, dia langsung berbalik dan meninggalkan tempat ini. Sesaat kemudian, Saiqa kembali dengan membawa dua orang penasihat.

Kedua penasihat itu buru-buru menghampiri Jihan dan memberi hormat, "Salam kepada Yang Mulia Ratu!"

"Berdirilah." Ekspre
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 959

    Jihan juga mulai terlihat cemas. Dia menatap kedua penasihat itu dengan ragu-ragu sembari bertanya, "Apa ada cara penanganan yang bagus sekarang?""Menurutku, Yang Mulia Ratu sebaiknya segera mengumumkan hal ini ke seluruh negeri sekarang." Penasihat kiri menambahkan, "Kita harus mengeluarkan Yang Mulia Ratu dari situasi ini sekarang untuk membuktikan bahwa Anda tidak terlibat dalam hal ini. Kalau tidak, konsekuensinya akan sulit dibayangkan jika Keluarga Juwanto menyerang nanti.""Benar sekali!" Penasihat kanan juga menimpali, "Dengan begitu, kalaupun terjadi sesuatu pada Selir Agung dan Pangeran Yahya, Ratu juga tidak akan disalahkan!""Benar kata kalian berdua." Ratu mengangguk pelan. "Kita lakukan saja sesuai saran kalian!"Keesokan harinya di ruang rapat kerajaan, Ratu memberitahukan kepada semua orang mengenai kabar Alina dan Yahya yang menghilang. Begitu mendengar kabar tersebut, para pejabat sibuk mendiskusikannya."Yang Mulia Ratu, Raja pernah berpesan pada Anda untuk memperla

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 960

    Setelah Jihan memberikan perintahnya, tidak ada satu pun pejabat yang berani bersuara di ruang rapat itu. Meski ada beberapa orang yang menatap Jihan dengan dingin, mereka tetap tidak berani mengatakan apa pun. Orang yang cerdas tentu akan langsung mengerti apa yang sedang terjadi. Kenapa kedua orang itu harus tiba-tiba menghilang sekarang? Hal ini benar-benar aneh.Apalagi, Ratu sama sekali tidak perlu membunuh ataupun membuat Alina dan Yahya menghilang. Akan lebih mudah jika kedua orang itu berada dalam kendalinya. Bagaimanapun, jika kedua orang itu berada di tangannya, Keluarga Juwanto tidak akan berani melakukan hal apa pun. Kalaupun ingin memberontak, mereka tidak akan berani selama masih ada Alina dan Yahya di tangan Ratu.Sebab, satu-satunya peluang bagi Keluarga Juwanto untuk melawan adalah dengan menggunakan Yahya. Dengan adanya status Yahya, Keluarga Juwanto baru berani memberontak. Sebaliknya jika terjadi sesuatu pada Yahya, kalaupun Keluarga Juwanto berhasil memberontak, ap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 961

    "Begini saja nggak ngerti? Raja Bakir punya putra yang sudah remaja, bahkan sangat cerdas. Dengan bantuan perdana menteri dan semua pejabat, dia sudah cukup untuk mengambil alih takhta!""Sebenarnya, Ratu nggak perlu turun tangan karena kemampuan para pejabat ini sudah cukup. Lantas, kenapa malah Ratu yang menduduki takhta sekarang?"Begitu ucapan ini dilontarkan, semua orang seketika tercengang. Benar, ada yang tidak beres dengan masalah ini. Pangeran Yahya sudah mencukupi usia. Dia sudah bisa menguasai takhta dengan bantuan para pejabat."Makanya, takutnya Ratu yang menyusun semua rencana ini!""Kematian Raja sangat mendadak, jangan-jangan wanita jahat ini pelakunya?""Huh! Wanita ini merebut takhta dengan cara kotor! Kalau sampai dia menjabat, Kerajaan Nuala akan tamat!"Semua orang melontarkan pendapat masing-masing. Bisa dilihat, banyak orang yang tidak menyetujui Jihan menjadi penguasa. Bukan hanya tidak setuju, mereka juga meremehkannya. Sejak zaman kuno, pemerintahan yang dipim

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 962

    Wira tentu sudah mengetahui perselisihan antara Jihan dengan Keluarga Juwanto. Saat ini, Wulan yang duduk di samping Wira bertanya dengan penasaran, "Suamiku, belakangan ini masalah antara Ratu dan Keluarga Juwanto menghebohkan semua orang. Apa yang dikatakan Kumar benar?"Ratu mengumumkan bahwa Selir Agung dan Pangeran Pertama hilang, lalu mengutus para pengawal untuk mencari. Sementara itu, Keluarga Juwanto mengatakan Ratu ingin melenyapkan semua bahaya untuk calon putra mahkota.Kedua pernyataan ini benar-benar saling bertabrakan. Pertarungan antara Ratu Jihan dengan Keluarga Juwanto telah dimulai!Wira menghela napas mendengarnya. Dia merasa agak khawatir terhadap masalah ini. Begitu terjadi kekacauan, Kerajaan Nuala pasti sulit untuk damai."Menurut kalian, siapa yang berbicara jujur dan siapa yang berbohong?" tanya Wira sembari menatap Wulan dan kedua wanita lainnya.Wulan menjawab, "Aku rasa Ratu bicara jujur dan Keluarga Juwanto berbohong."Dewina dan Dian mengangguk untuk meny

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 963

    Jihan tentu ingin menyelesaikan masalah ini, tetapi dia harus memiliki kemampuan. Itu sebabnya, setiap kali memikirkannya, dia merasa sangat pusing."Yang Mulia, Anda terlihat sangat lelah. Lebih baik istirahat sebentar. Pekerjaan bisa dilanjutkan nanti," ujar Saiqa yang berdiri di samping dengan hormat.Jihan menghela napas mendengarnya. Bagaimana dia bisa beristirahat dengan tenang kalau situasinya seperti ini?"Saiqa, aku tahu Raja sangat lelah mengurus pemerintahan. Setelah mengambil alih takhta, aku baru tahu ini lebih sulit dari yang kukira!" ucap Jihan.Mendengar ini, Saiqa pun tersenyum dan menimpali, "Tentu saja, Yang Mulia. Dunia ini sangat besar, tentu sulit untuk mengurusnya sendirian. Tapi, pemerintahan mulai kacau sekarang. Meskipun Keluarga Barus belum mengambil tindakan, Yang Mulia harus lebih hati-hati."Jihan memahami ucapan Saiqa ini, tetapi dia masih merasa sangat tertekan. Dia tidak menduga bahwa Keluarga Juwanto akan menyerangnya dengan cara seperti ini. Orang-ora

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 964

    Pertanyaan ini membuat Jihan memicingkan matanya. Setelah berpikir sesaat, dia baru membalas, "Bagaimanapun, kita harus mencoba memperjuangkan Wira. Sampaikan perintahku, bawa Wira ke ibu kota. Oh, rahasiakan perintah ini, jangan sampai Keluarga Barus tahu."Saiqa langsung memahami maksud Jihan. Tanpa bertele-tele, dia bergegas mengatur semuanya. Dalam sekejap, sebuah sosok berangkat dari istana ke Dusun Darmadi.Wira sama sekali tidak mengetahui hal ini. Yang dilakukannya hanya terus mengembangkan kekuatan. Bagaimanapun, dunia mulai kacau, dia harus memiliki kemampuan yang cukup untuk melindungi diri.Selain memperkuat pasukan, Wira tentu harus membuat senjata hebat. Sesudah mempertimbangkan cukup lama, dia memutuskan untuk membuat senjata dengan memanfaatkan metode pembuatan Pedang Treksha.Asalkan memiliki senjata hebat, mereka akan berada di posisi unggul tanpa peduli menghadapi lawan mana pun. Pada saat yang sama, Wira juga ingin membuat zirah untuk semua orang. Hanya saja, zirah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 965

    Wira khawatir granat ini akan langsung meledak setelah terjadi guncangan. Tanpa diduga, ternyata tidak ada masalah apa pun setelah dilemparkan."Hahaha! Semuanya aman!" Wira memungutnya kembali dengan senang. Kemudian, dia meneruskan, "Sekarang saatnya untuk menguji kekuatan yang sebenarnya."Wira menarik napas dalam-dalam, lalu menarik tuas dan melemparkan ke kejauhan. Beberapa detik kemudian, granat yang telah mendarat ke tanah sontak meledak.Duar! Muncul sebuah lubang besar di tanah. Beberapa orang itu maju untuk melihat, lalu tercengang dengan situasinya. Daya serang ini sungguh mematikan. Kalau ada orang di sekitar lubang ini, mereka sudah pasti mati."Luar biasa!""Suamiku, apa ini?""Kak Wira, barang ini benar-benar hebat!"Ketika mendengar seruan kagum itu, Wira tersenyum dan menjelaskan, "Barang ini namanya granat."Wira merasa sangat puas dengan daya ledak granat ini. Jika benar-benar terjadi pertarungan, mereka sudah pasti akan menang."Paman, Emran, buat lebih banyak grana

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 966

    Wira pernah pergi ke ibu kota, bahkan hampir tidak bisa kembali. Itu sebabnya, begitu mendengar tujuan kedatangan pria tadi, semua orang seketika terlihat khawatir, terutama Wulan yang tatapannya dipenuhi kecemasan.Setelah merenung sejenak, Wira baru menjawab, "Ratu mencariku mungkin karena masalah Keluarga Juwanto. Dia nggak mungkin macam-macam padaku di saat seperti ini. Dia menyuruhku ke sana pasti untuk membantunya memikirkan strategi."Semua orang mengangguk mendengarnya. Raja Bakir punya alasan untuk membunuh Wira, tetapi Ratu Jihan tidak. Seperti yang dikatakan Wira, pemerintahan sedang kacau, Ratu Jihan tidak mungkin punya waktu untuk mencari masalah dengan Wira. Jadi, keselamatan Wira terjamin kali ini.Hanya saja, meskipun berpikir demikian, mereka tetap tidak ingin Wira pergi ke ibu kota. Jadi, Wulan bertanya, "Suamiku, apa kamu bisa menentang perintah Ratu?"Wulan menarik napas dalam-dalam, tahu bahwa perkataannya ini sangat lancang. Kalau bukan karena Wira, dia juga tidak

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3140

    Adjie menyipitkan matanya saat melihat nyala obor itu, lalu melangkah maju. "Siapa kalian?"Salah satu pria itu tiba-tiba mencabut goloknya dan meletakkannya di leher Adjie, lalu tersenyum sinis dan berkata, "Hehe. Kamu sedang bercanda ya? Pengungsi? Mana mungkin seorang pengungsi bisa berlari sampai ke sini. Kamu pikir aku bodoh ya? Semua pengungsi berada di selatan."Ternyata situasinya memang seperti dugaan Adjie. Dia langsung tersenyum sinis dan berkata, "Hehe. Siapa yang bilang semua pengungsi ada di selatan? Dasar bodoh!"Melihat Adjie masih berani membantahnya, ekspresi pria itu menjadi panik dan langsung mengayunkan goloknya.Namun, Adjie langsung menghindari serangan itu dan merebut golok dari tangan pria itu, lalu langsung mengarahkannya ke leher pria itu. "Hehe. Maaf, ternyata kemampuanmu hanya begitu saja. Kalau bukan karena aku sudah membunuh seseorang dan dikejar orang-orang itu, aku juga nggak sudi datang ke tempat ini."Mendengar perkataan itu, pria lainnya di samping y

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3139

    Adjie tertegun sejenak saat mendengar pertanyaan itu, lalu tersenyum dan berkata, "Hehe. Tuan, ini nggak perlu. Kalau aku membawa orang lain, justru akan lebih merepotkan. Lagi pula, kalau hanya aku sendirian saja, aku bisa bergerak dengan lebih fleksibel."Wira pun menganggukkan kepala. Setelah selesai mengatur semuanya, dia menepuk bahu Adjie dan berkata, "Baiklah, sekarang kamu pergi bersiap-siap dulu. Nanti baru temui aku lagi.""Baik," jawab Adjie, lalu segera keluar.Setelah Adjie pergi, Wira menatap peta di depannya dan menghela napas. Ini mungkin bisa berhasil jika semuanya berjalan sesuai rencananya, tetapi dia masih ragu apakah Adjie bisa merebut Desa Riwut ini. Meskipun dia tidak begitu paham dengan situasi di sana, kabarnya para perampok di sana sangat kejam. Dia juga tidak yakin apakah para perampok itu berani menghadapi pasukan utara.Saat Wira masih tenggelam dalam pemikirannya, waktu sudah berlalu sekitar setengah jam. Saat tirai tenda kembali terbuka, dia langsung terk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3138

    Mendengar hal itu, Adjie menganggukkan kepala. Setelah semuanya sudah diputuskan, langkah selanjutnya akan lebih mudah. Namun, sekarang mereka tetap harus menyusun rencananya secara menyeluruh sebelum menjalankannya.Pada saat itu, Adjie yang masih menatap lokasi Desa Riwut pun berkata, "Sebelumnya aku nggak memperhatikan tempat ini. Tapi, setelah melihatnya lagi, tempat ini memang cukup strategis."Keduanya pun menganggukkan kepala karena lokasi Desa Riwut ini menang strategis. Jika mereka bisa menguasai tempat ini, berarti mereka sudah menguasai jalur utama musuh. Selain itu, jika musuh ingin menguasai kota-kota di sekitar, musuh mereka juga harus melewati Desa Riwut ini terlebih dahulu.Setelah berpikir sejenak, Adjie memberi hormat dan berkata, "Kalau ini perintah Tuan, aku akan mengikutinya. Tapi, kapan aku harus berangkat?"Wira langsung menjawab, "Malam ini adalah waktu terbaik dan menguntungkan kalian juga. Tapi, sebelum pergi, kamu harus mengubah identitasmu dulu."Adjie yang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3137

    Setelah berpikir sejenak, Adjie berkata dengan pelan, "Kalau begitu, aku rasa boleh mencobanya. Tempat ini punya celah yang begitu besar, jadi ini benar-benar peluang yang bagus."Wira menganggukkan kepala karena dia juga merasa strategi ini cukup bagus karena Pulau Hulu ini memiliki tiga celah yang terbuka. Jika bisa menguasai celah ini, mereka bisa menjebak musuh di dalamnya. Meskipun pasukan utara bisa memiliki kemampuan untuk bergerak cepat, mereka tetap akan kesulitan untuk melarikan diri.Setelah mengamati jalur di sekitar Pulau Hulu, Wira menggerakkan jarinya ke atas peta dan berkata sambil menunjuk pada sebuah lokasi di bagian selatan Pulau Hulu, "Kamu lihat tempat ini."Adjie tertegun sejenak. Setelah melihat lokasi yang ditunjukkan Wira, dia berkata dengan pelan, "Tempat ini adalah Desa Riwut, markas besar sekelompok perampok besar. Tapi, apa hubungannya tempat ini dengan pasukan utara?"Wira tersenyum. Desa Riwut ini memang tidak memiliki hubungan dengan pasukan utara. Namun

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3136

    Setelah memikirkannya, Wira berkata dengan pelan, "Soal urusan ini, nggak ada yang perlu dikatakan lagi. Kali ini kalian sudah menyelesaikan tugas dengan sangat baik, kamu ingin hadiah apa?"Mendengar pertanyaan itu, Latif segera berkata, "Semuanya terserah Tuan saja."Setelah berpikir, Wira perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, aku akan mengangkatmu sebagai letnan jenderal dari ketiga tim pasukan itu. Mulai sekarang, kamu akan selalu berada di sisiku. Bagaimana?"Begitu mendengar perkataan itu, Adjie merasa sangat gembira. Dia tahu masa depannya lebih prospektif jika mengikuti Wira daripada memimpin pasukan di medan perang. Lagi pula, jika saat ini mereka bisa menangani situasi ini dengan baik, pasti akan mendapatkan pencapaian yang besar. Menurutnya, berada di sisi Wira adalah pilihan terbaik.Tanpa ragu, Adjie langsung memberi hormat dan berkata, "Terima kasih, Tuan."Wira langsung tersenyum dan berkata, "Hehe. Baiklah. Kalau begitu, sekarang kamu bisa langsung membuktikan dirimu.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3135

    Mendengar perkataan itu, semua orang tertegun sejenak.Melihat tidak ada yang berbicara, Wira langsung mengalihkan pandangannya pada Nafis dan Hayam. Saat Agha berniat memimpin pasukan, dia langsung memberikan lima ribu pasukan. Sementara itu, dia merasa Adjie lebih cocok menjadi penasihat militer dan kurang berpengalaman dalam memimpin pasukan di medan perang. Namun, pada saat kritis, Adjie tetap bisa diandalkan.Setelah berpikir sejenak, Wira berkata sambil menatap Nafis dan Hayam, "Bagaimana dengan kalian berdua? Siapa yang bersedia memimpin pasukan?"Nafis dan Hayam langsung saling memandang.Setelah berpikir sejenak, Hayam tersenyum dan berkata, "Tuan, lebih baik aku tetap memimpin 500 pasukan. Kamu juga tahu aku lebih cocok dengan tugas seperti menyergap dan membunuh diam-diam ini. Kalau urusan bertempur, lebih baik orang lain yang menanganinya saja.""Menurutku, lima ribu pasukan yang tersisa ini lebih baik langsung serahkan pada Nafis saja. Tuan sendiri juga sudah lihat bagaima

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3134

    Saat ini, Wira tidak bersemangat untuk bersenang-senang dengan para prajurit lainnya. Dia khawatir bagaimana mereka harus menghadapinya jika pasukan utara kembali menyerang.Pada saat itu, Latif langsung masuk ke dalam tenda itu. Melihat Wira yang masih sibuk, dia maju dan berkata, "Tuan, kita sudah berhasil merekrut beberapa pengungsi untuk bergabung dengan pasukan kita. Sekarang jumlah pasukan di barak pusat sudah hampir mencapai 15 ribu orang."Wira merasa terkejut saat mendengar kabar jumlah pasukan sudah sebanyak itu. Menurutnya, lima sampai enam ribu pasukan saja sebenarnya sudah cukup. Namun, dia tidak menyangka jumlah pasukannya bisa meningkat menjadi puluhan ribu orang setelah merekrut para pengungsi itu.Memikirkan hal itu, Wira tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, urusan lain akan menjadi lebih mudah. Tapi, sekarang kita harus mencatat jumlah pasukan kita dengan detail dulu. Sebenarnya 15 ribu orang termasuk terlalu banyak, kita harus membagi mereka agar lebih mudah diatur.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3133

    Mendengar perkataan Trenggi, Wira merasa saran itu sangat masuk akal. Setelah berpikir sebentar, dia tiba-tiba teringat sesuatu dan berkata dengan pelan, "Kalau kita melakukan ini, sepertinya akan cukup merepotkan. Bagaimana kondisi para pengungsi itu sekarang?"Trenggi baru teringat sesuatu saat mendengar pertanyaan itu dan berkata, "Tempat tinggal untuk para pengungsi itu sudah mulai diatur, sepertinya mereka sangat dendam pada pasukan utara."Mendengar laporan itu, Wira menganggukkan kepala. Dia berpikir jika para pengungsi itu memang membenci pasukan utara, dia mungkin bisa langsung merekrut mereka menjadi pasukannya. Dengan begitu, semuanya akan menjadi lebih mudah.Namun, ada masalah lain yang lebih merepotkan, yaitu para pengungsi itu sulit untuk diatur. Jika ditangani dengan baik, hal ini justru akan menimbulkan kekacauan.Pada saat itu, Wira pun berkata dengan pelan, "Kalau begitu, aku serahkan tugas ini pada kalian. Pertama-tama, harus mengatur kembali para pengungsi ini dulu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3132

    Mendengar perkataan itu, semua orang tersenyum. Beberapa saat kemudian, orang-orang yang menyaksikan kejadian itu pun perlahan-lahan berkata, "Sebelumnya kita nggak yakin. Tapi, dilihat dari situasi sekarang, sepertinya semuanya berjalan dengan baik. Hanya saja, nggak disangka kita akan meraih kemenangan besar ini dengan begitu mudah."Kebanyakan orang yang mendengar perkataan itu juga ikut tersenyum.Setelah orang-orang itu selesai berbicara, Wira yang berada di samping pun tersenyum dan berkata, "Baiklah. Percepat laju pasukan, kita segera kembali ke gerbang kota."Setelah semua orang menganggukkan kepala, Wira segera memacu kudanya ke depan. Para jenderal di belakangnya juga segera mempercepat langkah mereka untuk mengikutinya. Saat tiba di gerbang kota dan melihat Trenggi bersama para pasukannya keluar dari kota untuk menyambut mereka, dia langsung maju dan berkata, "Aku nggak menyangka kalian begitu cepat menerima kabarnya."Mendengar perkataan itu, Trenggi tersenyum dan perlahan-

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status