"Kalau begitu, aku akan segera mengatur segalanya," kata Lucy, lalu segera pergi.Dua jam kemudian, Wira sudah berangkat menuju wilayah suku-suku di utara bersama Nafis dan Agha. Sebelum pergi, dia meninggalkan sebuah surat untuk Wulan dan yang lainnya. Hari ini, dia terpaksa harus pergi dan berpisah dengan mereka untuk sementara, dia tentu saja merasa bersalah.Jika tidak kembali, Wira tentu tidak perlu meninggalkan surat itu pada Wulan dan yang lainnya. Namun, kabarnya kepulangannya cepat atau lambat akan sampai ke telinga mereka. Jika mereka tahu dia sudah kembali pun tetap tidak pergi menemui mereka, ini akan mendatangkan masalah baginya. Lebih baik dia menjelaskan semuanya dengan jujur di surat itu, dia yakin mereka akan mengerti keadaannya."Kak Wira, apa kita perlu pergi dengan tergesa-gesa seperti ini? Kenapa kali ini nggak mengajak Kak Dwija? Kamu malah mengajak Nafis, apa dia nggak perlu menjaga Kota Limaran?" tanya Agha di perjalanan saat mereka sedang menunggang kuda.Kota
Agha selalu memiliki sikap yang pantang menyerah, dia bahkan memperlakukan saudaranya sendiri seperti itu.....Keesokan paginya, Huben dan yang lainnya sudah mengetahui kabar tentang Wira dan rombongannya yang sudah pergi. Begitu Wira meninggalkan Provinsi Lowala, mereka mungkin tidak memiliki kesempatan untuk berdiskusi dengan Wira lagi. Pada akhirnya, masalah ini hanya bisa dibiarkan begitu saja.Namun, bagi orang luar, Wira masih tetap berada di Dusun Darmadi dan belum pergi. Ini adalah taktiknya untuk mengalihkan perhatian. Jika orang lain tahu dia sudah pergi, mungkin akan muncul banyak masalah. Dia harus pergi ke wilayah suku-suku di utara secara diam-diam dan membantu Bobby untuk segera menstabilkan situasinya agar bisa mengubah keadaan yang berbahaya ini.....Di wilayah suku-suku utara, daerah tempat suku Bobby berada.Selama beberapa hari ini, Bobby terus bertarung melawan suku-suku lainnya. Berhubung jumlah musuhnya jauh lebih banyak, dia pun berada dalam posisi yang tidak
Saat Bobby dan yang lainnya sedang membahas strategi, Wira dan yang lainnya sudah dalam perjalanan selama dua hari lebih dan akhirnya tiba di wilayah suku-suku utara.Setelah kembali ke tempat yang familier, Wira teringat dengan beberapa hal yang terjadi sebelumnya. Dia merasa sangat dekat dengan tempat ini. Namun, dia tidak menyangka kedamaian ini hanya bertahan selama beberapa tahun saja, sekarang sudah dihancurkan lagi. Dia terpaksa harus kembali ke wilayah suku-suku utara ini lagi dan membantu Bobby menghadapi situasi kritis ini."Kak Wira, kamu masih ingat jalan menuju suku Bobby?" tanya Agha. Saat itu, Agha juga datang ke sini bersama Wira, tetapi dia sudah lupa jalan ke sana dan tidak memahami semua yang ada di tempat ini lagi.Tempat itu dikelilingi hutan yang lebat, Wira dan yang lainnya tetap akan sulit untuk menemukan lokasi suku Bobby meskipun mereka memiliki peta. Lagi pula, mereka sudah bertahun-tahun tidak datang ke sini, sehingga semuanya sudah terlihat sangat asing. Se
Sementara itu, Lucy juga tidak mendapatkan banyak informasi, sehingga langkah Wira menjadi sulit. Saat itu, hubungannya dengan Bobby cukup baik dan orang-orang di wilayah suku-suku utara itu juga bukan ancaman bagi sembilan provinsi. Oleh karena itu, dia tidak meminta Lucy untuk mengirim anggota Paviliun Langit ke sana.Justru karena inilah, sekarang masalahnya menjadi begitu sulit. Jika anggota dari jaringan intelijen milik Lucy bisa terus memberi Wira informasi di sepanjang perjalanan, dia tidak perlu menghentikan orang lain untuk bertanya tentang situasi di suku Bobby."Situasi Bobby tentu saja sangat buruk. Sekarang pasukan di sukunya hanya tersisa puluhan ribu orang saja dan mereka terkurung di dalam sukunya. Mungkin dalam tiga hari ini, suku itu akan hancur dan rakyat di sana akan mati di tangan musuh," jawab pria itu.Ada sebuah aturan di suku-suku utara yaitu orang yang bukan berasal dari sukunya, pasti memiliki pemikiran yang berbeda. Setelah mengalahkan suku lain, orang-orang
"Menurutku, lebih baik sekarang Kak Wira pergi ke Kerajaan Nuala. Hubunganmu dan Osman cukup baik, kamu bisa memintanya mengirim beberapa orang ke sini untuk membantu kita. Dengan begitu, kita bisa berperang dengan orang-orang dari suku-suku utara ini dan membantu Bobby keluar dari kesulitan," kata Agha dengan segera.Tanpa mengorbankan pasukan sendiri, ini memang merupakan hasil yang terbaik. Memanfaatkan pasukan orang lain untuk berperang dan tetap bisa memperoleh reputasi yang baik, ini langkah yang bagus.Namun, Wira menggelengkan kepalanya. Setelah menatap Agha sejenak, dia bertanya, "Siapa yang mengajarkanmu taktik ini?"Wira sangat memahami adiknya ini. Dengan kecerdasannya itu, Agha tidak mungkin bisa memikirkan taktik seperti ini. Ini membuktikan pasti ada seseorang yang sudah menyarankan taktik ini pada Agha.Agha menggaruk kepalanya dengan canggung. Melihat Wira sudah menyadarinya, dia tidak menyembunyikan apa pun lagi dan langsung menjawab, "Kak Danu yang mengajariku."Wira
Tidak jauh dari sana, terlihat bayangan-bayangan orang yang bergerak.Nafis yang juga sudah memperhatikan semuanya sejak tadi kini berdiri di samping Wira dengan waspada dan tangannya sudah meraih busur di pinggangnya. Meskipun Wira memiliki pistol, busurnya juga tidak kalah hebat. Dalam hal kecepatan tembakan, Wira juga bukan tandingannya. Lagi pula, sekarang ada seseorang yang mengikuti mereka dari belakang, mereka harus lebih berhati-hati.Agha juga segera mengambil palu ganda dari kudanya dan berdiri di depan Wira dengan ekspresi dingin. Ketiganya sudah merasakan ada seseorang yang mengikuti mereka sejak tadi, tetapi mereka tidak mengatakan apa-apa dan tidak berniat menghadapi orang-orang itu juga. Semua ini adalah keputusan Wira. Jika mengikuti gayanya bertindak, dia pasti sudah menyerang dan memukul orang-orang itu.Sebenarnya, Wira juga bukan sengaja menunda waktu ataupun membiarkan orang-orang di belakang mereka perlahan-lahan pergi, tetapi karena tadi masih ada banyak pengungs
Emas batang?Orang-orang itu tidak menghiraukan perkataan Wira, hanya mendengar kata emas batang saja. Dalam sekejap, mata mereka bersinar. Suku-suku di utara yang memang sudah miskin dan ditambah dengan perang yang berkepanjangan ini lagi, membuat mereka menjadi kesulitan mendapatkan makanan. Jangankan emas batang, bahkan uang perak pun sudah membuat mata mereka bersinar.Orang bilang jangan memamerkan uang, tetapi Wira justru sengaja memberi tahu orang-orang itu isi dari tasnya.Pria yang memimpin kelompok itu tersenyum dan menjilat bibirnya yang kering, lalu mengulurkan tangannya ke arah Wira dan berkata, "Kalau begitu, pinjamkan emas batangmu itu pada kami dulu. Kalau kamu menyerahkannya dengan patuh, kami nggak akan menyulitkanmu. Kami bahkan akan menunjukkan jalan ke mana pun kalian ingin pergi.""Kalau kami yang mengawal kalian, perjalanan kalian pasti akan lebih lancar. Ini adalah kesepakatan yang menguntungkan, 'kan?"Mata orang-orang di belakang itu membelalak, menunggu jawab
Semua orang ini telah dikumpulkan menjadi satu kelompok, dipimpin oleh satu orang, yaitu mantan kepala divisi jaringan mata-mata, Hayam.Baru saja, alasan mengapa Wira belum bertindak dan malah membawa semua orang ke sini adalah untuk memudahkan Hayam dan yang lainnya dalam bergerak. Dia tidak ingin melibatkan orang tak bersalah.Dalam sekejap, Hayam sudah melangkah keluar dari kerumunan dan tiba di hadapan Wira. Sambil menangkupkan tangannya dengan hormat, dia menyapa, "Tuan."Wira mengangguk puas. "Kerja bagus. Baiklah, urusan kalian sudah selesai di sini. Untuk sementara, bawalah orang-orangmu bersembunyi."Tanpa berkata banyak, Hayam segera menghilang diikuti oleh bawahannya yang segera menyelinap ke dalam hutan.Sebelum tiba di tempat ini, Wira sudah berdiskusi dengan Lucy. Demi memastikan keselamatannya, tentu dia harus membawa beberapa orang untuk berjaga-jaga.Namun, Wira tidak menempatkan mereka secara terang-terangan, melainkan membiarkan mereka mengikuti dalam bayang-bayang.
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m