Share

Bab 606

Author: Arif
Aroma ini sangat memabukkan. Seiring dengan kedatangan Dewina, wanginya perlahan memenuhi seluruh Rumah Bordil Fion. Saat Dewina menari dengan anggun, aroma memabukkan itu menjadi lebih kuat. Semua orang terkejut saat menciumnya.

"Wangi banget! Kenapa Dewina bisa sewangi ini hari ini?"

"Ya! Kantong wewangian apa ini? Kenapa aromanya begitu enak?" Semua orang di sana merasa kaget.

Usai tarian indahnya selesai, Dewina berkata sambil tersenyum, "Semuanya, apa kalian penasaran dengan aroma tubuhku?" Sambil bicara, Dewina mengibaskan lengan panjangnya. Aromanya yang menyenangkan kembali tercium.

"Iya! Nona Dewina, kantong wewangian apa ini? Toko mana yang membuatnya? Wanginya unik sekali!"

"Aromanya harum, tapi nggak menyengat. Tahan lama, tapi nggak memuakkan. Rasanya seperti wangi yang tercium di taman bunga!"

Semua orang menyampaikan pendapat mereka dengan takjub dan bertanya penuh rasa penasaran.

Dewina berujar, "Benda ini namanya parfum, produk yang dibuat oleh Tuan Wira dan Nona Wulan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 607

    Opal tidak menyangka bahwa Wira berani melakukan hal seperti ini. Bawahannya menjelaskan, "Tuan Muda Opal, sekarang semua orang di Provinsi Jawali sudah tahu bahwa Nona Wulan dan Wira sebenarnya nggak benar-benar bercerai. Jadi, rumor yang kita sebarkan sebelumnya ... mungkin …."Raut wajah Opal terlihat sangat suram. Sementara itu, ketika Melati mendengar tentang kabar ini, dia sangat marah hingga membanting mangkuk. Opal yang sangat emosi pun memaki, "Bisa-bisanya Wira si bajingan itu membuat Dewina membelanya? Bagaimana dia bisa melakukannya! Aku nggak akan pernah mengizinkan dia untuk menjemput Wulan!"Usai mengatakan itu, Opal mengibaskan lengan bajunya dan berjalan keluar dari Kediaman Linardi. Sementara itu, Wulan tentunya juga telah mendengar kabar tersebut. Tidak ada rahasia yang bisa tersimpan selamanya, apalagi di Kediaman Linardi. Dengan adanya Farrel yang membantu secara diam-diam, bukanlah hal sulit bagi Wulan untuk menerima kabar ini."Toko Cinta Selamanya .... Suamiku t

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 608

    Tentunya, tujuan Wira melakukan ini adalah untuk menyebarkan kabar tersebut ke dalam Kediaman Linardi. Dia ingin memberi tahu istrinya bahwa dia telah datang ke Provinsi Jawali untuk menjemputnya. Selama Wulan mengetahui kabar ini, rencana Keluarga Linardi akan hancur dengan sendirinya.Wira memahami karakter Wulan, jadi ketika dia melihat Opal yang bersikap seperti ini, dia makin yakin tentang rencana Keluarga Linardi.Saat ini, Wira hanya tersenyum ketika meminum anggurnya. Kemudian, dia berkata, "Kak, aku tahu bahwa kamu meremehkanku. Sepanjang hidupku, aku juga nggak peduli, apakah orang lain memandangku rendah atau nggak. Apa yang aku inginkan hanyalah membiarkan orang yang kucintai bisa menjalani sisa hidupnya dengan bahagia."Wira menimpali, "Aku sama sekali nggak tertarik untuk menjadi pejabat istana ataupun mendapatkan kejayaan, pengakuan, dan keuntungan. Aku juga nggak memiliki ambisi besar, kamu sendiri tahu tentang itu. Daripada berjalan di atas batu licin, lebih baik hidup

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 609

    Opal berkata sambil tersenyum, "Kamu bahkan nggak memberi hormat kepadaku saat melihatku tadi. Setelah tujuanmu tercapai, kamu baru menjadi begitu sopan, ya?"Wira menggeleng sembari menjelaskan, "Bukan, salam ini adalah penghormatan tulus dariku. Kak Opal adalah seorang kakak yang baik dan patut dihormati. Kalau tentang yang tadi, Kak, sejujurnya ... walaupun nggak mengatakannya secara langsung, aku sebenarnya meremehkanmu dalam hatiku."Opal tiba-tiba tertawa, lalu bertanya, "Kamu meremehkanku? Hahaha ... sungguh menarik."Wira segera menjelaskan dengan acuh tak acuh, "Aku meremehkanmu karena sebagai seorang pria, kehormatan dan kejayaan Keluarga Linardi seharusnya nggak berkaitan dengan wanita. Sebagai seorang pria, kenapa kamu malah bergantung pada wanita untuk menggapai sesuatu di dunia ini?"Opal tersentak oleh kata-katanya. Saat ini, dia baru memahami maksud Wira dan cukup terkejut, meskipun merasa ada yang aneh karena kata-kata tersebut dilontarkan oleh Wira. Akan tetapi ... ti

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 610

    Setelah menjemput istrinya, Wira merasa sangat bahagia. Di sisi Keluarga Linardi, ekspresi Melati tampak sangat suram. Namun, Opal yang melihat hal ini hanya bisa menghela napas.Wira tidak berniat untuk makan di kediaman Keluarga Linardi. Ditambah dengan sikap Melati yang tidak ramah, Opal pun tidak mengatur perjamuan untuk mentraktir Wira. Terlebih, dia juga memiliki rencananya sendiri."Wira, karena kamu sudah menjemput Wulan, mulai sekarang, Keluarga Linardi dan Keluarga Darmadi nggak memiliki dendam lagi," ucap Opal kepada Wira.Kemudian, Opal menoleh ke arah adiknya, lalu berkata, "Wulan, karena kamu adalah istri Wira, hidup atau matimu adalah urusan Keluarga Darmadi. Kamu sudah nggak punya hubungan dengan Keluarga Linardi."Opal mengatakannya dengan ekspresi yang serius. Hal ini pun membuat Wulan tertegun sejenak, lalu segera bertanya, "Kak ... apa yang kamu katakan?"Opal tidak berkata apa pun lagi. Sebaliknya, dia langsung melambaikan tangan dan memerintahkan bawahannya untuk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 611

    Tidak ada tanda-tanda ketidakpuasan dalam perkataan Wulan. Hal ini membuat Wira merasa lumayan terkejut sehingga bertanya, "Bagaimana kamu bisa mengetahui maksudku?" tanya Wira.Wulan menjawab sambil tersenyum, "Aku hanya menebaknya."Wira pun bertanya lagi untuk memastikan, "Jadi, apa kamu ... nggak marah?""Nggak, aku mengerti etika sosial, jadi tentunya nggak akan peduli. Apalagi, suatu saat nanti kamu pasti akan memiliki istri kedua. Kalau terlalu keras kepala, bagaimana bisa aku menjadi istri pertama yang baik? Selain itu, memiliki tempat di hatimu sudah cukup bagiku. Manusia itu ... nggak boleh terlalu serakah," ucap Wulan dengan nada serius.Hal ini membuat Wira merasa sangat lega. Meskipun dia merasa bersalah karena memiliki perasaan terhadap wanita lain, dia juga memahami bahwa latar belakang budaya yang berbeda dapat memberikan pandangan yang berbeda tentang sebuah hubungan.Lantaran Wira menerima pendidikan dari dunia lain, di mana berlaku sistem monogami, Wira selalu merasa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 612

    Saat Wira mendengar kabar ini, dia langsung mengernyit. Dewina menjelaskan, "Setelah insiden terakhir dengan bangsa Agrel, istana telah memerintahkan para gubernur di seluruh provinsi untuk mulai merapikan administrasi daerah mereka.""Gubernur Provinsi Jawali, Lukman Marino, juga pergi untuk menginspeksi tiga kabupaten di sekitar sini. Pada saat bersamaan, dia juga membawa putranya. Hari ini, mereka telah kembali ke kantor gubernur Provinsi Jawali," timpal Dewina.Setelah Dewina menyampaikan informasi ini, meskipun Wira merasa terkejut, dia tidak terlalu memusingkannya. Sebab, dia tidak memiliki konflik langsung dengan Lukman. Mungkin satu-satunya hal yang bisa dihubungkan dengannya, hanyalah upaya Keluarga Linardi untuk menjodohkan istrinya dengan putra Lukman.Namun, kini Keluarga Linardi telah memutuskan hubungan mereka secara resmi. Tidak akan mudah bagi Lukman untuk mencari masalah dengan Wira. Selain itu, mengenai putra Lukman, Wira juga tidak khawatir. Bagaimanapun, dia telah m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 613

    Danu berucap, "Kak Wira, gubernur sudah kembali. Apa ...."Wira tahu Danu cemas, tetapi Wira hanya menggeleng dan menyahut, "Nggak masalah. Kamu tenang saja." Wira tidak terlalu mengkhawatirkan gubernur. Namun, dia sangat kebingungan dengan Dewina.Keesokan paginya, Pramana mencari Wira dan berujar dengan ekspresi khawatir, "Paman Wira, gawat. Sepertinya Fabrian dijebak."Wira kaget mendengar ucapan Pramana, lalu bertanya, "Dijebak? Ada apa?"Pramana pun menceritakan kejadiannya. Fabrian datang ke Provinsi Jawali karena mempunyai perjanjian pernikahan dengan Keluarga Omair di Provinsi Jawali. Leluhur Keluarga Omair memiliki bisnis produksi kain sehingga sangat kaya. Setelah menjalankan bisnis ini secara turun-temurun, Keluarga Omair menjadi sehebat sekarang ini.Awalnya, penyokong Keluarga Omair adalah Keluarga Gumilar. Namun, Keluarga Omair hampir terlibat masalah Putro. Jadi, sejak saat itu, pernikahan ini tidak pernah diungkit lagi. Lagi pula, usia Fabrian dan putri Keluarga Omair m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 614

    Fabrian tidak berkomentar. Meskipun belum jelas siapa dalangnya, Fabrian sudah bisa menebaknya. Faksi penasihat kanan!Waktu itu, Putro mendampingi Dirga sebagai penasihat militer. Kemudian, Raja mengeluarkan dekret Dirga mati. Tidak lama kemudian, Putro juga diberhentikan dari jabatannya.Setelah itu, faksi penasihat kanan berkuasa di pemerintahan. Namun, sekarang Raja mengangkat seorang penasihat kiri. Siapa yang tidak bisa membaca situasi ini? Hanya saja, semua orang berusaha menghindarinya.Fabrian memang tidak langsung menyebutkan namanya, tetapi gubernur mendukung faksi penasihat kanan. Jadi, penasihat kanan pasti akan marah jika mendengar ucapan ini. Hal ini karena dia tahu Fabrian sedang menyindirnya."Kamu memang nggak bilang itu perbuatan siapa, tapi ... semua orang bisa menebaknya dari sindiranmu. Fabrian, Keluarga Omair mendapatkan kekayaan seperti sekarang ini dengan susah payah selama 3 generasi. Jadi, aku nggak akan membiarkan Keluarga Gumilar menghancurkannya! Kalaupun

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3208

    Seolah-olah terpikir akan sesuatu, Nafis yang berdiri di samping sedikit mengerutkan kening. Beberapa saat kemudian, dia akhirnya berkata dengan pelan, "Tuan, sekarang apa yang harus kita lakukan? Kita nggak mungkin hanya diam dan membiarkan musuh mengatur segalanya, 'kan?"Wira tersenyum getir. Dia tahu bahwa pasukan musuh sedang memasang jebakan, tetapi bagaimana cara mengatasinya masih belum jelas. Namun, satu hal yang pasti adalah mereka tidak bisa mengambil inisiatif untuk menyerang terlebih dahulu.Hayam tampaknya terpikir akan sesuatu. Dia menatap Wira dan yang lainnya, lalu tertawa sebelum berkata, "Hehe. Tuan, mereka sedang memasang jebakan kawat kuda. Sepertinya taktik kita sebelumnya benar-benar memberi mereka pelajaran."Jebakan kawat kuda? Mendengar hal ini, Nafis dan yang lainnya tidak bisa menahan tawa mereka. Melihat reaksi mereka, Wira juga tersenyum. Setelah berpikir sesaat, dia berujar, "Aku punya cara untuk menghancurkan jebakan mereka."Semua orang terdiam setelah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3207

    Nafis terdiam sejenak, lalu menatap mata-mata di samping dengan dahi berkerut dan berkata, "Langsung saja ke intinya. Apa yang sebenarnya terjadi? Karena dari sudut pandang kami, situasinya sepertinya nggak sesederhana itu."Semua orang di dalam tenda tampak kebingungan. Menurut mereka, pasukan musuh baru saja mengalami kekalahan. Jika mereka tiba-tiba mengirim pasukan kavaleri untuk berkeliaran tanpa tujuan, itu terdengar seperti sebuah lelucon.Beberapa saat kemudian, Wira yang merenung tiba-tiba tampak menyadari sesuatu. Pada saat yang sama, orang-orang berkata, "Sebelumnya, kita memang nggak terlalu memikirkan hal ini. Tapi, sekarang ada sesuatu yang terasa nggak beres. Yang jelas, musuh pasti sedang merencanakan sesuatu."Semua orang mengangguk setuju. Mereka juga merasa ada konspirasi di balik ini, tetapi tidak ada yang tahu pasti apa yang sedang direncanakan oleh pasukan musuh kali ini.Pada saat ini, Wira menoleh ke arah Adjie dan berucap, "Aku rasa mereka sudah bisa menebak ka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3206

    Wira menatap mereka sambil tersenyum dan berkata, "Hehe, jangan terlalu terburu-buru. Aku menduga ini adalah bagian dari siasat musuh. Hayam, bawa beberapa orang untuk mengawasi pergerakan mereka. Kalau ada kabar, segera laporkan padaku."Mendengar perintah itu, Hayam sempat tertegun sejenak, lalu mengangguk dan segera melangkah keluar.Setelah Hayam pergi, beberapa orang di sekitar yang menyaksikan hal itu pun ikut terdiam sejenak. Dari sudut pandang mereka, sulit untuk memahami maksud Wira.Melihat ekspresi penuh kebingungan di wajah mereka, Wira tersenyum tipis sebelum perlahan berujar, "Hehe, kalau dilihat sekilas, situasi ini tampaknya menguntungkan bagi kita. Tapi, aku ingin memastikan sesuatu dulu. Aku curiga ini adalah bagian dari strategi musuh."Mendengar kata-kata itu, semua orang tetap tidak bisa memahami apa sebenarnya rencana pasukan musuh. Melihat mereka yang masih tampak ragu, Wira kembali tersenyum dan meneruskan, "Ya sudah, akan aku beri tahu sedikit. Sebenarnya, pasu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3205

    Jelas semua orang sudah mengetahui rencana Wira sejak awal, tetapi mereka semua juga merasa tidak mudah untuk menyelesaikan masalah kali ini. Selain itu, mereka juga menganggap situasi kali ini cukup rumit untuk ditangani.Adjie yang berdiri di samping berkata, "Kalau Tuan ingin merebut Gunung Linang, kita harus menguasai Pulau Hulu dulu. Setelah berhasil, semuanya akan menjadi lebih mudah."Semua orang menganggukkan kepala karena setuju dengan perkataan itu.Saat semua orang sedang ragu, Arhan tersenyum dan berkata, "Tapi, pasukan musuh nggak akan membiarkan kita merebut Pulau Hulu dengan begitu mudah. Kalau tebakanku nggak salah, mungkin mereka sudah menyiapkan penyergapan di luar sana."Mendengar perkataan Arhan, Wira tersenyum karena dia juga berpikir begitu. Jika memang begitu, mereka harus menyusun rencana mereka dengan lebih matang.Saat semua sedang berdiskusi, Adjie tiba-tiba berkata, "Tapi, saat ini kita masih belum tahu harus bagaimana menyelesaikan masalah ini, benar-benar

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3204

    Saat ini, semua orang sudah tahu Adjie yang sebelumnya memimpin para perampok dari Desa Riwut untuk mengepung kemah pasukan utara, sehingga mereka mengakui kemampuannya. Justru karena alasan inilah, mereka ingin melihat bagaimana pendapat Adjie tentang masalah ini.Melihat banyak orang yang menatapnya, Adjie tersenyum dan berkata, "Hehe. Sebenarnya pemikiranku tentang masalah ini juga sama, nggak terlalu sulit. Kalau diperhatikan dengan saksama, pasukan utara sangat bergantung pada kavaleri. Jadi, kalau kita berhasil menghancurkan kavaleri ini, hal pertama yang akan dipikirkan mereka adalah bagaimana mencegah kehancurannya lebih lanjut."Semua orang langsung tertegun karena mereka benar-benar tidak terpikirkan hal ini.Beberapa saat kemudian, seseorang berkata dengan terkejut, "Yang kamu katakan sepertinya memang benar. Tapi, kelihatannya strategi ini juga tidak begitu menguntungkan bagi kita."Semua orang menganggukkan kepala karena mereka juga setuju dengan perkataan orang itu.Saat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3203

    Di dalam lereng bukit yang jaraknya tidak jauh dari kemah pasukan utara di Pulau Hulu, Wira dan yang lainnya sudah menyiapkan penyergapan dan kini sedang menunggu pasukan musuh mendekat.Saat semua orang sedang menunggu dengan cemas, beberapa orang di barisan depan mengernyitkan alis. Beberapa saat kemudian, salah seorang dari mereka berlari ke arah Wira dan berkata, "Tuan, mereka sepertinya sudah mundur, kini kita sudah bisa bergerak. Tapi, dilihat dari situasinya, mereka memang cukup kuat."Mendengar kabar musuh sudah mundur, Wira pun mengernyitkan alis. Menurutnya, musuhnya ini terlalu lemah, malah tidak berniat untuk menyerang.Beberapa saat kemudian, Adjie yang berdiri di samping tersenyum dan berkata, "Tuan, sepertinya Zaki ini mulai cerdik, nggak langsung menyerang kita. Menurutku, sekarang mereka mulai membuat strategi."Wira tersenyum saat mendengar perkataan itu dan berkata, "Hehe. Ternyata begitu, tapi yang paling penting sekarang adalah kita bisa menangkap mereka. Kalau mer

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3202

    Melihat Zaki dan Joko begitu tidak sabar, Darsa tersenyum dan berkata, "Hehe. Cara ini memang bisa berjalan, kita hanya perlu memindahkan medan perang ke arah selatan. Dengan begitu, kita bisa langsung menahan pasukan musuh di sana."Mendengar perkataan itu, kedua orang itu tertegun sejenak. Mereka merasa rencana ini mungkin bisa berjalan dengan baik, tetapi mereka harus memastikan rencana ini tidak bermasalah terlebih dahulu.Semua orang menganggukkan kepala.Setelah berpikir sejenak, Darsa yang sepertinya teringat sesuatu pun menoleh dan berkata pada Zaki dan Joko, "Kalian pergi siapkan tali perangkap kuda sebanyak mungkin, kita akan membalas musuh dengan cara yang sama."Zaki dan Joko langsung merasa sangat bersemangat saat mendengar perintah itu. Mereka segera merespons perintah itu dan segera pergi menyiapkan tali perangkap kuda.Saat ini, hanya tersisa Darsa dan para wakil jenderal yang berada di dalam tenda. Setelah mengumpulkan mereka, Darsa berkata, "Sekarang hanya sisa kalian

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3201

    Mengingat tali jebakan kuda, Zaki langsung mengumpat, "Tuan, aku menderita kerugian besar di tangan Wira sebelumnya juga karena tali perangkap kuda ini. Kali ini aku harus membuat mereka membayar perbuatan mereka."Darsa tersenyum karena dia juga tahu kerugian yang sudah dialami Zaki, lalu berkata, "Hehe. Aku sudah mendengar tentang hal itu. Musuh memang terlalu licik. Bukan hanya memasang tali perangkap kuda, mereka juga menebar paku kuda di jalur mundur. Benar-benar licik dan kejam."Zaki menganggukkan kepala karena situasi kali ini memang cukup sulit untuk dihadapi. Jika bukan karena tali perangkap kuda, dia tidak akan kehilangan ratusan kuda perang begitu saja. Oleh karena itu, saat mendengar Darsa akan menggunakan tali perangkap kuda, dia langsung menganggukkan kepala dengan sangat bersemangat.Joko yang berada di samping berkata, "Kalau hanya mengandalkan tali perangkap kuda, dampaknya nggak terlalu besar. Musuh akan menyerang dari atas bukit dan melewati pintu masuk lembah. Kala

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3200

    Mendengar kata dari selatan ke utara, Zaki dan Joko langsung tertegun dan kembali melihat peta di depan mereka.Setelah mengamati petanya dari sudut pandang berbeda, Zaki langsung terkejut sampai keringat dinginnya mengalir dan berkata dengan pelan, "Aku mengerti sekarang. Kalau tebakanku benar, mereka akan memblokir kita sepenuhnya di wilayah utara kalau mereka berhasil merebut Gunung Linang ini. Dengan begitu, seluruh wilayah dari Gunung Linang ke selatan akan dikuasai Wira."Mendengar perkataan itu, Darsa tersenyum.Setelah mendengar analisis Zaki, Joko yang berdiri di samping juga akhirnya mengerti situasinya dan berkata, "Ternyata begitu. Kalau begitu, selama pasukan Wira belum berhasil merebut Pulau Hulu dan bergerak ke Gunung Linang, mereka akan terus menyerang kita, 'kan?"Mendengar perkataan itu, semua orang tersenyum.Sementara itu, Darsa menganggukkan kepala dan berkata, "Benar. Sekarang mereka sudah menggunakan rencana saluran air dan kavaleri untuk menyerang kita pun masih

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status