Share

Bab 720

Author: Arif
Gilang menyipitkan matanya. Setelah melihat semua ini, dia menoleh dan melirik Biantara sekilas. Biantara tampak gugup. Mereka berdua menyadari masalahnya.

Hanya saja, Gilang merasa marah, sedangkan Biantara malah merasa khawatir. Penyebabnya adalah trik kecil Ibu Suri ini. Pemberian sebuah kotak hadiah mengungkapkan banyak masalah.

Poin pertama adalah hadiah ini khusus dipersiapkan oleh Ibu Suri untuk Biantara. Bahkan, barang ini sudah dibungkus dengan kotak. Poin pertama ini merupakan yang paling sederhana dan memang tidak bisa menjelaskan semua masalahnya, tetapi masih ada poin kedua.

Poin kedua adalah Ibu Suri memang sudah mempersiapkan hadiah dan Gilang merupakan putra Raja Ararya, jadi seharusnya status Gilang lebih tinggi dari Biantara. Namun, Ibu Suri malah menyerahkan hadiah kepada Biantara terlebih dahulu, lalu menyerahkannya kepada Gilang. Tindakan ini sudah cukup menunjukkan banyak masalah.

Raut wajah Biantara sangat masam. Jika Gilang bisa menyadarinya, tentu saja Biantara
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
moby dick
10 gold for 1 chapters is better
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 721

    Gilang melanjutkan, "Waktu ayahku memberimu posisi kepala eksekutor, bukannya dia juga bilang itu hanya hadiah?"Setelah itu, Gilang langsung berjalan masuk ke kediaman Raja Ararya. Ekspresi Biantara menjadi masam begitu mendengar ucapan Gilang. Biantara tahu dirinya telah menjadi target siasat mematikan. Tujuannya adalah memicu kecurigaan Raja Ararya kepada Biantara.Jika kecurigaan itu makin mendalam, Biantara pasti akan mati. Biantara menarik napas dalam-dalam dan menyipitkan matanya. Dia diam-diam menebak apa yang sedang terjadi.Tiba-tiba, Biantara teringat seseorang, Wira! Pasti Wira yang memikirkan ide ini.Biantara pun membatin, 'Menghasut memang cara paling efektif untuk mengadu majikan dan bawahan. Tapi, Raja Ararya nggak akan berbuat apa-apa kepadaku hanya karena merasa curiga. Bagaimanapun, aku sudah mengabdi kepada Raja Ararya selama bertahun-tahun dan kesetiaanku nggak perlu diragukan lagi.'Biantara menarik napas dalam-dalam. Setelah mempertimbangkannya, dia baru merasa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 722

    Jika Wira sudah bertindak, Biantara juga tidak akan mengaku kalah begitu saja. Wira ingin menghasut Raja Ararya, jadi yang harus dilakukan Biantara adalah membuat Raja Ararya percaya sepenuhnya kepada dirinya. Ini adalah taktik Biantara dan juga serangan balik untuk Wira.Kala ini, Biantara sudah sampai di kediaman Raja Ararya. Kemudian, dia menyerahkan buku catatan itu. Raja Ararya tertegun sesaat, lalu memandang Biantara dengan kaget seraya bertanya, "Biantara, apa maksudmu?"Biantara langsung menjawab, "Raja Ararya, aku sama sekali nggak ada hubungan dengan kubu Ibu Suri, ini semua siasat Wira. Buku catatan ini berisi daftar nama semua kapten pasukan Kerajaan Agrel, mata-mata yang kutempatkan di berbagai kediaman, dan nama-nama anggota lainnya."Buku catatan ini tidak sederhana karena berisi semua rahasia Biantara. Dengan memiliki buku ini, seseorang bisa mengendalikan seluruh pasukan Kerajaan Agrel. Meskipun pasukan Kerajaan Agrel berada di bawah pimpinan Raja Ararya, tidak mungkin

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 723

    Saat ini, hanya ada Raja Kresna, Dewina, dan Wira di ruang kerja. Pada saat bersamaan, kabar ini pun tersebar.Raja Ararya langsung mendapatkan informasi bahwa Raja Kresna, Wira, dan Dewina berbincang secara rahasia di ruang kerja. Namun, tidak ada yang tahu topik pembicaraan mereka. Raja Ararya yang mendengar kabar ini sama sekali tidak terkejut, dia hanya tersenyum.Sementara itu, di ruang kerja, Raja Kresna memandang Wira dan berucap dengan datar, "Kenapa kamu datang secara terang-terangan? Bukankah tindakanmu ini agak sembrono?"Wira tersenyum dan menyahut, "Nggak masalah. Kalaupun aku nggak datang, orang lain tetap menganggap aku dan Raja Kresna berhubungan. Karena hubungan ini sudah terekspos, lebih baik aku langsung menunjukkannya."Raja Kresna mengernyit dan menimpali, "Tapi, nggak ada yang tahu aku memihak Ibu Suri. Bahkan, nggak ada yang tahu aku bekerja sama denganmu."Awalnya, Raja Kresna dan Wira bekerja sama secara diam-diam. Namun, tindakan Wira yang menghebohkan ini pas

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 724

    Raja Kresna tidak mengerti alasan Wira berkata seperti ini. Namun, Wira malah tertawa dan berujar, "Sekarang, dia pasti nggak akan bilang. Tapi ... aku akan memaksanya dan aku harus bertemu dengan orang ini secara diam-diam."Raja Kresna menarik napas dalam-dalam setelah mendengar ucapan Wira. Dia memang tidak tahu apa rencana Wira, tetapi dia tetap mengangguk dan menyanggupi permintaan Wira, "Oke, aku akan mengaturnya."Kemudian, Wira pun pulang. Setelah malam ini, Biantara pasti akan celaka. Ini adalah taktik Wira dan dia sudah memperkirakan hal ini.Dewina yang mengantar Wira keluar. Dia tersenyum dan berucap, "Tuan Wira, kapan kita akan menikah?"Wira merasa canggung mendengar ucapan Dewina, lalu menyahut, "Ini ... semua ini idenya Ibu Suri ...."Wira memang berbual di aula istana, tetapi sebenarnya dia tidak terlalu tertarik kepada Dewina. Wira menjadi gugup sesudah mendengar perkataan Dewina.Dewina menggoda Wira, "Huh, waktu di aula, kamu bilang kita pernah melakukan hubungan su

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 725

    Hangga sangat gugup. Orang yang bisa masuk ke sini secara diam-diam pasti memiliki kemampuan yang hebat.Wira yang memegang senapan tersenyum dan menyahut, "Jangan panik. Tuan Hangga, aku datang untuk menyelamatkanmu." Sambil bicara, Wira duduk di kursi seraya memandang Hangga.Hangga menyipitkan matanya dan mendengus, lalu menimpali, "Menyelamatkanku? Atas dasar apa kamu menyelamatkanku? Hidupku baik-baik saja. Katakan, siapa kamu?"Wira menjawab, "Namaku Wira, seharusnya kamu pernah mendengar namaku, 'kan?"Hangga tertegun begitu mendengar jawaban Wira. Dia berseru, "Wira?"Meskipun terkejut, Hangga tetap berujar, "Kebetulan Raja Kresna mau menyingkirkanmu. Kamu menerobos masuk ke rumahku malam-malam begini dan berniat membunuhku. Jadi, sudah semestinya aku menghabisimu!" Kemudian, Hangga hendak menyerang Wira.Namun, Wira mengeluarkan senapan dan menodongkannya ke arah Hangga. Wira mengancam, "Kalau kamu maju lagi, aku akan menembak mati kamu!""Selain itu, Tuan Hangga, kamu pandai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 726

    Hangga bukan orang bodoh. Dia tentu paham dengan ucapan Wira. Sementara itu, Wira tertawa sejenak sembari melirik ke atas meja. Dia menuangkan secangkir teh dan meminumnya. "Ya ... teh yang disajikan oleh Tuan Hangga benar-benar wangi." Wira tersenyum menatap Hangga sambil bersandar ke kursi, lalu melanjutkan, "Tuan Hangga, kamu seharusnya paham dengan ucapanku. Sekarang kamu hanya bisa bekerja sama denganku."Setelah mendengar perkataan Wira, Hangga menarik napas dalam-dalam dan menatap Wira dengan ekspresi muram. Dia berkata, "Aku nggak percaya! Raja Ararya begitu memercayai Tuan Biantara. Tuan Biantara juga begitu memercayaiku. Aku nggak yakin rencanamu akan berhasil!" Hangga menggertakkan gigi karena kesal. Dia tahu situasi akan menjadi krisis apabila terjadi pemberontakan. Jika ada pilihan lain, dia tentu tidak akan memberontak. "Sepertinya kamu masih belum mengerti maksudku," sahut Wira tersenyum. Dia tahu bahwa Hangga sudah berada di ambang kehancuran. Oleh sebab itu, Wira ti

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 727

    Kekuatan mereka sangat mengerikan. Raut wajah Raja Ararya sangat muram. Lantaran dirinya juga seorang ahli bela diri, dia seketika menghunuskan pedangnya. Raja Ararya tahu bahwa dirinya bukan tandingan ketujuh orang ini, tetapi asalkan bisa bertahan, pasti ada seseorang yang akan datang menyelamatkannya. Raja Ararya bertarung sambil mundur. Meskipun begitu, lengannya tertusuk dan seketika mengeluarkan darah. Raja Ararya terlihat sangat marah, sedangkan ketujuh orang itu tampak sangat dingin. Mereka mendapat perintah untuk membunuh Raja Ararya sebisa mungkin. Jika benar-benar bisa membunuhnya itu akan lebih bagus. Jika tidak bisa juga tidak apa-apa. Namun, dilihat dari situasi seperti ini, Raja Ararya pasti akan mati di tangan mereka. Ketujuh orang ini sangat bersemangat. Sementara itu, terlihat anak panah yang ditembakkan dari luar dan langsung menewaskan 3 orang. Keempat orang yang tersisa segera berusaha untuk membunuh Raja Ararya. Namun, saat ini ada satu sosok yang berlari ke da

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 728

    Gilang sangat terkejut. Wajahnya tampak ketakutan saat mendengar pemikiran Raja Ararya. Dia sama sekali tidak menyangka Biantara berani berbuat seperti ini. "Panggil Biantara kemari!" perintah Raja Ararya dengan marah. Setelah itu, Raja Ararya membalut lukanya dan menunggu dengan tenang. Dwipangga memegang pedang sambil berdiri di belakang Raja Ararya tanpa bersuara. Dia memejamkan matanya untuk beristirahat sejenak. Sementara itu, Biantara tampak bingung. Dia heran mengapa Raja Ararya mencarinya selarut ini. Namun, begitu mendengar alasannya, dia seketika tertegun. Ada yang berusaha membunuh Raja Ararya. Orang itu berani sekali. Biantara bergegas membawa orangnya menuju kediaman Raja Ararya. Begitu masuk, dia langsung bertanya dengan gugup, "Yang Mulia, apa Anda baik-baik saja?"Raja Ararya menatap Biantara sekilas. Dia tidak langsung memarahinya, melainkan menjawab, "Nggak apa-apa, hanya luka luar. Kalau bukan karena Dwipangga, aku mungkin sudah mati."Dwipangga adalah pengawal p

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3299

    "Orang-orang ini cuma segerombolan pecundang. Sepertinya pelatihan yang diberikan Baris selama bertahun-tahun ini sia-sia. Benar-benar sampah.""Pertempuran baru saja dimulai, tapi mereka sudah kalah telak. Sisanya bahkan melarikan diri dengan ketakutan. Sungguh memalukan. Kalau prajuritku seperti ini, aku sudah menebas kepala mereka satu per satu."Trenggi duduk di atas kuda, berbicara dengan suara dingin. Awalnya, dia mengira akan menghadapi pertempuran sengit, mengingat tempat ini adalah pintu masuk wilayah suku utara yang dijaga oleh puluhan ribu pasukan.Siapa sangka, mereka sangat lemah. Jika dibandingkan dengan pasukannya sendiri, mereka benar-benar bukan tandingan!"Karena kita sudah masuk dan berhasil mendapat informasi tentang keberadaan Baris, mari kita berpencar. Aku masih punya tugas yang lebih penting untuk diselesaikan.""Tapi, aku harap Jenderal Trenggi bersedia memberiku 10.000 pasukan. Aku akan memimpin mereka untuk menyelamatkan tuanku."Hayam tidak pernah melupakan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3298

    "Baiklah, jangan buang-buang waktu di sini lagi! Sekarang kita sudah tahu posisi Wira, jadi harus segera bertindak! Mulai cari dia di pegunungan sekarang juga! Siapa pun yang berhasil menemukan Wira akan mendapat emas!"Komeng langsung berteriak keras, lalu semua orang bergegas bergerak. Mereka secara gila-gilaan berlari menuju gunung di depan mereka!Di sisi lain, setelah sekelompok orang itu mulai memasuki gunung, Wira dan rekan-rekannya juga menerima kabar. Mereka sedang bergerak cepat, mencari tempat persembunyian yang aman.Karena jumlah musuh sangat banyak, mereka jelas tidak bisa bertarung secara langsung. Satu-satunya pilihan mereka adalah menggunakan taktik. Jika tidak, itu sama saja dengan mencari mati!Bahkan, Agha yang biasanya selalu gegabah, kini menjadi sangat berhati-hati. Dia tetap berada di dekat Wira dan tidak bertindak sembarangan.Sepanjang sore, Wira dan pasukannya sudah berhasil menghabisi ratusan orang. Mereka terus berpindah tempat setiap kali menyerang, jadi t

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3297

    "Kak, apa yang harus kita lakukan selanjutnya? Bajingan-bajingan itu ternyata sudah tahu lokasi kita. Aku rasa pasukan mereka akan tiba sebentar lagi. Kalau kita nggak segera bersiap, kita akan terjebak di sini dan mati ...," ucap Agha dengan cemas.Wira hanya menyipitkan matanya sedikit sebelum tersenyum santai dan menyahut, "Kalau musuh datang, kita hadapi. Kalau banjir datang, kita bendung.""Waktu mereka sudah semakin sedikit, jadi kita akan bermain perang gerilya di sini. Selama jejak kita nggak terdeteksi, mereka akan kehabisan kesabaran dan mundur.""Lagi pula, kaki gunung ini pasti sudah penuh dengan orang-orang mereka. Kalau kita nekat turun sekarang, kita juga akan kerepotan. Lebih baik bertahan di sini dan menunggu bala bantuan datang."Di akhir ucapannya, Wira perlahan mendongak menatap matahari di langit, lalu berucap dengan suara tenang, "Kita hanya bisa menaruh harapan pada Hayam sekarang. Kuharap dia nggak mengecewakanku."Karena Wira sudah mengambil keputusan, Nafis da

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3296

    Lagi pula, berada di sisi Wira merupakan anugerah yang luar biasa baginya. Selama beberapa tahun ini, dia bisa dibilang sukses di usia muda, terutama di Kota Limaran. Di sana, dia memiliki status yang sangat tinggi.Semua kejayaan ini sepenuhnya diberikan oleh Wira. Jadi, kalaupun harus menyerahkan nyawanya untuk Wira, Nafis tidak akan ragu!Wira mengangguk sedikit, lalu mengalihkan pandangannya ke pria di depannya. Setelah itu, dia bertanya dengan suara datar, "Kamu bawahan Komeng?""Benar. Tuan Wira, aku tahu kamu adalah tokoh besar, sementara aku hanyalah seorang bawahan yang nggak penting. Tolong lepaskan aku.""Aku sudah mengatakan semua yang bisa dikatakan. Kalau kamu bersedia mengampuni nyawaku, aku nggak akan melupakan jasamu seumur hidup!" Pria itu langsung berlutut dan memohon belas kasihan.Konon, suku-suku di utara dipenuhi dengan para pria yang gagah berani. Namun, sepertinya hanya bawahan Bobby yang benar-benar tangguh. Mereka lebih memilih mati daripada tunduk.Pria di h

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3295

    "Cepat ikut aku keluar untuk melihat situasinya," kata Wira dengan segera, lalu membawa Agha dan Adjie menuju ke lereng gunung.Namun, Wira baru berjalan beberapa langkah, Adjie segera berkata, "Tuan Wira, aku benar-benar nggak mengkhianati kalian."Wira tertegun sejenak, lalu menggelengkan kepala sambil tersenyum dan berkata dengan tenang, "Kamu nggak perlu panik, aku tentu saja tahu kamu nggak mengkhianatiku. Kalau kamu berkhianat, mungkin kamu sudah mati sejak awal. Mana mungkin kami bisa bertahan dengan damai selama lima hari ini. Dilihat dari pergerakannya, Baris dan pasukannya sudah bergerak.""Mereka akan segera meninggalkan suku utara dan bertempur dengan Baris, jadi waktu sangat berharga bagi mereka. Mereka belum bergerak mungkin karena aku, jadi rencana mereka tertunda. Selama beberapa hari ini, kamu sudah melakukan tugasmu dengan baik. Aku akan mengingat semua yang kamu lakukan, jadi kamu nggak perlu khawatir.""Setelah kita berhasil keluar dari situasi ini, aku akan memberi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3294

    "Kalau begitu, kita jangan bengong di sini lagi. Cepat perintahkan anak buah untuk bergerak. Mencari Wira memang sulit, tapi mencari Adjie bukan hal yang sulit. Selama dia pernah berbuat onar di wilayah suku utara, kita bisa mengikuti jejaknya dan segera menemukan posisinya," kata Chaman dengan tegas.Chaman tahu jika mengandalkan dua orang bodoh ini saja, mereka tetap tidak akan bisa menemukan Wira. Semuanya tergantung pada dirinya sendiri.Setelah mencapai keputusan, ketiga orang itu pun segera bergerak dan kembali ke perkemahan masing-masing untuk menjalankan rencana mereka.....Pada saat yang bersamaan, Wira dan yang lainnya sudah bersembunyi di sana selama lima hari di puncak gunung. Untungnya, tempat ini memiliki banyak persediaan, dari air sampai makanan. Ditambah lagi, mereka juga bisa berburu kelinci liar, babi hutan, dan hewan liar lainnya agar bisa memakan daging. Kehidupan mereka di sana termasuk cukup baik.Namun, Wira tetap terlihat muram setiap harinya karena selalu men

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3293

    Komeng ikut menambahkan, "Apa yang dikatakan Chaman memang benar. Yang harus kita lakukan sekarang adalah bersabar sampai Baris kehilangan kekuasaannya. Pada saat itu, kemenangan kita akan tiba dan aku yakin hari itu nggak akan lama lagi. Sebentar lagi, kita pasti bisa menggantikan posisinya. Untuk sekarang, kita fokus dengan hal di depan kita dulu.""Mencari Wira bukan hanya urusan Baris saja, ini juga sangat penting bagi kita. Situasi Wira bisa seperti sekarang ini, kita semua juga ikut andil. Kalau kelak Wira ingin balas dendam, dia pasti akan memburu Baris dan kita juga. Wira memang murah hati. Tapi, jangan lupa, kita juga sudah membunuh Bobby. Dia adalah orang kepercayaan Wira, mana mungkin Wira akan membiarkannya mati dengan sia-sia."Komeng dan yang lainnya bukan hanya membunuh Bobby saja, mereka bahkan sudah membantai seluruh penduduk di suku Bobby. Pemandangan yang sangat kejam itu membuat Wira sangat membenci mereka. Oleh karena itu, tidak peduli apa pun yang mereka lakukan,

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3292

    "Kalau nggak, ini sungguh nggak masuk akal. Kita sudah mencarinya cukup lama, tapi tetap belum menemukan jejak Wira," lanjut Komeng."Alasan, semuanya cuma alasan," teriak Baris dengan marah, lalu langsung mengambil cangkir di atas meja dan melemparnya ke arah Komeng.Setelah itu, Baris melanjutkan, "Masih berani membantahku? Pakai otakmu dan pikirkan baik-baik. Kalau Wira benar-benar sudah pergi, kamu pikir kita masih bisa hidup nyaman seperti ini? Jangan lupa, Wira menguasai dua wilayah dan kekuatannya jauh melampaui kita. Bahkan Senia dan orang-orang dari Kerajaan Beluana juga nggak berani meremehkan Wira.""Sekarang Wira malah rugi begitu banyak, mana mungkin dia akan melepaskan kita begitu saja. Kalau Wira benar-benar sudah pergi dari wilayah suku utara, mungkin sekarang dia sudah memimpin pasukannya menyerang kita. Mana mungkin kita bisa bersantai seperti ini lagi."Perkataan Baris memang masuk akal. Meskipun dia mengenal Wira tidak begitu lama, mereka pernah bertemu beberapa kal

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3291

    Tatapan Osman menjadi dingin, lalu mengepalkan tinjunya dan berkata dengan dingin, "Bagaimanapun juga, kita harus menyelamatkan Kak Wira. Ingat, Kak Wira terjebak dalam bahaya besar ini juga karena urusan kita. Kalau kita nggak menyelamatkannya, ini jelas nggak masuk akal dan aku juga akan merasa malu.""Lagi pula, masalah kali ini juga berhubungan dengan Baris. Ambisinya masih besar. Apa pun caranya, aku harus membuatnya menerima balasan dari tindakannya. Meskipun dia adalah adik kandungku, aku juga nggak akan memberinya kesempatan lagi."Osman awalnya mengira Baris sudah menghilang tanpa jejak, tetapi dia tidak menyangka Baris ternyata diam-diam merencanakan begitu banyak hal. Karena Baris sendiri mencari mati, dia juga tidak akan berbelas kasihan lagi pada adik kandungnya ini."Raja ...."Trenggi masih ingin berbicara, tetapi Osman langsung berkata dengan tegas dan dingin, "Nggak perlu membujukku lagi, masalah ini sudah diputuskan. Segera siapkan pasukan, kamu sendiri yang akan memi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status