Raja Ararya tampak berpikir untuk waktu yang lama, lalu dia menelan ludahnya dengan susah payah. Wira hanya tersenyum. Setelah mengetahui bahwa Raja Ararya sudah membuat pilihan, dia langsung berdiri."Kalau kamu sudah memutuskan, mari kita pergi ke istana bersama-sama. Ibu Suri akan menjagamu. Kalau kamu nggak memilih Ibu Suri, aku mohon Raja Ararya jangan membunuhku. Bagaimanapun, aku sudah menyelamatkan nyawa putramu. Anggap saja aku meminta imbalan berupa pengampunan nyawa. Seharusnya kamu mengizinkan, 'kan?" tanya Wira sambil tersenyum.Kemudian, Raja Ararya pun menarik napas dalam-dalam dan berkata sambil mengangguk, "Aku ... akan pergi bersamamu ke istana!" Setelah mendengar kata-kata itu, Wira sontak tersenyum.Sementara itu, Senia telah menyiapkan teh dan menunggu di dalam istana. Di depannya, ada Raja Kresna dan Giandra. Keduanya juga sedang menunggu. Pada saat ini, Giandra bertanya dengan khawatir, "Yang Mulia, apakah Wira akan berhasil?""Aku percaya dengan Wira," jawab Sen
Dewina datang berkunjung pada tengah malam. Saat ini, matanya tidak bersinar ceria seperti biasanya. Sebaliknya, sorot matanya memancarkan kerinduan dan keengganan."Sekarang, semuanya sudah berakhir, kamu mau kembali ke Kerajaan Nuala, ya?" tanya Dewina sambil memandang Wira. Hatinya terasa sedikit tidak rela."Ya, tentu saja aku ingin kembali," jawab Wira sambil tersenyum.Dewina kian sedih mendengarnya. Dia bertanya lagi, "Apa kita ... masih bisa bertemu?" Setelah bergaul dengan Wira selama beberapa waktu ini, Dewina akhirnya benar-benar tertarik pada pria itu. Para wanita selalu menyukai tipe pria yang cerdas dan bisa tetap tenang di saat krisis.Wira tahu apa yang dirasakan Dewina padanya, tetapi dia masih khawatir. Waktu itu, dia sudah berjanji menikahi Dian tanpa seizin Wulan. Kali ini, dia tidak ingin melakukan kesalahan yang sama.Namun, Wira harus mengakui bahwa Dewina benar-benar menyentuh hatinya. Dia sudah banyak membantunya. Apa pun bantuan yang diminta Wira, wanita itu s
Keesokan harinya, Senia sang Ibu Suri mengadakan perjamuan. Senia senang karena permasalahan internal dan eksternal Kerajaan Agrel telah terselesaikan. Wira juga diundang untuk turut merayakannya.Senia melirik Wira sekilas. Dia sudah berjanji akan memberi Wira solusi untuk melindungi diri di Kerajaan Nuala. Dia tentu akan menepati janjinya."Semuanya, seluruh negeri bersukacita, aku pun sangat gembira. Hari ini, aku akan mengeluarkan dekret," ungkap Senia. Ucapannya ini membuat semua menteri sontak tertegun."Aku memutuskan untuk menobatkan Wira sebagai Raja Uttar di Kerajaan Agrel. Dia akan menjadi raja pertama dengan gelar kehormatan khusus di Kerajaan Agrel. Posisinya akan sejajar dengan tiga raja lainnya. Gelar ini akan diteruskan turun-temurun dan tidak akan berubah selamanya!" lanjut Senia di hadapan semua orang.Begitu dekret kerajaan ini diumumkan, raut wajah semua orang tampak terkejut. Wira menjadi Raja Kerajaan Agrel. Raja pertama dengan gelar kehormatan khusus! Ini benar-b
"Hamba ingin meminta izin Yang Mulia untuk berbisnis di Kerajaan Agrel," kata Wira perlahan. Ucapannya ini membuat semua orang tertegun.Wira melakukan ini demi mengumpulkan pundi-pundi yang cukup. Di era ini, hanya orang-orang yang punya uang yang sanggup melawan penindasan. Jadi, Wira pun mulai membuat strategi.Tadinya, dia hanya ingin menjadi orang kaya. Namun, kini sudah terjadi berbagai hal yang rumit. Jika Wira ingin menjalani kehidupan yang bebas dan bahagia, dia harus membuat beberapa orang yang senang berbuat semena-mena tidak berani bertindak gegabah. Mengumpulkan uang adalah langkah pertamanya."Baik," sahut Senia, langsung menyetujui permintaan Wira.Bisnis Wira di Kerajaan Agrel otomatis juga akan membantu perekonomian Kerajaan Agrel. Ini akan menguntungkan kedua belah pihak. Tak lama, perjamuan itu pun berakhir.Berita tentang perjamuan malam itu tersebar ke Kerajaan Nuala keesokan paginya dan sampai ke telinga Raja Bakir.Ardi si penasihat kanan langsung berkata, "Yang
Wira tidak mengetahui pergolakan di Kerajaan Nuala. Saat ini, dia sedang sibuk mengatur bisnisnya di Kerajaan Agrel. Menghasilkan uang adalah hal yang terpenting!Dengan dukungan keluarga kerajaan, segala sesuatunya menjadi mudah. Wira mendirikan bisnis di Kerajaan Agrel dan menamainya Toko Sederhana. Nama ini akan digunakan untuk berbisnis di Kerajaan Agrel.Wira tidak akan menyerahkan teknologinya kepada Kerajaan Agrel, melainkan berencana membentuk saluran bisnis. Bagaimanapun, masih ada hubungan bisnis antara Kerajaan Nuala dan Kerajaan Agrel. Sebagai Raja Uttar, Wira bertanggung jawab atas Toko Sederhana secara keseluruhan. Namun, toko di ibu kota akan dikendalikan oleh Raja Kresna secara pribadi. Wira cukup tenang dengan pengaturan ini.Usai mengurus beberapa hal, Wira dilanda kerinduan untuk pulang. Dia mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik, lalu memimpin orang-orangnya kembali ke Kerajaan Nuala."Hati-hati di jalan!"Tiga Raja datang secara pribadi untuk mengantar Wira pe
Orang yang mengepalai tim itu adalah seorang pria berbaju zirah perak yang berkarisma. Dia berujar, "Salam, Tuan Wahyudi. Namaku Ghani, jenderal pendamping di bawah komando Panglima Yudha."Wira menghela napas lega karena orang yang datang adalah anak buah Yudha. Di antara orang-orang istana Kerajaan Nuala, satu-satunya yang bisa dipercaya oleh Wira adalah Yudha. Dia tidak memercayai orang lain, bahkan penasihat kiri sekalipun!"Aku sudah bukan penasihat militer. Mulai sekarang, panggil saja aku Tuan Wira," sahut Wira sambil tersenyum. Reputasinya sebagai penasihat militer telah menimbulkan banyak masalah untuknya. Setidaknya, sejak namanya dikenal sebagai penasihat militer, dia jadi diwaspadai orang istana. Hingga sekarang, dia tidak pernah lagi memiliki hari yang damai."Tuan Wahyudi bisa saja, kamu akan selamanya menjadi penasihat militer kami! Silakan, Tuan Wahyudi!" ujar Ghani penuh hormat. Dia bahkan menggiring sendiri kuda Wira."Jenderal Ghani, kamu nggak perlu sesungkan ini. K
Wira juga terpikir akan hal ini. Hanya saja, dia tetap harus melewati wilayah Amangkurat Adiluhung untuk memasuki Kerajaan Nuala. Dia tidak mengenal Amangkurat Adiluhung, tetapi dia merasa pria itu juga tidak akan menyukainya. Jika ingin menghadapi 90 ribu pasukan, sepertinya Wira harus menggunakan cara tertentu.Usai jamuan makan, Wira kembali ke tempat yang disiapkan untuknya. Danu, Mandra, dan Biantara duduk di tenda Wira dengan raut cemas."Kak Wira, kita harus bagaimana? Amangkurat Adiluhung kemungkinan nggak akan membiarkan kita lewat," tanya Danu dengan ekspresi khawatir.Wira mengangguk, lalu menjawab, "Ya, kemungkinan kita nggak bisa lewat dengan cara biasa. Tapi, nggak ada yang pasti di dunia ini. Mungkin saja dia mau bicara baik-baik denganku."Biantara menarik napas dalam-dalam. Dia tentu juga mengetahui situasi di Kerajaan Nuala. Waktu menyelidiki Wira, dia mendapatkan informasi bahwa orang-orang istana tidak senang pada Wira. Bahkan, Raja Bakir pun menaruh curiga padanya.
"Kurang ajar! Kamu berani mempertanyakan perintahku? Aku ini Amangkurat Adiluhung, pilar Kerajaan Nuala! Wira sudah membelot pada Kerajaan Agrel, kenapa aku nggak boleh menangkapnya? Ghani, aku tahu Wira sangat dekat dengan Panglima Yudha. Tapi, beraninya kamu membantahku! Apa kamu ingin melanggar perintah militer?" seru Adnan marah.Ghani memasang raut muram, lalu menggertakkan gigi dan berkata, "Tuan Adnan, aku belum menerima perintah istana mengenai masalah ini, jadi aku nggak bisa bertindak!" Dia tahu bahwa Adnan tidak menyukainya. Akan tetapi, jika itu demi Wira, dia berani menantang Adnan."Oke! Kalau kamu nggak mau turun tangan, biar aku yang menangkapnya! Prajurit! Tangkap Wira!" seru Adnan.Mendengar ini, seorang prajurit langsung mengiakan. Sekelompok orang segera keluar dari tenda, lalu mendapati Wira di kejauhan."Kamukah yang bernama Wira? Semuanya, tangkap dia dan bawa masuk!" seru prajurit tadi dengan dingin seraya mengarahkan pedangnya ke arah Wira.Ekspresi Wira seketi
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m