Share

Bab 928

Penulis: Arif
Meskipun semua orang sudah lama menantikan perubahan besar, mereka tidak pernah mengira hari itu akan tiba secepat ini. Putu dan yang lainnya tiba-tiba merasa tertekan karena segalanya mungkin terjadi lebih cepat dari yang mereka sangka.

Wira dan yang lainnya tinggal di Desa Limau selama sehari, lalu kembali meneruskan perjalanan ke Dusun Darmadi keesokan harinya. Kali ini, perjalanan mereka berjalan dengan sangat lancar.

Saat ini, Raja Bakir sedang berbaring di tempat tidurnya di istana. Sekujur tubuhnya terasa sangat lemah. Dalam beberapa hari terakhir, kondisi tubuhnya terus memburuk. Dia bahkan sampai merasa seperti telah berada di usia senja.

"Yang Mulia, bagaimana kondisimu?" tanya Jihan.

Jihan, Alina, dan selir lainnya sedang duduk menatapnya dengan penuh kekhawatiran. Namun, ekspresi setiap orang tampak berbeda-beda. Mereka semua punya rahasia dan pemikiran masing-masing yang tidak boleh diketahui orang lain.

Mata Jihan berkilat khawatir. Dia tidak tahu mengapa kondisi Raja Bak
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 929

    Hanya saja ... Raja Bakir merasa enggan dalam hatinya. Bagaimanapun, ambisinya masih belum tercapai. Dia tidak ingin berakhir seperti ini.Saat ini, Jihan buru-buru berkata, "Yang Mulia, Anda pasti akan sembuh. Kita bisa membahas urusan pengangkatan putra mahkota nanti."Mendengar ini, semua selir tampak mengernyit. Namun, mereka tidak banyak berkomentar. Para selir memiliki kesempatan yang setara. Putra Jihan baru saja lahir sehingga berpeluang sangat kecil. Jadi, dia tentu ingin mengulur waktu.Namun, karena Jihan telah bersuara, mereka pun tidak berani berbicara sembarangan. Bagaimanapun, kedudukan Jihan adalah yang tertinggi di antara mereka.Mendengar kata-kata itu, Raja Bakir sontak menghela napas dan berkata dengan acuh tak acuh, "Aku akan mempertimbangkan hal ini. Saat ini, nggak ada orang yang mengurus pemerintahan. Suruh penasihat kiri dan kanan masuk. Sisanya tolong keluar semua."Usai mendengar perkataan Raja Bakir, tidak ada yang berani berkomentar. Mereka sontak mundur sa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 930

    Usai Kemal berkata demikian, Raja Bakir pun berkata sambil mengangguk, "Aku juga nggak yakin dengan kesehatanku. Sampaikan saja pendapatmu, apa yang seharusnya dilakukan kalau aku nggak bisa membantu putra mahkota."Meskipun Raja Bakir tidak ingin berkata seperti itu, dia sering kali jatuh pingsan. Kondisinya mungkin akan memburuk suatu hari nanti. Dengan kondisi seperti ini, bagaimana dia bisa mendidik putra mahkota?Setelah itu, Kemal baru berkata, "Yang Mulia, kalau seperti itu, orang yang seharusnya mengatur pemerintahan mungkin bukan pangeran, melainkan ... Ratu!"Kata-kata ini membuat Raja Bakir tertegun sejenak. Segera setelah itu, dia berkata, "Kamu benar. Kalau penyakitku makin parah, Ratu memang yang paling cocok. Para putraku masih terlalu muda. Sepertinya pemerintahan hanya bisa diambil alih oleh Ratu."Raja Bakir memahami maksudnya. Meskipun Yahya pintar, dia masih terlalu muda. Di istana, Yahya mungkin tidak bisa memenangkan dukungan semua orang, bahkan membutuhkan arahan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 931

    Namun ... siapa yang bisa menjamin bahwa di antara ketiga guru ini, tidak ada yang berpihak pada Jihan?Raja Bakir pun menghela napas, lalu berkata dengan tenang, "Lupakan saja, kalian semua bisa pergi. Aku akan memikirkannya baik-baik. Tolong panggil Ratu ke sini."Mendengar perkataan ini, Kemal dan Ardi bergegas pergi. Tidak lama kemudian, Jihan pun berjalan masuk. Kemudian, wanita itu langsung berlutut di lantai dengan hormat sembari bertanya, "Yang Mulia, ada apa Anda memanggil hamba?"Sementara itu, Raja Bakir menarik napas dalam-dalam, lalu berkata sambil tersenyum, "Ratu, kamu nggak perlu sungkan. Kemarilah, duduk di sampingku."Jihan mengangguk, lalu segera berjalan ke sisi Raja Bakir dan duduk di sampingnya. Pada saat ini, Raja Bakir berkata, "Ratu, kita sudah saling mencintai selama bertahun-tahun dan mendapatkan pengangkatan bersama. Aku sebagai raja dan kamu sebagai ratu. Kamu mengelola harem untukku.""Selama bertahun-tahun, kamu sudah mempertimbangkan segala sesuatu denga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 932

    Raja Bakir bukan sedang bercanda, ini memang kenyataan. Di masa lalu, ayahnya membiarkannya menikah dengan Jihan karena alasan ini. Jika Jihan adalah seorang pria, dia pasti akan menjadi seorang ahli berbakat.Saat ini, Jihan berbicara dengan gugup, "Yang Mulia ... bagaimana mungkin hamba ...."Namun, Raja Bakir segera melambaikan tangan sambil menyela, "Semuanya akan baik-baik saja. Ratu, aku percaya padamu."Raja Bakir tampak menghela napas. Dia merasa sangat kesal dan sedih di dalam hatinya. Siapa yang bisa menduga bahwa tubuhnya akan menjadi seperti ini? Tanpa menemukan penyebab penyakitnya, kondisinya malah makin memburuk setiap hari. Itu sebabnya, Raja Bakir ingin segera mengangkat putra mahkota selama dia masih hidup."Sudahlah, kamu boleh pergi. Tolong suruh Alina masuk. Aku harus menghiburnya." Usai Raja Bakir berkata demikian, dia langsung meminta Jihan pergi.Tidak lama kemudian, Alina berjalan masuk dengan hormat. Ketika hendak memberi salam, Raja Bakir langsung mengulurkan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 933

    Raja Bakir hanya bisa berkata demikian. Dia masih berkuasa sekarang, jadi kekacauan tersebut mungkin tidak akan terjadi. Namun, begitu dia meninggal, Keluarga Juwanto mungkin tidak akan mengakui keputusannya. Raja Bakir benar-benar tidak yakin apakah Keluarga Juwanto akan memahami maksudnya.Sementara itu, Alina hanya bisa mengangguk dan menerima dengan pasrah. Wanita itu pun berkata, "Hamba mengerti.""Baiklah. Kamu sudah boleh pergi," ujar Raja Bakir yang sungguh merasa sangat tidak berdaya.Kemudian, Raja Bakir mengeluarkan dekret untuk mengangkat Jefry sang Pangeran Kelima sebagai putra mahkota dan memerintahkan Jihan untuk mengawasi pemerintahan. Keputusan ini membuat gempar seluruh negeri.Membiarkan seorang wanita untuk memimpin pemerintahan sungguh tidak lazim. Banyak pejabat yang tidak bisa menerima hal ini. Mereka pun segera menyampaikan protes.Bukan hanya itu, kedua penasihat juga sulit menerima keputusan ini. Mereka lebih memilih untuk membantu Yahya daripada membantu Jiha

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 934

    Pada waktu bersamaan ketika Wira merasa terkejut, dia juga merasa prihatin terhadap nasib malang Raja Bakir. Siapa yang dapat menyangka bahwa dia akan dihadapkan dengan situasi yang begitu sulit?"Tunggu saja ... konflik di ibu kota ini akan memuncak sebentar lagi!" Usai Wira berkata demikian, dia pun melihat ke arah ketiga istrinya.Setelah itu, Wira berbicara untuk mengingatkan Danu, "Mulai hari ini, jangan bertindak sembrono. Kekacauan akan segera terjadi di ibu kota kerajaan. Kita harus menjaga diri kita sendiri. Tolong sampaikan pada Biantara, Mandra, dan Paman Hasan tentang berita ini." Begitu mendengar kata-kata Wira, Danu bergegas untuk menyampaikan kabar ini."Sayang ... apakah situasinya benar-benar akan menjadi kacau?" tanya Wulan yang sangat khawatir.Sementara itu, Wira menjawab sambil tersenyum, "Meskipun akan kacau, semua orang tetap tahu batasan. Bagaimanapun, kalau membuat keributan yang tidak bisa diakhiri, Kerajaan Nuala bisa hancur. Jadi, terlepas dari seberapa kaca

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 935

    Kumar mendengus, ucapan ini memang benar. Di dunia ini, semua orang tunduk kepada raja, bukan pada ratu. Lagi pula, Jihan tidak seperti Senia yang punya banyak siasat. Jadi, Jihan pasti akan kesulitan untuk mengendalikan pemerintahan.Apalagi kalau Keluarga Juwanto mengacaukan situasi, Jihan pasti akan sulit mempertahankan kedudukannya. Kumar berucap dengan ekspresi dingin, "Hanya saja, aku nggak menyangka Raja Bakir begitu ceroboh."Fahlefi berkomentar, "Raja Bakir memang ceroboh, bisa-bisanya dia membiarkan seorang wanita menjadi raja!"Gibran menimpali, "Dasar Raja nggak berguna!"Kumar menanggapi ucapan putranya, "Nggak berguna? Sepertinya nggak begitu juga."Kedua putra Kumar kebingungan. Salah satu dari mereka bertanya, "Ayah, apa Raja Bakir punya pertimbangannya sendiri?"Kumar mengangguk dan mendengus, lalu menjawab, "Tentu saja, dia pasti membuat keputusan ini setelah mempertimbangkannya untuk waktu yang lama. Bagaimanapun, membiarkan wanita mengendalikan pemerintahan bukan ke

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 936

    Fahlefi dan Gibran langsung memahaminya setelah Kumar menyelesaikan penjelasannya. Fahlefi berujar, "Benar, kalau Ratu mengendalikan pemerintahan, Yahya hanya menjadi putra mahkota untuk sementara waktu. Saat anak Ratu tumbuh dewasa, posisi Yahya pasti akan digantikan."Gibran menimpali, "Benar, Yahya dan Ratu pasti nggak akan akur. Dengan campur tangan Keluarga Juwanto dan Barus, pemerintahan pasti akan goyah."Kedua putra Kumar seketika mengerti alasan Raja Bakir melancarkan siasat ini. Sebenarnya, mereka berdua pernah memikirkan alasan lain, tetapi tidak pernah menduga hal ini.Kumar menjelaskan, "Sekarang, kalian sudah tahu pemikiran Raja Bakir, 'kan? Raja Bakir pikir dia bisa menstabilkan pemerintahan dengan cara seperti ini. Pemikirannya memang benar, kalau Ratu mengurus pemerintahan, anaknya akan menjadi calon raja. Setidaknya, mereka ada di pihak yang sama.""Kalau kita bertindak, yang menjadi ancaman bukan hanya Ratu, tapi bayinya yang berstatus putra mahkota. Bagaimanapun, si

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2998

    Bisa dikatakan, hampir tidak ada pemimpin seperti Wira di dunia ini."Semuanya sudah beres. Raja kami mengikuti saran darimu dan mengeluarkan banyak dana untuk bantuan bencana. Sekarang keadaan sudah stabil dan rakyat sudah tenang. Kami benar-benar berterima kasih kepadamu."Sambil tersenyum, Trenggi meneruskan, "Kalau bukan karena saranmu, mungkin Kerajaan Nuala sudah jatuh dalam kekacauan sekarang ...."Ketika membahas hal ini, Trenggi tidak bisa menahan diri untuk menggeleng. Seperti yang Wira perkirakan sebelumnya, karena tidak ada bantuan bencana, banyak rakyat menderita dan masalah terus bermunculan.Ketika rakyat tidak bisa makan, mereka tentu bisa melakukan apa saja. Untungnya, bantuan segera diberikan sehingga masalah teratasi dan tidak terjadi kekacauan yang lebih besar.Namun, pada awalnya Osman tidak berniat menggunakan kas kerajaan untuk menghemat uang. Meskipun ingin membantu rakyat, dia tidak berani mengambil risiko itu demi melindungi dirinya sendiri.Bagaimanapun, jika

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2997

    "Sepertinya orang-orang dari wilayah barat nggak akan melepaskanmu begitu saja. Jadi, apa rencana selanjutnya?""Menurutku, kita bisa mencoba cara lain, yaitu dengan menyerang wilayah barat terlebih dahulu. Wilayah barat cuma sebuah negara kecil di perbatasan. Alasan mereka bisa bertahan sampai sekarang cuma karena punya gurun sebagai pelindung alami.""Kamu sudah menjelajahi gurun itu sekali, jadi pasti sudah tahu jalannya. Kalau kamu memimpin, ditambah pasukan dari kedua belah pihak, kita pasti bisa menghancurkan mereka. Ketika saat itu tiba, jangankan penguasa kecil di Provinsi Tengah, bahkan seluruh wilayah barat pun akan tunduk kepada kita."Trenggi menjelaskan dengan perlahan. Sejak dia menjadi Jenderal Besar Kerajaan Nuala, dia selalu memikirkan cara untuk memperluas wilayah kekuasaan kerajaan.Di masa kekacauan, yang kuat yang berkuasa. Untuk menjadi penguasa di tengah kekacauan, hal pertama yang dibutuhkan adalah tanah yang cukup luas dan rakyat yang banyak. Hanya dengan itu,

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2996

    Pihak Wira hanya ada empat orang, sementara mereka memobilisasi puluhan ribu orang dan masih gagal menghentikan Wira. Jika sampai berita ini tersebar, bukankah mereka akan menjadi bahan tertawaan? Sungguh memalukan."Jenderal, kami sudah berusaha sekuat tenaga. Dalam perjalanan kembali, kami sudah menghitung jumlah korban. Ada lebih dari 800 orang yang tewas.""Bahkan, Caraka juga tewas di tangan Wira. Kami gagal menjalankan tugas. Mohon Jenderal dapat memaafkan kami ...."Seorang wakil jenderal perlahan-lahan maju, lalu segera membungkukkan tubuhnya dan berbicara. Dia merasa sangat gelisah.Saka terkenal tegas dan ketat. Kegagalan dalam menjalankan tugas tentu sulit untuk dimaafkan. Dia menatap dingin wakil jenderal itu, lalu mengerutkan alis dan berkata, "Mereka sudah pergi. Nggak ada gunanya dibahas lagi.""Segera cari orang yang lebih dapat diandalkan dan kejar rombongan Wira. Aku nggak peduli siapa mereka atau sejauh apa mereka melarikan diri. Intinya, orang yang berani menentangk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2995

    Setelah mengatakan itu, Caraka memandang orang-orang di belakangnya. Meskipun mereka berasal dari wilayah barat, mereka juga mematuhi perintahnya karena sekarang dia sudah memegang kekuasaan besar. Apalagi sekarang dia juga sudah mendapat informasi yang tepat dari Wira.Sebelum datang ke sini, Saka sudah menyerahkan tugas penting ini pada Caraka dan semua pasukan yang berada di sana harus tunduk pada perintah Caraka. Meskipun Wendi sudah menyiapkan formasi racun di sekitar, mereka tetap terus menerjang ke arah Wira dan yang lainnya dengan kekuatan yang luar biasa saat Caraka memberikan perintahnya."Agha, bunuh dia," kata Wira yang sudah mulai kesal karena Caraka terus mendesaknya sambil menatap Agha di sampingnya."Kak Wira, kamu harus hati-hati. Aku akan pergi memenggal kepala orang itu sekarang juga," kata Agha, lalu langsung melompat dan segera menerjang ke arah Caraka. Darah mengalir dengan deras di semua tempat yang dilewatinya.Melihat Agha begitu berani, para pasukan di sekitar

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2994

    "Jaran sudah bertemu dengan kami. Tapi, sekarang dia bukan hanya nggak muncul di hadapanmu, dia juga nggak ada di sampingku. Jadi, kamu rasa dia pasti ada di mana sekarang?" kata Wira sambil terus memikirkan langkah selanjutnya karena dia tidak bisa terus terjebak di sana.Jumlah di pihak lawannya begitu banyak, Wira merasa dia pasti akan rugi jika bertarung dengan mereka di sana. Ditambah dengan banyaknya orang di sekitarnya, satu-satunya caranya untuk keluar dari sana adalah menggunakan taktik melarikan diri.Pada saat itu, pandangan Wira pun tertuju pada Wendi. Saat mereka dikepung Saka sebelumnya, Wendi mengeluarkan dua tabung bambu dari sakunya. Setelah menyebarkan isi tabungnya, bahkan orang-orang yang berdiri jauh dari mereka pun merasa matanya sakit. Sementara itu, orang yang berdiri lebih dekat dengan mereka, kebanyakan yang langsung kehilangan nyawanya.Jika bukan karena begitu, Wira juga tidak akan membiarkan Wendi ikut bersamanya. Wanita ini jauh lebih mengerikan dari yang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2993

    Wira dan lainnya berhasil segera melintasi Provinsi Tengah tanpa menarik perhatian siapa pun karena Wira memiliki peta. Namun, dia melihat beberapa pengumuman tentang mereka di luar tembok kota. Sepertinya, Saka merasa tidak cukup hanya dengan membakar gunung, sekarang Saka juga mengatur penjagaan di sana dan membuat banyak pengumuman. Sungguh menyebalkan.Wira mengepalkan tinjunya, tetapi dia juga hanya bisa menahan amarahnya. Jika sekarang bahkan dia pun tidak bisa tenang, bagaimana dengan yang lainnya? Dia tidak ingin melihat mereka ikut menderita karena tindakannya. Jika dia membuat keputusan yang salah, orang-orang di sekitarnya akan kehilangan nyawa mereka dan ini bukan transaksi yang menguntungkan.Saat hampir tiba di pintu masuk gurun, Wira dan yang lainnya juga merasa lega. Jika sudah sampai di sini, mereka sudah hampir aman. Selama mereka bisa melewati gurun putih di hadapan mereka, berarti mereka sudah berhasil.Saat Wira hendak memimpin yang lainnya untuk memasuki gurun, di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2992

    Selama bertahun-tahun ini, Agha juga selalu mengikuti Wira berperang dari selatan ke utara dan sudah mengalami banyak hal. Namun, ini pertama kalinya dia merasa begitu menyedihkan. Saat ini, dia merasa sangat kesal karena harus terjebak di sini, sehingga dia tidak akan melepaskan Saka ini. Meskipun harus mengorbankan banyak hal, dia juga harus membalas tindakan Saka.Wira memelototi Agha dan berkata dengan kesal, "Omong kosong. Kita nggak boleh gegabah, kamu sudah bosan hidup ya? Selama kita muncul di Provinsi Tengah yang dikuasai Saka ini, orang-orangnya pasti akan menyadari keberadaan kita. Aku tahu suasana hati kalian buruk karena sekarang kita terjebak di sini, tapi kita juga nggak boleh terlalu gegabah. Kalau nggak, kita akan sulit keluar dari sini."Mendengar perkataan Wira, Agha akhirnya terdiam."Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Fikri.Wira menatap api yang masih memenuhi langit dan perlahan-lahan berkata dengan nada dingin, "Aku lihat apinya sudah perlahan-la

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2991

    "Berikan aku waktu dua hari untuk memikirkannya dengan baik dulu," kata Caraka yang tidak menolak kebaikan Saka. Namun, dia juga tidak langsung menyetujuinya, setidaknya ini bisa menjadi jalan lain untuknya. Jika dia bisa bertemu dengan Jaran lagi dalam dua hari ini, dia tentu saja tidak akan memilih untuk tetap tinggal di wilayah barat. Tidak ada yang ingin meninggalkan kampung halamannya.Namun, jika benar-benar terjadi sesuatu dengan Jaran, Caraka tentu tidak akan berani kembali ke wilayah tandus di utara lagi. Pada saat itu, Senia pasti akan menginginkan nyawanya. Lebih baik dia mengikuti Saka, setidaknya bisa menyelamatkan nyawanya dan hidup dengan tenang."Baiklah. Kamu memang cukup berbakat dan aku ini sangat toleran pada orang-orang yang berbakat, jadi aku akan memberimu waktu untuk berpikir. Aku tahu kamu ini orang pintar, pasti bisa membuat keputusan yang tepat," kata Saka sambil tersenyum puas dan menepuk bahu Caraka.Namun, Caraka tidak mengatakan apa-apa.....Satu jam kem

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2990

    Saka merasa ini adalah penipuan dan dia tidak bisa menerimanya."Nggak mungkin, pasti ada yang salah di sini. Apa mungkin temanku itu sudah dikalahkan Wira dan kelompoknya dan mereka membawanya pergi? Mereka pasti sedang bersembunyi di suatu tempat. Asalkan kita terus memeriksa tempat ini, kita pasti bisa menemukan jejak Wira," kata Caraka dengan tegas.Saat ini, hanya ini satu-satunya cara yang terpikirkan oleh Caraka. Meskipun cara ini belum tentu berhasil, setidaknya ini satu-satunya cara yang ada.Setelah ragu sejenak, Saka bertanya, "Bagaimana kalau kita tetap nggak menemukan jejak mereka?""Mudah saja, aku serahkan nyawaku padamu," kata Caraka dengan tegas. Lagi pula, jika dia tidak bisa membawa Jaran kembali Kerajaan Agrel dengan selamat, dia juga tidak akan bertahan hidup lagi. Lebih baik dia pasrah saja.Saka tertawa dingin dan berkata, "Aku sama sekali nggak tertarik dengan nyawamu, tapi aku punya ide bagus. Melihat kamu begitu teguh, ini membuktikan Wira dan kelompoknya bena

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status