Share

Bab 429

Penulis: Arif
"Tommy, ​​​​setelah bertahun-tahun nggak ketemu, keterampilan seni bela dirimu sudah meningkat!" puji Levon sambil tersenyum. Dia lalu mengganti topik pembicaraan dengan berkata, "Nona Dian yang memintamu datang, ya?"

Tommy langsung bicara ke intinya, "Iya! Nona Dian bilang, dia nggak bisa mengantarkan gandum sampai ke Kabupaten Hiloka. Gandum cuma bisa diantar ke desa dekat Kabupaten Hiloka. Kamu harus mengambilnya sendiri dan nggak boleh menyakiti siapa pun!"

Levon mengerutkan alis dan berkata, "Apa benar Nona Dian yang bilang begitu?"

Lantaran meminta Levon mengambil gandum sendiri, Dian pasti sudah tahu identitas Levon. Selain untuk meminjam makanan pada Dian, Levon memiliki tujuan lain dengan mendatangi Dian. Dia ingin mengikat hubungan mereka berdua. Namun, jika dia mendapatkan makanan dengan cara ini, rencananya tidak akan berhasil.

"Ya," jawab Tommy sambil mengangguk setelah terdiam sesaat.

Awalnya, Dian memang berencana mengirim orang Keluarga Wibowo untuk mengangkut gandum. A
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ida nur laely
Levon ini benalu, sebagai lelaki malah mengandalkan kekayaan istri. Bajingan kere tak tau diri.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 430

    Levon berkata dengan ekspresi masam, "Tommy, ​​​​sepertinya kamu sudah nggak menganggapku sebagai saudara. Sia-sia saja aku mengajarimu seni bela diri!""Kak Levon, aku sangat berterima kasih padamu karena sudah mengajariku seni bela diri. Tapi, utang budiku pada Nona Dian lebih besar!" ujar Tommy.Hati Tommy bergetar saat dia terpaksa berkata, "Kamu diselamatkan oleh Nona Dian dan dilatih menjadi pengawalnya. Aku juga dipilih dan dihidupi oleh Nona Dian selama ini. Apa pun bahaya yang mengancam keselamatan dari Nona Dian, aku akan setia melindunginya!""Kamu!" ujar Levon dengan mata berkilat dingin, dia tanpa sadar meraih gagang pedangnya."Jenderal!" Putu menghampiri mereka dan menghentikan Levon, lalu tersenyum dan berkata, "Dik, beri tahu kami lokasi lumbung sesuai dengan keinginan tuanmu. Kami akan menyuruh orang-orang kami sendiri mengangkutnya!"Setelah memberikan sebuah alamat, Tommy berbalik dan pergi. Sebelum pergi, dia berkata, "Kak Levon, Tuan Wira bilang, setelah mengambil

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 431

    Wira berdeham dan tubuhnya menegang. Dia berkata, "Apa ini caramu bicara baik-baik?"Dian menjawab sambil tersipu, "Tuan, setelah kembali dari Dusun Darmadi, aku nggak bisa bertemu denganmu setiap hari. Aku juga nggak bisa tidur malam harinya."Entah sejak kapan, Wira mulai menjadi begitu penting bagi Dian. Setiap hari, Dian akan merasa tidak tenang jika tidak bertemu Wira. Sebelum peperangan dengan bangsa Agrel dimulai, Dian pernah berniat untuk menyatakan perasaannya kepada Wira. Namun, pada saat itu dia tidak cukup berani.Sekarang, Dian tidak ingin menundanya lagi. Dia ingin mendapatkan jawaban yang pasti. Kalaupun Wira tidak menyukainya, Dian juga akan bekerja keras. Hanya saja, dia tidak akan mengharapkan hal lain dari Wira lagi.Wira tertegun, lalu menyahut, "Kamu ... kamu yakin bukan karena banyak pikiran atau tekanan besar makanya kamu nggak bisa tidur?"Wanita pada zaman ini sangat pemalu sehingga tidak berani menyatakan perasaan mereka. Jadi, apa yang dilakukan Dian sekarang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 432

    Setelah berucap, Dian berjinjit dan mencium Wira. Sementara itu, Wira membelalakkan matanya. Dia dicium oleh Dian, rasanya juga sangat lembut.Wajah cantik Dian memerah sesudah dia mencium Wira. Kemudian, dia berbalik dan hendak pergi. Hanya saja, baru berjalan beberapa langkah, Dian ditarik.Wira berujar, "Kamu nggak bilang dulu, tapi langsung cium saja. Mana boleh wanita yang cium pria dulu?" Kemudian, Wira membalas dengan ciuman intens.Wira dan Dian terus berciuman dengan mesra dan penuh gairah. Tiba-tiba, suara yang canggung terdengar. "Kak Wira, Kak Dian, apa yang kalian lakukan?"Wira dan Dian langsung berpisah. Dian yang tersipu malu benar-benar ingin bersembunyi. Dia berkata, "Josua, aku ... aku ...."Wira tersenyum seraya berucap dengan serius, "Josua, gigi kakakmu rusak karena kebanyakan makan permen. Jadi, aku mau bantu dia cabut. Ingat, jangan makan terlalu banyak permen. Gigi bisa rusak.""Kak Wira, kalau begitu, kamu lanjut bantu Kak Dian cabut gigi. Aku pergi main dulu,

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 433

    Fandi mendesah, lalu berkata, "Mereka menganggap kita perampok yang sedang mencari informasi."Fandi tinggal di gunung. Itulah sebabnya, dia tahu apa yang dipikirkan penduduk desa ketika melihat orang luar.Meri mengatupkan bibirnya. Dia juga seorang perampok, jadi tahu para penduduk desa sangat takut dengan perampok. Kemudian, mereka berdua turun dari kuda dan berjalan, lalu menemukan rumah seorang penduduk.Fandi berdiri di luar tembok halaman sembari berteriak, "Halo, kami ini pengusaha dan kami belum sempat mencari penginapan karena sudah malam. Bolehkah kami menumpang tidur di sini semalam? Kamu nggak perlu menyediakan makanan, kami hanya minta air hangat. Aku akan membayar 500 gabak."Tidak ada suara yang terdengar dari dalam rumah. Fandi berteriak lagi, tetapi tetap tidak mendapatkan balasan dari pemilik rumah.Meri dan Fandi mencari rumah lain lagi. Namun, tetap saja tidak ada penghuni yang keluar setelah mereka mencari beberapa rumah. Kemudian, mereka mendatangi sebuah rumah d

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 434

    Perampok Wolpin terus merampok persediaan makanan penduduk desa sehingga membuat para penduduk ketakutan.Meri membatin, 'Kenapa Levon nggak mengatur bawahannya? Pahlawan sejati nggak akan membiarkan bawahannya merampok rakyat miskin.' Meri dan kawanannya memang meminta uang jalan di Yispohan, tapi semua itu uang pengusaha kaya dan mereka tidak mengambil uang rakyat miskin sepeser pun.Fandi mendesah, lalu berkata, "Salman, apa kamu pernah berpikir untuk mencari jalan lain?"Salman tersenyum getir seraya menimpali, "Di sini, tempat untuk bertanam nggak banyak dan nggak ada tambang besi atau batu bara yang bernilai. Hanya ada tambang giok air yang nggak bernilai. Biasanya, aku mengumpulkan tanaman di pegunungan dan menjualnya, tapi uang yang dihasilkan sangat sedikit."Fandi bertanya sembari menyipitkan mata, "Kalau begitu, apa kamu mau menghasilkan uang?"Mata Salman berbinar-binar ketika menjawab, "Tentu saja aku mau. Kalau kamu punya cara untuk menjadi kaya, tolong ajari aku."Fandi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 435

    Fauzan dan Farid tampak sangat murka. Yang satunya memegang tombak, yang satunya lagi memegang garpu. Sementara itu, Meri mengeluarkan pedang dan hendak menyerang.Biasanya, mengumpulkan makanan hanya dilakukan sekali dalam jangka waktu tertentu. Namun, perampok Wolpin mengambilnya 2 kali. Ini sama saja dengan mendesak para penduduk desa hingga mati.Fandi melambaikan tangan dan menghentikan mereka bertiga, lalu menarik Meri untuk memanjat tembok ke bagian belakang rumah.Salman baru membuka pintu sembari tersenyum dan berkata, "Tuan-tuan sekalian, persediaan makanan di rumah kami memang tinggal sedikit. Kalau nggak percaya, silakan periksa.""Minggir, biar aku lihat sendiri!" bentak kepala perampok. Dia memakai baju zirah dan 2 orang di sampingnya memegang obor. Kelompok yang beranggotakan 8 orang membawa pedang."Wah, kalian memelihara seekor keledai dan 2 ekor kuda. Ternyata kalian cukup kaya!" seru pemimpin perampok saat melihat kandang kuda yang diterangi obor. Kemudian, dia melam

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 436

    Perampok gunung Wolpin menyerbu dari segala arah! Saat tengkurap di tanah untuk mendengar suara, raut wajah Fandi sontak berubah. Awalnya, dia ingin segera pergi, tetapi ketika melihat keluarga Salman yang terkejut, Fandi tak punya pilihan selain mengangkat mayat-mayat itu dan melemparkannya keluar dari halaman satu per satu!Meri mengernyit seraya bertanya, "Paman Fandi, perampok Wolpin sudah mau datang. Apa yang kamu lakukan?""Orang-orang ini mati di halaman. Kalau perampok Wolpin murka, mereka akan membunuh seluruh keluarga ini!" jawab Fandi. Dia melanjutkan dengan ekspresi serius, "Kembalilah dan beri tahu alamat tambangnya kepada Tuan Wahyudi. Aku akan tinggal di sini untuk mengadang mereka!"Meri mengernyit sembari berkata, "Paman Fandi, kita datang bersama, jadi tentu harus pergi bersama!" Sebagai perampok gunung, yang terpenting adalah setia dan tidak meninggalkan sesama rekan!"Kita mungkin bisa melarikan diri, tapi bagaimana dengan keluarga ini?" tanya Fandi seraya menunjuk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 437

    Wanita ini sudah terlalu cantik, bahkan jauh lebih cantik daripada para nona muda dan istri pejabat!"Paman Fandi adalah veteran Pasukan Zirah Hitam!" seru Meri. Dia mengeluarkan zirah hitam dan meletakkannya di tubuh Fandi. Wajahnya berseri-seri saat berkata, "Dia dulunya bertempur dengan Panglima Dirga untuk menghadapi musuh Kerajaan Nuala dari berbagai penjuru dunia.""Baru-baru ini, dia juga berpartisipasi dalam pertempuran besar melawan bangsa Agrel di Kota Pusat Pemerintahan Jagabu. Tanpa pengorbanannya, Kabupaten Hiloka juga akan dikuasai oleh para bangsa Agrel. Bagaimana mungkin kalian masih bisa merampok di sini?" tanya Meri."Veteran Pasukan Zirah Hitam!" Begitu sekelompok perampok itu melihat zirah hitam tersebut, mereka pun memandang Fandi dengan terkesima dan kagum! Mereka yang pernah mendengar tentang Pasukan Zirah Hitam, pasti tahu betapa hebatnya pasukan ini!Blackie melompat dari kuda, lalu bergegas ke hadapan Fandi. Dia memegang zirah hitam itu sambil mengernyit dan

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2974

    "Ketika saat itu tiba, bukannya yang paling menderita adalah orang-orang di Lembah Duka? Karena kamu ada di sini dan pernah berinteraksi dengan Jaran, mari kita diskusi dulu. Mungkin kamu punya cara untuk membantuku mengatasi masalah ini."Bisa dilihat bahwa Arie sama sekali tidak berbohong. Dia benar-benar mencemaskan Lembah Duka. Jika tidak, dia tidak akan bersusah payah seperti ini.Bagaimanapun, putranya ada di sini. Jika orang-orang di atas sana mengambil tindakan untuk membalas dendam, bukan hanya orang-orang di Lembah Duka yang akan mati, tetapi juga satu-satunya putranya ...."Sebenarnya masalah ini sederhana saja. Asalkan kamu meminjamku beberapa orangmu dan aku membawa mereka keluar, mereka seharusnya punya cara untuk melawan Jaran, 'kan? Setelah semua beres, kalian juga nggak perlu cemas lagi. Gimana?"Untuk melawan Jaran yang melarikan diri dari Lembah Duka, mereka hanya bisa menggunakan orang-orang di dalam untuk menurunkan risiko yang ada. Bagaimanapun, mereka sama-sama m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2973

    Begitu membahas topik ini, ekspresi Fikri langsung berubah. Langkah kakinya sontak terhenti, lalu dia menoleh menatap Wira."Sepertinya kamu sudah pernah bertemu dengannya?"Pada saat yang sama, seorang pria menghampiri dengan diikuti beberapa orang berjubah hitam.Sosok pria itu memancarkan tekanan yang kuat, membuat suasana menjadi mencekam. Pria itu tidak lain adalah pemimpin Lembah Duka, Arie."Ayah!" Fikri segera maju dan memberi hormat.Di Lembah Duka, sistem hierarki sangat ketat. Meskipun hubungan mereka adalah ayah dan anak, mereka tetap harus menunjukkan rasa hormat yang sesuai.Orang-orang di sekitar segera mengesampingkan pekerjaan mereka dan menghampiri untuk memberi hormat.Sementara itu, Wira tersenyum sopan. "Salam, Ketua. Maaf karena aku datang tanpa izin dan mengganggumu.""Tapi, aku datang demi kesejahteraan rakyat. Bagaimanapun, orang yang meninggalkan Lembah Duka tanpa izin bukan orang yang mudah dihadapi."Saat teringat pada metode Panji, Wira masih bisa merasa ce

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2972

    Wira mengangguk dengan perlahan, merasa perkataan Fikri cukup masuk akal. Hal ini menunjukkan bahwa yang ada di luar sana hanyalah desas-desus.Fikri melanjutkan, "Mungkin karena kabut beracun di sekitar Lembah Duka, orang-orang pun merasa tempat ini menakutkan. Tapi, semua itu adalah langkah yang terpaksa kami ambil.""Oh? Kenapa begitu?" Wira mengangkat alisnya sambil bertanya.Fikri menjelaskan, "Saat leluhur kami pertama kali datang ke sini, mereka menjalin aliansi dengan wilayah barat. Kami cuma mencari tempat untuk berlindung dan berjanji nggak akan mengganggu kehidupan orang lain.""Selain itu, di Lembah Duka, kami mempelajari ilmu sihir. Jika kami sembarangan muncul, takutnya orang-orang akan merasa terancam, bahkan orang-orang yang berkuasa juga akan merasa takut.""Makanya, kami membuat keputusan untuk tinggal selamanya di Lembah Duka. Mengenai desas-desus yang beredar, mungkin ada yang sengaja menyebarkannya."Ternyata begitu, kini Wira telah mengetahui situasi sebenarnya di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2971

    "Baiklah, aku sangat menghargai keberanianmu ini." Pria itu tersenyum, lalu memberi isyarat tangan mempersilakan. "Aku akan pimpin jalan. Kalau kalian percaya padaku, silakan ikut aku.""Ayo." Wira melambaikan tangan ke orang-orang di belakang, memberi isyarat agar mereka mengikuti.Segera, mereka semua berangkat. Sepanjang perjalanan, tidak ada yang berbicara. Wira dan yang lainnya terus mengikuti langkah kaki pria itu.Setelah berjalan sekitar satu jam, mereka akhirnya tiba di pedalaman hutan. Di sekeliling terdapat bangunan besar yang berdiri kokoh. Meskipun luas, bangunan itu tampak sederhana.Di bawah pimpinan pria itu, mereka segera memasuki Lembah Duka. Di dalam sini seperti dunia yang berbeda. Tampak buah-buahan dan sayuran yang tumbuh dengan subur. Selain itu, terdapat juga banyak ternak yang dipelihara dengan baik.Pantas saja, orang-orang di Lemah Duka tidak pernah keluar dan hidup dengan tenang di sini. Mereka bisa memenuhi segala kebutuhan sendiri tanpa harus bergantung pa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2970

    "Kalau begitu, kita bakar saja semuanya. Kalau nggak bisa dibawa pulang, kita bawa saja abu mereka. Ini satu-satunya cara yang bisa kita lakukan untuk sekarang," sahut Wira.Mereka tewas di hutan ini dengan tubuh yang telah dimakan oleh ular, serangga, tikus, dan semut. Hanya dengan menyentuh mayat-mayat ini, Wira dan lainnya bisa berisiko keracunan. Jadi, mereka harus sangat berhati-hati.Membakar mayat-mayat ini adalah satu-satunya pilihan yang bisa dilakukan saat ini.Beberapa orang itu mengangguk. Saat Agha dan Dwija mencari kayu bakar, Wendi mengeluarkan sebotol bubuk dari dalam sakunya."Kalian nggak perlu cari kayu bakar. Aku bisa langsung membakar mayat-mayat ini. Setelah aku taburkan bubuk putih ini, tubuh mereka akan terbakar dengan sendirinya. Setelah itu, kita cuma perlu kumpulkan abu mereka."Setelah mendapat izin dari Wira, Wendi menaburkan bubuk itu. Tidak lama kemudian, mayat-mayat itu terbakar dengan api yang menyala hebat.Meskipun api begitu besar, tidak ada pohon-po

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2969

    Ketika Wira dan lainnya memasuki hutan, orang-orang dari Lembah Duka juga sudah mendapatkan berita tentang kedatangan mereka.Pada saat itu, beberapa orang dari Lembah Duka telah memasuki hutan dan mendekati kelompok Wira.Selama bertahun-tahun, tidak ada yang berani memasuki daerah ini. Bukan hanya karena kabut beracun yang ada, tetapi lebih karena hutan ini adalah wilayah Lembah Duka.Bagi orang-orang di wilayah barat, mereka tahu bahwa orang-orang dari Lembah Duka tidak bisa diusik. Jika bertindak sembarangan, mereka mungkin akan berakhir dengan sangat buruk, bahkan kehilangan nyawa. Makanya, tidak ada yang berani mengambil risiko.Seiring berjalannya waktu, melalui rumor yang terus beredar, nama Lembah Duka pun semakin menakutkan. Bahkan, desa-desa di sekitar wilayah mereka berangsur menghilang.Makanya, kedatangan Wira dan lainnya kali ini membuat Lembah Duka agak bingung. Mereka pun mengirim orang untuk memeriksa situasi di dalam hutan.Saat ini, Wira dan lainnya terus bergerak.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2968

    Agha tahu betul apa saja yang terdapat di dalam hutan. Makanya, dia merasa heran. Bagaimana bisa ular, serangga, tikus, dan semut menjadi sesuatu yang menakutkan?Sebelum Wendi sempat berbicara, Wira segera menjelaskan, "Kalau tebakanku nggak salah, ular, serangga, tikus, dan semut di dalam pasti menghirup kabut beracun itu. Makanya, mereka semua menjadi aneh dan beracun.""Kalau digigit oleh makhluk-makhluk itu, akibatnya bisa lebih merepotkan daripada dikejar oleh serigala atau harimau. Sepertinya serigala dan harimau meninggalkan tempat ini karena kabut beracun itu, 'kan? Apa aku benar?"Usai berbicara, Wira menatap Wendi. Wendi mengangguk. "Semua yang Tuan Wira katakan benar, memang seperti itu. Jadi, kalau mau masuk, kita harus sangat berhati-hati.""Aku membawa cukup banyak obat-obatan, jadi bisa melindungi kita semua untuk sementara. Tapi, tetap saja aku nggak bisa menjamin keselamatan kalian 100%."Tidak ada yang tahu apakah akan ada bahaya lain yang muncul di dalam sana. Tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2967

    Saat ini, Wira dan lainnya sedang dalam perjalanan menuju Lembah Duka.Seiring dengan langit yang semakin terang, Wira dan lainnya akhirnya sampai di depan hutan itu.Seperti yang dikatakan oleh Fahri, di depan mereka ada sebuah hutan besar yang tidak terlihat ujungnya. Meskipun sudah pagi, hutan itu tetap memberi nuansa gelap yang agak menakutkan.Meskipun tidak sepenuhnya gelap, jarak pandangnya sangat rendah. Yang paling aneh adalah ... tampaknya ada kabut putih di dalam sana.Hal ini cukup membingungkan. Wira menatap situasi di depan, lalu menatap Wendi di samping. "Sepertinya kami membutuhkan bantuanmu selanjutnya. Kabut di dalam sana sepertinya nggak biasa, 'kan?"Wira sudah berkelana selama bertahun-tahun. Banyak hal yang sudah dilihatnya. Begitu melihat kabut putih itu, dia bisa langsung menebak ada sesuatu yang aneh di dalamnya.Jika mereka masuk dengan ceroboh, mungkin saja mereka akan berakhir dengan nasib yang lebih buruk dari kematian ....Wendi mengangguk perlahan, lalu m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2966

    "Apa mereka benar-benar akan mencari masalah denganmu cuma karena perkataan sepihak dari Wira?" tanya Caraka dengan bingung."Sebenarnya, aku memang menyembunyikan banyak hal tentang identitasku dari kalian. Aku memang berasal dari wilayah barat dan juga orang Lembah Duka.""Sayangnya, ada aturan di Lembah Duka yang melarang orang-orang di dalam untuk keluar. Mereka hanya bisa tinggal di dalam lembah.""Ini merupakan pembatasan yang ditentukan oleh penguasa wilayah barat dengan Lembah Duka sejak bertahun-tahun yang lalu. Selama bertahun-tahun, nggak ada yang berani mematahkan kesepakatan ini.""Ini bukan karena orang-orang di dalam sana nggak mendambakan dunia luar, tapi karena ketua lembah saat ini sangat kolot. Jadi, nggak ada yang berani mengganggunya.""Kalau sampai seseorang membuatnya marah, hasilnya akan jauh lebih buruk dari kematian. Aku bahkan harus mengerahkan seluruh kekuatan untuk keluar dari Lembah Duka. Untungnya, aku bisa sampai di sini.""Tapi, kalau mereka tahu ke man

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status