Tidak percaya. Meri tidak mau percaya! Pahlawan hebat yang sangat ingin Meri kenal ternyata adalah pencuri kecil yang menyebalkan itu. Saat ini, perasaan Meri menjadi sangat rumit."Itulah alasannya aku membantu Tuan Wahyudi!" ujar Molika.Molika menghela napas dan melanjutkan, "Coba kalian pikir sendiri, Tuan Wahyudi sudah memberikan semua penghargaan atas kontribusinya pada Panglima Yudha. Kalau Tuan Wahyudi mendapat masalah di sini, Panglima Yudha pasti akan memimpin pasukannya datang dan membantunya. Kalau seperti itu, kita mana bisa selamat? Kalau bukan karena hal ini, mana mungkin aku akan berbuat begini pada Wolfie yang adalah temanku itu? Aku melakukan ini demi kebaikan semua orang!"Tubuh Jupiter dan Blackie bergetar, mereka tidak berani membantah lagi. Wolfie telah menyinggung Tuan Wahyudi dan hampir melibatkan mereka, jadi dia memang pantas dibunuh.Ucup mengernyit dan berkata, "Semua ini hanya kata-katamu. Sebelum ada informasi pasti, aku nggak akan percaya pada pembohong s
Di kantor pengadilan daerah Kabupaten Uswal, Regan yang selalu tenang menerobos ke aula belakang pengadilan daerah sambil berteriak, "Pak Fadil, ada peristiwa besar yang terjadi. Tuan Wahyudi mengalahkan Ngarai Naga Biru dan menangkap Levon. Dia menyuruh kita untuk mengumpulkan mayat-mayat di sana!""Apa!" Fadil si patih pengganti tercengang sejenak. Setelah beberapa saat, dia berkata dengan skeptis, "Regan, apa informasi ini terpercaya? Mungkin Wira nggak memenangkan pertempuran, tapi malah kalah telak dan dikurung di Ngarai Naga Biru Bandit. Mungkin dia ingin menipu kita agar memimpin pasukan untuk menyelamatkannya!"Para bandit Pegunungan Jatta telah memberontak dan menduduki Kabupaten Hiloka. Pasukan yang dikerahkan Kota Pusat Pemerintahan Lokana bahkan tidak dapat berbuat banyak. Bagaimana Wira yang hanya meminjam 150 set baju zirah dan membawa 200 orang ke sana mampu menangkap Wolfie hidup-hidup? Fadil yang paham soal masalah militer tidak bisa memercayainya.Regan akhirnya berka
Benar saja, bekerja pada Wira memang bermanfaat besar!"Terima kasih sudah mengingat kami, Tuan!" ujar Fadil yang juga merasa sangat bersyukur.Jika laporan diserahkan seperti ini, Fadil yang merupakan patih pengganti setidaknya akan menjadi pejabat tetap. Di level pejabat serendah itu, mereka yang berjasa memberantas pemberontakan setidaknya bisa mendapatkan kenaikan pangkat sebanyak tiga tingkat sekaligus!Wira mengibaskan tangannya, menyuruh Regan dan Fadil berdiri. Mereka berdua mengepalkan tinju tanda hormat, lalu segera pergi untuk mengumpulkan mayat.Doddy yang berada di samping berkata dengan bingung, "Kak Wira, kitalah yang bertempur di sini, kenapa harus menyebut jasa mereka berdua? Mereka hanya meminjamkan kita baju zirah!"Wirayu berkata dengan serius, "Doddy, kamu harus ingat, sesuatu yang baik nggak boleh dimonopoli satu orang saja. Kalau kamu berbagi dengan orang lain, orang lain baru akan membantumu."Doddy tiba-tiba mengerti mengapa Wira menyumbangkan begitu banyak uan
"Aku akan pulang untuk mengambil obat!" ujar Dian. Dia melirik Levon lagi dengan sorot mata sedih, lalu berbalik dan pergi dari sana.Levon adalah pengemis yang Dian selamatkan dan selanjutnya menjadi bawahan Keluarga Wibowo. Ketika Supri memaksa Dian menikah, Levon sudah membantunya keluar dari situasi itu tiga kali. Jika bukan karena Levon, Dian tidak akan bertemu Wira dan berada di sini sekarang.Persahabatan lama ini membuat Dian ingin memohon belas kasihan atas Levon. Namun, begitu memikirkan rencana Levon untuk membunuh Wira, dia menjadi kecewa dan bertekad untuk membiarkan Levon dihukum.Levon memandangi kereta Keluarga Wibowo dengan tatapan yang sarat akan kesedihan, kekecewaan, kemuraman, dan niat membunuh. Sudah pergi, Dian benar-benar pergi, bahkan tanpa mengucapkan sepatah kata pun padanya! Hal ini sangat mengecewakan hati Levon.Para tawanan pemberontak memasuki kota dan menimbulkan kegemparan. Beberapa hari yang lalu, banyak orang di Kabupaten Uswal merasa resah saat mend
"Kamu nggak mengenal Tuan Wira. Dia itu pria berbakat dengan kemampuan yang berada di luar imajinasimu," ujar Dian dengan tegas.Setelah mendengar Levon memfitnah Wira seperti ini, wajah cantik Dian menjadi dingin. "Kalaupun dia mati, aku tetap akan sendiri seumur hidupku dan nggak akan menikahi siapa pun. Kak Levon, aku nggak pernah menyukaimu, paling-paling aku hanya menganggapmu sebagai kakak!" ujar Dian lagi."Kakak, kakak ... hahaha!" gumam Levon, lalu mengangkat kepalanya dan tertawa terbahak-bahak. Kemudian, dia tiba-tiba berkata dengan wajah garang, "Kamu sudah dibutakan olehnya. Dia itu penipu yang nggak tahu malu. Memangnya siapa dia? Dia nggak bisa dibandingkan denganku. Aku sepuluh ribu kali lebih baik dari dia!"Dian menggelengkan kepalanya dan tidak tidak menjawab. Kak Levon-lah yang dibutakan perasaan hingga mengatakan omong kosong seperti ini, batin Dian."Kamu nggak percaya?" tanya Levon. Reaksi dingin Dian ini membuat Levon terprovokasi. Dia lantas memelotot dan merau
Setelah mengantar Dian, Wira baru saja hendak berbaring. Tiba-tiba, Danu mengetuk pintu dan berkata, "Kak Wira, Meri, Molika, dan Jamal datang membawa beberapa perampok dari Ngarai Naga Biru. Mereka ingin bertemu denganmu untuk berbincang-bincang."Wira bertanya seraya mengernyit, "Nggak ada orang luar yang tahu, 'kan?" Para perampok ini memang tidak terkenal seperti Levon. Namun, Wira tetap akan dianggap bersekongkol dengan perampok jika bertemu mereka.Saat ini, giok air yang digunakan untuk membuat kaca dan batu bara untuk pembuatan baja merupakan produk dari Pegunungan Jatta. Jika tidak menaklukkan para perampok ini, suplai giok air dan batu bara untuk kota provinsi wilayah selatan akan bermasalah.Danu menjawab, "Nggak ada. Mereka datang waktu malam. Aku menyuruh Paman Rudi untuk mengurus mereka. Anggota tim pengawal dan tentara pensiun nggak tahu.""Kerja bagus!" ujar Wira sambil menepuk bahu Danu. Wira mengangguk dan melanjutkan, "Suruh mereka datang."Berdasarkan kedekatan hubu
Molika dan Jamal khawatir. Jupiter dan Blackie juga tidak tenang, serta takut Ucup ingin menguasai gunung sendirian makanya mereka membawa Ucup ke sini. Siapa sangka, Putu juga ingin datang. Jadi, mereka semua pun mengunjungi Wira bersama-sama."Kak, aku nggak ingin bertemu dengannya," sahut Meri yang tersipu malu.Kemudian, Meri melanjutkan perkataannya dengan tegas, "Aku ini pemimpin Ngarai Naga Biru. Aku datang untuk memberitahumu, kelak kalau anggotamu melewati Ngarai Naga Biru, kami nggak akan menghentikan mereka. Kita nggak usah saling ikut campur dalam urusan masing-masing!"Setelah mendengar bahwa pencuri ini adalah penasihat militer, Meri tetap tidak percaya. Jadi, dia langsung datang untuk memastikan. Alhasil, sekelompok orang ini malah mengikutinya.Wira mengangkat alis dan berujar, "Boleh, ada lagi?""Nggak ada," jawab Meri yang berjalan ke samping. Sebenarnya, masih ada banyak hal yang ingin diucapkan Meri kepada pencuri yang tidak tahu malu ini.Meri ingin bertanya kepada
Ekspresi Wira berubah drastis dan dia bertanya, "Kerahkan pasukan? Bukannya itu berarti memberontak? Jangan bercanda."Sekarang Wira mempunyai kekayaan puluhan miliar gabak, istri yang cantik, dan Dian yang akan menjadi selirnya. Kehidupannya sudah cukup sempurna.Wira memang berniat membantu kehidupan rakyat Kerajaan Nuala yang kesulitan. Dia sudah mereformasi sistem melalui jalur yang berbeda dan menyerahkannya kepada pemerintah Kerajaan Nuala. Asalkan langkah reformasinya tepat, kehidupan rakyat akan menjadi lebih baik dan Kerajaan Nuala akan bertahan sampai ratusan tahun.Mengenai pemberontakan untuk menyelamatkan negara, Wira tidak pernah memikirkannya. Dia juga tidak mampu melakukan aksi itu!Ucup tersenyum sinis. Waktu itu, Wolfie memberontak karena mendengar saran Putu. Mereka pun menyerang kabupaten dan membunuh pemimpin kabupaten. Sekarang, Putu menghasut Wira untuk memberontak lagi.Jamal dan Molika terkejut. Putu ini memang suka mencari masalah. Beraninya dia menghasut Wira
Senia segera menyahut, "Coba beri tahu aku apa keuntungannya kalau Raja Kresna menemui Wira?"Senia seketika menjadi berminat."Sebenarnya sederhana saja. Aku tahu Ratu mencemaskan Raja Kresna, Raja Ararya, dan Raja Tanuwi. Raja Byakta sudah disingkirkan, tapi ketiga orang ini masih memiliki kekuasaan besar.""Selama masih ada Ratu, mereka tentu nggak berani bertindak sembarangan. Tapi, kalau Ratu menyerahkan takhta kepada salah satu pangeran, pangeran mungkin akan kesulitan menahan mereka.""Jadi, kita bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menyingkirkan Raja Kresna. Gimana menurutmu?"Harus diakui bahwa ini adalah ide yang sangat kejam. Guru Agung ingin memanfaatkan Wira untuk menyingkirkan Raja Kresna."Kalau Raja Kresna benar-benar mengalami masalah di Provinsi Yonggu dan kabar ini tersebar, sepertinya seluruh rakyat Kerajaan Agrel akan menganggap Wira sebagai musuh. Benar, 'kan? Lagi pula, semua orang di Kerajaan Agrel adalah pejuang sejati," jelas Guru Agung.Seketika, Senia mema
"Siapa?" Tatapan Senia tertuju pada Guru Agung.Kerajaan Agrel memang memiliki banyak genius, tetapi semuanya tidak punya hubungan darah dengan Senia. Masalah kali ini berkaitan dengan Dahlan. Mereka tentu harus mengutus lebih banyak orang yang berkemampuan untuk memberi Wira penjelasan.Bagaimanapun, Wira telah menulis dengan jelas di surat bahwa dirinya ingin bertemu Senia. Jika Senia tidak menampakkan diri, setidaknya dia harus mengutus orang-orang berkemampuan sebagai tanda hormatnya kepada Wira.Guru Agung memicingkan mata dan berkata, "Aku rasa Pangeran Pertama adalah pilihan tepat.""Maksudmu Delon? Dia memang pangeran pertama, tapi aku yakin kamu juga tahu dia nggak bisa diandalkan. Kalau nggak, mana mungkin aku menaruh harapan pada Dahlan?""Di antara putra-putraku, Dahlan memang yang paling nakal, tapi juga yang paling cerdas. Kelak, dia bisa menjadi pemimpin. Jika menyerahkan Kerajaan Agrel kepada Delon, aku khawatir dia akan dilengserkan, bahkan keselamatan rakyat nggak ter
"Guru Agung, akhirnya kamu datang. Coba lihat ini dulu." Senia menyerahkan surat itu kepada pria di depannya. Kemudian, dia menyesap tehnya sambil mengernyit, seperti sedang memikirkan sesuatu.Setelah membaca sesaat, ekspresi Guru Agung itu menjadi sangat suram. "Pangeran Dahlan ditangkap oleh Wira? Hubungan kita dengan Wira baik-baik saja. Dia seharusnya nggak berani menyakiti Pangeran Dahlan, 'kan?""Tapi, kalaupun terjadi sesuatu pada Pangeran Dahlan, kita bisa menjadikannya alasan untuk bernegosiasi dengan Wira. Orang lain mungkin takut pada Wira, tapi kita nggak perlu takut padanya."Senia tak kuasa termangu. "Kenapa kamu bisa bicara begitu?"Guru Agung itu menjelaskan, "Sepertinya Ratu sudah lupa. Kita berbeda dengan kesembilan provinsi itu. Kerajaan lainnya tentu takut pada Wira karena wilayah mereka tergolong dalam sembilan provinsi. Para rakyat menyukai Wira, ditambah lagi Wira punya banyak pasukan. Wira juga cerdas, terutama di bidang militer.""Osman sekalipun menganggap Wi
"Tuan Wira, kenapa kamu harus mencari ibuku?" Ekspresi Dahlan tampak suram. Tangannya terkepal erat. Dia tidak menyangka Wira akan mencari ibunya secepat ini. Ini sama saja dengan membahayakan posisi Dahlan.Kali ini, Dahlan benar-benar frustrasi. Dia gagal menyelesaikan masalah di Desa Damaro. Untuk kembali ke Kerajaan Agrel, dia bahkan membutuhkan ibunya turun tangan. Semua hal ini tentu membuat Dahlan kecewa."Nggak ada gunanya membahas ini denganku. Sepertinya ibumu bakal segera kemari. Nanti kalian bicara saja setelah berkumpul kembali."Usai berbicara, Wira melambaikan tangannya kepada dua orang di sampingnya. Prajurit segera membawa Dahlan ke kamar.Wira tidak lupa memperingatkan, "Dahlan adalah Pangeran Kerajaan Agrel. Kalian harus memperlakukannya dengan baik. Kalau sampai dia kenapa-kenapa, ibunya bisa meminta pertanggungjawaban dari kalian lho!"Jelas sekali, ucapan ini mengandung ejekan. Dahlan bukan orang bodoh. Dia tentu memahami maksud ucapan Wira."Tuan Wira, metodemu i
Dahlan menggertakkan giginya dan tidak bisa berkata-kata."Sepertinya kamu nggak tahu harus bilang apa ya? Kalau begitu, biar aku yang menjelaskan." Wira berkata, "Sebenarnya aku sudah menyuruh Lucy menyelidiki tentang Desa Damaro sejak awal. Sekarang akhirnya ada petunjuk.""Kudengar Kerajaan Agrel membentuk sebuah organisasi untuk bersaing dengan jaringan mata-mata. Aku nggak tahu apa yang kalian rencanakan, tapi kalian seharusnya membantai Desa Damaro untuk mendapatkan sesuatu, 'kan? Hanya saja, aku nggak tahu kalian sudah mendapatkannya atau belum.""Aku sudah berjanji kepada seseorang akan memberinya penjelasan yang memuaskan. Aku pasti akan menyelidiki pembantaian di Desa Damaro hingga kebenarannya terungkap. Karena kamu sudah ketahuan, seharusnya kamu memberiku penjelasan sekarang, 'kan?"Seketika, napas Dahlan memburu. Dia tidak menyangka Wira akan mengetahui semua ini. Sungguh menyebalkan! Namun, bukan berarti Dahlan harus mengakui semuanya. Dia harus membuat Wira percaya bahw
"Baik!" Lucy segera mengiakan, lalu langsung menuju ke luar. Jika ditunda, takutnya Dahlan akan meninggalkan wilayah Provinsi Yonggu duluan.Pada saat yang sama, Dahlan dan lainnya terus menuju ke luar Provinsi Yonggu dengan kecepatan paling tinggi. Ketika mereka hampir menerobos perbatasan, tiba-tiba muncul beberapa sosok yang menghalangi jalan mereka.Orang-orang ini tidak lain adalah anggota jaringan mata-mata. Baru saja, mereka menerima sinyal dari Lucy. Itu sebabnya, mereka langsung menghalangi Dahlan."Siapa kalian?" Dahlan turun dari kereta kudanya dan menatap orang-orang itu dengan tatapan dingin. Nada bicaranya pun terdengar sangat galak."Kalian tahu aku siapa? Aku tamu terhormat Wira! Tempat ini adalah Provinsi Yonggu, wilayah Wira. Kalau terjadi sesuatu padaku, nggak peduli siapa pun kalian, Wira nggak bakal melepaskan kalian!" ancam Dahlan.Orang-orang di belakang Dahlan pun menghunuskan pedang masing-masing. Mereka siap untuk bertarung.Salah satu anggota jaringan mata-ma
"Utus orang untuk membuntuti mereka diam-diam. Jangan sampai ketahuan oleh Dahlan. Begitu mendapat sinyal dariku, kalian harus langsung menaklukkannya. Kalau nggak ada sinyal dariku, itu artinya kalian nggak boleh mengambil tindakan.""Aku akan menemui Tuan Wira dulu. Aku harus memberitahunya situasi di sini." Setelah berpesan kepada bawahannya, Lucy langsung pergi.Setengah jam kemudian, di kediaman jenderal, Wira masih duduk di aula utama sambil merenung. Dia terus memikirkan cara untuk menyelesaikan masalah ini, tetapi tidak ada ide apa pun.Sampai jam makan, ketika Wira hendak makan, Lucy tiba-tiba datang. Wira langsung bertanya, "Bukannya kamu sedang menyelidiki para pengungsi? Kenapa tiba-tiba ada waktu kemari? Apa kamu dengar tentang pemberontakan itu?"Para pengungsi tiba-tiba memberontak dan memaksa membuka gudang pangan. Hal ini membuat Wira kewalahan dan tidak tahu harus bagaimana menyikapinya. Apalagi, ada beberapa kelompok yang ingin mengambil tindakan terhadap para pengun
Di pinggiran kota Provinsi Yonggu, ketika Wira dan lainnya sedang membahas strategi, Dahlan telah diam-diam keluar.Sejam lalu, Dahlan menerima surat dari wilayah utara. Dia langsung datang ke lokasi yang dijanjikan.Terdengar gemeresik daun di hutan. Sebuah sosok tiba-tiba muncul dan berdiri di hadapan Dahlan. "Yang Mulia, Ratu menyuruhmu untuk segera pergi. Kapan kita akan meninggalkan tempat ini?"Sambil berbicara, orang itu menunjukkan token miliknya untuk membuktikan identitasnya.Ekspresi Dahlan terlihat masam. Setelah ragu-ragu sejenak, dia menyahut dengan alis berkerut, "Wira mengawasiku. Sekarang aku juga tinggal di kediaman jenderal. Aku bisa keluar sebentar juga karena mencari alasan.""Kalau aku tiba-tiba pergi, takutnya Wira akan mengutus orang untuk menangkapku. Kalau aku gagal kabur dan ditangkap, hubungan Kerajaan Agrel dengan Wira akan retak.""Aku tahu hubungan Ibu dan Wira sangat baik. Untuk sementara waktu ini, mereka nggak mungkin berperang. Sebaiknya aku jadi sand
Beberapa hari ini, karena terjadi terlalu banyak masalah, Agha tidak punya waktu untuk mencari Fadela. Kebetulan, dia bisa menggunakan momen ini untuk memberi ruang terhadap satu sama lain. Mereka bisa sama-sama menenangkan diri.Agha dan Fadela akhirnya mencapai kesepakatan, bahkan menyetujui pernikahan, hanya karena Fadela kalah duel.Sebagai seorang pria, meskipun Agha hanya beberapa tahun lebih tua daripada Fadela, dia tetap harus bersikap dewasa dan bertanggung jawab. Apalagi, Agha menyandang gelar Orang Terkuat di Dunia! Dia harus bisa menjadi suami yang baik! Dia tidak boleh mengecewakan Wira ataupun Fadela."Danu, aku tahu kamu kesal. Tapi, jangan lupa yang kukatakan tadi. Para rakyat memberontak juga karena terpaksa. Kita nggak perlu menyulitkan mereka.""Turuti saja perkataanku kali ini. Kamu cuma perlu menjaga kota utama Provinsi Yonggu, menjamin keamanan di sini. Sisanya bakal kuatasi sendiri," hibur Wira.Seperti yang dipikirkan Osmaro, Wira dan Danu adalah sahabat yang su