Share

Bab 2871

Penulis: Arif
"Semuanya sudah siap, hanya tinggal berangkat saja. Kalau semua orang sudah tiba, kita bersiap-siap dan segera berangkat ke wilayah barat. Perjalanan ke wilayah barat ini sangat berbahaya karena kita harus melewati gurun yang luas, jadi kita harus mempersiapkan banyak makanan dan air. Kamu sudah mempersiapkan semuanya, 'kan?" kata Wira sambil menatap Agha.

Saat tadi semua orang sedang merawat Lucy, Wira sudah menyerahkan hal ini pada Agha.

Agha menepuk tas di punggungnya dan berkata, "Aku tentu saja sudah mempersiapkannya. Kak Wira, jangan khawatir, aku bukan orang yang nggak bisa diandalkan."

Wira menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya dan tersenyum. Jika Agha bisa diandalkan, dia tidak akan terus mengingatkan Agha berkali-kali. Tidak ada orang di dunia ini yang lebih mengenal adiknya ini, selain dirinya sendiri. Namun, dia mengakui apa yang dilakukan Agha selama beberapa saat ini memang membuatnya merasa sangat puas.

Setelah semua persiapan selesai, Wira dan yang lainnya berangka
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2872

    Ada begitu banyak orang luar biasa yang datang ke Gedung Nomor Satu karena Wira juga. Nama dan uang bukan hal yang paling penting bagi mereka karena mereka tidak akan kesulitan mendapatkan makanan di dunia yang begitu luas ini.Namun, bisa mengikuti seorang tuan yang baik adalah hal yang diimpikan semua orang. Melakukan hal yang bermanfaat bagi negara dan rakyat, kelak mereka juga bisa meninggalkan reputasi yang baik.Dalam sekejap, ketiganya sudah tiba di kaki gunung tempat Wendi berada.Wendi yang sudah menerima surat dari Wira sudah mempersiapkan semuanya begitu terbangun pagi ini. Melihat Wira datang, dia juga perlahan-lahan turun dari gunung dan segera mendekati Wira. "Tuan Wira."Wira menepuk bahu Wendi, lalu menunjuk pada Dwija di sampingnya dan berkata, "Kamu sudah pernah bertemu dengan adikku ini. Yang ini adalah ahli yang baru saja aku panggil dari Gedung Nomor Satu, ahli pedang terbaik di dunia. Keterampilan pedangnya sangat luar biasa. Kalau ada dia ikut di sisi kita, perja

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2873

    Sayangnya, Wira langsung menolak, sehingga Trenggi pun kehilangan kesempatan baik itu."Ayo kita kembali ke istana. Ingat baik-baik apa perintah Kak Wira sebelum berangkat. Apa pun yang terjadi, jaga baik-baik Nona Lucy. Dia adalah orang kepercayaan Wira, sudah menggantikan posisi Biantara. Kalau terjadi apa-apa pada Nona Lucy di sini, bahkan aku pun nggak tahu harus bagaimana menjelaskannya pada Kak Wira," kata Osman perlahan-lahan sambil berjalan turun dari menara kota.Kelihatan jelas, Osman sangat menghargai Lucy."Raja, tenang saja. Aku sudah mengatur pertahanan di sekitar Nona Lucy, sekarang kamarnya adalah tempat yang paling aman di istana. Meskipun ada orang yang berniat jahat, mereka juga nggak akan berani mendekat. Kalau nggak, mereka hanya akan kehilangan nyawa mereka. Kita pun bisa menjelaskannya [ada Tuan Wira," kata Trenggi.Osman pun tersenyum dengan puas. Setelah turun dari menara, keduanya langsung naik kereta kuda menuju istana.....Tiga hari kemudian, Wira dan timny

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2874

    Agha dan yang lainnya tentu saja agak terkejut melihat gurun itu. Ternyata memang ada tempat yang benar-benar tandus tanpa tumbuhan sedikit pun di dunia ini.Wendi melambaikan tangannya dan berkata, "Selama kita punya persediaan air yang cukup, menyeberangi gurun ini bukan masalah. Tuan Wira nggak perlu mengkhawatirkanku, aku juga bisa melindungi diriku sendiri. Kalau aku menjadi beban bagi Tuan Wira, aku tentu saja nggak akan ikut ke sini."Wira menganggukkan kepala karena apa yang dikatakan Wendi memang benar. Dia tersenyum dan kembali berkata, "Kalau kamu sudah berkata begitu, aku nggak perlu mengkhawatirkanmu lagi. Ayo kita langsung masuk ke dalam gurun.Yang lainnya pun menganggukkan kepala. Wira pun memimpin jalan di depan, sedangkan yang lainnya mengikutinya.Tepat saat Wira dan timnya bersiap untuk memasuki gurun, terdengar seseorang berteriak dengan panik dari belakang, "Kalian mau ke mana? Apa kalian mau masuk ke gurun? Aku sarankan kalian untuk menghargai nyawa kalian dan ja

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2875

    Pria paruh baya menganggukkan kepala, lalu berkata, "Ternyata begitu. Kalau begitu, kalian jangan masuk ke dalam gurun lagi. Tadi aku nggak bermaksud sengaja menakut-nakuti kalian, apa yang kukatakan memang kenyataannya. Lingkungan di gurun lebih rumit dari yang kalian pikirkan. Aku rasa kalian juga sudah mendengar reputasi gurun ini, jadi kalian membawa begitu banyak air, 'kan?"Wira hanya tersenyum dan tidak meresponsnya.Pria paruh baya itu melanjutkan, "Tentu saja. Kalau kalian benar-benar ingin masuk ke gurun, aku sebenarnya punya sebuah solusi untuk kalian. Tapi, entah kalian butuh atau nggak?"Wira segera menjawab, "Tentu saja butuh. Coba ceritakan, solusi apa yang kamu punya untuk membantu kami menyeberangi gurun ini?"Sebelum berangkat, Wira sempat berbincang dengan Lucy karena ingin memahami situasi di gurun ini dengan lebih baik.Wira berpikir jika mereka memiliki peta, itu akan sangat membantu mereka. Orang lain mungkin kesulitan membedakan arah karena pemandangannya terlih

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2876

    Karena tidak punya kemampuan, para penduduk desa hanya bisa hidup turun-temurun di sini. Tidak ada yang pergi merantau.Mereka pun tidak pernah melihat uang sebanyak ini. Ini adalah emas yang berkilauan!Pria paruh baya itu buru-buru memungut emas itu, lalu menggigitnya untuk memastikan tidak ada masalah. Kemudian, dia berkata, "Tuan, ikuti aku. Aku akan pimpin jalan dan bawa kalian ke desa kami!"Wira tersenyum dan mengangguk ringan. Uang memang bisa membuka jalan. Sekalipun berada di daerah terpencil seperti ini, uang tetap bisa membantu mereka. Memang benda yang sangat berguna!"Tuan, kulihat kalian bawa banyak barang. Apa perlu bantuanku?" tanya pria paruh baya itu dengan sikap menyanjung.Wira tersenyum sambil berkata, "Kamu cukup bawa jalan di depan saja, nggak perlu bantu kami. Kami bisa bawa sendiri. Kami sudah menyeberangi gurun lho."Ketika melihat sikap Wira yang tegas, pria itu tidak mengatakan apa-apa lagi dan tetap memimpin jalan di depan.Sejam kemudian, mereka akhirnya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2877

    "Kenapa kamu nggak ikut kami?" tanya Agha yang berdiri di samping.Sekarang mereka sudah berada di sini dan mereka hampir tiba di rumah itu, tetapi Sastro malah ingin pergi?Kalau tidak ada yang membantu memperkenalkan mereka, siapa yang tahu apakah orang aneh itu akan ikut ke gurun bersama mereka atau tidak?Memang benar uang penting, tetapi yang lebih penting adalah nyawa sendiri! Jika kehilangan nyawa, apa gunanya punya banyak uang?Wira juga menatap Sastro. Dia merasa ada yang aneh. Semuanya berjalan terlalu mulus.Sastro melambaikan tangan dan berkata, "Tolong jangan persulit aku. Aku cuma bisa bawa kalian sampai sini. Kalau aku bawa kalian masuk, itu sama saja dengan bunuh diri!""Sifat orang aneh sekali. Dia nggak peduli pada siapa pun. Kalian masih mending karena berasal dari luar. Tapi kalau orang desa yang datang, dia nggak akan bersikap ramah sedikit pun.""Dia bahkan nggak punya istri. Kami semua nggak berani ribut sama dia. Kalau nggak, mana mungkin dia tinggal di tempat s

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2878

    Agha siap untuk mengambil tindakan, tetapi Wira buru-buru menahan bahunya sambil terbatuk dua kali.Pandangan Wira tertuju pada pria yang berada di dalam rumah. Meskipun pria itu duduk membelakangi mereka, tubuhnya kekar dan suaranya seperti gong yang bergema. Jelas, dia bukan orang yang mudah diusik.Agha memiliki sifat yang impulsif. Kalau sampai terjadi perkelahian, itu akan sangat buruk. Kini, mereka membutuhkan bantuan sehingga sudah sewajarnya bersikap lebih sopan."Tuan, kami dengar kamu bisa membawa kami ke wilayah barat. Kami datang untuk berdiskusi denganmu. Apa kamu bisa membantu kami masuk ke wilayah barat?""Katanya kalau kami menawarkan harga yang wajar, kamu nggak akan menolak. Apa itu benar?" tanya Wira sambil berjalan mendekat.Pria yang duduk membelakangi mereka perlahan-lahan menoleh. Wira akhirnya bisa melihat wajahnya dengan jelas.Harus diakui, pria ini bukan hanya memiliki suara yang berat, tetapi juga tampang yang sangat menakutkan. Wajahnya dipenuhi dengan beka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2879

    "Dengan uang, kita bisa melakukan apa saja. Kita sudah mengeluarkan empat batang emas. Mungkin dia belum pernah melihat emas sebanyak itu seumur hidupnya.""Kita bertindak begitu cepat. Mana mungkin dia menunda-nunda. Kalau sampai melewatkan peluang untuk menghasilkan uang, dia yang bakal nyesal sendiri," ujar Wendi yang berdiri di belakang.Wira tidak mengatakan apa-apa. Sebenarnya dia juga merasa ada yang aneh, tetapi dia tidak tahu apa yang salah. Apa karena semuanya berjalan terlalu lancar? Mungkin itu alasannya.Wira tidak terlalu memikirkannya. Dia hanya menunggu dengan sabar di luar bersama yang lainnya.Sesaat kemudian, pria itu berjalan keluar dengan membawa sebuah tas besar di punggungnya. Dilihat dari beratnya, sepertinya tas itu penuh dengan air."Siapa namamu?" tanya Wira memandang pria itu. Karena mereka akan menghabiskan beberapa hari bersama, mereka perlu saling mengenal. Jika namanya saja tidak tahu, bagaimana mereka bisa bepergian bersama?Pria itu menjawab dengan nad

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3108

    Saat memikirkan hal itu, Trenggi mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau lawan kita hanya punya 100 ribu pasukan, kita bisa melawannya. Tapi, apa kita sudah tahu posisi mereka sekarang?"Melihat Trenggi yang menunjukkan sikap mendukung, Wira memberi hormat dan perlahan-lahan berkata, "Sebelum kalian datang, aku sudah memeriksa peta. Menurutku, saat ini mereka seharusnya berada di sekitar Pulau Hulu. Aku tentu saja memperkirakan ini berdasarkan rute perjalanan mereka yang lebih cepat."Mendengar penjelasan itu, Trenggi dan yang lainnya menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Trenggi tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, mereka pasti akan beristirahat di Pulau Hulu baru melanjutkan pencarian. Kalau kita mengirim beberapa pasukan kavaleri ke sana sekarang, kita harusnya bisa mengganggu dan mencegat perjalanan mereka, 'kan?"Ide dari Trenggi memang bagus, tetapi Wira langsung menolaknya. Bukan karena khawatir, tetapi pasukan utara ini sudah terbi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3107

    Sepanjang perjalanan, Trenggi terus berpikir apa yang harus dilakukannya saat bertemu dengan Wira dari Provinsi Lowala. Namun, setelah bertemu Wira, dia merasa sangat terharu. Dia benar-benar tidak menyangka Wira begitu tampan dan karismatik, pantas saja banyak orang di sembilan provinsi yang merasa Wira sangat bisa diandalkan. Hari ini, dia membuktikan sendiri kabar itu memang benar.Setelah semua pasukan besar dari Kerajaan Nuala memasuki kota, Wira langsung memerintahkan bawahannya untuk menutup gerbang kota.....Di dalam kediaman wali kota, Wira menatap Trenggi dan para jenderalnya yang masuk. Latif dan Agha yang sebelumnya pergi untuk membujuk orang-orang di kota juga sudah kembali. Saat melihat Trenggi dan Hayam, semua orang basa-basi terlebih dahulu.Setelah itu, Wira menarik Latif dan berkata, "Ayo, aku perkenalkan kamu dulu. Ini adalah saudara baru kami. Kalau bukan karena dia, mungkin nyawa kami sudah tiada saat sedang bersembunyi di hutan. Untung saja dia bersedia membantu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3106

    Wira menatap Nafis dan berkata, "Tinggalkan satu mata-mata untuk memandu pasukan besar Jenderal Trenggi, yang lainnya kembali ke sini. Kirim mereka ke utara dan minta mereka untuk terus memantau gerakan di sana. Kalau mereka menemukan pasukan utara, segera laporkan ke sini.""Baik," jawab Nafis.Setelah keduanya pergi, Wira baru mencari peta. Setelah melihat bagian atas peta itu, dia berkata dengan tenang, "Sekarang kita belum tahu pasukan utara itu ada di mana. Tapi, kalau mereka bergerak dengan cepat dan menurut waktu yang diberi tahu Kunaf tadi, sekarang mereka harusnya sedang melintasi Pulau Hulu."Mengingat jenderal tangguh dari pihak musuh adalah Zaki yang merupakan tangan kanan Bimala, Wira berpikir apakah dia bisa menggunakan Zaki ini untuk mengancam Bimala agar menyerahkan Bobby. Meskipun sekarang dia belum mengetahui kabar tentang Bobby, Zaki sebagai tangan kanan Bimala ini seharusnya tahu. Jika bahkan hal ini pun tidak tahu, Zaki ini benar-benar tidak berguna.Saat sedang me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3105

    Semua orang tertegun sejenak saat mendengar perkataan Latif. Menurut mereka, sepuluh orang memang terlalu sedikit.Saat Latif hendak menjelaskan maksudnya, saat itu Wira malah berkata, "Benar, sepuluh orang memang terlalu sedikit. Lebih baik mengikuti saran Adjie, bawa 100 orang bersamamu saja. Kalau terjadi masalah, kalian juga bisa saling membantu."Latif yang merasa terharu oleh kata-kata Wira segera memberi hormat pada Wira, lalu berdiri dan berkata, "Tuan, kalian sudah salah paham, aku nggak ingin bertindak secara besar-besaran. Kalau bukan karena takut kamu akan khawatir atau nggak ada yang melaporkan padamu, aku bisa pergi ke sana sendirian.""Para prajurit ini nggak penting, yang perlu ditangani adalah wakil jenderal yang memimpin mereka. Dia adalah orang kepercayaan Kunaf. Sekarang Kunaf sudah ditangkap, mereka pasti nggak akan menyerah pada kita. Karena Kunaf ini memegang kekuasaan besar, jadi wakil jenderal ini lebih seperti boneka. Justru karena itulah, aku yakin bisa menan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3104

    Wira sendiri juga tidak menyangka Adjie adalah orang seperti ini, perasaannya terhadap Adjie menjadi lebih rumit.Mendengar perkataan itu, ekspresi Kunaf yang terikat erat langsung menjadi muram dan berteriak, "Tunggu sebentar. Aku akan beri tahu, orang yang dikirim untuk memimpin pasukan utara ini adalah asisten andalan Bimala, Zaki."Mendengar nama Zaki itu, Wira pun mengernyitkan alis karena dia benar-benar belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.Melihat yang lainnya sangat kebingungan, Latif yang berdiri di samping langsung maju dan berkata, "Aku mengenal orang ini, dia ini tangan kanannya Bimala. Dulu dia pernah datang ke sini untuk menginspeksi kami, tapi orang ini penuh dengan gairah seksual. Soal kelemahan lainnya, aku belum pernah mendengarnya."Agha yang berdiri di samping langsung berteriak dengan keras, "Nggak perlu peduli siapa dia. Kalau dia berani datang ke sini, aku pasti akan membuatnya nggak bisa kembali."Mendengar perkataan Agha, semua orang tertawa terbahak-bah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3103

    Bukan hanya Adjie dan yang lainnya, bahkan Wira yang berdiri di depan Kunaf pun tertegun setelah mendengar perkataan itu. Dia benar-benar tidak menyangka Bimala malah mengerahkan pasukan besar hanya untuk menangkapnya, benar-benar menghargainya.Agha yang mudah emosi pun langsung menendang Kunaf dan memarahi, "Katakan dengan jelas, kali ini ada berapa banyak pasukan utara yang dikirim?"Kunaf meludah ke tanah, lalu tertawa dingin dan berkata, "Hehe. Semuanya ada 100 ribu pasukan untuk menjaga perbatasan. Begitu pasukan besar itu tiba, kalian semua nggak akan bisa kabur lagi. Kalau kalian melepasku sekarang ...."Namun, sebelum Kunaf selesai berbicara, Nafis langsung menendang tubuh Kunaf untuk memaksanya menahan kata-kata berikutnya. "Melepaskanmu? Kamu bermimpi. Sayangnya, kamu nggak akan bisa keluar dari sini hidup-hidup lagi."Tak disangka, ekspresi Kunaf malah tetap datar saat mendengar perkataan Nafis. Sebaliknya, dia malah tertawa dan berkata, "Hehe. Nggak masalah. Lagi pula, kal

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3102

    Adjie menganggukkan kepalanya karena sangat setuju dengan pengaturan Agha. Jika terjadi sesuatu yang tak terduga pada saat seperti ini, semua usaha mereka sebelumnya akan sia-sia.Saat ini, di gerbang kota. Wira yang sedang memimpin sekelompok orang pun memandang ke langit di kejauhan, lalu memanggil Nafis dan bertanya dengan nada pelan, "Ada kabar dari para mata-mata?"Begitu menguasai kota, Wira langsung mengirim banyak mata-mata untuk menyambut 200 ribu pasukan dari Kerajaan Nuala.Nafis memberi hormat dan menjawab, "Belum ada kabar. Tapi, berdasarkan informasi sebelumnya dari para mata-mata, mereka harusnya sudah dekat."Wira menganggukkan kepala. Tidak boleh ada kesalahan sedikit pun pada saat seperti ini.Tepat pada saat itu, ada seorang prajurit yang berlari mendekat. Setelah melihat keduanya, dia langsung memberi hormat dan berkata, "Tuan, Kak Nafis, Kak Adjie dan yang lainnya sudah kembali. Mereka bahkan berhasil menangkap Kunaf."Mendengar laporan itu, Nafis merasa sangat sen

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3101

    Mendengar Latif berkata demikian, Adjie merasa agak ragu karena saat ini situasinya sangat mendesak. Jika dia melepaskan mereka begitu saja, dia akan kesulitan.Menyadari Adjie sepertinya merasa agak kesulitan, Latif yang berdiri di depan pintu tersenyum dan berkata sambil memberi hormat, "Kalau Kak Adjie merasa agak kesulitan, kamu bisa menahan kami di halaman ini dulu. Selama nyawa kami nggak terancam, kami bisa menerima cara lainnya."Melihat Latif yang begitu pengertian, Adjie membalas hormat itu dengan tersenyum. Setelah ragu sejenak, dia berkata perlahan-lahan, "Melihat Jenderal Latif begitu sungkan, aku akan terus terang saja. Saat fajar nanti, 200 ribu pasukan dari Kerajaan Nuala akan langsung masuk ke kota.""Sekarang kami sudah menguasai gerbang kota dan kediaman wali kota juga. Begitu pasukan tiba mereka bisa langsung menerobos masuk tanpa hambatan."Kata-kata Adjie ini membuat Latif sangat bersemangat karena tidak ada satu pun dari mereka yang ingin menjadi seorang penjaga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3100

    Tanpa basa-basi, Agha langsung menampar kedua selir Kunaf. Mereka pun langsung diam, tak berani berteriak lagi.Namun, saat itu juga, Agha mencium bau pesing yang menyengat dan sontak mengumpat pelan, "Sialan!"Setelah beberapa saat, Kunaf sudah diikat erat. Adjie lalu menoleh ke arah Agha dan bertanya, "Apa kita perlu mengabari Tuan Wira? Sekarang situasi di dalam kota sudah terkendali, tinggal menunggu pasukan Kerajaan Nuala tiba."Mendengar nama Kerajaan Nuala, Kunaf yang tergeletak di lantai langsung mengeluarkan suara dari mulutnya yang disumpal dengan kain. Tubuhnya meronta-ronta.Adjie tidak berkata apa-apa dan hanya menendang tubuh Kunaf agar tetap diam. Setelah itu, dia duduk perlahan di kursi dan berkata dengan tenang, "Aku sudah mengutus orang untuk memberi tahu Wira. Tapi sebelum itu, ada sesuatu yang perlu kita lakukan.""Apa itu?""Dengan menggunakan perintah Kunaf, kita panggil semua kepala penjaga gerbang ke sini dengan alasan rapat mendadak. Begitu mereka masuk ke hala

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status