Share

Bab 605

Penulis: Arif
Tak disangka, Keluarga Linardi akan menggunakan strategi Wira sendiri untuk menyerangnya. Namun, ini hanya masalah sepele. Wira sama sekali tidak peduli pada rumor itu.

Keesokan harinya, Dewina yang menyanggupi permintaan Wira untuk memasarkan parfum mulai membuat persiapan di Rumah Bordil Fion.

Dewina memegang botol parfum Wira dan berkata sambil tersenyum tipis, "Bu Anggie, aku ingin mengadakan pesta dansa di Rumah Bordil Fion."

Anggie adalah penanggung jawab Rumah Bordil Fion, identitasnya juga diketahui oleh Dewina. "Nona Dewina, kamu serius?" tanya Anggie.

Dewina mengangguk dan berujar, "Apa kamu sudah lupa dengan isi surat dari orang itu? Biar apa pun yang terjadi, kita harus memenangkan hati Wira. Bahkan kalau aku harus mengorbankan diriku sendiri ...."

Anggie menarik napas dalam-dalam, lalu akhirnya mengiakan.

Tak lama, berita bahwa Dewina dari Rumah Bordil Fion sekaligus penyanyi nomor satu di Provinsi Jawali akan mengadakan pesta dansa malam ini menyebar ke seluruh penjuru P
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 606

    Aroma ini sangat memabukkan. Seiring dengan kedatangan Dewina, wanginya perlahan memenuhi seluruh Rumah Bordil Fion. Saat Dewina menari dengan anggun, aroma memabukkan itu menjadi lebih kuat. Semua orang terkejut saat menciumnya."Wangi banget! Kenapa Dewina bisa sewangi ini hari ini?""Ya! Kantong wewangian apa ini? Kenapa aromanya begitu enak?" Semua orang di sana merasa kaget.Usai tarian indahnya selesai, Dewina berkata sambil tersenyum, "Semuanya, apa kalian penasaran dengan aroma tubuhku?" Sambil bicara, Dewina mengibaskan lengan panjangnya. Aromanya yang menyenangkan kembali tercium."Iya! Nona Dewina, kantong wewangian apa ini? Toko mana yang membuatnya? Wanginya unik sekali!""Aromanya harum, tapi nggak menyengat. Tahan lama, tapi nggak memuakkan. Rasanya seperti wangi yang tercium di taman bunga!"Semua orang menyampaikan pendapat mereka dengan takjub dan bertanya penuh rasa penasaran.Dewina berujar, "Benda ini namanya parfum, produk yang dibuat oleh Tuan Wira dan Nona Wulan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 607

    Opal tidak menyangka bahwa Wira berani melakukan hal seperti ini. Bawahannya menjelaskan, "Tuan Muda Opal, sekarang semua orang di Provinsi Jawali sudah tahu bahwa Nona Wulan dan Wira sebenarnya nggak benar-benar bercerai. Jadi, rumor yang kita sebarkan sebelumnya ... mungkin …."Raut wajah Opal terlihat sangat suram. Sementara itu, ketika Melati mendengar tentang kabar ini, dia sangat marah hingga membanting mangkuk. Opal yang sangat emosi pun memaki, "Bisa-bisanya Wira si bajingan itu membuat Dewina membelanya? Bagaimana dia bisa melakukannya! Aku nggak akan pernah mengizinkan dia untuk menjemput Wulan!"Usai mengatakan itu, Opal mengibaskan lengan bajunya dan berjalan keluar dari Kediaman Linardi. Sementara itu, Wulan tentunya juga telah mendengar kabar tersebut. Tidak ada rahasia yang bisa tersimpan selamanya, apalagi di Kediaman Linardi. Dengan adanya Farrel yang membantu secara diam-diam, bukanlah hal sulit bagi Wulan untuk menerima kabar ini."Toko Cinta Selamanya .... Suamiku t

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 608

    Tentunya, tujuan Wira melakukan ini adalah untuk menyebarkan kabar tersebut ke dalam Kediaman Linardi. Dia ingin memberi tahu istrinya bahwa dia telah datang ke Provinsi Jawali untuk menjemputnya. Selama Wulan mengetahui kabar ini, rencana Keluarga Linardi akan hancur dengan sendirinya.Wira memahami karakter Wulan, jadi ketika dia melihat Opal yang bersikap seperti ini, dia makin yakin tentang rencana Keluarga Linardi.Saat ini, Wira hanya tersenyum ketika meminum anggurnya. Kemudian, dia berkata, "Kak, aku tahu bahwa kamu meremehkanku. Sepanjang hidupku, aku juga nggak peduli, apakah orang lain memandangku rendah atau nggak. Apa yang aku inginkan hanyalah membiarkan orang yang kucintai bisa menjalani sisa hidupnya dengan bahagia."Wira menimpali, "Aku sama sekali nggak tertarik untuk menjadi pejabat istana ataupun mendapatkan kejayaan, pengakuan, dan keuntungan. Aku juga nggak memiliki ambisi besar, kamu sendiri tahu tentang itu. Daripada berjalan di atas batu licin, lebih baik hidup

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 609

    Opal berkata sambil tersenyum, "Kamu bahkan nggak memberi hormat kepadaku saat melihatku tadi. Setelah tujuanmu tercapai, kamu baru menjadi begitu sopan, ya?"Wira menggeleng sembari menjelaskan, "Bukan, salam ini adalah penghormatan tulus dariku. Kak Opal adalah seorang kakak yang baik dan patut dihormati. Kalau tentang yang tadi, Kak, sejujurnya ... walaupun nggak mengatakannya secara langsung, aku sebenarnya meremehkanmu dalam hatiku."Opal tiba-tiba tertawa, lalu bertanya, "Kamu meremehkanku? Hahaha ... sungguh menarik."Wira segera menjelaskan dengan acuh tak acuh, "Aku meremehkanmu karena sebagai seorang pria, kehormatan dan kejayaan Keluarga Linardi seharusnya nggak berkaitan dengan wanita. Sebagai seorang pria, kenapa kamu malah bergantung pada wanita untuk menggapai sesuatu di dunia ini?"Opal tersentak oleh kata-katanya. Saat ini, dia baru memahami maksud Wira dan cukup terkejut, meskipun merasa ada yang aneh karena kata-kata tersebut dilontarkan oleh Wira. Akan tetapi ... ti

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 610

    Setelah menjemput istrinya, Wira merasa sangat bahagia. Di sisi Keluarga Linardi, ekspresi Melati tampak sangat suram. Namun, Opal yang melihat hal ini hanya bisa menghela napas.Wira tidak berniat untuk makan di kediaman Keluarga Linardi. Ditambah dengan sikap Melati yang tidak ramah, Opal pun tidak mengatur perjamuan untuk mentraktir Wira. Terlebih, dia juga memiliki rencananya sendiri."Wira, karena kamu sudah menjemput Wulan, mulai sekarang, Keluarga Linardi dan Keluarga Darmadi nggak memiliki dendam lagi," ucap Opal kepada Wira.Kemudian, Opal menoleh ke arah adiknya, lalu berkata, "Wulan, karena kamu adalah istri Wira, hidup atau matimu adalah urusan Keluarga Darmadi. Kamu sudah nggak punya hubungan dengan Keluarga Linardi."Opal mengatakannya dengan ekspresi yang serius. Hal ini pun membuat Wulan tertegun sejenak, lalu segera bertanya, "Kak ... apa yang kamu katakan?"Opal tidak berkata apa pun lagi. Sebaliknya, dia langsung melambaikan tangan dan memerintahkan bawahannya untuk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 611

    Tidak ada tanda-tanda ketidakpuasan dalam perkataan Wulan. Hal ini membuat Wira merasa lumayan terkejut sehingga bertanya, "Bagaimana kamu bisa mengetahui maksudku?" tanya Wira.Wulan menjawab sambil tersenyum, "Aku hanya menebaknya."Wira pun bertanya lagi untuk memastikan, "Jadi, apa kamu ... nggak marah?""Nggak, aku mengerti etika sosial, jadi tentunya nggak akan peduli. Apalagi, suatu saat nanti kamu pasti akan memiliki istri kedua. Kalau terlalu keras kepala, bagaimana bisa aku menjadi istri pertama yang baik? Selain itu, memiliki tempat di hatimu sudah cukup bagiku. Manusia itu ... nggak boleh terlalu serakah," ucap Wulan dengan nada serius.Hal ini membuat Wira merasa sangat lega. Meskipun dia merasa bersalah karena memiliki perasaan terhadap wanita lain, dia juga memahami bahwa latar belakang budaya yang berbeda dapat memberikan pandangan yang berbeda tentang sebuah hubungan.Lantaran Wira menerima pendidikan dari dunia lain, di mana berlaku sistem monogami, Wira selalu merasa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 612

    Saat Wira mendengar kabar ini, dia langsung mengernyit. Dewina menjelaskan, "Setelah insiden terakhir dengan bangsa Agrel, istana telah memerintahkan para gubernur di seluruh provinsi untuk mulai merapikan administrasi daerah mereka.""Gubernur Provinsi Jawali, Lukman Marino, juga pergi untuk menginspeksi tiga kabupaten di sekitar sini. Pada saat bersamaan, dia juga membawa putranya. Hari ini, mereka telah kembali ke kantor gubernur Provinsi Jawali," timpal Dewina.Setelah Dewina menyampaikan informasi ini, meskipun Wira merasa terkejut, dia tidak terlalu memusingkannya. Sebab, dia tidak memiliki konflik langsung dengan Lukman. Mungkin satu-satunya hal yang bisa dihubungkan dengannya, hanyalah upaya Keluarga Linardi untuk menjodohkan istrinya dengan putra Lukman.Namun, kini Keluarga Linardi telah memutuskan hubungan mereka secara resmi. Tidak akan mudah bagi Lukman untuk mencari masalah dengan Wira. Selain itu, mengenai putra Lukman, Wira juga tidak khawatir. Bagaimanapun, dia telah m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 613

    Danu berucap, "Kak Wira, gubernur sudah kembali. Apa ...."Wira tahu Danu cemas, tetapi Wira hanya menggeleng dan menyahut, "Nggak masalah. Kamu tenang saja." Wira tidak terlalu mengkhawatirkan gubernur. Namun, dia sangat kebingungan dengan Dewina.Keesokan paginya, Pramana mencari Wira dan berujar dengan ekspresi khawatir, "Paman Wira, gawat. Sepertinya Fabrian dijebak."Wira kaget mendengar ucapan Pramana, lalu bertanya, "Dijebak? Ada apa?"Pramana pun menceritakan kejadiannya. Fabrian datang ke Provinsi Jawali karena mempunyai perjanjian pernikahan dengan Keluarga Omair di Provinsi Jawali. Leluhur Keluarga Omair memiliki bisnis produksi kain sehingga sangat kaya. Setelah menjalankan bisnis ini secara turun-temurun, Keluarga Omair menjadi sehebat sekarang ini.Awalnya, penyokong Keluarga Omair adalah Keluarga Gumilar. Namun, Keluarga Omair hampir terlibat masalah Putro. Jadi, sejak saat itu, pernikahan ini tidak pernah diungkit lagi. Lagi pula, usia Fabrian dan putri Keluarga Omair m

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2970

    "Kalau begitu, kita bakar saja semuanya. Kalau nggak bisa dibawa pulang, kita bawa saja abu mereka. Ini satu-satunya cara yang bisa kita lakukan untuk sekarang," sahut Wira.Mereka tewas di hutan ini dengan tubuh yang telah dimakan oleh ular, serangga, tikus, dan semut. Hanya dengan menyentuh mayat-mayat ini, Wira dan lainnya bisa berisiko keracunan. Jadi, mereka harus sangat berhati-hati.Membakar mayat-mayat ini adalah satu-satunya pilihan yang bisa dilakukan saat ini.Beberapa orang itu mengangguk. Saat Agha dan Dwija mencari kayu bakar, Wendi mengeluarkan sebotol bubuk dari dalam sakunya."Kalian nggak perlu cari kayu bakar. Aku bisa langsung membakar mayat-mayat ini. Setelah aku taburkan bubuk putih ini, tubuh mereka akan terbakar dengan sendirinya. Setelah itu, kita cuma perlu kumpulkan abu mereka."Setelah mendapat izin dari Wira, Wendi menaburkan bubuk itu. Tidak lama kemudian, mayat-mayat itu terbakar dengan api yang menyala hebat.Meskipun api begitu besar, tidak ada pohon-po

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2969

    Ketika Wira dan lainnya memasuki hutan, orang-orang dari Lembah Duka juga sudah mendapatkan berita tentang kedatangan mereka.Pada saat itu, beberapa orang dari Lembah Duka telah memasuki hutan dan mendekati kelompok Wira.Selama bertahun-tahun, tidak ada yang berani memasuki daerah ini. Bukan hanya karena kabut beracun yang ada, tetapi lebih karena hutan ini adalah wilayah Lembah Duka.Bagi orang-orang di wilayah barat, mereka tahu bahwa orang-orang dari Lembah Duka tidak bisa diusik. Jika bertindak sembarangan, mereka mungkin akan berakhir dengan sangat buruk, bahkan kehilangan nyawa. Makanya, tidak ada yang berani mengambil risiko.Seiring berjalannya waktu, melalui rumor yang terus beredar, nama Lembah Duka pun semakin menakutkan. Bahkan, desa-desa di sekitar wilayah mereka berangsur menghilang.Makanya, kedatangan Wira dan lainnya kali ini membuat Lembah Duka agak bingung. Mereka pun mengirim orang untuk memeriksa situasi di dalam hutan.Saat ini, Wira dan lainnya terus bergerak.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2968

    Agha tahu betul apa saja yang terdapat di dalam hutan. Makanya, dia merasa heran. Bagaimana bisa ular, serangga, tikus, dan semut menjadi sesuatu yang menakutkan?Sebelum Wendi sempat berbicara, Wira segera menjelaskan, "Kalau tebakanku nggak salah, ular, serangga, tikus, dan semut di dalam pasti menghirup kabut beracun itu. Makanya, mereka semua menjadi aneh dan beracun.""Kalau digigit oleh makhluk-makhluk itu, akibatnya bisa lebih merepotkan daripada dikejar oleh serigala atau harimau. Sepertinya serigala dan harimau meninggalkan tempat ini karena kabut beracun itu, 'kan? Apa aku benar?"Usai berbicara, Wira menatap Wendi. Wendi mengangguk. "Semua yang Tuan Wira katakan benar, memang seperti itu. Jadi, kalau mau masuk, kita harus sangat berhati-hati.""Aku membawa cukup banyak obat-obatan, jadi bisa melindungi kita semua untuk sementara. Tapi, tetap saja aku nggak bisa menjamin keselamatan kalian 100%."Tidak ada yang tahu apakah akan ada bahaya lain yang muncul di dalam sana. Tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2967

    Saat ini, Wira dan lainnya sedang dalam perjalanan menuju Lembah Duka.Seiring dengan langit yang semakin terang, Wira dan lainnya akhirnya sampai di depan hutan itu.Seperti yang dikatakan oleh Fahri, di depan mereka ada sebuah hutan besar yang tidak terlihat ujungnya. Meskipun sudah pagi, hutan itu tetap memberi nuansa gelap yang agak menakutkan.Meskipun tidak sepenuhnya gelap, jarak pandangnya sangat rendah. Yang paling aneh adalah ... tampaknya ada kabut putih di dalam sana.Hal ini cukup membingungkan. Wira menatap situasi di depan, lalu menatap Wendi di samping. "Sepertinya kami membutuhkan bantuanmu selanjutnya. Kabut di dalam sana sepertinya nggak biasa, 'kan?"Wira sudah berkelana selama bertahun-tahun. Banyak hal yang sudah dilihatnya. Begitu melihat kabut putih itu, dia bisa langsung menebak ada sesuatu yang aneh di dalamnya.Jika mereka masuk dengan ceroboh, mungkin saja mereka akan berakhir dengan nasib yang lebih buruk dari kematian ....Wendi mengangguk perlahan, lalu m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2966

    "Apa mereka benar-benar akan mencari masalah denganmu cuma karena perkataan sepihak dari Wira?" tanya Caraka dengan bingung."Sebenarnya, aku memang menyembunyikan banyak hal tentang identitasku dari kalian. Aku memang berasal dari wilayah barat dan juga orang Lembah Duka.""Sayangnya, ada aturan di Lembah Duka yang melarang orang-orang di dalam untuk keluar. Mereka hanya bisa tinggal di dalam lembah.""Ini merupakan pembatasan yang ditentukan oleh penguasa wilayah barat dengan Lembah Duka sejak bertahun-tahun yang lalu. Selama bertahun-tahun, nggak ada yang berani mematahkan kesepakatan ini.""Ini bukan karena orang-orang di dalam sana nggak mendambakan dunia luar, tapi karena ketua lembah saat ini sangat kolot. Jadi, nggak ada yang berani mengganggunya.""Kalau sampai seseorang membuatnya marah, hasilnya akan jauh lebih buruk dari kematian. Aku bahkan harus mengerahkan seluruh kekuatan untuk keluar dari Lembah Duka. Untungnya, aku bisa sampai di sini.""Tapi, kalau mereka tahu ke man

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2965

    Wira tersenyum dan menepuk bahu Agha, lalu perlahan-lahan berkata, "Aku rasa nggak begitu. Kamu tadi sudah menakuti Saka. Ditambah lagi, cara Nona Wendi menyerang juga berhasil membuat para prajurit itu takut untuk menyerang. Kalau mereka tetap berada di sini, mereka akan ketakutan sampai nggak punya daya tarung lagi.""Daripada begitu, lebih baik mereka segera pergi dari sini. Kalau aku yang berada di posisi mereka, aku juga akan begitu."Meskipun Wira berbicara dengan santai, dia tahu jelas Saka bukan orang yang sembarangan dan memiliki pemikiran yang sama dengannya. Selain itu, Saka juga terampil dalam memimpin pasukan dan semua bawahannya adalah pasukan elite.Sepertinya, saat kembali ke Provinsi Tengah nanti, Wira merasa dia harus lebih berhati-hati. Jika pergerakan mereka ketahuan Saka, pasti akan ada pertempuran sengit dan situasinya bahkan lebih buruk dari sekarang. Bagaimanapun juga, Provinsi Tengah adalah wilayah kekuasaan Saka."Kita lanjutkan perjalanan kita. Selagi mereka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2964

    Jika Wendi tidak berada di sana, Saka tentu saja akan langsung turun tangan. Namun, setelah melihat cara Wendi bertarung, dia juga tidak berani mendekat. Dia khawatir jika terkena bubuk putih itu, nasibnya juga akan sama dengan orang-orang yang terjatuh ke tanah itu. Nyawanya lebih berharga daripada mereka, dia jelas tidak bisa mengambil risiko ini."Kenapa kalian masih berdiri di belakangku? Para sampah nggak berguna ini sudah mulai ketakutan. Kalau nggak ada yang membuka jalan untuk mereka, mereka nggak akan berani bergerak. Apa kalian ingin terus menunda waktu di sini? Cepat pimpin mereka untuk menyerang dan segera tangkap orang-orang itu," perintah Saka.Saka memang tidak berniat untuk turun tangan, tetapi dia menyerahkan tugas berat ini pada beberapa wakil di belakangnya. Mereka biasanya sangat berkuasa dam sudah diam-diam melakukan banyak hal di belakangnya. Namun, dia hanya mengawasi dan tidak terlalu memedulikan urusan kecil itu karena dia sendiri juga sering melakukan hal buru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2963

    Krak!Saka mengepalkan tinjunya dengan sangat erat dan tatapannya juga terlihat sangat dingin. Dia sudah memberikan tawaran yang bagus, orang lain pasti tidak akan bisa menahan godaan seperti itu jika berada di posisi Agha.Selain itu, Saka merasa orang yang berada di pihaknya bukan hanya hidup mewah, mereka juga bisa memperluas wilayah. Ini adalah masa depan yang diinginkan seorang perwira militer, tetapi Agha malah menolak tawarannya.Saat memikirkan hal itu, Saka kembali berteriak dengan marah, "Jadi, kamu bersikeras ingin melawanku?""Kalau begitu, kenapa? Kalian sendiri yang berkali-kali mencari masalah dengan kami. Dilihat dari sikapmu, sepertinya kamu ingin membantaiku ya? Kalau begitu, ayo ke sini," teriak Agha yang juga tidak mau kalah.Selain Wira, Agha sama sekali tidak peduli pada siapa pun di dunia ini dan kata-kata orang lain juga dianggapnya hanya angin lewat saja. Saat masih berada di Provinsi Yonggu, bahkan Danu pun tidak bisa memerintahnya. Apalagi sekarang, apa artin

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2962

    "Terima kasih, Nona Wendi. Kamu ini memang sangat hebat. Kalau obat penyembuh luka ini dijual, pasti akan ada banyak orang dari wilayah barat sampai ke Provinsi Yonggu yang ingin membelinya," kata Dwija dengan segera.Sebelum bergabung dengan Gedung Nomor Satu, Dwija selalu berkelana di dunia persilatan dan sudah melihat banyak obat yang luar biasa. Namun, ini pertama kalinya dia merasakan obat yang memiliki efek yang begitu luar biasa. Sungguh luar biasa!Namun, Wendi tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya mengiakan perkataan Dwija dengan tenang dan terus mengamati Agha yang sedang bertarung.Saat Wira dan yang lainnya sedang berbicara, Agha tetap terus bertarung dengan Saka. Mereka saling menyerang dan bertahan dengan sengit. Untungnya, dia juga bukan orang biasa, kekuatannya tentu saja tidak boleh diremehkan. Meskipun senjatanya tidak begitu cocok, dia tetap melawan musuhnya dengan luar biasa.Sebaliknya, Saka memang masih bisa menahan serangan Agha, tetapi dia tahu jelas kekuatannya m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status