Kavin berbicara panjang lebar dan akhirnya melihat secercah harapan.Wira mendengus dingin dan tidak menghiraukan Kavin lagi. Saat ini, tatapannya tertuju pada Dzul."Aku sudah memberimu empat batang emas untuk menyuruhmu menjadi pemandu kami ke wilayah barat. Seharusnya aku nggak berutang padamu, 'kan?""Tapi, apa yang kamu lakukan? Kamu bersekongkol dengan orang luar untuk menjebak kami. Kamu mencoba untuk merampas harta kami, bahkan ingin membunuh kami?"Dzul tidak berani berbicara saat menghadapi pertanyaan Wira. Fakta jelas di depan mata. Sekalipun dia ingin membela diri, dia tidak tahu harus bagaimana ...."Sekarang aku sudah paham, kenapa orang-orang yang sebelumnya pergi ke wilayah barat nggak pernah kembali. Sepertinya mereka dibunuh di tengah jalan, 'kan?" tanya Wira.Dzul menelan ludahnya. Setelah ragu-ragu sejenak, dia memberanikan diri untuk menyahut, "Tuan, aku melakukan semua ini karena dihasut mereka. Kalau mereka nggak memaksaku, aku juga nggak bakal berani!""Kalau ny
Semua orang yang ada di sini sudah mati dan Dzul kemungkinan besar tidak akan bertahan sampai malam ini.Setelah Agha memberinya pelajaran, sekalipun Dzul bisa bertahan hidup, dia pasti akan menjadi orang cacat.Makanya, mereka membutuhkan Kavin untuk memandu perjalanan. Jika cederanya tidak segera diobati, dia pasti akan mati karena kehilangan banyak darah atau karena kesakitan. Ketika saat itu tiba, siapa yang harus mereka andalkan?Wendi mengangguk dan menghampiri Kavin. Kemudian, dia mengeluarkan beberapa botol dan jarum. Setelah melakukan akupunktur, Kavin pun tidak merasakan sakit lagi.Kavin menatap Wendi yang berada di hadapannya dengan tercengang. Dia masih merasa takut. Siapa sebenarnya orang-orang ini?Agha dan Dwija sangat kuat. Dwija bahkan tidak mengeluarkan pedang dari sarungnya, tetapi berhasil memenangkan pertarungan.Agha bahkan lebih mengerikan. Tinjunya sekeras besi. Satu pukulan sudah cukup untuk remukkan tulang rusuk orang.Anak buah mereka jelas begitu banyak, te
"Aku tahu batasan. Kamu tenang saja." Usai melontarkan itu, Wendi kembali ke tempatnya dan berbaring untuk tidur.Besok mereka masih harus melanjutkan perjalanan. Ada begitu banyak kejadian yang terjadi malam ini. Wendi tentu harus beristirahat untuk memulihkan energinya.Karena Kavin sudah takut pada Wira dan lainnya, dia pun tidak berani macam-macam meskipun mereka sedang tidur. Itu sebabnya, tidur mereka sangat nyenyak.Setelah langit terang, Agha kembali. Setelah membereskan noda darah di tubuhnya, dia mengeluarkan makanan dan air untuk dinikmati.Kavin yang duduk di samping hanya bisa menelan ludahnya. Meskipun merasa lapar, dia tidak berani bersuara ...."Kamu juga ingin makan?" Agha meliriknya sekilas, lalu melemparkan roti kepadanya. "Makan saja, kamu masih harus memandu jalan untuk kami. Kami nggak mungkin membiarkanmu mati kelaparan di sini."Kavin buru-buru mengambilnya. Tanpa peduli pada debu di atasnya, dia langsung makan dengan lahap. Dia juga minum beberapa teguk air."K
"Tenang saja, dia sudah ketakutan. Dia nggak bakal berani macam-macam. Kita ikuti saja dia."Wira hanya menggunakan dua jenis orang. Yang pertama adalah orang yang setia padanya, seperti Danu, Agha, dan lainnya.Yang kedua adalah orang seperti Kavin yang mengincar uang atau takut mati ....Asalkan orang itu memiliki sesuatu yang dibutuhkan, Wira dapat mengendalikan mereka dengan mudah. Dia tidak perlu khawatir mereka macam-macam.Agha mengangguk dan mengikuti di belakang. Segera, sekelompok orang itu menuju ke kejauhan.....Saat ini, di Kerajaan Agrel, Caraka sedang melakukan penyelidikan terbarunya. Dia berhasil melacak keberadaan Wira dan lainnya.Bagaimanapun, Wira dan orang-orangnya bukan berada di Provinsi Yonggu. Kini, mereka berada di wilayah kekuasaan Osman. Orang-orang Senia memang belum menyusup ke Provinsi Yonggu dan mereka tidak bisa mendapat informasi apa pun. Bagaimanapun, tempat itu adalah markas Wira. Keamanannya sangat ketat. Tentu sulit bagi mereka untuk menyusup mas
"Yang Mulia, aku sudah mendengar percakapan kalian berdua. Karena Wira sudah menuju ke wilayah barat, serahkan sisanya kepadaku. Aku akan membuat mereka nggak bisa keluar dari wilayah barat untuk selamanya."Panji menyunggingkan senyuman jahat. Bagaimanapun, wilayah barat adalah wilayah kekuasaannya. Tidak peduli sehebat apa Wira, Wira tidak akan bisa membalikkan keadaan.Senia yang berada di samping lantas bertanya, "Kamu yakin?""Tentu saja.""Yang Mulia sudah lupa dari mana asalku? Nggak ada yang lebih memahami wilayah barat selain aku.""Di sana adalah markasku. Meskipun aku sudah lama nggak pulang, aku punya banyak teman di sana.""Aku bisa menyuruh mereka membantuku membunuh Wira di wilayah barat. Ini bukan sesuatu yang sulit. Selain itu, kita bisa melakukannya secara rahasia. Bukankah Lucy adalah contoh terbaik?"Wira dan lainnya tidak tahu bahwa Panji dan lainnya telah menemukan jejak Lucy saat kelompoknya menginjakkan kaki di wilayah barat. Itu sebabnya, Lucy kalah telak.Saya
Caraka juga merasa agak terkejut. Awalnya, dia berpikir Panji tidak akan setuju dengan begitu mudah, tetapi Panji malah langsung menyetujuinya. Jika begitu, dia tentu saja harus menunjukkan performa terbaiknya."Tenang saja. Aku pasti bisa menjaga diriku dengan baik, nggak akan merepotkanmu," kata Caraka sambil memberi hormat.Senia tersenyum puas dan perlahan-lahan berkata, "Sekarang kalian berdua adalah tangan kananku. Kalau kalian bekerja sama, aku yakin masalah ini pasti akan terselesaikan dengan lancar. Wira juga nggak akan bisa keluar dari wilayah barat dengan selamat."....Tiga hari kemudian. Wira dan yang lainnya sudah berjalan di gurun selama tiga. Pada malam harinya, mereka akhirnya melihat secercah harapan.Kavin menunjuk ke kejauhan dengan penuh semangat dan berkata, "Sudah nggak jauh lagi, di depan itu adalah perbatasan wilayah barat. Dengan kecepatan kita saat ini, sekitar satu jam lagi kita sudah akan memasuki wilayah barat."Sepanjang perjalanan ini, Kavin memang sudah
Agha dan Dwija langsung menatap Wendi. Wanita ini terlihat biasa saja, tetapi ternyata memiliki kemampuan yang sehebat ini. Sepertinya, kelak mereka harus lebih berhati-hati dan tidak boleh menyinggung wanita ini. Jika tidak, mereka bahkan tidak tahu bagaimana mereka bisa mati.Wendi berkata, "Kalian nggak perlu melihatku seperti ini, semua ini perintah Tuan Wira. Kalau nggak, aku nggak akan bertindak sesukaku. Racun yang kubuat ini bukan hanya penuh dengan kerja kerasku, penuh dengan bahan-bahan terbaik juga. Kalau menggunakannya untuk orang seperti ini, aku sendiri juga merasa sayang.""Kalau Tuan Wira nggak menyuruhku, aku malas turun tangan pada orang seperti ini. Bukankah lebih mudah menyelesaikannya dengan satu tebasan saja?"Wira hanya tersenyum dan tidak membantahnya.Menyadari Kavin sudah tidak akan bertahan hidup lagi, Wira dan yang lainnya juga tidak membuang-buang waktu untuk memikirkannya lagi. Sebaliknya, mereka fokus ke wilayah barat karena kini mereka sudah bisa melihat
Saat Wira dan yang lainnya menuju perbatasan wilayah barat, Kavin juga sudah berlari cukup jauh. Melihat bayangan Wira dan yang lainnya sudah tidak terlihat, dia tiba-tiba merasa dadanya sakit dan memuntahkan darah. Saat ini, organ dalamnya terasa seperti terus ditusuk ribuan jarum. Rasa sakit itu membuatnya merasa ingin mati saja."Ada apa ini? Kenapa bisa sakit sekali? Wira, bukankah kami bilang akan melepaskanku? Ternyata kamu malah bermain trik kotor di belakangku. Kamu ... pantas mati," makin Kavin sambil terus berguling-guling di tanah.Kavin baru saja berpisah dengan Wira, tetapi sekarang tubuhnya malah seperti ini. Bahkan orang bodoh pun bisa menebak pasti ada sesuatu yang tidak beres dan sudah pasti ada hubungannya dengan Wira. Menurutnya, Wira adalah orang yang munafik. Padahal Wira ini sudah bilang akan memberinya kesempatan untuk hidup, tetapi diam-diam meracuninya.Kavin dan Kalid sudah berkelana di dunia persilatan selama bertahun-tahun, mereka tentu saja sudah melihat ba
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m