Share

Bab 702

Penulis: Arif
Senia menatap lurus ke arah Wira. Saat dia berkata demikian, Wira tidak merasakan adanya niat membunuh. Seperti yang Senia katakan, dia hanya ingin Wira menyadari kebenarannya.

Wira pun tersenyum, lalu menjawab dengan santai, "Yang Mulia, Anda tidak mungkin membuat hamba datang kemari hanya untuk membunuh hamba, 'kan?"

Senia sontak tertawa begitu mendengar perkataan ini. Setelah itu, dia berkata, "Wira, aku tahu kamu sangat cerdas. Ini juga alasan aku rela bersusah payah untuk mendatangkanmu ke Kerajaan Agrel. Tapi, perkataanku barusan memang nggak salah. Nyawamu benar-benar dalam kendaliku, bukan hanya di Kerajaan Agrel, bahkan di Kerajaan Nuala sekalipun."

Sikap Senia sangat mendominasi ketika mengucapkan kata-kata ini. Wira yang terkejut pun bertanya, "Yang Mulia, apakah Anda ingin mengatakan bahwa Anda juga melindungi keselamatan hamba di Kerajaan Nuala?"

Senia menjawab sambil tersenyum, "Kekuatan Kerajaan Agrel sudah jauh lebih besar daripada Kerajaan Nuala. Terutama setelah kemat
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 703

    Saat ini, Senia tak kuasa bertanya, "Aku juga merasa bimbang. Apakah mereka akan menyadarinya .... Bagaimana menurutmu, apa yang seharusnya kulakukan selanjutnya?"Wira menjawab dengan tenang, "Dilanjutkan saja."Senia buru-buru bertanya dengan raut wajah kebingungan, "Kenapa? Bukannya kamu juga merasa bahwa mereka nggak percaya?"Wira mengambil cangkir, menyesap sedikit teh, lalu menjelaskan sambil tersenyum, "Pertama, meskipun mereka curiga dan ada kemungkinan mengetahui tentang niat Yang Mulia sehingga bersikap waspada, tapi ...."Wira melanjutkan, "Kalau Giandra terus bersikap seperti ini dan tidak berhenti berakting, bahkan memperdalam ketidakpuasannya terhadap Yang Mulia, seiring berjalannya waktu, ketiga raja itu pasti akan mulai percaya."Wira menimpali, "Selain itu, Giandra adalah Raja Tanuwi yang baru naik pangkat dan mengendalikan pasukan perbatasan, lantas bagaimana mungkin mereka tidak merasa iri? Jadi ... lama-kelamaan mereka pasti akan percaya. Meskipun ada beberapa jeja

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 704

    Wira pun menghela napas. Entah siapa yang menyebarkan rumor tentang dirinya yang adalah seorang pria hidung belang. Akan tetapi, apabila Senia benar-benar ingin menjodohkan Dewina dengannya, tampaknya mereka akan percaya!"Yang Mulia, karena Anda sudah berkata seperti itu, hamba tidak punya alasan untuk menolak. Tapi, apa yang akan hamba dapatkan setelah menikahi Dewina?" tanya Wira. Dia tidak akan tunduk begitu saja. Senia telah meminta banyak bantuan darinya. Lantas, bagaimana mungkin dia tidak meminta kompensasi?"Silakan sebutkan saja keinginanmu. Selama bisa melakukannya, aku pasti akan memenuhi keinginanmu," jawab Senia dengan penuh percaya diri.Wira juga tersenyum, lalu bertanya, "Yang Mulia begitu murah hati. Apakah Anda tidak khawatir bahwa hamba akan memanfaatkannya untuk keuntungan sendiri?"Senia malah berkata sambil tersenyum, "Kamu nggak akan melakukannya ....""Oh? Kenapa tidak? Ini adalah pertama kalinya Yang Mulia bertemu dengan hamba. Pepatah mengatakan, kenal orang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 705

    Wira tertegun sejenak. Kemudian, pria itu melepaskan jubah hitamnya dan menunjukkan sosoknya. Dia berujar, "Salam, Ibu Suri."Ternyata pria ini adalah Raja Kresna. Wira memang terkejut, tetapi sebenarnya tidak ada yang aneh dengan hal ini. Wira tahu Raja Kresna adalah pejabat yang setia kepada Ibu Suri. Jadi, wajar saja kalau Raja Kresna bisa muncul di sini."Aku menyuruhnya datang untuk membicarakan sesuatu. Meskipun kamu nggak percaya pembunuhan terakhir kali itu perbuatannya, aku mau dia menjelaskannya secara langsung supaya nggak ada kesalahpahaman di antara kita," kata Senia. Dia melirik Raja Kresna sekilas.Raja Kresna langsung mengeluarkan bilah bambu dan menyerahkannya kepada Wira, lalu menjelaskan, "Sejak awal, di dalam Pasukan Bayangan sudah ada banyak masalah. Baik Raja Ararya atau Raja Byakta sudah menempatkan mata-mata di dalam Pasukan Bayangan.""Mereka mengerahkan Pasukan Bayangan sendiri dan berencana membunuhmu. Aku tahu rencana ini, tapi aku nggak mau ikut campur. Ala

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 706

    Biantara langsung tertawa setelah Wira selesai berbicara. Biantara berkata, "Tuan Wahyudi jangan bercanda. Kita selalu merasa segan dengan majikan, mana mungkin kita bisa bicara jujur dengan mereka?"Sesudah itu, Biantara memandang Wira sembari bertanya, "Tuan Wahyudi, apa pendapatmu tentang Kerajaan Agrel?"Wira mengangguk dan menjawab, "Kerajaan Agrel punya pasukan yang kuat dan negaranya sangat aman."Biantara tertawa mendengar ucapan Wira, lalu menimpali, "Tuan Wahyudi memang pandai bicara. Tapi, ada satu hal yang kurang sesuai di Kerajaan Agrel."Wira mengedipkan mata dan bertanya, "Apa yang kurang sesuai?"Biantara melirik Wira dan tersenyum, lalu menyahut, "Tuan Wahyudi, tapi kamu jangan anggap serius perbincangan kita."Wira mengangguk dan berujar, "Tenang saja. Hari ini, aku dan Tuan Biantara hanya mengobrol santai. Setelah itu, aku juga akan melupakannya. Jadi, aku nggak akan menganggapnya serius.""Baguslah kalau begitu," ucap Biantara. Kemudian, dia melanjutkan, "Kerajaan A

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 707

    Biantara melanjutkan perkataannya lagi, "Kedua, pasti masalah Raja Kresna. Ibu Suri juga menyuruhnya keluar untuk dijadikan umpan. Hanya saja ... umpan ini seperti hasutan yang mungkin berhubungan denganmu. Coba kutebak ... Ibu Suri ingin membuat Raja Kresna bermusuhan dengannya dan masalah ini harus berkaitan denganmu ...."Biantara menebak, "Tapi, bagaimana caranya? Jangan-jangan dengan ... menjodohkanmu?"Biantara tersenyum sambil memandang Wira. Dia juga menyipitkan mata untuk menyembunyikan niat membunuhnya.Wira menarik napas dalam-dalam, dia sangat terkejut. Biantara benar-benar pintar. Ternyata, dia bisa menebak siasat ini.Biantara menjelaskan, "Dewina ... memang pilihan yang bagus. Hanya saja ... kalau berbuat begitu, tetap saja mudah menimbulkan kecurigaan. Tuan Wahyudi, menurutmu ... apa 2 keluarga raja lain nggak bisa menebak trik Ibu Suri?""Hais ... terkadang wanita pikir dirinya pintar. Tapi, kenyataannya orang lain tetap bisa membaca isi pikirannya. Bukankah ini sangat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 708

    Wira menatap Biantara lekat-lekat dan tersenyum, lalu berucap, "Tuan Biantara, maaf aku membuatmu kecewa. Aku memang nggak berniat untuk membunuhmu. Tapi, Tuan Biantara, aku penasaran, apa ... kamu nggak takut mati?"Biantara tertawa mendengar pertanyaan Wira dan menjawab, "Untuk apa takut mati? Kalau nyawaku bisa ditukar dengan nyawa Tuan Wahyudi, ini benar-benar sepadan. Bagaimanapun ... kalau penilaianku nggak salah, kamu akan menjadi musuh terbesar Kerajaan Agrel."Selesai bicara, Biantara tersenyum kepada Wira, lalu menunggangi kudanya dan pergi. Melihat sosok Biantara yang menjauh, Wira merasa gelisah. Orang ini harus segera disingkirkan! Biantara terlalu cerdik!Setelah kembali ke penginapan, Wira melihat Danu dan Mandra yang gugup. Danu bertanya, "Kak Wira, kamu nggak apa-apa, 'kan?"Wira tersenyum dan menjawab, "Aku nggak apa-apa." Kemudian, mereka berjalan masuk, lalu Danu segera menyeduh teh untuk Wira. Danu bertanya lagi, "Kak Wira, apa kamu sudah bertemu Ibu Suri? Apa yang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 709

    Wira melanjutkan, "Lebih tepatnya, aku yang akan memperjuangkan pernikahan ini."Danu dan Mandra tertegun sejenak setelah mendengar perkataan Wira, tetapi mereka tidak berkomentar. Bagaimanapun, ini masalah pribadi Wira. Tentu saja, mereka berdua akan mendukung keputusan Wira.Wira menjelaskan, "Awalnya, aku nggak setuju karena aku sendiri nggak suka dengan pernikahan seperti ini. Aku merasa bersalah kepada Wulan. Tapi, dilihat dari situasinya, cara ini sangat bagus. Melamar Dewina bisa dijadikan umpan sekaligus mendesak Raja Kresna untuk bermusuhan denganku, jadi 2 keluarga raja yang lain akan segera beraksi."Danu dan Mandra mengedipkan matanya setelah mendengar penjelasan Wira. Danu berdeham, lalu berkata dengan lirih, "Ternyata ... Nona Dewina ....""Apa maksudmu? Aku dan Dewina nggak punya hubungan apa-apa, jangan berpikiran macam-macam. Aku berbuat seperti ini supaya bisa cepat pulang ke Kerajaan Nuala. Kalau nggak, kapan kita bisa pulang?" ujar Wira dengan kesal.Danu dan Mandra

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 710

    Biantara menuturkannya dengan detail. Dia juga mengutarakan pendapatnya mengenai Giandra dan Raja Kresna.Raja Ararya tertawa setelah mendengar cerita Biantara, lalu berucap dengan sinis, "Ibu Suri ... terlalu tergesa-gesa. Bisa-bisanya dia menyuruh orang buangan Kerajaan Nuala merencanakan semua ini. Benar-benar konyol."Biantara menimpali, "Raja Ararya, Wira sangat sulit ditebak. Aku saja kesulitan membaca pikirannya. Aku rasa Raja Ararya harus mencari kesempatan untuk menghabisinya."Raja Ararya setuju dengan perkataan Biantara. Dia mengangguk dan berkata, "Memang orang ini nggak boleh dibiarkan hidup, tapi membunuh Wira bukan hal yang mudah. Aku penasaran, kenapa anggota Pasukan Bayangan nggak membunuhnya? Bukannya kamu diam-diam mengerahkan beberapa orang untuk menghabisinya?"Pasukan Bayangan memang berada di bawah kendali Raja Kresna, tetapi Biantara sudah menempatkan mata-mata Raja Ararya di dalam pasukan itu. Perintah rahasia kali ini juga dikeluarkan oleh Raja Ararya. Siapa s

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2962

    "Terima kasih, Nona Wendi. Kamu ini memang sangat hebat. Kalau obat penyembuh luka ini dijual, pasti akan ada banyak orang dari wilayah barat sampai ke Provinsi Yonggu yang ingin membelinya," kata Dwija dengan segera.Sebelum bergabung dengan Gedung Nomor Satu, Dwija selalu berkelana di dunia persilatan dan sudah melihat banyak obat yang luar biasa. Namun, ini pertama kalinya dia merasakan obat yang memiliki efek yang begitu luar biasa. Sungguh luar biasa!Namun, Wendi tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya mengiakan perkataan Dwija dengan tenang dan terus mengamati Agha yang sedang bertarung.Saat Wira dan yang lainnya sedang berbicara, Agha tetap terus bertarung dengan Saka. Mereka saling menyerang dan bertahan dengan sengit. Untungnya, dia juga bukan orang biasa, kekuatannya tentu saja tidak boleh diremehkan. Meskipun senjatanya tidak begitu cocok, dia tetap melawan musuhnya dengan luar biasa.Sebaliknya, Saka memang masih bisa menahan serangan Agha, tetapi dia tahu jelas kekuatannya m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2961

    "Kita tetap harus membuat mereka tunduk dulu. Lagi pula, aku juga sudah lama nggak berduel dengan orang lain. Hari ini adalah kesempatan yang baik untuk meregangkan otot-ototku," jawab Saka sambil tersenyum sinis dan langsung berada di hadapan Agha.Tak lama kemudian, dia menarik pedangnya dan langsung menyerang kepala Agha. Jika terkena serangan itu, Agha pasti akan mati atau terluka parah.Agha segera mengangkat kedua paling ke atas kepala dan bersiap menahan serangan Saka.Terdengar suara yang nyaring saat kedua senjata berbenturan dan keduanya juga langsung mundur dua langkah."Jenderal Saka ini memang hebat, bahkan Agha pun terpaksa mundur beberapa langkah. Sepertinya, gelar orang terkuat di wilayah barat ini memang bukan omong kosong. Kalau dia nggak kuat, mungkin sekarang tubuhnya sudah hancur berkeping-keping," kata Wira dengan tenang.Wira tadi terus mengamati pertarungan kedua pria itu, sehingga dia tahu Agha tidak menahan dirinya dan langsung mengeluarkan serangan mematikan.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2960

    Jika terkena serangan itu, Dwija pasti akan langsung mati. Namun, karena pertarungan sebelumnya, lengannya sudah tidak bisa diangkat lagi dan kecepatannya juga berkurang banyak. Selain itu, pedangnya juga terlempar agak jauh, mustahil baginya untuk menahan serangan ini.Saat pedangnya hampir mengenai tenggorokan Dwija, Saka malah menghentikan langkahnya. Dia menatap Wira dengan dingin dan berkata dengan tenang, "Kemampuan anak buahmu ternyata hanya begitu. Awalnya aku pikir dia sangat hebat. Ternyata sudah menyergap pun, dia tetap nggak bisa melukaiku.""Sepertinya, kalian hanya bisa menindas orang seperti kakakku saja. Kalau melawan kami, hasil akhirnya kalian juga tetap sama."Melihat ekspresi Saka yang meremehkan, Wira sangat ingin mengeluarkan pistolnya dan langsung menembak Saka. Saka sudah bersekongkol dengan orang seperti Yasa, berarti Saka ini juga bukan orang baik dan tentu saja tidak boleh dibiarkan hidup lebih lama. Namun, jika dia membunuh Saka, mereka akan kehilangan pelin

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2959

    "Bagus sekali. Sepertinya kamu cukup hebat. Kalau begitu, biar aku lihat seberapa hebat kemampuanmu," kata Saka yang tertawa, bukannya marah. Dia menghunus pedangnya dan segera bertarung dengan Dwija."Aku juga ingin melihat seberapa hebat kemampuan kalian," kata Dwija.Para prajurit tetap mengelilingi Wira dan kelompoknya, sama sekali tidak memedulikan Dwija. Bahkan para wakil jenderal yang berdiri di belakang Dwija juga tidak bergerak. Terdengar beberapa komentar dari kerumunan itu."Anak ini ternyata ingin menantang Jenderal. Kalau tahu begitu, kita nggak perlu repot-repot menggunakan begitu banyak trik.""Jenderal tentu saja akan memberinya kesempatan itu.""Kekuatan Jenderal nggak tertandingi. Bahkan di seluruh wilayah barat ini, nggak ada yang bisa menandinginya.""Orang ini benar-benar nggak tahu diri. Cari masalah sendiri.""Mereka sudah menyakiti kakaknya, mana mungkin Jenderal akan melepaskan mereka begitu saja. Sekarang kebetulan dia bisa memberi mereka pelajaran."Namun, Wi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2958

    Sejak Wira membawa mereka ke wilayah barat, Agha dan Dwija sudah tahu perjalanan ini akan sangat berbahaya. Jika tidak memiliki tekad yang kuat, mereka tidak mungkin mengikuti Wira sampai sejauh ini. Begitu juga dengan Wendi."Kamu memang berani dan cerdik, hampir saja berhasil menipuku. Tapi, apa benar kita nggak punya dendam? Kamu mungkin nggak mengenalku, tapi aku kenal kamu. Kamu nggak mungkin sudah melupakan Tuan Yasa yang baru saja mati di tanganmu secepat ini, 'kan? Kelihatannya kamu masih muda, harusnya ingatanmu nggak seburuk itu," kata Saka sambil perlahan-lahan mendekati Wira.Sementara itu, wakil jenderal itu juga sudah kembali berdiri di belakang Saka.Wira akhirnya mengerti apa yang sudah terjadi, ternyata semua ini karena dia sudah menyinggung Yasa. Sebelumnya, dia masih tidak mengerti mengapa Yasa yang begitu tidak berlogika itu bisa berkuasa di tempat itu begitu lama. Apakah tidak ada orang di Provinsi Tengah yang sanggup melawan Yasa? Mengapa pejabat di sana juga tida

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2957

    "Api unggun ini masih hangat, berarti mereka masih belum pergi terlalu lama. Kita juga datang dengan menunggang kuda, mereka mungkin sudah menyadari kedatangan kita. Tapi, meskipun mereka hebat, mereka juga nggak mungkin bisa berlari secepat itu. Mana mungkin nggak ada jejak mereka di sekitar sini," kata pria itu.Pria itu terus berjalan mondar-mandir dan sesekali mengetuk kepalanya sendiri, entah apa yang sedang dipikirkannya.Semua orang berdiri dengan rapi di belakang pria itu. Kelihatan jelas, mereka sudah dilatih secara profesional dan pasti adalah pasukan elite di wilayah barat. Namun, alasan mereka tiba-tiba datang ke sini masih menjadi misteri dan ini juga yang masih dipikirkan Wira.Namun, Wira merasa sekarang bukan saatnya untuk memikirkan hal ini. Prioritas mereka sekarang adalah mencari cara untuk melarikan diri dari sana secepat mungkin. Ini adalah keputusan terbaik."Jenderal, kami menemukan beberapa mayat di sini dan pakaian mereka sudah dilepas. Sepertinya mereka adalah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2956

    Sementara itu, Dwija yang berdiri di samping menyilangkan tangannya dan berkata, "Masih perlu dipikirkan lagi? Ini pasti ulah guru agung di samping Senia itu. Sekarang kita sudah datang ke wilayah barat ini, ini adalah wilayah kekuasaannya. Setelah tiba di sini, kita tentu saja selalu berada di bawah kendalinya. Kalau benar-benar dia yang bersembunyi di balik ini, situasi kita benar-benar buruk."Wira tidak mengatakan apa-apa, tetapi apa yang dikatakan Dwija memang benar. Jika keadaannya memang demikian, situasi mereka benar-benar buruk. Setiap langkah mereka selanjutnya akan penuh dengan hambatan dan berada di bawah kendali Panji.Agha tiba-tiba berkata, "Kak Wira, sekarang bukan saatnya untuk memikirkan hal itu. Bukankah kita sebaiknya memikirkan cara untuk keluar dari situasi ini? Orang-orang ini dilengkapi dengan senjata dan mengenakan zirah juga. Kalau kita melawan mereka, takutnya ...."Meskipun biasanya Agha adalah pria tangguh yang suka langsung berkelahi dengan orang lain, buk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2955

    "Kak Wira, sepertinya ada orang yang datang," kata Agha yang berdiri terlebih dahulu dan menatap ke kejauhan."Kenapa tiba-tiba ada begitu banyak orang yang datang ke tempat terpencil seperti ini? Dilihat dari cara mereka, sepertinya mereka mau berkelahi. Jangan-jangan di wilayah barat ini juga sering terjadi perang?" kata Wira dengan ekspresi serius, lalu segera bangkit dan menatap orang-orang yang terus mendekat itu.Sulit untuk melihat dengan jelas berapa banyak orang yang datang karena jaraknya masih cukup jauh. Namun, didengar dari suara langkah kuda, bisa ditebak jumlah orang yang datang pasti banyak.Melihat semua itu, ekspresi Wira langsung berubah dan secara refleks mundur beberapa langkah. Dia melihat orang-orang di sampingnya dan segera berkata, "Sekarang kita masih nggak tahu maksud kedatangan mereka, sebaiknya kita sembunyi dulu. Mungkin saja mereka bukan datang untuk mencari kita."Semua orang langsung menganggukkan kepala. Menghadapi kerumunan seperti itu, mereka tentu s

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2954

    Menjelang fajar, Wira dan yang lainnya baru berhenti untuk beristirahat. Mereka membuat api unggun dan memanggang hasil buruan."Kak Wira, orang-orang ini benar-benar misterius. Mereka sampai tinggal di tempat terpencil seperti ini. Apa mereka sama sekali nggak berhubungan dengan orang luar? Bagaimana mereka memenuhi kebutuhan sehari-hari?" tanya Agha sambil menikmati daging buruannya.Setahu Agha, orang yang biasanya memiliki kemampuan luar biasa tidak akan memilih tinggal di tempat seperti ini, orang itu pasti akan menunjukkan kehebatannya. Bukan hanya untuk membuktikan kemampuannya, tetapi untuk meningkatkan kualitas hidupnya juga.Agha tidak mengerti mengapa orang-orang dari Lembah Duka ini memilih untuk tinggal di sini. Dengan kemampuan mereka, mereka bisa berkuasa ke mana pun mereka pergi.Wira malah tersenyum dan berkata, "Orang yang benar-benar bijak biasanya memilih untuk tinggal di tempat terpencil seperti ini dan menenangkan diri. Reputasi dan kekayaan sudah nggak berarti ba

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status