Share

Bab 3287

Penulis: Arif
Mendengar perkataan itu, Zaki langsung menganggukkan kepala dengan penuh semangat dan berkata dengan nada muram, "Dengarkan perintahku, serang!"

Berhubung mereka sedang berada di dekat saluran air, Zaki dan yang lainnya tidak menunggang kuda. Oleh karena itu, para pasukan utara pun menyerbu dengan berjalan kaki.

Namun, tepat pada saat itu, panah tiba-tiba menghujani arah Zaki dan yang lainnya. Melihat pemandangan itu, ekspresinya langsung berubah drastis. Dalam sekejap, sebagian besar pasukan di sekitarnya sudah mati atau terluka parah. Jika bukan karena dia memiliki reaksi yang cepat, mungkin dia sendiri juga sudah celaka.

"Sialan, kita sudah terperangkap. Mundur!" teriak Zaki dengan ekspresi yang berubah, lalu berbalik dan hendak melarikan diri. Namun, pada saat itu tiba-tiba terdengar teriakan dengan lantang dari atas bukit. Saat menoleh, dia melihat pemandangan yang sangat mengerikan.

Melihat sekelompok pasukan musuh yang menunggang kuda dan menyerbu ke bawah bukit, Zaki langsung t
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3288

    Mendengar teriakan penuh amarah itu, Adjie dan Hayam yang sedang menyerbu dari kejauhan langsung merasa gembira. Mereka benar-benar tidak menyangka rencana mereka kali ini akan berhasil. Mereka langsung memimpin sisa pasukan untuk menerjang ke depan.Melihat pemandangan itu dari kejauhan, semua pasukan langsung berteriak dengan penuh semangat, "Aku benar-benar nggak menyangka kita akan bertemu dengan pasukan musuh di saat seperti ini. Cepat habisi mereka semua."Setelah Zaki tewas, sisa pasukannya seolah-olah kehilangan arah. Dalam sekejap, hampir semua dari mereka berhasil dihancurkan.Melihat pemandangan itu, Adjie merasa sangat bersemangat. Saat melihat pasukan musuh sudah dihabisi, dia perlahan-lahan berkata, "Aku benar-benar nggak menyangka orang-orang ini ternyata begitu mudah dihabisi."Mendengar perkataan itu, semua orang merasa sangat gembira.Tepat pada saat itu, Hayam maju dan berkata, "Bagaimana kalau sekarang kita langsung menyerbu ke bawah?"Adjie menganggukkan kepala dan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3289

    Tepat pada saat itu, Darsa dan Joko tiba-tiba mendengar teriakan pertempuran dari luar. Mereka langsung saling memandang dengan tatapan yang panik, lalu segera berlari keluar. Begitu sampai di luar, mereka melihat banyak orang di kejauhan sudah berkerumun.Melihat situasi itu, Joko langsung mengernyitkan alis dan bertanya pada mata-matanya, "Apa yang sedang terjadi?"Mata-mata yang menyaksikan pemandangan itu sejak tadi langsung menjawab, "Jenderal, pasukan musuh sedang menyerang."Joko tertegun sejenak saat mendengar jawaban itu, lalu segera menatap Darsa yang juga terlihat sangat terkejut. Mereka benar-benar tidak menyangka pasukan musuh sudah menyerang sampai ke sini. Namun, begitu melihat pemandangan itu, hal pertama yang terlintas di benak mereka adalah mengapa Zaki tidak berada di sini saat terjadi situasi genting seperti ini.Setelah berpikir sejenak, Joko mengernyitkan alis dan berkata, "Apa yang sebenarnya telah terjadi? Kenapa bisa terjadi hal seperti ini?"Melihat situasi it

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3290

    Sementara itu, di pihak Wira dan yang lainnya. Situasi di luar tenda perkemahan sudah sangat genting karena Nafis dan Agha memimpin pasukan mereka untuk berusaha menahan serangan dari pasukan besar Kahlil.Arhan yang selalu berada di samping Wira berkata dengan pelan, "Tuan, kali ini kita salah perhitungan, ternyata musuh diam-diam menyerang kita."Wira berkata dengan nada muram, "Nggak perlu panik. Adjie dan yang lainnya masih belum kembali, yang kita perlukan sekarang adalah waktu."Setelah kedua belah pihak saling berbentrokan beberapa kali, terlihat Adjie dan Hayam memimpin pasukan mereka kembali di kejauhan.Melihat kedua orang itu, Wira segera maju dan bertanya, "Sudah berhasil?"Adjie memberi hormat dan berkata, "Tuan, ada masalah. Bimala sendiri yang memimpin satu juta pasukan ke selatan. Kali ini mereka sepertinya berniat untuk memusnahkan Kerajaan Nuala sekaligus."Mendengar laporan itu, Wira mengernyitkan alis dan terlihat sangat terkejut. Mereka masih bisa menanganinya jika

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3291

    Tatapan Osman menjadi dingin, lalu mengepalkan tinjunya dan berkata dengan dingin, "Bagaimanapun juga, kita harus menyelamatkan Kak Wira. Ingat, Kak Wira terjebak dalam bahaya besar ini juga karena urusan kita. Kalau kita nggak menyelamatkannya, ini jelas nggak masuk akal dan aku juga akan merasa malu.""Lagi pula, masalah kali ini juga berhubungan dengan Baris. Ambisinya masih besar. Apa pun caranya, aku harus membuatnya menerima balasan dari tindakannya. Meskipun dia adalah adik kandungku, aku juga nggak akan memberinya kesempatan lagi."Osman awalnya mengira Baris sudah menghilang tanpa jejak, tetapi dia tidak menyangka Baris ternyata diam-diam merencanakan begitu banyak hal. Karena Baris sendiri mencari mati, dia juga tidak akan berbelas kasihan lagi pada adik kandungnya ini."Raja ...."Trenggi masih ingin berbicara, tetapi Osman langsung berkata dengan tegas dan dingin, "Nggak perlu membujukku lagi, masalah ini sudah diputuskan. Segera siapkan pasukan, kamu sendiri yang akan memi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1

    “Nggak enak banget!”Wira Darmadi sedang mengunyah sesuap tiwul. Kemudian, dia meletakkan sendoknya karena merasa seperti makan gula saja.Sekarang dia akan menampar siapa pun yang berani memberitahunya bahwa melewati dimensi adalah hal bagus.Wira sudah melewati dimensi ke Kerajaan Nuala yang mirip dengan Kerajaan Atrana kuno.Pemilik tubuh sebelumnya berasal dari keluarga kaya. Sewaktu orang tuanya masih hidup, dia selalu sarapan bubur. Makan siangnya adalah nasi dengan lauk, sedangkan makan malamnya adalah mi gandum dan roti pipih. Berhubung harus bersekolah di ibu kota provinsi, dia baru pulang ke rumah setiap sepuluh hari sekali. Pada saat itu, dia pun bisa memuaskan nafsu makannya.Rakyat biasa pada umumnya hanya makan sehari dua kali. Makanan mereka juga hanyalah bubur atau tiwul karena mereka tidak sanggup membeli daging. Hanya pada saat Tahun Baru dan punya uang berlebih, mereka baru bisa menikmati daging.Biasanya, hanya orang kaya, bangsawan atau pejabat yang bisa menikmati

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2

    Wira bertanya balik, “Gimana kalau bisa?”Budi langsung menunjukkan ekspresi licik. “Kalau kamu bisa, aku nggak bakal terima bunganya! Tapi kalau nggak bisa, kamu harus jual diri untuk jadi budakku. Gimana?”Wulan langsung terkejut dan mencegahnya. “Suamiku, kamu nggak boleh setuju!”Budi sangat licik. Dia ingin Wira menjual diri menjadi budaknya. Namun, William sudah murka. Dia pun menuliskan dua surat perjanjian dan mengeluarkan tinta merah. “Cepat tanda tangan!”“Oke!”Setelah tanda tangan dan menempelkan cap jari, Budi pun pergi dengan puas.Budi yakin dengan koneksi dan karakter Wira selama ini, dia tidak mungkin bisa menghasilkan 40 ribu gabak dalam tiga hari.Meskipun keluarga Wulan kaya, mereka tidak mungkin meminjamkan uang kepada Wira. Sebab, mereka ingin Wulan meninggalkan Wira.Dengan taruhan ini, Budi bukan hanya bisa mendapatkan budak muda, tetapi juga bisa menjualnya dan mendapatkan puluhan ribu gabak lagi.Selain itu, dia juga sudah selangkah lebih dekat untuk mengumpul

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3

    Pekerjaan yang tersisa sudah tidak terlalu sulit. Wira hanya perlu membersihkan rumputnya, lalu menghaluskannya dalam lesung batu.Setelah bekerja hingga seluruh badannya sakit, Wira baru mengumpulkan seember rumput yang sudah dihaluskan.Dia pun menjinjing ember itu sampai ke Sungai Jinggu sambil sesekali beristirahat selama perjalanan.Wira memilih tempat yang ada banyak ikan, lalu menabur tepung kedelai ke dalam sungai.Setelah ada umpan, ikannya menjadi semakin banyak. Wira pun menuangkan serpihan rumput ke dalam sungai dengan hati-hati.Seiring dengan serpihan rumput yang menyebar, satu demi satu ikan pun mulai mengapung....Tidak lama kemudian, Wira sudah berhasil menangkap delapan ekor ikan besar dan lima belas ekor ikan kecil.Ikan yang besar beratnya di atas dua kilogram, sedangkan yang kecil beratnya di atas 250 gram. Wira melepaskan ikan yang lebih kecil dari itu.Setelah matahari terbenam, Wira pun pulang ke rumah.Dalam perjalanan pulang, Wira melewati sebuah gubuk jerami

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 4

    Di dunia ini, cara menangkap ikan sangat bervariatif, ada menjala, memancing dan menangkap ikan. Namun, masih belum ada yang menangkap ikan dengan obat bius.Wira berkata sambil tersenyum, “Aku sudah ketemu teknik rahasia yang bisa tangkap banyak ikan. Cepat makan! Hati-hati tulangnya!”“Teknik rahasia menangkap ikan?”Wulan tidak begitu percaya. Dia menjadi waswas lagi setelah mendapat perhatian dari Wira.Namun, Wulan tidak lanjut bertanya lagi. Kedua orang itu pun mulai menyantap makanan mereka.Entah karena pemilik tubuh sebelumnya terlalu jarang makan ikan atau karena ini adalah ikan liar, Wira merasa ikan yang digoreng dengan garam ini sangat lezat. Dalam sekejap, dia pun sudah menyelesaikan santapannya.Wira melirik Wulan yang makan dengan pelan. Ikannya masih tersisa setengah.“Suamiku, aku sudah kenyang. Makan saja ikannya!”Saat melihat Wira yang menatap dirinya, Wulan pun buru-buru meletakkan sendoknya dan mendorong piring berisi ikan itu ke depan Wira.“Aku sudah kenyang ko

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3291

    Tatapan Osman menjadi dingin, lalu mengepalkan tinjunya dan berkata dengan dingin, "Bagaimanapun juga, kita harus menyelamatkan Kak Wira. Ingat, Kak Wira terjebak dalam bahaya besar ini juga karena urusan kita. Kalau kita nggak menyelamatkannya, ini jelas nggak masuk akal dan aku juga akan merasa malu.""Lagi pula, masalah kali ini juga berhubungan dengan Baris. Ambisinya masih besar. Apa pun caranya, aku harus membuatnya menerima balasan dari tindakannya. Meskipun dia adalah adik kandungku, aku juga nggak akan memberinya kesempatan lagi."Osman awalnya mengira Baris sudah menghilang tanpa jejak, tetapi dia tidak menyangka Baris ternyata diam-diam merencanakan begitu banyak hal. Karena Baris sendiri mencari mati, dia juga tidak akan berbelas kasihan lagi pada adik kandungnya ini."Raja ...."Trenggi masih ingin berbicara, tetapi Osman langsung berkata dengan tegas dan dingin, "Nggak perlu membujukku lagi, masalah ini sudah diputuskan. Segera siapkan pasukan, kamu sendiri yang akan memi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3290

    Sementara itu, di pihak Wira dan yang lainnya. Situasi di luar tenda perkemahan sudah sangat genting karena Nafis dan Agha memimpin pasukan mereka untuk berusaha menahan serangan dari pasukan besar Kahlil.Arhan yang selalu berada di samping Wira berkata dengan pelan, "Tuan, kali ini kita salah perhitungan, ternyata musuh diam-diam menyerang kita."Wira berkata dengan nada muram, "Nggak perlu panik. Adjie dan yang lainnya masih belum kembali, yang kita perlukan sekarang adalah waktu."Setelah kedua belah pihak saling berbentrokan beberapa kali, terlihat Adjie dan Hayam memimpin pasukan mereka kembali di kejauhan.Melihat kedua orang itu, Wira segera maju dan bertanya, "Sudah berhasil?"Adjie memberi hormat dan berkata, "Tuan, ada masalah. Bimala sendiri yang memimpin satu juta pasukan ke selatan. Kali ini mereka sepertinya berniat untuk memusnahkan Kerajaan Nuala sekaligus."Mendengar laporan itu, Wira mengernyitkan alis dan terlihat sangat terkejut. Mereka masih bisa menanganinya jika

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3289

    Tepat pada saat itu, Darsa dan Joko tiba-tiba mendengar teriakan pertempuran dari luar. Mereka langsung saling memandang dengan tatapan yang panik, lalu segera berlari keluar. Begitu sampai di luar, mereka melihat banyak orang di kejauhan sudah berkerumun.Melihat situasi itu, Joko langsung mengernyitkan alis dan bertanya pada mata-matanya, "Apa yang sedang terjadi?"Mata-mata yang menyaksikan pemandangan itu sejak tadi langsung menjawab, "Jenderal, pasukan musuh sedang menyerang."Joko tertegun sejenak saat mendengar jawaban itu, lalu segera menatap Darsa yang juga terlihat sangat terkejut. Mereka benar-benar tidak menyangka pasukan musuh sudah menyerang sampai ke sini. Namun, begitu melihat pemandangan itu, hal pertama yang terlintas di benak mereka adalah mengapa Zaki tidak berada di sini saat terjadi situasi genting seperti ini.Setelah berpikir sejenak, Joko mengernyitkan alis dan berkata, "Apa yang sebenarnya telah terjadi? Kenapa bisa terjadi hal seperti ini?"Melihat situasi it

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3288

    Mendengar teriakan penuh amarah itu, Adjie dan Hayam yang sedang menyerbu dari kejauhan langsung merasa gembira. Mereka benar-benar tidak menyangka rencana mereka kali ini akan berhasil. Mereka langsung memimpin sisa pasukan untuk menerjang ke depan.Melihat pemandangan itu dari kejauhan, semua pasukan langsung berteriak dengan penuh semangat, "Aku benar-benar nggak menyangka kita akan bertemu dengan pasukan musuh di saat seperti ini. Cepat habisi mereka semua."Setelah Zaki tewas, sisa pasukannya seolah-olah kehilangan arah. Dalam sekejap, hampir semua dari mereka berhasil dihancurkan.Melihat pemandangan itu, Adjie merasa sangat bersemangat. Saat melihat pasukan musuh sudah dihabisi, dia perlahan-lahan berkata, "Aku benar-benar nggak menyangka orang-orang ini ternyata begitu mudah dihabisi."Mendengar perkataan itu, semua orang merasa sangat gembira.Tepat pada saat itu, Hayam maju dan berkata, "Bagaimana kalau sekarang kita langsung menyerbu ke bawah?"Adjie menganggukkan kepala dan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3287

    Mendengar perkataan itu, Zaki langsung menganggukkan kepala dengan penuh semangat dan berkata dengan nada muram, "Dengarkan perintahku, serang!"Berhubung mereka sedang berada di dekat saluran air, Zaki dan yang lainnya tidak menunggang kuda. Oleh karena itu, para pasukan utara pun menyerbu dengan berjalan kaki.Namun, tepat pada saat itu, panah tiba-tiba menghujani arah Zaki dan yang lainnya. Melihat pemandangan itu, ekspresinya langsung berubah drastis. Dalam sekejap, sebagian besar pasukan di sekitarnya sudah mati atau terluka parah. Jika bukan karena dia memiliki reaksi yang cepat, mungkin dia sendiri juga sudah celaka."Sialan, kita sudah terperangkap. Mundur!" teriak Zaki dengan ekspresi yang berubah, lalu berbalik dan hendak melarikan diri. Namun, pada saat itu tiba-tiba terdengar teriakan dengan lantang dari atas bukit. Saat menoleh, dia melihat pemandangan yang sangat mengerikan.Melihat sekelompok pasukan musuh yang menunggang kuda dan menyerbu ke bawah bukit, Zaki langsung t

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3286

    Setelah berpikir sejenak, Joko yang masih berdiri di tempat semula pun mengernyitkan alis dan berkata, "Aku khawatir ini adalah strategi mengalihkan perhatian dari musuh. Jenderal Zaki, kamu bawa pasukanmu ke saluran air dulu, aku akan berjaga di sini sambil mengirim kabar ke Tuan."Setelah mendengar rencana Joko, Zaki menganggukkan kepala dan langsung berjalan keluar. Setelah berjalan beberapa saat dan melihat bayangan samar-samar orang di sekitar saluran air, ekspresinya langsung terlihat gembira dan segera memimpin pasukannya maju.Namun, saat jaraknya tinggal beberapa langkah lagi dari saluran air, Zaki mengernyitkan alis dan berkata dengan pelan, "Orang-orang ini terlalu berani, sampai sekarang pun masih belum pergi juga. Apa mereka ingin memindahkan logistiknya?"Wakil jenderal yang berdiri di samping Zaki pun mengernyitkan alis dan berkata dengan pelan, "Jenderal, apa yang harus kita lakukan sekarang?"Saat ini, Adjie dan yang lainnya sedang menunggu musuh mereka. Setelah tahu l

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3285

    Mendengar pertanyaan itu, Adjie langsung tersenyum dan berkata, "Hehe. Strategi ini sebenarnya nggak sulit. Kita harus memastikan musuh melihat orang-orangan sawah yang kita buat dulu, mereka pasti akan mengira itu manusia sungguhan. Kalau dilihat dari kebiasaan musuh, mereka pasti akan menembak orang-orangan itu dengan panah, 'kan?"Adjie tidak melanjutkan kalimat selanjutnya, tetapi Hayam langsung mengerti maksudnya. Dia menatap Adjie dan berkata dengan penuh semangat, "Aku akhirnya mengerti setelah mendengar penjelasanmu. Dengan begitu, musuh pasti akan menembak semua panah itu ke orang-orang sawah itu. Panah kita juga akan makin banyak."Setelah mengatakan itu, Hayam merasa sangat gembira dan menatap Adjie dengan tatapan kagum. Strategi seperti ini memang bukan hal yang bisa dipikirkan oleh sembarangan orang.Adjie tersenyum, lalu berdiri dan berkata pada para mata-mata, "Kita harus bergerak dengan cepat, kalian segera menyebar. Kalau ada pergerakan dari musuh, harus langsung lapor

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3284

    Joko langsung menatap perwira pembawa bendera dan berkata, "Kamu bawa sepuluh orang untuk berjaga di sini. Jaga baik-baik logistiknya, jangan sampai terjadi masalah. Kalau sampai jatuh ke dalam air, aku akan menghukum kalian."Perwira pembawa bendera itu pun menganggukkan kepala. Setelah memberi hormat, dia langsung memimpin pasukannya pergi.Melihat sisa pasukan di sana, Joko kembali berteriak, "Semuanya kembali ke gudang logistik dan bersembunyi di sana. Kalau ada pasukan musuh datang, pastikan untuk menangkap mereka semua."Semua orang langsung mengiakan setelah mendengar perkataan itu, lalu segera berpencar dan meninggalkan tempat itu.Tidak lama setelah Joko dan yang lainnya pergi, mata-mata Hayam yang bersembunyi di tempat sejauh setengah mil dari saluran air pun diam-diam mundur. Setelah bertemu dengan Adjie dan Hayam yang sedang perlahan-lahan maju dari belakang, mereka memberi hormat dan berkata, "Jenderal Adjie, Jenderal Hayam, seperti perkiraan kalian, pasukan musuh memang s

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3283

    Melihat para prajurit yang sedang memindahkan logistik, Joko dan Zaki segera bertanya, "Masih ada berapa banyak logistik yang belum dipindahkan?"Seorang perwira pembawa bendera mendekat. Setelah melihat Joko, dia memberi hormat dan berkata, "Jenderal, saat ini masih ada sisa dua gerobak logistik. Kalau dilihat dari kecepatan kita, mungkin butuh waktu sekitar sepuluh menit lagi sudah selesai."Mendengar jawaban itu, Joko langsung menganggukkan kepala dengan puas. Setelah terdiam sejenak, dia menatap Zaki yang berdiri di sampingnya berkata dengan pelan, "Ada kabar dari para mata-mata?"Zaki menggelengkan kepala dan berkata, "Nggak ada kabar sama sekali dari mata-mata, mungkin mereka belum menemukan apa-apa. Kalau ada informasi, mereka pasti akan langsung melapor."Mendengar jawaban itu, Joko juga tidak berpikir terlalu banyak lagi karena dia merasa memang belum ada hal yang mencurigakan juga.Tepat pada saat itu, Adjie dan rombongan yang sedang bergegas menuju ke saluran air juga sudah

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status