Share

Bab 2871

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-03 18:00:00
"Semuanya sudah siap, hanya tinggal berangkat saja. Kalau semua orang sudah tiba, kita bersiap-siap dan segera berangkat ke wilayah barat. Perjalanan ke wilayah barat ini sangat berbahaya karena kita harus melewati gurun yang luas, jadi kita harus mempersiapkan banyak makanan dan air. Kamu sudah mempersiapkan semuanya, 'kan?" kata Wira sambil menatap Agha.

Saat tadi semua orang sedang merawat Lucy, Wira sudah menyerahkan hal ini pada Agha.

Agha menepuk tas di punggungnya dan berkata, "Aku tentu saja sudah mempersiapkannya. Kak Wira, jangan khawatir, aku bukan orang yang nggak bisa diandalkan."

Wira menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya dan tersenyum. Jika Agha bisa diandalkan, dia tidak akan terus mengingatkan Agha berkali-kali. Tidak ada orang di dunia ini yang lebih mengenal adiknya ini, selain dirinya sendiri. Namun, dia mengakui apa yang dilakukan Agha selama beberapa saat ini memang membuatnya merasa sangat puas.

Setelah semua persiapan selesai, Wira dan yang lainnya berangka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2872

    Ada begitu banyak orang luar biasa yang datang ke Gedung Nomor Satu karena Wira juga. Nama dan uang bukan hal yang paling penting bagi mereka karena mereka tidak akan kesulitan mendapatkan makanan di dunia yang begitu luas ini.Namun, bisa mengikuti seorang tuan yang baik adalah hal yang diimpikan semua orang. Melakukan hal yang bermanfaat bagi negara dan rakyat, kelak mereka juga bisa meninggalkan reputasi yang baik.Dalam sekejap, ketiganya sudah tiba di kaki gunung tempat Wendi berada.Wendi yang sudah menerima surat dari Wira sudah mempersiapkan semuanya begitu terbangun pagi ini. Melihat Wira datang, dia juga perlahan-lahan turun dari gunung dan segera mendekati Wira. "Tuan Wira."Wira menepuk bahu Wendi, lalu menunjuk pada Dwija di sampingnya dan berkata, "Kamu sudah pernah bertemu dengan adikku ini. Yang ini adalah ahli yang baru saja aku panggil dari Gedung Nomor Satu, ahli pedang terbaik di dunia. Keterampilan pedangnya sangat luar biasa. Kalau ada dia ikut di sisi kita, perja

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2873

    Sayangnya, Wira langsung menolak, sehingga Trenggi pun kehilangan kesempatan baik itu."Ayo kita kembali ke istana. Ingat baik-baik apa perintah Kak Wira sebelum berangkat. Apa pun yang terjadi, jaga baik-baik Nona Lucy. Dia adalah orang kepercayaan Wira, sudah menggantikan posisi Biantara. Kalau terjadi apa-apa pada Nona Lucy di sini, bahkan aku pun nggak tahu harus bagaimana menjelaskannya pada Kak Wira," kata Osman perlahan-lahan sambil berjalan turun dari menara kota.Kelihatan jelas, Osman sangat menghargai Lucy."Raja, tenang saja. Aku sudah mengatur pertahanan di sekitar Nona Lucy, sekarang kamarnya adalah tempat yang paling aman di istana. Meskipun ada orang yang berniat jahat, mereka juga nggak akan berani mendekat. Kalau nggak, mereka hanya akan kehilangan nyawa mereka. Kita pun bisa menjelaskannya [ada Tuan Wira," kata Trenggi.Osman pun tersenyum dengan puas. Setelah turun dari menara, keduanya langsung naik kereta kuda menuju istana.....Tiga hari kemudian, Wira dan timny

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2874

    Agha dan yang lainnya tentu saja agak terkejut melihat gurun itu. Ternyata memang ada tempat yang benar-benar tandus tanpa tumbuhan sedikit pun di dunia ini.Wendi melambaikan tangannya dan berkata, "Selama kita punya persediaan air yang cukup, menyeberangi gurun ini bukan masalah. Tuan Wira nggak perlu mengkhawatirkanku, aku juga bisa melindungi diriku sendiri. Kalau aku menjadi beban bagi Tuan Wira, aku tentu saja nggak akan ikut ke sini."Wira menganggukkan kepala karena apa yang dikatakan Wendi memang benar. Dia tersenyum dan kembali berkata, "Kalau kamu sudah berkata begitu, aku nggak perlu mengkhawatirkanmu lagi. Ayo kita langsung masuk ke dalam gurun.Yang lainnya pun menganggukkan kepala. Wira pun memimpin jalan di depan, sedangkan yang lainnya mengikutinya.Tepat saat Wira dan timnya bersiap untuk memasuki gurun, terdengar seseorang berteriak dengan panik dari belakang, "Kalian mau ke mana? Apa kalian mau masuk ke gurun? Aku sarankan kalian untuk menghargai nyawa kalian dan ja

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2875

    Pria paruh baya menganggukkan kepala, lalu berkata, "Ternyata begitu. Kalau begitu, kalian jangan masuk ke dalam gurun lagi. Tadi aku nggak bermaksud sengaja menakut-nakuti kalian, apa yang kukatakan memang kenyataannya. Lingkungan di gurun lebih rumit dari yang kalian pikirkan. Aku rasa kalian juga sudah mendengar reputasi gurun ini, jadi kalian membawa begitu banyak air, 'kan?"Wira hanya tersenyum dan tidak meresponsnya.Pria paruh baya itu melanjutkan, "Tentu saja. Kalau kalian benar-benar ingin masuk ke gurun, aku sebenarnya punya sebuah solusi untuk kalian. Tapi, entah kalian butuh atau nggak?"Wira segera menjawab, "Tentu saja butuh. Coba ceritakan, solusi apa yang kamu punya untuk membantu kami menyeberangi gurun ini?"Sebelum berangkat, Wira sempat berbincang dengan Lucy karena ingin memahami situasi di gurun ini dengan lebih baik.Wira berpikir jika mereka memiliki peta, itu akan sangat membantu mereka. Orang lain mungkin kesulitan membedakan arah karena pemandangannya terlih

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2876

    Karena tidak punya kemampuan, para penduduk desa hanya bisa hidup turun-temurun di sini. Tidak ada yang pergi merantau.Mereka pun tidak pernah melihat uang sebanyak ini. Ini adalah emas yang berkilauan!Pria paruh baya itu buru-buru memungut emas itu, lalu menggigitnya untuk memastikan tidak ada masalah. Kemudian, dia berkata, "Tuan, ikuti aku. Aku akan pimpin jalan dan bawa kalian ke desa kami!"Wira tersenyum dan mengangguk ringan. Uang memang bisa membuka jalan. Sekalipun berada di daerah terpencil seperti ini, uang tetap bisa membantu mereka. Memang benda yang sangat berguna!"Tuan, kulihat kalian bawa banyak barang. Apa perlu bantuanku?" tanya pria paruh baya itu dengan sikap menyanjung.Wira tersenyum sambil berkata, "Kamu cukup bawa jalan di depan saja, nggak perlu bantu kami. Kami bisa bawa sendiri. Kami sudah menyeberangi gurun lho."Ketika melihat sikap Wira yang tegas, pria itu tidak mengatakan apa-apa lagi dan tetap memimpin jalan di depan.Sejam kemudian, mereka akhirnya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2877

    "Kenapa kamu nggak ikut kami?" tanya Agha yang berdiri di samping.Sekarang mereka sudah berada di sini dan mereka hampir tiba di rumah itu, tetapi Sastro malah ingin pergi?Kalau tidak ada yang membantu memperkenalkan mereka, siapa yang tahu apakah orang aneh itu akan ikut ke gurun bersama mereka atau tidak?Memang benar uang penting, tetapi yang lebih penting adalah nyawa sendiri! Jika kehilangan nyawa, apa gunanya punya banyak uang?Wira juga menatap Sastro. Dia merasa ada yang aneh. Semuanya berjalan terlalu mulus.Sastro melambaikan tangan dan berkata, "Tolong jangan persulit aku. Aku cuma bisa bawa kalian sampai sini. Kalau aku bawa kalian masuk, itu sama saja dengan bunuh diri!""Sifat orang aneh sekali. Dia nggak peduli pada siapa pun. Kalian masih mending karena berasal dari luar. Tapi kalau orang desa yang datang, dia nggak akan bersikap ramah sedikit pun.""Dia bahkan nggak punya istri. Kami semua nggak berani ribut sama dia. Kalau nggak, mana mungkin dia tinggal di tempat s

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2878

    Agha siap untuk mengambil tindakan, tetapi Wira buru-buru menahan bahunya sambil terbatuk dua kali.Pandangan Wira tertuju pada pria yang berada di dalam rumah. Meskipun pria itu duduk membelakangi mereka, tubuhnya kekar dan suaranya seperti gong yang bergema. Jelas, dia bukan orang yang mudah diusik.Agha memiliki sifat yang impulsif. Kalau sampai terjadi perkelahian, itu akan sangat buruk. Kini, mereka membutuhkan bantuan sehingga sudah sewajarnya bersikap lebih sopan."Tuan, kami dengar kamu bisa membawa kami ke wilayah barat. Kami datang untuk berdiskusi denganmu. Apa kamu bisa membantu kami masuk ke wilayah barat?""Katanya kalau kami menawarkan harga yang wajar, kamu nggak akan menolak. Apa itu benar?" tanya Wira sambil berjalan mendekat.Pria yang duduk membelakangi mereka perlahan-lahan menoleh. Wira akhirnya bisa melihat wajahnya dengan jelas.Harus diakui, pria ini bukan hanya memiliki suara yang berat, tetapi juga tampang yang sangat menakutkan. Wajahnya dipenuhi dengan beka

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2879

    "Dengan uang, kita bisa melakukan apa saja. Kita sudah mengeluarkan empat batang emas. Mungkin dia belum pernah melihat emas sebanyak itu seumur hidupnya.""Kita bertindak begitu cepat. Mana mungkin dia menunda-nunda. Kalau sampai melewatkan peluang untuk menghasilkan uang, dia yang bakal nyesal sendiri," ujar Wendi yang berdiri di belakang.Wira tidak mengatakan apa-apa. Sebenarnya dia juga merasa ada yang aneh, tetapi dia tidak tahu apa yang salah. Apa karena semuanya berjalan terlalu lancar? Mungkin itu alasannya.Wira tidak terlalu memikirkannya. Dia hanya menunggu dengan sabar di luar bersama yang lainnya.Sesaat kemudian, pria itu berjalan keluar dengan membawa sebuah tas besar di punggungnya. Dilihat dari beratnya, sepertinya tas itu penuh dengan air."Siapa namamu?" tanya Wira memandang pria itu. Karena mereka akan menghabiskan beberapa hari bersama, mereka perlu saling mengenal. Jika namanya saja tidak tahu, bagaimana mereka bisa bepergian bersama?Pria itu menjawab dengan nad

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2892

    Agha dan Dwija langsung menatap Wendi. Wanita ini terlihat biasa saja, tetapi ternyata memiliki kemampuan yang sehebat ini. Sepertinya, kelak mereka harus lebih berhati-hati dan tidak boleh menyinggung wanita ini. Jika tidak, mereka bahkan tidak tahu bagaimana mereka bisa mati.Wendi berkata, "Kalian nggak perlu melihatku seperti ini, semua ini perintah Tuan Wira. Kalau nggak, aku nggak akan bertindak sesukaku. Racun yang kubuat ini bukan hanya penuh dengan kerja kerasku, penuh dengan bahan-bahan terbaik juga. Kalau menggunakannya untuk orang seperti ini, aku sendiri juga merasa sayang.""Kalau Tuan Wira nggak menyuruhku, aku malas turun tangan pada orang seperti ini. Bukankah lebih mudah menyelesaikannya dengan satu tebasan saja?"Wira hanya tersenyum dan tidak membantahnya.Menyadari Kavin sudah tidak akan bertahan hidup lagi, Wira dan yang lainnya juga tidak membuang-buang waktu untuk memikirkannya lagi. Sebaliknya, mereka fokus ke wilayah barat karena kini mereka sudah bisa melihat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2891

    Caraka juga merasa agak terkejut. Awalnya, dia berpikir Panji tidak akan setuju dengan begitu mudah, tetapi Panji malah langsung menyetujuinya. Jika begitu, dia tentu saja harus menunjukkan performa terbaiknya."Tenang saja. Aku pasti bisa menjaga diriku dengan baik, nggak akan merepotkanmu," kata Caraka sambil memberi hormat.Senia tersenyum puas dan perlahan-lahan berkata, "Sekarang kalian berdua adalah tangan kananku. Kalau kalian bekerja sama, aku yakin masalah ini pasti akan terselesaikan dengan lancar. Wira juga nggak akan bisa keluar dari wilayah barat dengan selamat."....Tiga hari kemudian. Wira dan yang lainnya sudah berjalan di gurun selama tiga. Pada malam harinya, mereka akhirnya melihat secercah harapan.Kavin menunjuk ke kejauhan dengan penuh semangat dan berkata, "Sudah nggak jauh lagi, di depan itu adalah perbatasan wilayah barat. Dengan kecepatan kita saat ini, sekitar satu jam lagi kita sudah akan memasuki wilayah barat."Sepanjang perjalanan ini, Kavin memang sudah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2890

    "Yang Mulia, aku sudah mendengar percakapan kalian berdua. Karena Wira sudah menuju ke wilayah barat, serahkan sisanya kepadaku. Aku akan membuat mereka nggak bisa keluar dari wilayah barat untuk selamanya."Panji menyunggingkan senyuman jahat. Bagaimanapun, wilayah barat adalah wilayah kekuasaannya. Tidak peduli sehebat apa Wira, Wira tidak akan bisa membalikkan keadaan.Senia yang berada di samping lantas bertanya, "Kamu yakin?""Tentu saja.""Yang Mulia sudah lupa dari mana asalku? Nggak ada yang lebih memahami wilayah barat selain aku.""Di sana adalah markasku. Meskipun aku sudah lama nggak pulang, aku punya banyak teman di sana.""Aku bisa menyuruh mereka membantuku membunuh Wira di wilayah barat. Ini bukan sesuatu yang sulit. Selain itu, kita bisa melakukannya secara rahasia. Bukankah Lucy adalah contoh terbaik?"Wira dan lainnya tidak tahu bahwa Panji dan lainnya telah menemukan jejak Lucy saat kelompoknya menginjakkan kaki di wilayah barat. Itu sebabnya, Lucy kalah telak.Saya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2889

    "Tenang saja, dia sudah ketakutan. Dia nggak bakal berani macam-macam. Kita ikuti saja dia."Wira hanya menggunakan dua jenis orang. Yang pertama adalah orang yang setia padanya, seperti Danu, Agha, dan lainnya.Yang kedua adalah orang seperti Kavin yang mengincar uang atau takut mati ....Asalkan orang itu memiliki sesuatu yang dibutuhkan, Wira dapat mengendalikan mereka dengan mudah. Dia tidak perlu khawatir mereka macam-macam.Agha mengangguk dan mengikuti di belakang. Segera, sekelompok orang itu menuju ke kejauhan.....Saat ini, di Kerajaan Agrel, Caraka sedang melakukan penyelidikan terbarunya. Dia berhasil melacak keberadaan Wira dan lainnya.Bagaimanapun, Wira dan orang-orangnya bukan berada di Provinsi Yonggu. Kini, mereka berada di wilayah kekuasaan Osman. Orang-orang Senia memang belum menyusup ke Provinsi Yonggu dan mereka tidak bisa mendapat informasi apa pun. Bagaimanapun, tempat itu adalah markas Wira. Keamanannya sangat ketat. Tentu sulit bagi mereka untuk menyusup mas

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2888

    "Aku tahu batasan. Kamu tenang saja." Usai melontarkan itu, Wendi kembali ke tempatnya dan berbaring untuk tidur.Besok mereka masih harus melanjutkan perjalanan. Ada begitu banyak kejadian yang terjadi malam ini. Wendi tentu harus beristirahat untuk memulihkan energinya.Karena Kavin sudah takut pada Wira dan lainnya, dia pun tidak berani macam-macam meskipun mereka sedang tidur. Itu sebabnya, tidur mereka sangat nyenyak.Setelah langit terang, Agha kembali. Setelah membereskan noda darah di tubuhnya, dia mengeluarkan makanan dan air untuk dinikmati.Kavin yang duduk di samping hanya bisa menelan ludahnya. Meskipun merasa lapar, dia tidak berani bersuara ...."Kamu juga ingin makan?" Agha meliriknya sekilas, lalu melemparkan roti kepadanya. "Makan saja, kamu masih harus memandu jalan untuk kami. Kami nggak mungkin membiarkanmu mati kelaparan di sini."Kavin buru-buru mengambilnya. Tanpa peduli pada debu di atasnya, dia langsung makan dengan lahap. Dia juga minum beberapa teguk air."K

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2887

    Semua orang yang ada di sini sudah mati dan Dzul kemungkinan besar tidak akan bertahan sampai malam ini.Setelah Agha memberinya pelajaran, sekalipun Dzul bisa bertahan hidup, dia pasti akan menjadi orang cacat.Makanya, mereka membutuhkan Kavin untuk memandu perjalanan. Jika cederanya tidak segera diobati, dia pasti akan mati karena kehilangan banyak darah atau karena kesakitan. Ketika saat itu tiba, siapa yang harus mereka andalkan?Wendi mengangguk dan menghampiri Kavin. Kemudian, dia mengeluarkan beberapa botol dan jarum. Setelah melakukan akupunktur, Kavin pun tidak merasakan sakit lagi.Kavin menatap Wendi yang berada di hadapannya dengan tercengang. Dia masih merasa takut. Siapa sebenarnya orang-orang ini?Agha dan Dwija sangat kuat. Dwija bahkan tidak mengeluarkan pedang dari sarungnya, tetapi berhasil memenangkan pertarungan.Agha bahkan lebih mengerikan. Tinjunya sekeras besi. Satu pukulan sudah cukup untuk remukkan tulang rusuk orang.Anak buah mereka jelas begitu banyak, te

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2886

    Kavin berbicara panjang lebar dan akhirnya melihat secercah harapan.Wira mendengus dingin dan tidak menghiraukan Kavin lagi. Saat ini, tatapannya tertuju pada Dzul."Aku sudah memberimu empat batang emas untuk menyuruhmu menjadi pemandu kami ke wilayah barat. Seharusnya aku nggak berutang padamu, 'kan?""Tapi, apa yang kamu lakukan? Kamu bersekongkol dengan orang luar untuk menjebak kami. Kamu mencoba untuk merampas harta kami, bahkan ingin membunuh kami?"Dzul tidak berani berbicara saat menghadapi pertanyaan Wira. Fakta jelas di depan mata. Sekalipun dia ingin membela diri, dia tidak tahu harus bagaimana ...."Sekarang aku sudah paham, kenapa orang-orang yang sebelumnya pergi ke wilayah barat nggak pernah kembali. Sepertinya mereka dibunuh di tengah jalan, 'kan?" tanya Wira.Dzul menelan ludahnya. Setelah ragu-ragu sejenak, dia memberanikan diri untuk menyahut, "Tuan, aku melakukan semua ini karena dihasut mereka. Kalau mereka nggak memaksaku, aku juga nggak bakal berani!""Kalau ny

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2885

    "Sekarang sudah tahu takut?" Ketika Dwija hendak mengambil tindakan, tiba-tiba terdengar suara familier dari belakang.Dwija perlahan-lahan menoleh. Tatapannya tertuju pada Wira. Wira telah berdiri di belakangnya.Wira awalnya ingin tidur, tetapi tidak bisa karena tempat ini terlalu ribut. Dia merasa agak terganggu. Makanya, dia memilih untuk menonton saja.Kavin bukan orang bodoh. Hanya dengan melihat sekilas, dia tahu bahwa Wira adalah pemimpin pasukan ini. Asalkan mendapat pengampunan dari Wira, nyawanya akan selamat.Kavin memegang lukanya, lalu berjalan ke hadapan Wira dengan pincang. Saat berikutnya, dia berlutut dan berderai air mata."Tuan, aku tahu kamu orang baik. Tolong beri aku kesempatan untuk hidup ya? Aku benaran sudah menyadari kesalahanku. Asalkan kamu memberiku kesempatan, aku pasti akan berubah menjadi orang yang lebih baik.""Sekarang aku sudah cacat. Satu lenganku sudah putus. Kalaupun aku ingin buat jahat, aku nggak mungkin punya kesempatan lagi. Tolong ampuni aku

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2884

    Ini adalah satu-satunya cara bagi mereka untuk menyelamatkan diri!Kalid ragu-ragu sejenak, lalu menatap para bawahannya yang tergeletak di tanah. Pada akhirnya, dia segera memerintahkan, "Mundur!"Lebih baik mundur daripada mati. Mereka masih punya banyak bawahan. Setelah membangun pasukan kembali, mereka masih bisa menguasai gurun pasir.Namun, jika bersikeras bertarung dengan Agha, kemungkinan besar mereka semua akan mati di sini. Pada akhirnya, semuanya akan menjadi sia-sia.Dzul dan Kavin bergegas mengikuti Kalid. Mereka berbondong-bondong menuju ke tempat tinggal mereka.Karena Agha masih terjebak dengan beberapa perampok, dia tidak akan punya kesempatan untuk menghentikan ketiga orang itu.Dwija yang hanya menonton dan terus menggenggam dengan erat pedangnya, sontak berkelebat dan tiba di depan ketiga orang itu.Dzul tidak punya senjata untuk pertahanan diri. Wajahnya memang menyeramkan, tetapi hanya bisa digunakan untuk menakuti orang. Dia tidak punya kemampuan apa pun.Ketika

DMCA.com Protection Status