Melihat para prajurit yang sedang memindahkan logistik, Joko dan Zaki segera bertanya, "Masih ada berapa banyak logistik yang belum dipindahkan?"Seorang perwira pembawa bendera mendekat. Setelah melihat Joko, dia memberi hormat dan berkata, "Jenderal, saat ini masih ada sisa dua gerobak logistik. Kalau dilihat dari kecepatan kita, mungkin butuh waktu sekitar sepuluh menit lagi sudah selesai."Mendengar jawaban itu, Joko langsung menganggukkan kepala dengan puas. Setelah terdiam sejenak, dia menatap Zaki yang berdiri di sampingnya berkata dengan pelan, "Ada kabar dari para mata-mata?"Zaki menggelengkan kepala dan berkata, "Nggak ada kabar sama sekali dari mata-mata, mungkin mereka belum menemukan apa-apa. Kalau ada informasi, mereka pasti akan langsung melapor."Mendengar jawaban itu, Joko juga tidak berpikir terlalu banyak lagi karena dia merasa memang belum ada hal yang mencurigakan juga.Tepat pada saat itu, Adjie dan rombongan yang sedang bergegas menuju ke saluran air juga sudah
Joko langsung menatap perwira pembawa bendera dan berkata, "Kamu bawa sepuluh orang untuk berjaga di sini. Jaga baik-baik logistiknya, jangan sampai terjadi masalah. Kalau sampai jatuh ke dalam air, aku akan menghukum kalian."Perwira pembawa bendera itu pun menganggukkan kepala. Setelah memberi hormat, dia langsung memimpin pasukannya pergi.Melihat sisa pasukan di sana, Joko kembali berteriak, "Semuanya kembali ke gudang logistik dan bersembunyi di sana. Kalau ada pasukan musuh datang, pastikan untuk menangkap mereka semua."Semua orang langsung mengiakan setelah mendengar perkataan itu, lalu segera berpencar dan meninggalkan tempat itu.Tidak lama setelah Joko dan yang lainnya pergi, mata-mata Hayam yang bersembunyi di tempat sejauh setengah mil dari saluran air pun diam-diam mundur. Setelah bertemu dengan Adjie dan Hayam yang sedang perlahan-lahan maju dari belakang, mereka memberi hormat dan berkata, "Jenderal Adjie, Jenderal Hayam, seperti perkiraan kalian, pasukan musuh memang s
Mendengar pertanyaan itu, Adjie langsung tersenyum dan berkata, "Hehe. Strategi ini sebenarnya nggak sulit. Kita harus memastikan musuh melihat orang-orangan sawah yang kita buat dulu, mereka pasti akan mengira itu manusia sungguhan. Kalau dilihat dari kebiasaan musuh, mereka pasti akan menembak orang-orangan itu dengan panah, 'kan?"Adjie tidak melanjutkan kalimat selanjutnya, tetapi Hayam langsung mengerti maksudnya. Dia menatap Adjie dan berkata dengan penuh semangat, "Aku akhirnya mengerti setelah mendengar penjelasanmu. Dengan begitu, musuh pasti akan menembak semua panah itu ke orang-orang sawah itu. Panah kita juga akan makin banyak."Setelah mengatakan itu, Hayam merasa sangat gembira dan menatap Adjie dengan tatapan kagum. Strategi seperti ini memang bukan hal yang bisa dipikirkan oleh sembarangan orang.Adjie tersenyum, lalu berdiri dan berkata pada para mata-mata, "Kita harus bergerak dengan cepat, kalian segera menyebar. Kalau ada pergerakan dari musuh, harus langsung lapor
Setelah berpikir sejenak, Joko yang masih berdiri di tempat semula pun mengernyitkan alis dan berkata, "Aku khawatir ini adalah strategi mengalihkan perhatian dari musuh. Jenderal Zaki, kamu bawa pasukanmu ke saluran air dulu, aku akan berjaga di sini sambil mengirim kabar ke Tuan."Setelah mendengar rencana Joko, Zaki menganggukkan kepala dan langsung berjalan keluar. Setelah berjalan beberapa saat dan melihat bayangan samar-samar orang di sekitar saluran air, ekspresinya langsung terlihat gembira dan segera memimpin pasukannya maju.Namun, saat jaraknya tinggal beberapa langkah lagi dari saluran air, Zaki mengernyitkan alis dan berkata dengan pelan, "Orang-orang ini terlalu berani, sampai sekarang pun masih belum pergi juga. Apa mereka ingin memindahkan logistiknya?"Wakil jenderal yang berdiri di samping Zaki pun mengernyitkan alis dan berkata dengan pelan, "Jenderal, apa yang harus kita lakukan sekarang?"Saat ini, Adjie dan yang lainnya sedang menunggu musuh mereka. Setelah tahu l
Mendengar perkataan itu, Zaki langsung menganggukkan kepala dengan penuh semangat dan berkata dengan nada muram, "Dengarkan perintahku, serang!"Berhubung mereka sedang berada di dekat saluran air, Zaki dan yang lainnya tidak menunggang kuda. Oleh karena itu, para pasukan utara pun menyerbu dengan berjalan kaki.Namun, tepat pada saat itu, panah tiba-tiba menghujani arah Zaki dan yang lainnya. Melihat pemandangan itu, ekspresinya langsung berubah drastis. Dalam sekejap, sebagian besar pasukan di sekitarnya sudah mati atau terluka parah. Jika bukan karena dia memiliki reaksi yang cepat, mungkin dia sendiri juga sudah celaka."Sialan, kita sudah terperangkap. Mundur!" teriak Zaki dengan ekspresi yang berubah, lalu berbalik dan hendak melarikan diri. Namun, pada saat itu tiba-tiba terdengar teriakan dengan lantang dari atas bukit. Saat menoleh, dia melihat pemandangan yang sangat mengerikan.Melihat sekelompok pasukan musuh yang menunggang kuda dan menyerbu ke bawah bukit, Zaki langsung t
Mendengar teriakan penuh amarah itu, Adjie dan Hayam yang sedang menyerbu dari kejauhan langsung merasa gembira. Mereka benar-benar tidak menyangka rencana mereka kali ini akan berhasil. Mereka langsung memimpin sisa pasukan untuk menerjang ke depan.Melihat pemandangan itu dari kejauhan, semua pasukan langsung berteriak dengan penuh semangat, "Aku benar-benar nggak menyangka kita akan bertemu dengan pasukan musuh di saat seperti ini. Cepat habisi mereka semua."Setelah Zaki tewas, sisa pasukannya seolah-olah kehilangan arah. Dalam sekejap, hampir semua dari mereka berhasil dihancurkan.Melihat pemandangan itu, Adjie merasa sangat bersemangat. Saat melihat pasukan musuh sudah dihabisi, dia perlahan-lahan berkata, "Aku benar-benar nggak menyangka orang-orang ini ternyata begitu mudah dihabisi."Mendengar perkataan itu, semua orang merasa sangat gembira.Tepat pada saat itu, Hayam maju dan berkata, "Bagaimana kalau sekarang kita langsung menyerbu ke bawah?"Adjie menganggukkan kepala dan
Tepat pada saat itu, Darsa dan Joko tiba-tiba mendengar teriakan pertempuran dari luar. Mereka langsung saling memandang dengan tatapan yang panik, lalu segera berlari keluar. Begitu sampai di luar, mereka melihat banyak orang di kejauhan sudah berkerumun.Melihat situasi itu, Joko langsung mengernyitkan alis dan bertanya pada mata-matanya, "Apa yang sedang terjadi?"Mata-mata yang menyaksikan pemandangan itu sejak tadi langsung menjawab, "Jenderal, pasukan musuh sedang menyerang."Joko tertegun sejenak saat mendengar jawaban itu, lalu segera menatap Darsa yang juga terlihat sangat terkejut. Mereka benar-benar tidak menyangka pasukan musuh sudah menyerang sampai ke sini. Namun, begitu melihat pemandangan itu, hal pertama yang terlintas di benak mereka adalah mengapa Zaki tidak berada di sini saat terjadi situasi genting seperti ini.Setelah berpikir sejenak, Joko mengernyitkan alis dan berkata, "Apa yang sebenarnya telah terjadi? Kenapa bisa terjadi hal seperti ini?"Melihat situasi it
Sementara itu, di pihak Wira dan yang lainnya. Situasi di luar tenda perkemahan sudah sangat genting karena Nafis dan Agha memimpin pasukan mereka untuk berusaha menahan serangan dari pasukan besar Kahlil.Arhan yang selalu berada di samping Wira berkata dengan pelan, "Tuan, kali ini kita salah perhitungan, ternyata musuh diam-diam menyerang kita."Wira berkata dengan nada muram, "Nggak perlu panik. Adjie dan yang lainnya masih belum kembali, yang kita perlukan sekarang adalah waktu."Setelah kedua belah pihak saling berbentrokan beberapa kali, terlihat Adjie dan Hayam memimpin pasukan mereka kembali di kejauhan.Melihat kedua orang itu, Wira segera maju dan bertanya, "Sudah berhasil?"Adjie memberi hormat dan berkata, "Tuan, ada masalah. Bimala sendiri yang memimpin satu juta pasukan ke selatan. Kali ini mereka sepertinya berniat untuk memusnahkan Kerajaan Nuala sekaligus."Mendengar laporan itu, Wira mengernyitkan alis dan terlihat sangat terkejut. Mereka masih bisa menanganinya jika
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m