Share

Bab 478

Penulis: Arif
Ekspresi Wira berubah drastis dan dia bertanya, "Kerahkan pasukan? Bukannya itu berarti memberontak? Jangan bercanda."

Sekarang Wira mempunyai kekayaan puluhan miliar gabak, istri yang cantik, dan Dian yang akan menjadi selirnya. Kehidupannya sudah cukup sempurna.

Wira memang berniat membantu kehidupan rakyat Kerajaan Nuala yang kesulitan. Dia sudah mereformasi sistem melalui jalur yang berbeda dan menyerahkannya kepada pemerintah Kerajaan Nuala. Asalkan langkah reformasinya tepat, kehidupan rakyat akan menjadi lebih baik dan Kerajaan Nuala akan bertahan sampai ratusan tahun.

Mengenai pemberontakan untuk menyelamatkan negara, Wira tidak pernah memikirkannya. Dia juga tidak mampu melakukan aksi itu!

Ucup tersenyum sinis. Waktu itu, Wolfie memberontak karena mendengar saran Putu. Mereka pun menyerang kabupaten dan membunuh pemimpin kabupaten. Sekarang, Putu menghasut Wira untuk memberontak lagi.

Jamal dan Molika terkejut. Putu ini memang suka mencari masalah. Beraninya dia menghasut Wira
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Hafidz Nursalam04
cfffghhhhhgff
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 479

    Ini adalah serangkaian rencana yang Putu buat menurut persyaratan Wira dan semuanya dipikirkan dengan cermat. Namun, Wira malah mengkritik Putu tidak memahami pemberontakan. Putu merasa tidak puas!Wira bertanya, "Apa kamu tahu persyaratan pertama untuk pemberontakan yang berhasil bagi dinasti yang rezimnya cukup stabil?"Para perampok termangu. Mereka berani melakukan aksi pemberontakan, tetapi tidak pernah memikirkan persyaratan apa pun.Putu terdiam lagi, lalu berucap, "Tuan Wahyudi, mohon petunjuknya."Wira menyahut, "Bagi dinasti yang rezimnya stabil, persyaratan pertama untuk aksi pemberontakan yang berhasil adalah dilakukan pada periode akhir dinasti dan saat negara mengalami bencana besar."Pada generasi selanjutnya, ketika dunia dibanjiri dengan berbagai informasi, banyak sekali pembahasan tentang pemberontakan di zaman kuno. Wira juga pernah membaca tentang hal ini.Molika dan Jamal merenung sejenak, lalu mengangguk setuju. Sementara itu, Meri, Ucup, Jupiter, dan Blackie sama

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 480

    Perkataan Wira langsung membuat semangat para perampok sirna. Sepertinya memang benar. Orang-orang yang pertama kali memberontak pasti akan dilenyapkan oleh pemerintah.Contohnya, 15 tahun yang lalu, terjadi bencana besar yang berkepanjangan di wilayah selatan. Fazana mengerahkan pasukan untuk memberontak dan menguasai 3 provinsi. Akhirnya, pemberontakan ini digagalkan oleh pemerintah.Putu yang banyak membaca sejarah dan tahu tentang perubahan di setiap dinasti mengangguk, lalu menyahut, "Walaupun berada pada periode akhir dinasti, pemberontak nggak akan bisa melawan pemerintah yang telah memegang kuasa sejak awal. Asalkan pemerintah mengumpulkan kekuatan, mereka tetap punya sedikit kuasa.""Kekuasaan ini cukup untuk melenyapkan pasukan yang menggalakkan aksi pemberontakan terlebih dulu. Orang yang memberontak pertama kali akan membuka jalan bagi pemberontak selanjutnya," lanjut Putu.Para perampok yang mendengarnya juga mempunyai pemahaman sendiri. Mereka yakin orang yang memberontak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 481

    Dian tertegun di tempat. Melihat sosok Levon yang penuh dengan aura membunuh itu, jantungnya terasa seperti diremas kuat. Pada saat yang sama, Dian juga merasa sedih karena tidak akan pernah melihat Wira lagi. Srak! Di momen genting, sebuah anak panah memelesat dan menembus jantung Levon.Seiring terdengarnya suara keras, Levon pun terjatuh ke lantai. Melihat ujung anak panah yang menancap di dadanya dan darah terus bercucuran, sorot mata Levon penuh dengan ketakutan dan keputusasaan.Dian tidak tega melihatnya dan ingin mendekat, tetapi dia malah diadang oleh veteran Pasukan Zirah Hitam yang bergegas dari luar rumah. "Nona Dian, tuan memerintahkan kami untuk melindungimu secara diam-diam. Dia sudah kehilangan akal, akan berbahaya kalau kamu mendekatinya!"Dian yang terkejut pun segera mundur. Wanita itu telah melakukan segala hal yang dia bisa sehingga tidak berutang apa pun pada Levon lagi. Apalagi, saat Levon mencoba untuk memanfaatkannya sebelum mati, itu benar-benar sangat melukai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 482

    Levon berseru sambil menggeram, "Molika, kamu sudah menipuku berulang kali!" Molika menjawab dengan lembut, "Sobat Wolfie, orang yang bijak tahu kapan harus berubah. Inilah akibatnya kalau melawan Wira, nggak ada yang bisa menyelamatkanmu!"Levon berkata dengan ekspresi tidak terima, "Aku hanya salah karena memercayaimu. Kalau nggak, berdasarkan kemampuan militerku, bagaimana mungkin akan kalah dari penipu yang hanya bisa menulis puisi jelek seperti Wira?"Molika menatap Levon yang keras kepala itu seraya menggeleng! Meri tak kuasa berkata, "Kak Levon, dia bukan penipu. Dia adalah penasihat militer yang menumpaskan bangsa Agrel. Sebagian besar dari kemenangan di medan perang wilayah utara adalah berkatnya.""Bahkan, Panglima Yudha pun harus mendengarkan perintahnya. Nggak heran kalau kamu bisa kalah darinya, jadi jangan nggak terima lagi!" jelas Meri."Apa?" Mata Levon membelalak dengan tidak percaya. Meri segera menceritakan kronologi perang di Kota Pusat Pemerintahan Jagabu secara si

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 483

    Mata Meri tampak berbinar-binar seraya berkata, "Jadi, maksudmu dia juga berencana untuk memberontak?" Putu tersenyum santai sambil mengangguk.Meri pun mengernyit sembari berkata, "Tapi, tadi dia terus memperingatkan kita untuk nggak memberontak!"Putu menjawab, "Itu bukan peringatan, melainkan sindiran!" Dia melanjutkan dengan penuh percaya diri, "Orang yang berpendidikan nggak akan langsung mengatakan apa yang mereka inginkan. Maksud mereka selalu disembunyikan dalam kata-kata. Hanya dengan memahami menggunakan hati, kita baru bisa menebaknya!""Benar!" Meri setuju dengan perkataan Putu. Dia berulang kali menganggukkan kepala seraya menimpali, "Dia memang nggak pernah berbicara secara langsung dalam setiap tindakannya!"Putu terkekeh-kekeh sembari berkata, "Tuan Wahyudi meminta agar kita nggak memberontak, terutama karena momen yang tepat belum tiba. Tapi, dia juga memberi tahu tentang begitu banyak rahasia pemberontakan. Kalau memang nggak punya niat untuk memberontak, kenapa dia a

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 484

    Sembari memeluk wanita cantik dan diajukan keinginan yang tak masuk akal seperti itu, hati Wira pun luluh ketika melihat wajah Dian yang malang. Namun, dia masih menoleh dengan susah payah sambil berkata, "Kamu sudah mengalami tekanan yang terlalu besar. Istirahatlah sebentar, kita bisa bicarakan lagi saat kamu sudah tenang.""Tuan, apakah kamu keberatan denganku? Apa kamu merasa jijik karena aku adalah seorang wanita yang sudah menikah tiga kali?" tanya Dian.Penolakan langsung ini membuat sosok ramping Dian gemetar. Air matanya mengalir tak terkendali sehingga wajahnya yang cantik pun mulai dibasahi air mata. Dian berkata dengan gemetar, "Aku, aku ... ahh!"Usai mendengar perkataan Dian, Wira sudah tidak bisa menahan diri lagi. Dia sontak menundukkan kepala dan menciumnya. Dia sama sekali tidak merasa jijik terhadap Dian. Sebaliknya, dia malah makin suka pada wanita itu setelah memahami kepribadian dan pengalaman hidupnya.Namun, Wira merasa bahwa dia perlu mendiskusikan masalah ini

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 485

    Putu menangkupkan tangan dengan antusias. Jamal, Molika, Ucup, Jupiter, dan Blackie juga terlihat bersemangat.Jalanan di malam hari lebih berbahaya adalah perumpamaan untuk pemberontakan tidak mudah dilakukan, sementara instruksi untuk berhati-hati adalah pesan dari Wira agar mereka bertindak dengan lebih hati-hati.Selama berhasil melewati jalan malam ini dan matahari terbit di pagi hari, nasib para perampok itu akan berubah sepenuhnya. Ini adalah cara Wira memberikan semangat kepada mereka.Wira melambaikan tangannya. Dia hanya asal berbicara, lantas apakah itu mengingatkan mereka akan sesuatu? Mengapa sekelompok orang ini terlihat sangat aneh?Keenam perampok itu berbalik dan pergi, tetapi Meri tetap tinggal di sana. Hal ini membuat Jupiter dan Blackie juga menoleh. Namun, mereka malah diseret pergi oleh Putu. Wira menatap Meri yang sepertinya ingin menyampaikan sesuatu seraya bertanya, "Ada apa?"Meri akhirnya berbicara sambil menggertakkan gigi, "Aku mendengar dari Lestari bahwa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 486

    Wira tersenyum kecil, lalu mengubah topik pembicaraan dengan berkata, "Kalau rambut kita tertutupi salju, rasanya seolah-olah kita menua bersama!"Mata indah Dian bersinar cerah. Sambil bersandar ke pelukan Wira, dia berkata, "Kalau begitu, temani aku menikmati salju sebentar, Tuan!"Wira meraih tangan mungil Dian seraya berkata, "Kalau melihat salju bersama bisa dianggap menua bersama, mana ada orang yang bersedih karena cinta di dunia ini!"Dian memejamkan mata dan bulu matanya yang lentik bergetar. "Dengan kata-kata Tuan tadi, biarpun aku mati, aku tetap merasa hidup ini berharga!" ujar Dian.Salju tebal turun menutupi seluruh Kabupaten Uswal, membuat dunia menjadi terlihat putih seluruhnya. Sepasang pria dan wanita yang dibalut jubah berdiri di tengah salju tebal, seakan-akan berubah manusia salju. Saat rambut hitam mereka tertutup salju putih, hati mereka terasa semanis madu....."Kak, kenapa kamu menarikku pergi? Aku belum selesai bicara!" gerutu Meri. Sekelompok orang ini meni

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3200

    Mendengar kata dari selatan ke utara, Zaki dan Joko langsung tertegun dan kembali melihat peta di depan mereka.Setelah mengamati petanya dari sudut pandang berbeda, Zaki langsung terkejut sampai keringat dinginnya mengalir dan berkata dengan pelan, "Aku mengerti sekarang. Kalau tebakanku benar, mereka akan memblokir kita sepenuhnya di wilayah utara kalau mereka berhasil merebut Gunung Linang ini. Dengan begitu, seluruh wilayah dari Gunung Linang ke selatan akan dikuasai Wira."Mendengar perkataan itu, Darsa tersenyum.Setelah mendengar analisis Zaki, Joko yang berdiri di samping juga akhirnya mengerti situasinya dan berkata, "Ternyata begitu. Kalau begitu, selama pasukan Wira belum berhasil merebut Pulau Hulu dan bergerak ke Gunung Linang, mereka akan terus menyerang kita, 'kan?"Mendengar perkataan itu, semua orang tersenyum.Sementara itu, Darsa menganggukkan kepala dan berkata, "Benar. Sekarang mereka sudah menggunakan rencana saluran air dan kavaleri untuk menyerang kita pun masih

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3199

    Zaki menambahkan, "Benar. Tuan, setelah memenangkan pertempuran ini, Wira pasti akan langsung pergi. Dia mana mungkin melancarkan serangan kedua."Mendengarkan perkataan keduanya, Darsa tersenyum dan berkata, "Aku tentu saja sangat yakin. Apa kalian tahu kenapa Wira bisa menyerang kita?"Kedua orang itu langsung tertegun sejenak karena sebelumnya mereka memang tidak memikirkan alasan di balik serangan itu.Zaki langsung tercengang sejenak, lalu berkata, "Tuan, bukankah mereka menyerang karena ingin merebut Pulau Hulu ini? Apa mereka punya tujuan lain?"Mendengar pertanyaan itu, Darsa tersenyum. Namun, dia tidak langsung menjawab, melainkan menatap Joko dan berkata sambil tersenyum, "Menurut kalian?"Joko juga tertegun karena dia tidak menyangka Darsa akan melemparkan pertanyaan ini padanya. Setelah berpikir sejenak, dia baru menjawab, "Menurutku, Wira memang ingin merebut Pulau Hulu ini. Tapi, apa mereka ada rencana di balik ini, aku masih belum terpikirkan."Semua orang juga langsung

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3198

    Mendengar Darsa memuji dan bahkan memberikan penilaian yang sangat tinggi terhadap orang yang bernama Adjie ini, Zaki mengernyitkan alis dan berkata, "Tuan, kenapa kamu malah memuji musuh kita? Menurutku, nggak peduli siapa pun dia, tombakku ini pasti akan membunuhnya."Semua orang sudah terbiasa dengan temperamen Zaki yang buruk, sehingga kebanyakan dari mereka hanya tersenyum.Beberapa saat kemudian, Joko yang berdiri di samping pun tersenyum dan berkata, "Orang ini memang pandai menyusun strategi. Kalau tebakanku nggak salah, rencana membuka saluran air ini pasti ide dari Adjie, 'kan?"Joko menatap Guntur yang sedang berlutut saat mengatakan itu, jelas sedang bertanya pada Guntur.Setelah tertegun sejenak, Guntur baru berkata, "Benar, dia juga yang mengatur strategi penyerangan kami tadi. Tapi, kami benar-benar nggak menyangka dia bisa begitu keterlaluan sampai menjadikan orang-orang dari Desa Riwut sebagai umpan."Zaki mendengus, lalu langsung menendang Guntur dan berteriak dengan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3197

    Mendengar perkataan Darsa, semua orang menganggukkan kepala. Menurut mereka, apa yang dikatakan Darsa memang masuk akal.Pada saat itu, pintu tenda tiba-tiba terbuka dan Joko berjalan masuk. Setelah memberi salam pada Zaki, dia menatap Darsa dan berkata, "Aku sudah menangani semua perintah Tuan Darsa, sekarang tinggal menunggu laporan dari mata-mata. Kami sudah mengerahkan banyak mata-mata. Kalau ada informasi, mereka pasti akan segera melaporkannya."Mendengar laporan itu, Darsa merasa sangat puas. Dia menatap semua orang dan berkata, "Baiklah. Karena semuanya sudah diatur, sekarang kita akan menyusun rencana perang. Bisa dipastikan para perampok di Desa Riwut sudah bergabung dengan pasukan Wira. Apa kita berhasil menangkap salah satu dari mereka?"Tepat pada saat itu, salah seorang wakil jenderal yang bertugas untuk membersihkan medan perang memberi hormat dan berkata, "Tuan, sebelumnya kami memang berhasil menangkap satu tahanan. Orang ini tadinya berpura-pura mati, tapi untungnya p

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3196

    Mendengar perkataan itu, Darsa menganggukkan kepala. Melihat Joko hendak pergi, dia baru teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Oh ya. Setelah selesai mengatur semuanya, datang lagi ke sini. Aku harus merencanakan beberapa hal lagi untuk langkah selanjutnya.""Baik!" jawab Joko.Setelah Joko pergi, Darsa mengernyitkan alis. Pada saat itu, dia melihat Zaki masuk dari luar. Dia langsung tertegun sejenak saat melihat Zaki, lalu bertanya, "Bagaimana? Pikiranmu sudah jernih?"Mendengar pertanyaan Darsa, Zaki menganggukkan kepala dan langsung berkata sambil memberi hormat, "Tuan Darsa, maaf, sebelumnya aku memang terlalu gegabah. Tapi, kali ini ada begitu banyak saudara kita yang tewas, aku benar-benar merasa nggak rela."Darsa tersenyum, lalu berkata, "Hehe. Ini bukan masalah, kita akan membalasnya lain kali. Kali ini mereka memang menang, tapi menang dan kalah adalah hal yang biasa dalam dunia peperangan. Kalau kamu putus asa dan hanya memikirkan soal balas dendam karena kekalahan k

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3195

    Setelah pasukan utara kembali ke kemah, Darsa tidak bisa menahan amarahnya saat melihat ekspresi Zaki dan berkat, "Zaki, sebagai jenderal garis depan, kenapa kamu begitu gegabah? Musuh pasti sudah menyiapkan jebakan di depan makanya mereka mundur, tapi kamu malah masih ingin membawa pasukan untuk mengejar mereka."Mendengar perkataan itu, wajah Zaki langsung memerah. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata, "Kali ini memang aku yang salah perhitungan. Tapi, musuh kita benar-benar licik. Kalau kita terus membiarkan mereka begitu, kita akan terus dipermainkan mereka."Ekspresi Darsa langsung terlihat kecewa dan berkata dengan marah, "Tipu muslihat adalah hal yang biasa dalam perang dan ini sudah menjadi aturan sejak dulu. Apa yang kamu pikirkan? Aku beri tahu kamu, aku akan melupakan kesalahanmu kali ini kalau kamu bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik."Darsa mendengus, lalu menoleh pada Joko dan berkata dengan pelan, "Bawa orang-orangmu untuk menghitung jumlah korban dan pasukan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3194

    Pengirim pesan itu segera memberi hormat, lalu langsung berjalan keluar.Setelah pengirim pesan itu pergi, Darsa baru menghela napas. Saat ini, semuanya sudah direncanakan, tetapi tergantung pada takdir apakah ini akan berhasil atau tidak. Jika 10 ribu pasukan ini masih tidak bisa membawa kembali Joko dan Zaki, situasinya akan makin merepotkan.Saat itu, Wira yang berada di medan perang tiba-tiba menoleh dan melihat musuh sudah mengerahkan tambahan 10 ribu pasukan pun terkejut karena hal ini di luar perkiraannya. Dia tidak menyangka musuh masih memiliki pasukan sebanyak ini dan sebelumnya mereka juga sudah menunjukkan kekuatan yang luar biasa. Mengapa mereka tidak langsung mengerahkan seluruh pasukan?Sebelumnya, Wira dan pasukannya sudah berhasil menghancurkan semangat bertarung pasukan utara. Namun, begitu melihat musuh mendapat pasukan tambahan lagi sekarang, mereka langsung terkejut. Mereka tidak menduga musuh mereka ternyata begitu hebat.Tepat pada saat itu, salah seorang yang te

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3193

    Begitu kedua belah pihak bertabrakan, suara benturannya langsung bergema dan kekuatan yang dahsyat membuat keduanya terlempar dari kuda mereka.Joko bisa begitu dipercaya Darsa karena ternyata kekuatannya memang luar biasa. Dia mendengus, dan segera memutar tubuhnya sambil mengayunkan senjatanya, lalu mendarat di tanah. Serangannya seharusnya sudah sangat cepat, tetapi dia tidak menyangka Arhan malah lebih cepat. Saat kakinya menyentuh tanah, Arhan sudah kembali menyerangnya.Keduanya bertarung dengan sangat sengit, membuat suasana medan perang menjadi makin kacau.Namun, pertarungan antara kedua orang itu malah membuat pasukan utara makin terdesak. Menurut mereka, kekuatan musuh mereka ini benar-benar luar biasa. Bahkan ada salah seorang prajurit yang berkata, "Kenapa pasukan musuh begitu kuat? Ini benar-benar merepotkan."Banyak prajurit lainnya yang menganggukkan kepala juga. Menurut mereka, kemampuan pasukan musuh kali ini benar-benar sangat hebat dan di luar perkiraan mereka. Bahk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3192

    Hayam menganggukkan kepala setelah mendengar Adjie berkata seperti itu, lalu segera berbalik dan memimpin pasukannya mendekati Wira.Saat melihat Agha juga memimpin pasukan untuk datang mengepung, Darsa yang berada di dalam tenda langsung terkejut. Dia selalu mengira bala bantuan dari pihak musuh hanya pasukan kavaleri yang bersembunyi di kegelapan, tetapi ternyata masih ada begitu banyak infanteri.Ekspresi Darsa langsung menjadi muram saat teringat dengan banjir yang tiba-tiba terjadi sebelumnya. Setelah tertegun sesaat, dia akhirnya menyadari semua itu adalah bagian dari jebakan yang sudah direncanakan musuh. Dia langsung berteriak dengan lantang, "Joko, bantu Zaki untuk mundur, sekarang bukan saatnya untuk menyerang."Ekspresi Joko berubah, lalu menganggukkan kepala dan berkata, "Baik, kita akan segera menerobos keluar."Namun, saat melihat pasukan musuh, seseorang yang berada di samping Joko berkata, "Sialan. Kita benar-benar nggak menyangka hal ini, tapi kekuatan mereka memang lu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status