Share

Bab 880

Author: Arif
Wira dan Danu sampai di tempat permukiman sebuah suku yang bernama suku Taiga. Penduduknya banyak dan ada tenda tersebar di mana-mana. Ada juga banyak penjaga yang berjaga di pintu masuk permukiman.

Wira dan Danu hendak masuk ke dalam, tetapi beberapa orang langsung menghampiri mereka dengan membawa tombak dan ekspresi serius di wajah mereka. Mereka memandang Wira dan Danu dengan garang, lalu tiba-tiba menodongkan tombak mereka ke arah keduanya seraya bertanya dengan ekspresi serius, "Siapa kalian dan apa tujuan kalian ke sini?"

Dengan sekilas pandang, para penjaga ini tahu bahwa Wira dan Danu bukan penduduk setempat. Gaya berbusana dan aura mereka saja jauh berbeda. Danu buru-buru maju melindungi Wira dengan waspada. Dia berusaha mencegah sekelompok orang ini tiba-tiba bertindak gegabah dan melukai Wira. Jika demikian, situasi akan jadi merepotkan.

Sementara itu, Wira tersenyum sopan dan berkata, "Halo, kami dari Kerajaan Nuala, aku adalah duta Kerajaan Nuala. Kami kebetulan melewati
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Aa Nugraha
ucokk lahhhh
goodnovel comment avatar
Yuqee Cheen
biasanya sakti mandra guna gua bacanya gak bisa bayangin situasi gersang dan tandus gmn gitu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 881

    "Keluarga Juwanto menyuruh kita untuk bertindak. Kalau kita nggak segera membunuh orang ini, bagaimana kita harus menjelaskannya pada mereka?" tanya orang kepercayaan Rezvan itu lagi.Rezvan tersenyum tipis, lalu berkata dengan ekspresi serius, "Mudah saja. Kita jebak Wira dan biarkan orang lain yang membunuhnya. Kalau dia mati di tangan orang lain, itu nggak ada hubungannya dengan kita."Mendengar ini, orang kepercayaannya langsung mengangguk penuh semangat seraya berkata, "Komandan memang hebat, strategi ini sungguh luar biasa!"Sebagai tanggapan, Rezvan hanya tertawa dingin. Dia mengambil gelas anggur dan menyesapnya, lalu menggumam, "Wira, kamu ketiban sial karena bertemu denganku."....Malam itu, Wira dan Iskandar minum-minum dan mengobrol di tenda Iskandar."Tuan Wira, biarpun masih sangat muda, kamu bisa menjadi utusan ke Kerajaan Monoma. Kamu pasti bukan orang biasa, aku kagum!" ujar Iskandar sambil tertawa dan bersulang dengan Wira.Wira juga tersenyum dan berkata, "Aku nggak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 882

    Keesokan paginya, Wira dibangunkan buru-buru oleh Danu. "Gawat, Kak Wira! Terjadi sesuatu!" ujar Danu.Wira bangun dengan linglung. Dia dan Iskandar minum cukup banyak kemarin malam sehingga kepalanya masih sedikit pusing. Dia perlahan duduk dan bertanya dengan bingung, "Terjadi sesuatu? Apa yang terjadi?"Danu buru-buru berkata, "Pak Iskandar ... meninggal!""Apa!" seru Wira dengan terkejut. Iskandar meninggal? Pria tua ini baru minum-minum dengannya tadi malam. Mengapa dia tahu-tahu meninggal?"Kok bisa?" tanya Wira. Rasa kantuknya menguap sepenuhnya dan wajahnya tampak masam. Dia menduga kejadian ini adalah sebuah konspirasi."Pak Iskandar ditikam ...," jelas Danu setelah menarik napas dalam-dalam. Kemudian, dia buru-buru melanjutkan, "Kak Wira, Pak Tikta dan yang lainnya sudah berjalan ke sini. Mereka pasti akan menuduh kita pembunuhnya. Kita harus cepat pergi!"Danu tahu ada beberapa hal yang sulit dijelaskan. Apalagi, tidak ada yang bisa membuktikan bahwa Wira tidak bersalah. Pel

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 883

    Mendengar itu, semua orang mengangguk setuju. Sehari setelah Wira tiba di sini, Iskandar meninggal. Jadi, tentu saja Wira menjadi tersangka utama."Rupanya cuma tuduhan tanpa bukti. Pak Tikta, aku nggak punya motif untuk membunuh Pak Iskandar. Apa untungnya aku membunuh dia? Lagian, kalau aku membunuh Pak Iskandar, aku seharusnya kabur kemarin malam. Kenapa aku harus menunggu kalian mendatangiku hari ini?" ujar Wira.Siapa pun yang bisa menggunakan logikanya bisa melihat bahwa Wira difitnah. Tikta seharusnya juga tahu dengan jelas. Sementara itu, ekspresi Ucok dan Yoga tampak masam. Mereka memahami maksud Wira dan juga tidak percaya bahwa pria itu membunuh Iskandar. Hanya saja, Wira tetap menjadi tersangka utama dalam kasus ini."Huh! Didengar dari lancarnya kamu bicara, kamu pasti sudah menyiapkan kata-kata pembelaan itu sejak awal, 'kan? Soal alasan kamu membunuh Iskandar, kita akan tahu setelah interogasi!" bentak Tikta.Wira menghela napas, lalu berkata, "Aku sangat menyukai sosok

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 884

    Tanpa menunggu Tikta menjawab, Wira memandang orang-orang lainnya seraya berkata, "Semuanya, kalian nggak mengenal aku dan itu bukan masalah. Aku juga nggak menyalahkan kalian karena mencurigaiku sebagai pembunuh Pak Iskandar. Tapi, kalau memang aku pelakunya, aku nggak mungkin tetap tinggal dan menunggu kalian datang menghakimiku!""Nyawaku nggak penting. Nggak masalah kalau aku harus mati demi Pak Iskandar. Tapi, apa kalian rela membiarkan pembunuh sebenarnya bebas? Hari ini, aku akan menyelidiki kebenarannya dengan memeriksa semua orang. Seperti yang kubilang tadi, orang yang nggak bersalah nggak perlu takut diselidiki. Kalau kalian takut, itu artinya kalian menyembunyikan sesuatu!" tambah Wira sambil memandang semua orang.Mungkin karena Wira berbicara dengan penuh keyakinan dan terlihat tulus, sorot mata curiga kebanyakan orang yang memandang Wira perlahan melunak. Ucok dan Yoga juga mengangguk."Ucapan Tuan Wira benar, orang yang bersalah nggak perlu takut. Baiklah, mari kita per

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 885

    Jika tidak membawa senapan itu, entah bagaimana Wira dan Danu lolos dari pengepungan. Bahkan jika Wira lolos, kemungkinan besar Danu akan tertahan di sini. Anggota suku Taiga berjumlah ratusan orang, mana bisa Danu mengalahkan mereka semua?Orang-orang itu tidak tahu bahwa senapan Wira hanya memiliki belasan butir amunisi. Sekarang, hanya tersisa sekitar delapan butir peluru di dalamnya. Jika mereka menyerang bersama-sama, Wira dan Danu tidak akan selamat! Untungnya, Wira unggul dalam teknologi. Dia masih memegang kendali dan memiliki kesempatan untuk menyelesaikan masalah ini.Kurang dari lima menit kemudian, Danu dan dua anggota suku Taiga kembali ke hadapan semua orang. Danu berkata dengan dingin, "Semuanya, lihatlah!" Sambil bicara, Danu menjatuhkan setumpuk surat ke tanah.Surat-surat itu adalah bukti korespondensi antara Tikta dan Rezvan. Bisa-bisanya Tikta begitu ceroboh hingga tidak membakarnya. Sebenarnya, hal ini bukan karena kecerobohan Tikta. Semua surat ini adalah bukti ya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 886

    Wira dan Danu meneruskan perjalanan dengan menunggangi kuda. Pada saat yang sama, Rezvan telah menerima kabar tentang apa yang terjadi. Tikta telah gagal dan bahkan membocorkan hubungan di antara mereka pada orang-orang. Hal ini membuat darah Rezvan mendidih."Sampah! Dasar nggak guna!" umpat Rezvan dengan raut marah. Rezvan tidak habis pikir bagaimana Tikta bisa mengacaukan hal sederhana seperti ini. Belum lagi, perannya juga dibocorkan! Jika begini caranya, bukankah itu hanya akan membuat Wira waspada? Berhubung Wira tahu bahwa Rezvan mengincarnya, dia pasti akan bersiap-siap! Tidak salah lagi, ini namanya senjata makan tuan!Lantaran Raja Monoma menaruh curiga padanya, Rezvan tidak ingin terang-terangan menyerang Wira. Dia pikir, rencananya sempurna, siapa sangka hasilnya akan seperti ini."Komandan, kita harus gimana sekarang? Gimana kalau kita ... langsung kirim pasukan untuk membunuhnya?" tanya orang kepercayaan Rezvan.Ucapan itu membuat Rezvan mengernyit. Saat ini, dia betul-be

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 887

    "Ayah, Wira ini nggak disukai keluarga Kerajaan Nuala. Apa mungkin Kerajaan Nuala akan menyatakan perang pada Kerajaan Monoma karena dia?" tanya kedua putra Kumar, masih belum mengerti.Kumar mendengus lagi, lalu berkata, "Sudah kubilang, di dunia ini kepentingan adalah yang terpenting. Nggak ada dendam dan kebencian yang sesungguhnya! Selama ada kepentingan, dendam bisa berubah menjadi persahabatan dan benci pun bisa berubah menjadi cinta."Kata-kata ini tidak nyaman didengar, tetapi jika menganalisisnya dengan cermat, itu memang ada benarnya. Di dunia ini, tidak ada yang namanya musuh sejati dan teman sejati. Setidaknya, begitulah situasi di pihak Kumar."Kalian pasti bingung. Tempo hari, Wira diutus menjadi duta bak orang buangan oleh istana. Raja Bakir juga berkata kalau dia nggak akan pernah memberdayakan Wira. Jadi, aku yakin istana nggak peduli dengan hidup dan mati Wira. Tapi, coba kalian pikirkan. Kalau Wira benar-benar mati di Kerajaan Monoma, apa yang akan dilakukan orang-or

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 888

    Kumar pun segera berangkat. Tak lama kemudian, dia telah berada di dalam kamar tidur Alina. Hanya saja, raut wajahnya terlihat sangat suram.Usai ragu-ragu sejenak, Kumar akhirnya berkata secara perlahan dengan nada serius, "Alina, ini sudah waktunya kita bertindak. Pihak Keluarga Barus sudah beraksi. Kalau kita nggak segera mencari cara untuk memajukan rencana, begitu Keluarga Barus mendahului, peluang kita untuk menang benar-benar akan menghilang!"Nada bicara Kumar terdengar agak gugup. Dia menatap ke arah Alina, lalu melanjutkan dengan nada serius, "Alina, kita nggak bisa menundanya lagi. Besok pagi, carilah cara untuk meracuni Raja Bakir."Alina sangat terkejut hingga membelalakkan matanya. Dia segera bertanya dengan nada yang panik, "Me ... meracuni? Apa ... apakah kita benar-benar harus melakukan ini? Apa nggak ada cara lain lagi?"Akan tetapi, Kumar menjawab dengan tegas, "Nggak ada! Aku sudah menjelaskan keuntungan dan risikonya padamu secara jelas. Kalau kamu nggak melakukann

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3330

    Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3329

    "Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3328

    "Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3327

    Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3326

    Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3325

    "Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3324

    "Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3323

    "Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3322

    Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status