Share

Bab 705

Author: Arif
Wira tertegun sejenak. Kemudian, pria itu melepaskan jubah hitamnya dan menunjukkan sosoknya. Dia berujar, "Salam, Ibu Suri."

Ternyata pria ini adalah Raja Kresna. Wira memang terkejut, tetapi sebenarnya tidak ada yang aneh dengan hal ini. Wira tahu Raja Kresna adalah pejabat yang setia kepada Ibu Suri. Jadi, wajar saja kalau Raja Kresna bisa muncul di sini.

"Aku menyuruhnya datang untuk membicarakan sesuatu. Meskipun kamu nggak percaya pembunuhan terakhir kali itu perbuatannya, aku mau dia menjelaskannya secara langsung supaya nggak ada kesalahpahaman di antara kita," kata Senia. Dia melirik Raja Kresna sekilas.

Raja Kresna langsung mengeluarkan bilah bambu dan menyerahkannya kepada Wira, lalu menjelaskan, "Sejak awal, di dalam Pasukan Bayangan sudah ada banyak masalah. Baik Raja Ararya atau Raja Byakta sudah menempatkan mata-mata di dalam Pasukan Bayangan."

"Mereka mengerahkan Pasukan Bayangan sendiri dan berencana membunuhmu. Aku tahu rencana ini, tapi aku nggak mau ikut campur. Ala
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 706

    Biantara langsung tertawa setelah Wira selesai berbicara. Biantara berkata, "Tuan Wahyudi jangan bercanda. Kita selalu merasa segan dengan majikan, mana mungkin kita bisa bicara jujur dengan mereka?"Sesudah itu, Biantara memandang Wira sembari bertanya, "Tuan Wahyudi, apa pendapatmu tentang Kerajaan Agrel?"Wira mengangguk dan menjawab, "Kerajaan Agrel punya pasukan yang kuat dan negaranya sangat aman."Biantara tertawa mendengar ucapan Wira, lalu menimpali, "Tuan Wahyudi memang pandai bicara. Tapi, ada satu hal yang kurang sesuai di Kerajaan Agrel."Wira mengedipkan mata dan bertanya, "Apa yang kurang sesuai?"Biantara melirik Wira dan tersenyum, lalu menyahut, "Tuan Wahyudi, tapi kamu jangan anggap serius perbincangan kita."Wira mengangguk dan berujar, "Tenang saja. Hari ini, aku dan Tuan Biantara hanya mengobrol santai. Setelah itu, aku juga akan melupakannya. Jadi, aku nggak akan menganggapnya serius.""Baguslah kalau begitu," ucap Biantara. Kemudian, dia melanjutkan, "Kerajaan A

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 707

    Biantara melanjutkan perkataannya lagi, "Kedua, pasti masalah Raja Kresna. Ibu Suri juga menyuruhnya keluar untuk dijadikan umpan. Hanya saja ... umpan ini seperti hasutan yang mungkin berhubungan denganmu. Coba kutebak ... Ibu Suri ingin membuat Raja Kresna bermusuhan dengannya dan masalah ini harus berkaitan denganmu ...."Biantara menebak, "Tapi, bagaimana caranya? Jangan-jangan dengan ... menjodohkanmu?"Biantara tersenyum sambil memandang Wira. Dia juga menyipitkan mata untuk menyembunyikan niat membunuhnya.Wira menarik napas dalam-dalam, dia sangat terkejut. Biantara benar-benar pintar. Ternyata, dia bisa menebak siasat ini.Biantara menjelaskan, "Dewina ... memang pilihan yang bagus. Hanya saja ... kalau berbuat begitu, tetap saja mudah menimbulkan kecurigaan. Tuan Wahyudi, menurutmu ... apa 2 keluarga raja lain nggak bisa menebak trik Ibu Suri?""Hais ... terkadang wanita pikir dirinya pintar. Tapi, kenyataannya orang lain tetap bisa membaca isi pikirannya. Bukankah ini sangat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 708

    Wira menatap Biantara lekat-lekat dan tersenyum, lalu berucap, "Tuan Biantara, maaf aku membuatmu kecewa. Aku memang nggak berniat untuk membunuhmu. Tapi, Tuan Biantara, aku penasaran, apa ... kamu nggak takut mati?"Biantara tertawa mendengar pertanyaan Wira dan menjawab, "Untuk apa takut mati? Kalau nyawaku bisa ditukar dengan nyawa Tuan Wahyudi, ini benar-benar sepadan. Bagaimanapun ... kalau penilaianku nggak salah, kamu akan menjadi musuh terbesar Kerajaan Agrel."Selesai bicara, Biantara tersenyum kepada Wira, lalu menunggangi kudanya dan pergi. Melihat sosok Biantara yang menjauh, Wira merasa gelisah. Orang ini harus segera disingkirkan! Biantara terlalu cerdik!Setelah kembali ke penginapan, Wira melihat Danu dan Mandra yang gugup. Danu bertanya, "Kak Wira, kamu nggak apa-apa, 'kan?"Wira tersenyum dan menjawab, "Aku nggak apa-apa." Kemudian, mereka berjalan masuk, lalu Danu segera menyeduh teh untuk Wira. Danu bertanya lagi, "Kak Wira, apa kamu sudah bertemu Ibu Suri? Apa yang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 709

    Wira melanjutkan, "Lebih tepatnya, aku yang akan memperjuangkan pernikahan ini."Danu dan Mandra tertegun sejenak setelah mendengar perkataan Wira, tetapi mereka tidak berkomentar. Bagaimanapun, ini masalah pribadi Wira. Tentu saja, mereka berdua akan mendukung keputusan Wira.Wira menjelaskan, "Awalnya, aku nggak setuju karena aku sendiri nggak suka dengan pernikahan seperti ini. Aku merasa bersalah kepada Wulan. Tapi, dilihat dari situasinya, cara ini sangat bagus. Melamar Dewina bisa dijadikan umpan sekaligus mendesak Raja Kresna untuk bermusuhan denganku, jadi 2 keluarga raja yang lain akan segera beraksi."Danu dan Mandra mengedipkan matanya setelah mendengar penjelasan Wira. Danu berdeham, lalu berkata dengan lirih, "Ternyata ... Nona Dewina ....""Apa maksudmu? Aku dan Dewina nggak punya hubungan apa-apa, jangan berpikiran macam-macam. Aku berbuat seperti ini supaya bisa cepat pulang ke Kerajaan Nuala. Kalau nggak, kapan kita bisa pulang?" ujar Wira dengan kesal.Danu dan Mandra

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 710

    Biantara menuturkannya dengan detail. Dia juga mengutarakan pendapatnya mengenai Giandra dan Raja Kresna.Raja Ararya tertawa setelah mendengar cerita Biantara, lalu berucap dengan sinis, "Ibu Suri ... terlalu tergesa-gesa. Bisa-bisanya dia menyuruh orang buangan Kerajaan Nuala merencanakan semua ini. Benar-benar konyol."Biantara menimpali, "Raja Ararya, Wira sangat sulit ditebak. Aku saja kesulitan membaca pikirannya. Aku rasa Raja Ararya harus mencari kesempatan untuk menghabisinya."Raja Ararya setuju dengan perkataan Biantara. Dia mengangguk dan berkata, "Memang orang ini nggak boleh dibiarkan hidup, tapi membunuh Wira bukan hal yang mudah. Aku penasaran, kenapa anggota Pasukan Bayangan nggak membunuhnya? Bukannya kamu diam-diam mengerahkan beberapa orang untuk menghabisinya?"Pasukan Bayangan memang berada di bawah kendali Raja Kresna, tetapi Biantara sudah menempatkan mata-mata Raja Ararya di dalam pasukan itu. Perintah rahasia kali ini juga dikeluarkan oleh Raja Ararya. Siapa s

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 711

    "Memangnya kenapa kalau dia memiliki kekayaan dan kemampuan? Dia bahkan nggak sebanding dengan pasukan Kerajaan Agrel. Jadi ... kali ini, Kerajaan Agrel cepat atau lambat akan jatuh ke tanganku!" ucap Raja Ararya dengan sangat percaya diri. Jika dibandingkan dengan mereka, kekuatannya yang paling mengerikan. Pasukan Kerajaan Agrel bertanggung jawab atas seluruh ibu kota. Mereka ada di setiap jalanan. Semua orang di istana maupun rakyat biasa berada dalam pengawasan mereka. Begitu mereka memberontak, Raja Ararya akan mengendalikan pemerintahan. ....Keesokan harinya, Wira bangun dan makan sarapan. Perayaan di istana akan dimulai pada siang hari. Wira memanfaatkan waktu luang untuk mulai menyusun rencana. Saat ini, tidak banyak benda yang bisa digunakan, tetapi ada beberapa benda yang di luar dugaannya. Sementara itu, Biantara sudah menunggu di luar sedari tadi. "Tuan Biantara, aku hanya akan pergi ke istana. Aku sungguh nggak enak hati harus membiarkan pejabat sepertimu datang menjem

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 712

    Semua orang melihat ekspresi Senia yang sedikit berubah. Mereka berpikir bahwa Senia agak keberatan.Sementara itu, Giandra berbicara, "Ibu Suri, Kerajaan Nuala selalu memerintah negara dengan teknik perang. Mereka sangat hebat, contohnya Dirga dan Yudha. Saya yakin Wira datang kemari bersama dengan para petarung hebat. Seharusnya tidak menjadi masalah untuk beradu dengan mereka, bukankah begitu?"Begitu mendengar perkataan Giandra, raut wajah Senia menjadi muram. Namun bagaimanapun juga, Wira sedang bersandiwara, dia pun tersenyum sembari menimpali, "Karena Raja Tanuwi begitu antusias, kami akan menerima pertarungannya. Danu." Begitu namanya dipanggil, Danu pun melangkah maju. "Kalau begitu, kita adakan adu teknik perang untuk bersenang-senang. Tapi, nggak boleh ada pertumpahan darah di perayaan hari ini. Apa semuanya mengerti?" ucap Senia dengan dingin. Mendengar ini, jenderal itu segera menyahut, "Baik!" Dia menghunus pedangnya dan langsung berjalan ke tengah-tengah, lalu berseru,

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 713

    Begitu mendengar ucapan ini, Giandra hanya mendengus dingin. Sementara itu, Senia tersenyum dan menimpali, "Nggak apa-apa. Lagi pula, ini hanya untuk bersenang-senang saja."Saat ini, ada seseorang yang tiba-tiba berkata, "Ibu Suri, adu teknik perang sudah selesai. Bagaimana kalau kita bersenang-senang dengan berpuisi? Lagi pula, tidak baik untuk mengangkat senjata di perayaan besar ini."Senia tersenyum saat mendengar saran ini. Dia mengangguk sembari berucap, "Boleh juga, tapi sepertinya kurang menarik. Bagaimana kalau adu berpuisi? Pemenang akan mendapatkan hadiah. Rakyat yang terkasih, bagaimana menurut kalian?"Begitu ucapan ini dilontarkan, para pegawai sipil seketika sangat bersemangat. "Ide Ibu Suri sangat bagus!"Senia tersenyum sembari berkata, "Baiklah, mari kita mulai."Mendengar ini, Wira mengedip-ngedipkan matanya. Sepertinya ini adalah kesempatan yang tepat bagi dirinya untuk melakukan lamaran. Senia benar-benar percaya pada Wira. Dia membiarkan Wira untuk melakukan lam

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3168

    Melihat Adjie yang masih bisa tersenyum, Hayam tertegun dan bertanya dengan sangat penasaran, "Kenapa kamu tertawa? Apa informasi ini keliru?"Adjie berkata, "Hehe. Aku juga nggak yakin apa informasi ini keliru, tapi yang pastinya semua akan baik-baik saja kalau kita bisa menyelesaikan masalah ini. Tapi, kita harus memastikan hal ini terlebih dahulu baru bisa menyusun rencana selanjutnya. Sekarang yang paling mendesak adalah mencari solusi untuk masalah utama kita."Hayam tertegun sejenak, lalu mengernyitkan alis dan berkata, "Sebelumnya memang sulit untuk memahami situasi ini, tapi sekarang yang paling penting adalah mencari solusi untuk menyelesaikannya."Adjie menganggukkan kepala, setuju dengan pendapat Hayam. Melihat waktunya sudah tidak banyak lagi, dia berkata, "Baiklah, hari ini waktunya sudah hampir habis. Kalau Tuan sudah tiba, pastikan untuk segera laporkan pada Tuan bahwa malam ini mereka akan langsung menyerang dari selatan dan utara. Ingat, kita harus bersiap-siap."Hayam

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3167

    Ternyata orang yang datang bertemu dengan Adjie adalah Hayam yang datang ke sini bersama Wira.Setelah turun dari kuda dan membalas salam, Hayam tersenyum dan berkata, "Setelah Tuan menyuruhku bertemu denganmu di sini, aku baru tahu ternyata kamu sudah masuk ke Desa Riwut. Kamu bahkan menjadi wakil pertama di sana."Adjie tertawa dan perlahan-lahan berkata, "Hehe. Aku hanya beruntung saja. Tuan sudah tiba di sini?"Hayam menggelengkan kepala dan berkata, "Belum, tapi Tuan mengutusku datang ke sini lebih dulu. Sekarang kami hanya membawa 500 pasukan saja, sedangkan Tuan memimpin 10 ribu pasukan sedang dalam perjalanan ke sini."Mendengar perkataan itu, Adjie menganggukkan kepala. Setelah memastikan tidak ada orang di sekitarnya, dia tersenyum dan berkata, "Baiklah, semuanya tetap seperti rencana sebelumnya. Malam ini kita akan menyerang dari utara dan selatan secara bersamaan, tapi Desa Riwut hanya mengirim seribu orang. Jadi, sisanya tergantung pada kalian."Hayam langsung terkejut saa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3166

    Darsa langsung tertegun sejenak, lalu perlahan-lahan bertanya, "Apa yang sebenarnya telah terjadi? Ceritakan dengan jelas. Apa pasukan dari Kerajaan Nuala ini benar-benar begitu hebat?"Setelah menghela napas, Zaki akhirnya mulai menceritakan seluruh kejadiannya dengan detail.....Di sisi lain, Adjie sudah membawa banyak orang keluar dari Desa Riwut. Setelah tiba di sekitar Pulau Hulu, mereka segera berpencar menjadi beberapa tim."Bos, Guntur, kita tetap jalankan rencana kita sebelumnya, tapi kita baru mulai menyerang di malam hari. Kalau kita menyerang sekarang, jumlah kita yang sedikit ini bukan tandingan mereka," kata Adjie.Mendengar perkataan itu, semua orang menganggukkan kepala. Menurut mereka, jika kali ini mereka berhasil merebut Pulau Hulu, tempat ini akan menjadi milik Desa Riwut. Oleh karena itu, mereka sangat berhati-hati dalam menjalankan rencana Adjie, tidak berani bertindak sembarangan.Enji juga memberi hormat dan berkata, "Tenang saja, kali ini kita pasti akan berti

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3165

    Melihat ekspresi Zaki masih terlihat bingung, Darsa tersenyum. Dia tentu saja tahu Zaki masih belum mengerti maksudnya. Dia tersenyum dan perlahan-lahan berkata, "Lihat bagian ini dulu. Kalau Wira ingin menyerang kita dari selatan, dia pasti harus melewati Desa Riwut karena hanya ada satu jalur yang bisa dilewati."Setelah tertegun sejenak, Zaki baru mengamati peta di depannya. Saat melihat jalur yang ditunjukkan Darsa, dia menganggukkan kepala dan perlahan-lahan berkata, "Sepertinya memang begitu."Pada peta itu, terlihat sebuah jalur yang langsung melewati Desa Riwut dan mengarah ke kota di selatan. Zaki menyadari pasukan dari Kerajaan Nuala juga hanya bisa melewati jalur itu, yang berarti mereka tetap harus melewati Desa Riwut untuk sampai ke sini. Jika begitu, dia bisa langsung memasang jebakan.Namun, mengingat perkataan Darsa sebelumnya, Zaki merasa sangat ragu. Setelah terdiam sejenak, dia mengernyitkan alisnya dan berkata, "Kalau mengikuti rencana Tuan Darsa, tentu nggak akan a

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3164

    Zaki langsung tertegun sejenak saat mendengar Darsa juga datang karena dia sangat mengenal sosok ini yang sebelumnya.Konon, Darsa pernah bersembunyi di lembah dan memiliki kemampuan meramal yang luar biasa. Namun, setelah ditemukan Bimala, dia langsung direkrut sebagai penasihat militer.Zaki benar-benar tidak menyangka kali ini Bimala bisa mengirim Darsa yang sangat berharga ke sini, sehingga dia pun langsung bangkit dan keluar dari tenda. Namun, begitu keluar, dia melihat sekelompok orang berjalan mendekat.Di antara kerumunan itu, ada seorang pemuda yang membawa pedang panjang di pinggangnya. Namun, tubuh mungilnya terlihat tidak serasi dengan zirahnya yang besar. Begitu melihatnya, ekspresi Zaki menjadi tidak ramah karena dia adalah Joko.Selain itu, ada seorang pria paruh baya yang berdiri di samping Joko. Pria ini mengenakan pakaian sederhana dari kain kasar tanpa membawa pedang, sepatunya bahkan hanya berupa sandal jerami. Siapa pun yang melihatnya akan mengira dia adalah rakya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3163

    Melihat masalahnya sudah diselesaikan, semua orang langsung menganggukkan kepala. Beberapa saat kemudian, Adjie yang seolah-olah teringat sesuatu langsung menatap keduanya dan memberikan hormat.Enji dan Guntur tidak mengerti maksud dari tindakan Adjie, tetapi mereka tetap ikut membalas hormat itu.Setelah cukup lama, Adjie baru menatap keduanya dan berkata, "Bos, Guntur, ini adalah momen yang sangat krusial bagi Desa Riwut, jadi kita benar-benar harus mempersiapkan semuanya dengan matang. Jangan sampai hal ini malah menjadi masalah besar bagi kita. Aku harap kalian juga berjuang dengan sekuat tenaga."Enji juga memberi hormat dan berkata, "Tentu saja. Baiklah. Kalau begitu, kita pergi mempersiapkan semuanya sekarang juga dan langsung berangkat."Semua orang langsung memberi hormat dan segera keluar.....Sementara itu, Zaki yang kembali ke Pulau Hulu dengan kondisi yang sangat mengenaskan segera meminta bantuan dari suku-suku di utara. Saat ini, dia sudah kehilangan hampir 30 ribu pas

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3162

    Beberapa saat kemudian, Enji berkata dengan pelan, "Adjie, apa yang kamu katakan kali ini memang benar, Tuan Wira memang sudah mengerahkan pasukannya. Sepertinya pasukan Tuan Wira memang cukup kuat dan langsung mengarah ke sini. Sekarang kita juga harus segera menyusun rencana."Mendengar perkataan ini, semua orang menganggukkan kepala.Namun, Adjie malah berkata, "Kalau Bos sudah membuat keputusan, yang paling penting sekarang adalah memastikan kita bisa menyelesaikan semua ini. Lebih baik kita segera bersiap-siap."Semua orang menganggukkan kepala.Setelah selesai mengatur semuanya, Guntur tersenyum dan berkata, "Hehe. Kak Adjie, tenang saja, aku sudah mengirim orang untuk mengurusnya. Kali ini kita hanya perlu langsung beraksi saja, sisanya juga nggak sulit untuk diatur. Sekarang kita hanya perlu menentukan kapan akan berangkat."Enji juga menganggukkan kepalanya. Sekarang semuanya sudah diatur, mereka hanya perlu membagi tugas dan menyusun jalur penyerangan. Setelah berpikir sejena

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3161

    Setelah menunggu hampir sehari semalam, orang yang dikirim Enji dan Guntur untuk menyelidiki situasi di depan akhirnya kembali. Melihat orang itu kembali, mereka segera keluar untuk menemuinya dengan sangat bersemangat. Begitu bertemu, mereka langsung bertanya, "Bagaimana? Apa ada pergerakan?"Pengintai itu memberi hormat dan berkata, "Bos, memang ada pasukan yang bergerak di selatan. Dilihat dari arahnya, mereka memang menuju Pulau Hulu. Kalau begitu, mereka pasti akan melewati bagian luar Desa Riwut."Mendengar perkataan itu, semua orang merasa gembira dan menjadi sangat bersemangat.Guntur melambaikan tangan dan berkata, "Kamu pergi kumpulkan saudara-saudara dulu, mungkin ada suatu hal besar akan terjadi."Ekspresi dari pengintai yang baru kembali itu berubah, lalu menatap Guntur dan berkata, "Bos, kamu berencana untuk menyerang mereka? Mereka semua itu prajurit tangguh, kita nggak mungkin bisa melawan mereka."Guntur langsung tertawa dan marah, "Kamu pikir aku bodoh ya? Mereka semu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3160

    Setelah merenung beberapa saat, Guntur tiba-tiba berucap dengan suara rendah, "Bos, kalau kita berhasil merebut Pulau Hulu, menurutmu masih perlu mempertahankan Adjie?"Mendengar itu, Enji tertegun sejenak. Sesaat kemudian, dia mulai merenung. Sebelumnya, kepintaran Adjie benar-benar membuatnya terkejut. Jika mengikuti dugaan awalnya, Adjie seharusnya bukanlah seorang pengungsi.Jelas bahwa seorang pengungsi tidak mungkin memiliki begitu banyak pengetahuan, apalagi memiliki pengalaman militer yang begitu kaya.Setelah berpikir sejenak, Enji akhirnya berkata, "Lebih baik begini, kirim orang untuk menyelidiki latar belakang Adjie. Pergilah ke selatan. Aku khawatir ada sesuatu yang mencurigakan tentang orang ini."Mendengar itu, Guntur berpikir sesaat, lalu mengangguk sambil menyahut, "Baik. Kalau begitu, aku akan segera mengirim orang."Setelah mengatakan itu, Guntur pun keluar untuk menemui orang kepercayaannya dan memberikan instruksi dengan sungguh-sungguh. Setelah semuanya diatur, di

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status