Share

Bab 3155

Author: Arif
Mendengar instruksi itu, Hayam tersenyum dan mengangguk, lalu segera pergi.

Begitu Hayam pergi, Wira langsung membakar surat itu. Setelah memastikan semuanya hancur, dia memanggil, "Penjaga!"

Seorang penjaga yang selalu siaga di luar segera menyahut, "Tuan, ada perintah?"

Wira terkekeh-kekeh dan memerintahkan, "Siapkan tinta dan batu."

Penjaga itu mengangguk dan segera menyiapkan peralatan menulis.

Wira menuliskan balasan kepada Adjie. Setelah selesai, dia memasukkan surat itu ke dalam tabung kecil dan menyerahkannya kepada penjaga. "Gunakan merpati pos. Kirimkan pesan ini ke Adjie secepatnya."

"Baik, Tuan!" Penjaga itu segera mengambil tabung pesan dan bergegas pergi.

Setelah penjaga pergi, Wira kembali menatap peta di hadapannya. Keberhasilan rencana ini kini tergantung pada bagaimana Adjie bisa meyakinkan para bandit di Desa Ruwit.

....

Di Desa Ruwit, setelah mengirimkan pesan, Adjie segera keluar dari ruangan. Saat itu, dia melihat beberapa ekor kuda melaju cepat ke arah selatan.

M
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3156

    Mendengar pertanyaan itu, Guntur segera menjawab, "Kami sudah mendapatkan cukup banyak informasi. Bisa dipastikan Tuan Wira memang berada di selatan dan berencana menyerang Pulau Hulu dalam waktu dekat."Enji tampak senang mendengar kabar itu. Tiba-tiba, terdengar suara riuh dari luar. Dia tahu bahwa semua bawahannya telah kembali. Hal ini membuatnya semakin bersemangat, jadi dia kembali bertanya untuk memastikan.Salah satu orang yang terakhir masuk langsung berkata, "Bos, informasinya memang benar. Ketika ke sana, aku melihat mereka sedang berlatih. Sepertinya mereka adalah orang-orang dari Kerajaan Nuala. Aku rasa ini pasti ada hubungannya juga dengan mereka."Enji semakin bersemangat setelah mendengar ini. Dia berujar, "Sebelumnya aku nggak nyangka akan seperti ini, tapi sepertinya kenyataannya memang begitu. Kalau ini benar, berarti bukan hanya Tuan Wira yang ingin menyerang Pulau Hulu, tapi Kerajaan Nuala juga mendukung. Ini pasti bukan kabar burung lagi."Menurut Enji, jika situ

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3157

    Adjie pun mengangguk pelan dan duduk dengan tenang. Tak lama kemudian, Guntur menuangkan secangkir arak dan meletakkannya di hadapannya.Melihat sikap mereka yang begitu sopan, Adjie terkekeh-kekeh dan berkata, "Kalau ada yang perlu dibicarakan, langsung saja ke intinya. Nggak perlu sungkan-sungkan."Enji tertawa ringan sebelum akhirnya bertanya, "Hehe. Saudaraku, ini masih soal yang tadi. Kalau kita benar-benar menyerang Pulau Hulu, seberapa besar peluang keberhasilan kita?""Itu tergantung pada jumlah pasukan yang kita bawa. Pulau Hulu memang cukup mudah untuk direbut. Tempat itu memiliki akses dari tiga sisi. Kalau melakukan serangan mendadak, kita bisa menembusnya dengan mudah."Adjie menjawab dengan tenang. Karena Wira akan menjadi pihak ketiga yang diuntungkan, dia harus memastikan agar seluruh pasukan di Desa Riwut bergerak ke sana.Enji dan Guntur saling bertukar pandangan, tampak sedikit ragu. Setelah berpikir sejenak, Guntur membulatkan tekadnya dan berujar, "Kak, kalau nggak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3158

    Enji yang sebelumnya begitu bersemangat tiba-tiba terdiam saat mendengar pertanyaan itu. Hal itu belum sempat terpikirkan olehnya.Di sisi lain, Guntur yang sudah siap akan semuanya pun maju dan bertanya, "Kak Adjie, maksudmu apa? Apa kamu sudah punya rencana? Kalau begitu, lebih baik kamu jelaskan dulu."Enji mengangguk sambil berkata, "Benar juga, Adjie. Apa kamu sudah punya rencana? Kalau sudah, katakan saja, biar kami tahu harus gimana."Adjie melihat keduanya menatapnya. Dia mengangguk dan berkata, "Rencanaku cukup sederhana. Kita akan menyerang dalam 2 hari.""Oh?" Enji dan Guntur bertatapan, tampak ragu. Mereka tidak mengerti kenapa harus menunggu 2 hari. Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya mereka bertanya, "Kenapa harus 2 hari?"Guntur menatap Adjie dengan heran. Mereka hanya mendapatkan kabar bahwa Wira akan segera bergerak melawan pasukan utara, tetapi kapan tepatnya, mereka sama sekali tidak tahu. Hal ini membuat mereka semakin ingin tahu alasan Adjie.Setelah hening se

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3159

    Setelah beberapa saat melihat Adjie tetap diam, Guntur menjadi tidak sabar dan berkata dengan cemas, "Aduh, Kak Adjie, di saat seperti ini jangan jual mahal lagi dong."Mendengar itu, Adjie hanya bisa tersenyum pasrah. Setelah beberapa saat, dia akhirnya berucap dengan pelan, "Saat aku berada di selatan, aku menemukan sebuah pola. Setiap kali pasukan mulai bergerak, pasti akan terjadi peperangan. Awalnya ini hanya dugaanku, tapi setelah mendengar apa yang dikatakan Bos, aku semakin yakin."Guntur tampak terkejut sejenak, lalu mengacungkan jempolnya dan berkata, "Wah, aku benaran nggak nyangka. Kalau begitu, rencana ini bisa dijalankan. Tapi, sekarang kita harus memastikan satu hal. Bagaimana kalau dua hari ke depan Tuan Wira nggak mengerahkan pasukannya?"Enji juga mengangguk pelan. Dalam situasi ini, dia benar-benar penasaran. Lagi pula, jumlah orang di markas mereka sudah tidak banyak lagi. Ditambah dengan informasi yang mereka miliki juga terbatas, hal ini membuat Enji tidak bisa ya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3160

    Setelah merenung beberapa saat, Guntur tiba-tiba berucap dengan suara rendah, "Bos, kalau kita berhasil merebut Pulau Hulu, menurutmu masih perlu mempertahankan Adjie?"Mendengar itu, Enji tertegun sejenak. Sesaat kemudian, dia mulai merenung. Sebelumnya, kepintaran Adjie benar-benar membuatnya terkejut. Jika mengikuti dugaan awalnya, Adjie seharusnya bukanlah seorang pengungsi.Jelas bahwa seorang pengungsi tidak mungkin memiliki begitu banyak pengetahuan, apalagi memiliki pengalaman militer yang begitu kaya.Setelah berpikir sejenak, Enji akhirnya berkata, "Lebih baik begini, kirim orang untuk menyelidiki latar belakang Adjie. Pergilah ke selatan. Aku khawatir ada sesuatu yang mencurigakan tentang orang ini."Mendengar itu, Guntur berpikir sesaat, lalu mengangguk sambil menyahut, "Baik. Kalau begitu, aku akan segera mengirim orang."Setelah mengatakan itu, Guntur pun keluar untuk menemui orang kepercayaannya dan memberikan instruksi dengan sungguh-sungguh. Setelah semuanya diatur, di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3161

    Setelah menunggu hampir sehari semalam, orang yang dikirim Enji dan Guntur untuk menyelidiki situasi di depan akhirnya kembali. Melihat orang itu kembali, mereka segera keluar untuk menemuinya dengan sangat bersemangat. Begitu bertemu, mereka langsung bertanya, "Bagaimana? Apa ada pergerakan?"Pengintai itu memberi hormat dan berkata, "Bos, memang ada pasukan yang bergerak di selatan. Dilihat dari arahnya, mereka memang menuju Pulau Hulu. Kalau begitu, mereka pasti akan melewati bagian luar Desa Riwut."Mendengar perkataan itu, semua orang merasa gembira dan menjadi sangat bersemangat.Guntur melambaikan tangan dan berkata, "Kamu pergi kumpulkan saudara-saudara dulu, mungkin ada suatu hal besar akan terjadi."Ekspresi dari pengintai yang baru kembali itu berubah, lalu menatap Guntur dan berkata, "Bos, kamu berencana untuk menyerang mereka? Mereka semua itu prajurit tangguh, kita nggak mungkin bisa melawan mereka."Guntur langsung tertawa dan marah, "Kamu pikir aku bodoh ya? Mereka semu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3162

    Beberapa saat kemudian, Enji berkata dengan pelan, "Adjie, apa yang kamu katakan kali ini memang benar, Tuan Wira memang sudah mengerahkan pasukannya. Sepertinya pasukan Tuan Wira memang cukup kuat dan langsung mengarah ke sini. Sekarang kita juga harus segera menyusun rencana."Mendengar perkataan ini, semua orang menganggukkan kepala.Namun, Adjie malah berkata, "Kalau Bos sudah membuat keputusan, yang paling penting sekarang adalah memastikan kita bisa menyelesaikan semua ini. Lebih baik kita segera bersiap-siap."Semua orang menganggukkan kepala.Setelah selesai mengatur semuanya, Guntur tersenyum dan berkata, "Hehe. Kak Adjie, tenang saja, aku sudah mengirim orang untuk mengurusnya. Kali ini kita hanya perlu langsung beraksi saja, sisanya juga nggak sulit untuk diatur. Sekarang kita hanya perlu menentukan kapan akan berangkat."Enji juga menganggukkan kepalanya. Sekarang semuanya sudah diatur, mereka hanya perlu membagi tugas dan menyusun jalur penyerangan. Setelah berpikir sejena

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3163

    Melihat masalahnya sudah diselesaikan, semua orang langsung menganggukkan kepala. Beberapa saat kemudian, Adjie yang seolah-olah teringat sesuatu langsung menatap keduanya dan memberikan hormat.Enji dan Guntur tidak mengerti maksud dari tindakan Adjie, tetapi mereka tetap ikut membalas hormat itu.Setelah cukup lama, Adjie baru menatap keduanya dan berkata, "Bos, Guntur, ini adalah momen yang sangat krusial bagi Desa Riwut, jadi kita benar-benar harus mempersiapkan semuanya dengan matang. Jangan sampai hal ini malah menjadi masalah besar bagi kita. Aku harap kalian juga berjuang dengan sekuat tenaga."Enji juga memberi hormat dan berkata, "Tentu saja. Baiklah. Kalau begitu, kita pergi mempersiapkan semuanya sekarang juga dan langsung berangkat."Semua orang langsung memberi hormat dan segera keluar.....Sementara itu, Zaki yang kembali ke Pulau Hulu dengan kondisi yang sangat mengenaskan segera meminta bantuan dari suku-suku di utara. Saat ini, dia sudah kehilangan hampir 30 ribu pas

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3164

    Zaki langsung tertegun sejenak saat mendengar Darsa juga datang karena dia sangat mengenal sosok ini yang sebelumnya.Konon, Darsa pernah bersembunyi di lembah dan memiliki kemampuan meramal yang luar biasa. Namun, setelah ditemukan Bimala, dia langsung direkrut sebagai penasihat militer.Zaki benar-benar tidak menyangka kali ini Bimala bisa mengirim Darsa yang sangat berharga ke sini, sehingga dia pun langsung bangkit dan keluar dari tenda. Namun, begitu keluar, dia melihat sekelompok orang berjalan mendekat.Di antara kerumunan itu, ada seorang pemuda yang membawa pedang panjang di pinggangnya. Namun, tubuh mungilnya terlihat tidak serasi dengan zirahnya yang besar. Begitu melihatnya, ekspresi Zaki menjadi tidak ramah karena dia adalah Joko.Selain itu, ada seorang pria paruh baya yang berdiri di samping Joko. Pria ini mengenakan pakaian sederhana dari kain kasar tanpa membawa pedang, sepatunya bahkan hanya berupa sandal jerami. Siapa pun yang melihatnya akan mengira dia adalah rakya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3163

    Melihat masalahnya sudah diselesaikan, semua orang langsung menganggukkan kepala. Beberapa saat kemudian, Adjie yang seolah-olah teringat sesuatu langsung menatap keduanya dan memberikan hormat.Enji dan Guntur tidak mengerti maksud dari tindakan Adjie, tetapi mereka tetap ikut membalas hormat itu.Setelah cukup lama, Adjie baru menatap keduanya dan berkata, "Bos, Guntur, ini adalah momen yang sangat krusial bagi Desa Riwut, jadi kita benar-benar harus mempersiapkan semuanya dengan matang. Jangan sampai hal ini malah menjadi masalah besar bagi kita. Aku harap kalian juga berjuang dengan sekuat tenaga."Enji juga memberi hormat dan berkata, "Tentu saja. Baiklah. Kalau begitu, kita pergi mempersiapkan semuanya sekarang juga dan langsung berangkat."Semua orang langsung memberi hormat dan segera keluar.....Sementara itu, Zaki yang kembali ke Pulau Hulu dengan kondisi yang sangat mengenaskan segera meminta bantuan dari suku-suku di utara. Saat ini, dia sudah kehilangan hampir 30 ribu pas

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3162

    Beberapa saat kemudian, Enji berkata dengan pelan, "Adjie, apa yang kamu katakan kali ini memang benar, Tuan Wira memang sudah mengerahkan pasukannya. Sepertinya pasukan Tuan Wira memang cukup kuat dan langsung mengarah ke sini. Sekarang kita juga harus segera menyusun rencana."Mendengar perkataan ini, semua orang menganggukkan kepala.Namun, Adjie malah berkata, "Kalau Bos sudah membuat keputusan, yang paling penting sekarang adalah memastikan kita bisa menyelesaikan semua ini. Lebih baik kita segera bersiap-siap."Semua orang menganggukkan kepala.Setelah selesai mengatur semuanya, Guntur tersenyum dan berkata, "Hehe. Kak Adjie, tenang saja, aku sudah mengirim orang untuk mengurusnya. Kali ini kita hanya perlu langsung beraksi saja, sisanya juga nggak sulit untuk diatur. Sekarang kita hanya perlu menentukan kapan akan berangkat."Enji juga menganggukkan kepalanya. Sekarang semuanya sudah diatur, mereka hanya perlu membagi tugas dan menyusun jalur penyerangan. Setelah berpikir sejena

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3161

    Setelah menunggu hampir sehari semalam, orang yang dikirim Enji dan Guntur untuk menyelidiki situasi di depan akhirnya kembali. Melihat orang itu kembali, mereka segera keluar untuk menemuinya dengan sangat bersemangat. Begitu bertemu, mereka langsung bertanya, "Bagaimana? Apa ada pergerakan?"Pengintai itu memberi hormat dan berkata, "Bos, memang ada pasukan yang bergerak di selatan. Dilihat dari arahnya, mereka memang menuju Pulau Hulu. Kalau begitu, mereka pasti akan melewati bagian luar Desa Riwut."Mendengar perkataan itu, semua orang merasa gembira dan menjadi sangat bersemangat.Guntur melambaikan tangan dan berkata, "Kamu pergi kumpulkan saudara-saudara dulu, mungkin ada suatu hal besar akan terjadi."Ekspresi dari pengintai yang baru kembali itu berubah, lalu menatap Guntur dan berkata, "Bos, kamu berencana untuk menyerang mereka? Mereka semua itu prajurit tangguh, kita nggak mungkin bisa melawan mereka."Guntur langsung tertawa dan marah, "Kamu pikir aku bodoh ya? Mereka semu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3160

    Setelah merenung beberapa saat, Guntur tiba-tiba berucap dengan suara rendah, "Bos, kalau kita berhasil merebut Pulau Hulu, menurutmu masih perlu mempertahankan Adjie?"Mendengar itu, Enji tertegun sejenak. Sesaat kemudian, dia mulai merenung. Sebelumnya, kepintaran Adjie benar-benar membuatnya terkejut. Jika mengikuti dugaan awalnya, Adjie seharusnya bukanlah seorang pengungsi.Jelas bahwa seorang pengungsi tidak mungkin memiliki begitu banyak pengetahuan, apalagi memiliki pengalaman militer yang begitu kaya.Setelah berpikir sejenak, Enji akhirnya berkata, "Lebih baik begini, kirim orang untuk menyelidiki latar belakang Adjie. Pergilah ke selatan. Aku khawatir ada sesuatu yang mencurigakan tentang orang ini."Mendengar itu, Guntur berpikir sesaat, lalu mengangguk sambil menyahut, "Baik. Kalau begitu, aku akan segera mengirim orang."Setelah mengatakan itu, Guntur pun keluar untuk menemui orang kepercayaannya dan memberikan instruksi dengan sungguh-sungguh. Setelah semuanya diatur, di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3159

    Setelah beberapa saat melihat Adjie tetap diam, Guntur menjadi tidak sabar dan berkata dengan cemas, "Aduh, Kak Adjie, di saat seperti ini jangan jual mahal lagi dong."Mendengar itu, Adjie hanya bisa tersenyum pasrah. Setelah beberapa saat, dia akhirnya berucap dengan pelan, "Saat aku berada di selatan, aku menemukan sebuah pola. Setiap kali pasukan mulai bergerak, pasti akan terjadi peperangan. Awalnya ini hanya dugaanku, tapi setelah mendengar apa yang dikatakan Bos, aku semakin yakin."Guntur tampak terkejut sejenak, lalu mengacungkan jempolnya dan berkata, "Wah, aku benaran nggak nyangka. Kalau begitu, rencana ini bisa dijalankan. Tapi, sekarang kita harus memastikan satu hal. Bagaimana kalau dua hari ke depan Tuan Wira nggak mengerahkan pasukannya?"Enji juga mengangguk pelan. Dalam situasi ini, dia benar-benar penasaran. Lagi pula, jumlah orang di markas mereka sudah tidak banyak lagi. Ditambah dengan informasi yang mereka miliki juga terbatas, hal ini membuat Enji tidak bisa ya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3158

    Enji yang sebelumnya begitu bersemangat tiba-tiba terdiam saat mendengar pertanyaan itu. Hal itu belum sempat terpikirkan olehnya.Di sisi lain, Guntur yang sudah siap akan semuanya pun maju dan bertanya, "Kak Adjie, maksudmu apa? Apa kamu sudah punya rencana? Kalau begitu, lebih baik kamu jelaskan dulu."Enji mengangguk sambil berkata, "Benar juga, Adjie. Apa kamu sudah punya rencana? Kalau sudah, katakan saja, biar kami tahu harus gimana."Adjie melihat keduanya menatapnya. Dia mengangguk dan berkata, "Rencanaku cukup sederhana. Kita akan menyerang dalam 2 hari.""Oh?" Enji dan Guntur bertatapan, tampak ragu. Mereka tidak mengerti kenapa harus menunggu 2 hari. Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya mereka bertanya, "Kenapa harus 2 hari?"Guntur menatap Adjie dengan heran. Mereka hanya mendapatkan kabar bahwa Wira akan segera bergerak melawan pasukan utara, tetapi kapan tepatnya, mereka sama sekali tidak tahu. Hal ini membuat mereka semakin ingin tahu alasan Adjie.Setelah hening se

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3157

    Adjie pun mengangguk pelan dan duduk dengan tenang. Tak lama kemudian, Guntur menuangkan secangkir arak dan meletakkannya di hadapannya.Melihat sikap mereka yang begitu sopan, Adjie terkekeh-kekeh dan berkata, "Kalau ada yang perlu dibicarakan, langsung saja ke intinya. Nggak perlu sungkan-sungkan."Enji tertawa ringan sebelum akhirnya bertanya, "Hehe. Saudaraku, ini masih soal yang tadi. Kalau kita benar-benar menyerang Pulau Hulu, seberapa besar peluang keberhasilan kita?""Itu tergantung pada jumlah pasukan yang kita bawa. Pulau Hulu memang cukup mudah untuk direbut. Tempat itu memiliki akses dari tiga sisi. Kalau melakukan serangan mendadak, kita bisa menembusnya dengan mudah."Adjie menjawab dengan tenang. Karena Wira akan menjadi pihak ketiga yang diuntungkan, dia harus memastikan agar seluruh pasukan di Desa Riwut bergerak ke sana.Enji dan Guntur saling bertukar pandangan, tampak sedikit ragu. Setelah berpikir sejenak, Guntur membulatkan tekadnya dan berujar, "Kak, kalau nggak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3156

    Mendengar pertanyaan itu, Guntur segera menjawab, "Kami sudah mendapatkan cukup banyak informasi. Bisa dipastikan Tuan Wira memang berada di selatan dan berencana menyerang Pulau Hulu dalam waktu dekat."Enji tampak senang mendengar kabar itu. Tiba-tiba, terdengar suara riuh dari luar. Dia tahu bahwa semua bawahannya telah kembali. Hal ini membuatnya semakin bersemangat, jadi dia kembali bertanya untuk memastikan.Salah satu orang yang terakhir masuk langsung berkata, "Bos, informasinya memang benar. Ketika ke sana, aku melihat mereka sedang berlatih. Sepertinya mereka adalah orang-orang dari Kerajaan Nuala. Aku rasa ini pasti ada hubungannya juga dengan mereka."Enji semakin bersemangat setelah mendengar ini. Dia berujar, "Sebelumnya aku nggak nyangka akan seperti ini, tapi sepertinya kenyataannya memang begitu. Kalau ini benar, berarti bukan hanya Tuan Wira yang ingin menyerang Pulau Hulu, tapi Kerajaan Nuala juga mendukung. Ini pasti bukan kabar burung lagi."Menurut Enji, jika situ

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status