Share

Bab 2884

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-04 18:00:00
Ini adalah satu-satunya cara bagi mereka untuk menyelamatkan diri!

Kalid ragu-ragu sejenak, lalu menatap para bawahannya yang tergeletak di tanah. Pada akhirnya, dia segera memerintahkan, "Mundur!"

Lebih baik mundur daripada mati. Mereka masih punya banyak bawahan. Setelah membangun pasukan kembali, mereka masih bisa menguasai gurun pasir.

Namun, jika bersikeras bertarung dengan Agha, kemungkinan besar mereka semua akan mati di sini. Pada akhirnya, semuanya akan menjadi sia-sia.

Dzul dan Kavin bergegas mengikuti Kalid. Mereka berbondong-bondong menuju ke tempat tinggal mereka.

Karena Agha masih terjebak dengan beberapa perampok, dia tidak akan punya kesempatan untuk menghentikan ketiga orang itu.

Dwija yang hanya menonton dan terus menggenggam dengan erat pedangnya, sontak berkelebat dan tiba di depan ketiga orang itu.

Dzul tidak punya senjata untuk pertahanan diri. Wajahnya memang menyeramkan, tetapi hanya bisa digunakan untuk menakuti orang. Dia tidak punya kemampuan apa pun.

Ketika
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2885

    "Sekarang sudah tahu takut?" Ketika Dwija hendak mengambil tindakan, tiba-tiba terdengar suara familier dari belakang.Dwija perlahan-lahan menoleh. Tatapannya tertuju pada Wira. Wira telah berdiri di belakangnya.Wira awalnya ingin tidur, tetapi tidak bisa karena tempat ini terlalu ribut. Dia merasa agak terganggu. Makanya, dia memilih untuk menonton saja.Kavin bukan orang bodoh. Hanya dengan melihat sekilas, dia tahu bahwa Wira adalah pemimpin pasukan ini. Asalkan mendapat pengampunan dari Wira, nyawanya akan selamat.Kavin memegang lukanya, lalu berjalan ke hadapan Wira dengan pincang. Saat berikutnya, dia berlutut dan berderai air mata."Tuan, aku tahu kamu orang baik. Tolong beri aku kesempatan untuk hidup ya? Aku benaran sudah menyadari kesalahanku. Asalkan kamu memberiku kesempatan, aku pasti akan berubah menjadi orang yang lebih baik.""Sekarang aku sudah cacat. Satu lenganku sudah putus. Kalaupun aku ingin buat jahat, aku nggak mungkin punya kesempatan lagi. Tolong ampuni aku

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2886

    Kavin berbicara panjang lebar dan akhirnya melihat secercah harapan.Wira mendengus dingin dan tidak menghiraukan Kavin lagi. Saat ini, tatapannya tertuju pada Dzul."Aku sudah memberimu empat batang emas untuk menyuruhmu menjadi pemandu kami ke wilayah barat. Seharusnya aku nggak berutang padamu, 'kan?""Tapi, apa yang kamu lakukan? Kamu bersekongkol dengan orang luar untuk menjebak kami. Kamu mencoba untuk merampas harta kami, bahkan ingin membunuh kami?"Dzul tidak berani berbicara saat menghadapi pertanyaan Wira. Fakta jelas di depan mata. Sekalipun dia ingin membela diri, dia tidak tahu harus bagaimana ...."Sekarang aku sudah paham, kenapa orang-orang yang sebelumnya pergi ke wilayah barat nggak pernah kembali. Sepertinya mereka dibunuh di tengah jalan, 'kan?" tanya Wira.Dzul menelan ludahnya. Setelah ragu-ragu sejenak, dia memberanikan diri untuk menyahut, "Tuan, aku melakukan semua ini karena dihasut mereka. Kalau mereka nggak memaksaku, aku juga nggak bakal berani!""Kalau ny

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2887

    Semua orang yang ada di sini sudah mati dan Dzul kemungkinan besar tidak akan bertahan sampai malam ini.Setelah Agha memberinya pelajaran, sekalipun Dzul bisa bertahan hidup, dia pasti akan menjadi orang cacat.Makanya, mereka membutuhkan Kavin untuk memandu perjalanan. Jika cederanya tidak segera diobati, dia pasti akan mati karena kehilangan banyak darah atau karena kesakitan. Ketika saat itu tiba, siapa yang harus mereka andalkan?Wendi mengangguk dan menghampiri Kavin. Kemudian, dia mengeluarkan beberapa botol dan jarum. Setelah melakukan akupunktur, Kavin pun tidak merasakan sakit lagi.Kavin menatap Wendi yang berada di hadapannya dengan tercengang. Dia masih merasa takut. Siapa sebenarnya orang-orang ini?Agha dan Dwija sangat kuat. Dwija bahkan tidak mengeluarkan pedang dari sarungnya, tetapi berhasil memenangkan pertarungan.Agha bahkan lebih mengerikan. Tinjunya sekeras besi. Satu pukulan sudah cukup untuk remukkan tulang rusuk orang.Anak buah mereka jelas begitu banyak, te

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2888

    "Aku tahu batasan. Kamu tenang saja." Usai melontarkan itu, Wendi kembali ke tempatnya dan berbaring untuk tidur.Besok mereka masih harus melanjutkan perjalanan. Ada begitu banyak kejadian yang terjadi malam ini. Wendi tentu harus beristirahat untuk memulihkan energinya.Karena Kavin sudah takut pada Wira dan lainnya, dia pun tidak berani macam-macam meskipun mereka sedang tidur. Itu sebabnya, tidur mereka sangat nyenyak.Setelah langit terang, Agha kembali. Setelah membereskan noda darah di tubuhnya, dia mengeluarkan makanan dan air untuk dinikmati.Kavin yang duduk di samping hanya bisa menelan ludahnya. Meskipun merasa lapar, dia tidak berani bersuara ...."Kamu juga ingin makan?" Agha meliriknya sekilas, lalu melemparkan roti kepadanya. "Makan saja, kamu masih harus memandu jalan untuk kami. Kami nggak mungkin membiarkanmu mati kelaparan di sini."Kavin buru-buru mengambilnya. Tanpa peduli pada debu di atasnya, dia langsung makan dengan lahap. Dia juga minum beberapa teguk air."K

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2889

    "Tenang saja, dia sudah ketakutan. Dia nggak bakal berani macam-macam. Kita ikuti saja dia."Wira hanya menggunakan dua jenis orang. Yang pertama adalah orang yang setia padanya, seperti Danu, Agha, dan lainnya.Yang kedua adalah orang seperti Kavin yang mengincar uang atau takut mati ....Asalkan orang itu memiliki sesuatu yang dibutuhkan, Wira dapat mengendalikan mereka dengan mudah. Dia tidak perlu khawatir mereka macam-macam.Agha mengangguk dan mengikuti di belakang. Segera, sekelompok orang itu menuju ke kejauhan.....Saat ini, di Kerajaan Agrel, Caraka sedang melakukan penyelidikan terbarunya. Dia berhasil melacak keberadaan Wira dan lainnya.Bagaimanapun, Wira dan orang-orangnya bukan berada di Provinsi Yonggu. Kini, mereka berada di wilayah kekuasaan Osman. Orang-orang Senia memang belum menyusup ke Provinsi Yonggu dan mereka tidak bisa mendapat informasi apa pun. Bagaimanapun, tempat itu adalah markas Wira. Keamanannya sangat ketat. Tentu sulit bagi mereka untuk menyusup mas

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2890

    "Yang Mulia, aku sudah mendengar percakapan kalian berdua. Karena Wira sudah menuju ke wilayah barat, serahkan sisanya kepadaku. Aku akan membuat mereka nggak bisa keluar dari wilayah barat untuk selamanya."Panji menyunggingkan senyuman jahat. Bagaimanapun, wilayah barat adalah wilayah kekuasaannya. Tidak peduli sehebat apa Wira, Wira tidak akan bisa membalikkan keadaan.Senia yang berada di samping lantas bertanya, "Kamu yakin?""Tentu saja.""Yang Mulia sudah lupa dari mana asalku? Nggak ada yang lebih memahami wilayah barat selain aku.""Di sana adalah markasku. Meskipun aku sudah lama nggak pulang, aku punya banyak teman di sana.""Aku bisa menyuruh mereka membantuku membunuh Wira di wilayah barat. Ini bukan sesuatu yang sulit. Selain itu, kita bisa melakukannya secara rahasia. Bukankah Lucy adalah contoh terbaik?"Wira dan lainnya tidak tahu bahwa Panji dan lainnya telah menemukan jejak Lucy saat kelompoknya menginjakkan kaki di wilayah barat. Itu sebabnya, Lucy kalah telak.Saya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2891

    Caraka juga merasa agak terkejut. Awalnya, dia berpikir Panji tidak akan setuju dengan begitu mudah, tetapi Panji malah langsung menyetujuinya. Jika begitu, dia tentu saja harus menunjukkan performa terbaiknya."Tenang saja. Aku pasti bisa menjaga diriku dengan baik, nggak akan merepotkanmu," kata Caraka sambil memberi hormat.Senia tersenyum puas dan perlahan-lahan berkata, "Sekarang kalian berdua adalah tangan kananku. Kalau kalian bekerja sama, aku yakin masalah ini pasti akan terselesaikan dengan lancar. Wira juga nggak akan bisa keluar dari wilayah barat dengan selamat."....Tiga hari kemudian. Wira dan yang lainnya sudah berjalan di gurun selama tiga. Pada malam harinya, mereka akhirnya melihat secercah harapan.Kavin menunjuk ke kejauhan dengan penuh semangat dan berkata, "Sudah nggak jauh lagi, di depan itu adalah perbatasan wilayah barat. Dengan kecepatan kita saat ini, sekitar satu jam lagi kita sudah akan memasuki wilayah barat."Sepanjang perjalanan ini, Kavin memang sudah

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2892

    Agha dan Dwija langsung menatap Wendi. Wanita ini terlihat biasa saja, tetapi ternyata memiliki kemampuan yang sehebat ini. Sepertinya, kelak mereka harus lebih berhati-hati dan tidak boleh menyinggung wanita ini. Jika tidak, mereka bahkan tidak tahu bagaimana mereka bisa mati.Wendi berkata, "Kalian nggak perlu melihatku seperti ini, semua ini perintah Tuan Wira. Kalau nggak, aku nggak akan bertindak sesukaku. Racun yang kubuat ini bukan hanya penuh dengan kerja kerasku, penuh dengan bahan-bahan terbaik juga. Kalau menggunakannya untuk orang seperti ini, aku sendiri juga merasa sayang.""Kalau Tuan Wira nggak menyuruhku, aku malas turun tangan pada orang seperti ini. Bukankah lebih mudah menyelesaikannya dengan satu tebasan saja?"Wira hanya tersenyum dan tidak membantahnya.Menyadari Kavin sudah tidak akan bertahan hidup lagi, Wira dan yang lainnya juga tidak membuang-buang waktu untuk memikirkannya lagi. Sebaliknya, mereka fokus ke wilayah barat karena kini mereka sudah bisa melihat

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2892

    Agha dan Dwija langsung menatap Wendi. Wanita ini terlihat biasa saja, tetapi ternyata memiliki kemampuan yang sehebat ini. Sepertinya, kelak mereka harus lebih berhati-hati dan tidak boleh menyinggung wanita ini. Jika tidak, mereka bahkan tidak tahu bagaimana mereka bisa mati.Wendi berkata, "Kalian nggak perlu melihatku seperti ini, semua ini perintah Tuan Wira. Kalau nggak, aku nggak akan bertindak sesukaku. Racun yang kubuat ini bukan hanya penuh dengan kerja kerasku, penuh dengan bahan-bahan terbaik juga. Kalau menggunakannya untuk orang seperti ini, aku sendiri juga merasa sayang.""Kalau Tuan Wira nggak menyuruhku, aku malas turun tangan pada orang seperti ini. Bukankah lebih mudah menyelesaikannya dengan satu tebasan saja?"Wira hanya tersenyum dan tidak membantahnya.Menyadari Kavin sudah tidak akan bertahan hidup lagi, Wira dan yang lainnya juga tidak membuang-buang waktu untuk memikirkannya lagi. Sebaliknya, mereka fokus ke wilayah barat karena kini mereka sudah bisa melihat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2891

    Caraka juga merasa agak terkejut. Awalnya, dia berpikir Panji tidak akan setuju dengan begitu mudah, tetapi Panji malah langsung menyetujuinya. Jika begitu, dia tentu saja harus menunjukkan performa terbaiknya."Tenang saja. Aku pasti bisa menjaga diriku dengan baik, nggak akan merepotkanmu," kata Caraka sambil memberi hormat.Senia tersenyum puas dan perlahan-lahan berkata, "Sekarang kalian berdua adalah tangan kananku. Kalau kalian bekerja sama, aku yakin masalah ini pasti akan terselesaikan dengan lancar. Wira juga nggak akan bisa keluar dari wilayah barat dengan selamat."....Tiga hari kemudian. Wira dan yang lainnya sudah berjalan di gurun selama tiga. Pada malam harinya, mereka akhirnya melihat secercah harapan.Kavin menunjuk ke kejauhan dengan penuh semangat dan berkata, "Sudah nggak jauh lagi, di depan itu adalah perbatasan wilayah barat. Dengan kecepatan kita saat ini, sekitar satu jam lagi kita sudah akan memasuki wilayah barat."Sepanjang perjalanan ini, Kavin memang sudah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2890

    "Yang Mulia, aku sudah mendengar percakapan kalian berdua. Karena Wira sudah menuju ke wilayah barat, serahkan sisanya kepadaku. Aku akan membuat mereka nggak bisa keluar dari wilayah barat untuk selamanya."Panji menyunggingkan senyuman jahat. Bagaimanapun, wilayah barat adalah wilayah kekuasaannya. Tidak peduli sehebat apa Wira, Wira tidak akan bisa membalikkan keadaan.Senia yang berada di samping lantas bertanya, "Kamu yakin?""Tentu saja.""Yang Mulia sudah lupa dari mana asalku? Nggak ada yang lebih memahami wilayah barat selain aku.""Di sana adalah markasku. Meskipun aku sudah lama nggak pulang, aku punya banyak teman di sana.""Aku bisa menyuruh mereka membantuku membunuh Wira di wilayah barat. Ini bukan sesuatu yang sulit. Selain itu, kita bisa melakukannya secara rahasia. Bukankah Lucy adalah contoh terbaik?"Wira dan lainnya tidak tahu bahwa Panji dan lainnya telah menemukan jejak Lucy saat kelompoknya menginjakkan kaki di wilayah barat. Itu sebabnya, Lucy kalah telak.Saya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2889

    "Tenang saja, dia sudah ketakutan. Dia nggak bakal berani macam-macam. Kita ikuti saja dia."Wira hanya menggunakan dua jenis orang. Yang pertama adalah orang yang setia padanya, seperti Danu, Agha, dan lainnya.Yang kedua adalah orang seperti Kavin yang mengincar uang atau takut mati ....Asalkan orang itu memiliki sesuatu yang dibutuhkan, Wira dapat mengendalikan mereka dengan mudah. Dia tidak perlu khawatir mereka macam-macam.Agha mengangguk dan mengikuti di belakang. Segera, sekelompok orang itu menuju ke kejauhan.....Saat ini, di Kerajaan Agrel, Caraka sedang melakukan penyelidikan terbarunya. Dia berhasil melacak keberadaan Wira dan lainnya.Bagaimanapun, Wira dan orang-orangnya bukan berada di Provinsi Yonggu. Kini, mereka berada di wilayah kekuasaan Osman. Orang-orang Senia memang belum menyusup ke Provinsi Yonggu dan mereka tidak bisa mendapat informasi apa pun. Bagaimanapun, tempat itu adalah markas Wira. Keamanannya sangat ketat. Tentu sulit bagi mereka untuk menyusup mas

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2888

    "Aku tahu batasan. Kamu tenang saja." Usai melontarkan itu, Wendi kembali ke tempatnya dan berbaring untuk tidur.Besok mereka masih harus melanjutkan perjalanan. Ada begitu banyak kejadian yang terjadi malam ini. Wendi tentu harus beristirahat untuk memulihkan energinya.Karena Kavin sudah takut pada Wira dan lainnya, dia pun tidak berani macam-macam meskipun mereka sedang tidur. Itu sebabnya, tidur mereka sangat nyenyak.Setelah langit terang, Agha kembali. Setelah membereskan noda darah di tubuhnya, dia mengeluarkan makanan dan air untuk dinikmati.Kavin yang duduk di samping hanya bisa menelan ludahnya. Meskipun merasa lapar, dia tidak berani bersuara ...."Kamu juga ingin makan?" Agha meliriknya sekilas, lalu melemparkan roti kepadanya. "Makan saja, kamu masih harus memandu jalan untuk kami. Kami nggak mungkin membiarkanmu mati kelaparan di sini."Kavin buru-buru mengambilnya. Tanpa peduli pada debu di atasnya, dia langsung makan dengan lahap. Dia juga minum beberapa teguk air."K

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2887

    Semua orang yang ada di sini sudah mati dan Dzul kemungkinan besar tidak akan bertahan sampai malam ini.Setelah Agha memberinya pelajaran, sekalipun Dzul bisa bertahan hidup, dia pasti akan menjadi orang cacat.Makanya, mereka membutuhkan Kavin untuk memandu perjalanan. Jika cederanya tidak segera diobati, dia pasti akan mati karena kehilangan banyak darah atau karena kesakitan. Ketika saat itu tiba, siapa yang harus mereka andalkan?Wendi mengangguk dan menghampiri Kavin. Kemudian, dia mengeluarkan beberapa botol dan jarum. Setelah melakukan akupunktur, Kavin pun tidak merasakan sakit lagi.Kavin menatap Wendi yang berada di hadapannya dengan tercengang. Dia masih merasa takut. Siapa sebenarnya orang-orang ini?Agha dan Dwija sangat kuat. Dwija bahkan tidak mengeluarkan pedang dari sarungnya, tetapi berhasil memenangkan pertarungan.Agha bahkan lebih mengerikan. Tinjunya sekeras besi. Satu pukulan sudah cukup untuk remukkan tulang rusuk orang.Anak buah mereka jelas begitu banyak, te

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2886

    Kavin berbicara panjang lebar dan akhirnya melihat secercah harapan.Wira mendengus dingin dan tidak menghiraukan Kavin lagi. Saat ini, tatapannya tertuju pada Dzul."Aku sudah memberimu empat batang emas untuk menyuruhmu menjadi pemandu kami ke wilayah barat. Seharusnya aku nggak berutang padamu, 'kan?""Tapi, apa yang kamu lakukan? Kamu bersekongkol dengan orang luar untuk menjebak kami. Kamu mencoba untuk merampas harta kami, bahkan ingin membunuh kami?"Dzul tidak berani berbicara saat menghadapi pertanyaan Wira. Fakta jelas di depan mata. Sekalipun dia ingin membela diri, dia tidak tahu harus bagaimana ...."Sekarang aku sudah paham, kenapa orang-orang yang sebelumnya pergi ke wilayah barat nggak pernah kembali. Sepertinya mereka dibunuh di tengah jalan, 'kan?" tanya Wira.Dzul menelan ludahnya. Setelah ragu-ragu sejenak, dia memberanikan diri untuk menyahut, "Tuan, aku melakukan semua ini karena dihasut mereka. Kalau mereka nggak memaksaku, aku juga nggak bakal berani!""Kalau ny

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2885

    "Sekarang sudah tahu takut?" Ketika Dwija hendak mengambil tindakan, tiba-tiba terdengar suara familier dari belakang.Dwija perlahan-lahan menoleh. Tatapannya tertuju pada Wira. Wira telah berdiri di belakangnya.Wira awalnya ingin tidur, tetapi tidak bisa karena tempat ini terlalu ribut. Dia merasa agak terganggu. Makanya, dia memilih untuk menonton saja.Kavin bukan orang bodoh. Hanya dengan melihat sekilas, dia tahu bahwa Wira adalah pemimpin pasukan ini. Asalkan mendapat pengampunan dari Wira, nyawanya akan selamat.Kavin memegang lukanya, lalu berjalan ke hadapan Wira dengan pincang. Saat berikutnya, dia berlutut dan berderai air mata."Tuan, aku tahu kamu orang baik. Tolong beri aku kesempatan untuk hidup ya? Aku benaran sudah menyadari kesalahanku. Asalkan kamu memberiku kesempatan, aku pasti akan berubah menjadi orang yang lebih baik.""Sekarang aku sudah cacat. Satu lenganku sudah putus. Kalaupun aku ingin buat jahat, aku nggak mungkin punya kesempatan lagi. Tolong ampuni aku

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2884

    Ini adalah satu-satunya cara bagi mereka untuk menyelamatkan diri!Kalid ragu-ragu sejenak, lalu menatap para bawahannya yang tergeletak di tanah. Pada akhirnya, dia segera memerintahkan, "Mundur!"Lebih baik mundur daripada mati. Mereka masih punya banyak bawahan. Setelah membangun pasukan kembali, mereka masih bisa menguasai gurun pasir.Namun, jika bersikeras bertarung dengan Agha, kemungkinan besar mereka semua akan mati di sini. Pada akhirnya, semuanya akan menjadi sia-sia.Dzul dan Kavin bergegas mengikuti Kalid. Mereka berbondong-bondong menuju ke tempat tinggal mereka.Karena Agha masih terjebak dengan beberapa perampok, dia tidak akan punya kesempatan untuk menghentikan ketiga orang itu.Dwija yang hanya menonton dan terus menggenggam dengan erat pedangnya, sontak berkelebat dan tiba di depan ketiga orang itu.Dzul tidak punya senjata untuk pertahanan diri. Wajahnya memang menyeramkan, tetapi hanya bisa digunakan untuk menakuti orang. Dia tidak punya kemampuan apa pun.Ketika

DMCA.com Protection Status