Agha dan Dwija langsung menatap Wendi. Wanita ini terlihat biasa saja, tetapi ternyata memiliki kemampuan yang sehebat ini. Sepertinya, kelak mereka harus lebih berhati-hati dan tidak boleh menyinggung wanita ini. Jika tidak, mereka bahkan tidak tahu bagaimana mereka bisa mati.Wendi berkata, "Kalian nggak perlu melihatku seperti ini, semua ini perintah Tuan Wira. Kalau nggak, aku nggak akan bertindak sesukaku. Racun yang kubuat ini bukan hanya penuh dengan kerja kerasku, penuh dengan bahan-bahan terbaik juga. Kalau menggunakannya untuk orang seperti ini, aku sendiri juga merasa sayang.""Kalau Tuan Wira nggak menyuruhku, aku malas turun tangan pada orang seperti ini. Bukankah lebih mudah menyelesaikannya dengan satu tebasan saja?"Wira hanya tersenyum dan tidak membantahnya.Menyadari Kavin sudah tidak akan bertahan hidup lagi, Wira dan yang lainnya juga tidak membuang-buang waktu untuk memikirkannya lagi. Sebaliknya, mereka fokus ke wilayah barat karena kini mereka sudah bisa melihat
Saat Wira dan yang lainnya menuju perbatasan wilayah barat, Kavin juga sudah berlari cukup jauh. Melihat bayangan Wira dan yang lainnya sudah tidak terlihat, dia tiba-tiba merasa dadanya sakit dan memuntahkan darah. Saat ini, organ dalamnya terasa seperti terus ditusuk ribuan jarum. Rasa sakit itu membuatnya merasa ingin mati saja."Ada apa ini? Kenapa bisa sakit sekali? Wira, bukankah kami bilang akan melepaskanku? Ternyata kamu malah bermain trik kotor di belakangku. Kamu ... pantas mati," makin Kavin sambil terus berguling-guling di tanah.Kavin baru saja berpisah dengan Wira, tetapi sekarang tubuhnya malah seperti ini. Bahkan orang bodoh pun bisa menebak pasti ada sesuatu yang tidak beres dan sudah pasti ada hubungannya dengan Wira. Menurutnya, Wira adalah orang yang munafik. Padahal Wira ini sudah bilang akan memberinya kesempatan untuk hidup, tetapi diam-diam meracuninya.Kavin dan Kalid sudah berkelana di dunia persilatan selama bertahun-tahun, mereka tentu saja sudah melihat ba
"Sejak kecil, hanya Keluarga Lesmana yang selalu menindas orang lain. Kami belum pernah dipermalukan seperti ini. Aku harus bertemu Wira secara langsung untuk meminta penjelasannya," kata Kavin dengan nada dingin sambil mengepalkan tangannya dengan sangat erat dan darah terus mengalir dari sudut bibirnya. Penampilannya itu terlihat sangat menyedihkan.Namun, Panji malah melirik Kavin dengan ekspresi meremehkan. Dia sama sekali tidak menghiraukan perkataan Kavin, malahan berkata dengan tenang, "Urusan membunuh Wira nggak perlu merepotkanmu. Lihat saja dirimu. Kalau kamu mampu melawan Wira, dia nggak akan menjadi penguasa Provinsi Yonggu lagi."Mendengar kata penguasa Provinsi Yonggu, mata Kavin langsung membelalak. Dilihat dari cara berpakaian Wira hari ini, dia sudah bisa menebak Wira bukan orang biasa. Namun, dia tidak menyangka Wira adalah penguasa Provinsi Yonggu, hal ini benar-benar menakutkan. Dia belum pernah bertemu dengan tokoh sebesar ini sebelumnya.Jika tahu identitas Wira l
Panji berkata dengan penuh percaya diri, "Aku tentu saja nggak menyiapkan langkah cadangan. Tapi, sana tetap wilayah kekuasaanku. Aku hanya perlu menghubungi ke sana, kita akan segera punya banyak orang di pihak kita. Menurutmu, apa Wira bisa membuat kekacauan di sana? Kalau ini terjadi di Provinsi Yonggu, aku memang nggak sanggup melawan Wira.""Tapi, sekarang Wira sudah masuk ke wilayahku, dia tentu saja harus tunduk pada peraturanku. Selanjutnya, kita hanya perlu bermain-main dengannya. Jangan harap Wira bisa meninggalkan wilayah barat ini lagi. Aku akan membuatnya mengerti apa konsekuensinya melawan kita."Setelah mengatakan itu, Panji tersenyum sinis. Sebelum datang ke sini, dia sudah berjanji pada Senia. Tidak peduli bagaimanapun caranya, dia tidak akan membiarkan Wira tetap hidup. Ini adalah hadiahnya untuk Senia.Setelah tinggal di wilayah tandus di utara begitu lama, Panji merasa dia belum melakukan sesuatu yang besar. Kali ini, dia ingin memanfaatkan Wira untuk memperkuat pos
"Kami hanya tinggal di wilayah barat ini saja, tapi darah yang mengalir di tubuh kita sama," kata pemilik rumah itu sambil mendekat. Orang ini berusia hampir 30 tahun dan memiliki penampilan yang tegap, tetapi sangat ramah dan tatapannya terlihat sangat tulus.Para penduduk lainnya di sana juga begitu. Saat Wira dan yang lainnya baru saja memasuki desa perbatasan itu, para penduduk di sana sangat ramah dan tersenyum pada mereka. Kesannya seperti kembali ke rumah sendiri, sehingga dia merasa seperti tamu terhormat di sana.Wira menoleh dan menatap pria itu, lalu bertanya, "Kalau orang-orang wilayah barat begitu menantang kami dan kalian juga orang dari sembilan provinsi, mengapa kalian memilih untuk tinggal di sini?"Pria itu menggelengkan kepala dan menjawab, "Semua ini juga demi mencari nafkah. Ada banyak barang di wilayah barat yang nggak ada di Dataran Tengah. Justru karena inilah, banyak pedagang yang datang ke sini untuk membawa barang-barang khas wilayah barat ke Dataran Tengah.
Wira berkata, "Oh? Kak, jangan takut, kami semua bukan orang jahat. Lagi pula, kami berhasil melewati gurun itu berarti kami punya kemampuan, 'kan? Kakak hanya perlu menceritakan semua pada kami dengan tenang. Meskipun kabar ini tersebar, aku juga nggak akan melemparkan tanggung jawabnya padamu. Aku juga nggak akan membiarkanmu menanggung risikonya dengan sia-sia."Setelah mengatakan itu, Wira mengeluarkan dua batang emas dari sakunya dan meletakkannya di depan pria itu.Melihat emas batangan itu, pria itu langsung menelan ludahnya. Meskipun mereka sering membantu para pedagang kaya yang datang ke desa perbatasan itu dan menerima imbalannya, ini pertama kalinya seseorang langsung menunjukkan emas batangan padanya. Sepertinya berat emas itu juga mencapai puluhan gram. Sungguh dermawan!Meskipun uang yang berada di depan mata itu mengilap dan menggoda, pria itu juga tahu satu prinsip. Menghasilkan uang itu penting, tetapi takutnya tidak bisa menikmatinya karena kehilangan nyawanya.Setel
"Kalau begitu, kita nggak akan punya tempat untuk bernaung lagi. Tempat ini adalah jalur yang harus kita lalui kalau ingin kembali. Kalau kita bertengkar dengan penduduk sini, kita akan terpojok dari kedua sisi. Meskipun kita masih ingin menyelidiki masalah wilayah barat, itu juga akan menjadi sangat sulit dan pada akhirnya hanya bisa pulang dengan tangan kosong," kata Wira.Setelah mendengar penjelasan Wira, Wendi dan Dwija tidak mengatakan apa-apa. Ini memang faktanya dan inilah situasi mereka sekarang. Sayangnya, mereka tidak bisa membantah apa pun dan juga tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dalam sekejap, keadaannya memang membuat mereka merasa terpojok.Wira kembali berkata, "Setelah perjalanan selama berhari-hari, kalian juga sudah lelah, 'kan? Bahkan Agha pun sudah tidur, kita juga istirahat lebih awal. Nanti kita selesaikan masalah ini perlahan-lahan. Soal rahasia wilayah barat ini, suatu hari nanti pasti ada cara untuk mengungkapkan rahasia di baliknya dan kita juga pasti ak
Semua orang terus berteriak dan bahkan banyak dari mereka yang sudah siap untuk menyerang Wira.Pada saat itu, Agha dan yang lainnya juga keluar dari kamar dan segera mendekati Wira."Kak Wira, ada apa ini?" tanya Agha.Wira pun menjelaskan situasinya dengan singkat. Dalam sekejap, Agha dan yang lainnya pun menjadi sangat marah."Omong kosong apa ini? Mana mungkin kami tiba-tiba menyerang mereka dengan tanpa alasan. Lagi pula, kami juga nggak akan menggunakan cara keji seperti ini," kata Agha. Semalam dia tidak ikut rapat, sehingga dia tidak tahu apa yang dibicarakan Wira dan yang lainnya.Sementara itu, Dwija yang berdiri di samping menghela napas dengan tak berdaya saat mendengar sekarang dia sudah dianggap sebagai orang keji. Namun, dia memang tidak melakukannya, dia tidak ingin dihukum dengan tanpa alasan.Saat Dwija hendak mendekati dan berbicara dengan Wira, Wira hanya memberikan isyarat mata dan keduanya langsung saling memahami.Wira tentu saja memercayai Dwija karena Dwija ada
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m