Racun-racun ini bisa membunuh seseorang dengan tanpa jejak. Bahkan saudara-saudara dari jaringan mata-mata pun tidak mampu bertahan, Lucy juga terluka parah seperti ini. Jika tidak mempersiapkan dengan matang, kecerdasan dan strategi Wira yang hebat pun tidak berguna. Pada akhirnya, dia tetap akan mati.Namun, sekarang Wendi juga ikut bersama mereka, Arifin tentu saja merasa lebih tenang dan tidak perlu mengkhawatirkan apa pun lagi.Wira menganggukkan kepala dan tersenyum, lalu berkata, "Aku hanya tahu wanita ini nggak akan membohongiku. Sekarang sudah ada bantuan dari Wendi, nanti aku akan segera berangkat ke wilayah barat.""Setelah Lucy sadar, kamu harus menyuruhnya fokus untuk memulihkan diri di sini. Jangan biarkan dia melakukan apa pun. Kalau dia nggak mendengar perintahmu, kamu bilang ini perintahku. Begitu aku kembali dari wilayah barat, aku juga akan langsung menyuruhnya keluar dari jaringan mata-mata."Wira melakukan ini juga demi kebaikan Lucy. Setelah sembuh dari penyakit p
"Semuanya sudah siap, hanya tinggal berangkat saja. Kalau semua orang sudah tiba, kita bersiap-siap dan segera berangkat ke wilayah barat. Perjalanan ke wilayah barat ini sangat berbahaya karena kita harus melewati gurun yang luas, jadi kita harus mempersiapkan banyak makanan dan air. Kamu sudah mempersiapkan semuanya, 'kan?" kata Wira sambil menatap Agha.Saat tadi semua orang sedang merawat Lucy, Wira sudah menyerahkan hal ini pada Agha.Agha menepuk tas di punggungnya dan berkata, "Aku tentu saja sudah mempersiapkannya. Kak Wira, jangan khawatir, aku bukan orang yang nggak bisa diandalkan."Wira menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya dan tersenyum. Jika Agha bisa diandalkan, dia tidak akan terus mengingatkan Agha berkali-kali. Tidak ada orang di dunia ini yang lebih mengenal adiknya ini, selain dirinya sendiri. Namun, dia mengakui apa yang dilakukan Agha selama beberapa saat ini memang membuatnya merasa sangat puas.Setelah semua persiapan selesai, Wira dan yang lainnya berangka
Ada begitu banyak orang luar biasa yang datang ke Gedung Nomor Satu karena Wira juga. Nama dan uang bukan hal yang paling penting bagi mereka karena mereka tidak akan kesulitan mendapatkan makanan di dunia yang begitu luas ini.Namun, bisa mengikuti seorang tuan yang baik adalah hal yang diimpikan semua orang. Melakukan hal yang bermanfaat bagi negara dan rakyat, kelak mereka juga bisa meninggalkan reputasi yang baik.Dalam sekejap, ketiganya sudah tiba di kaki gunung tempat Wendi berada.Wendi yang sudah menerima surat dari Wira sudah mempersiapkan semuanya begitu terbangun pagi ini. Melihat Wira datang, dia juga perlahan-lahan turun dari gunung dan segera mendekati Wira. "Tuan Wira."Wira menepuk bahu Wendi, lalu menunjuk pada Dwija di sampingnya dan berkata, "Kamu sudah pernah bertemu dengan adikku ini. Yang ini adalah ahli yang baru saja aku panggil dari Gedung Nomor Satu, ahli pedang terbaik di dunia. Keterampilan pedangnya sangat luar biasa. Kalau ada dia ikut di sisi kita, perja
Sayangnya, Wira langsung menolak, sehingga Trenggi pun kehilangan kesempatan baik itu."Ayo kita kembali ke istana. Ingat baik-baik apa perintah Kak Wira sebelum berangkat. Apa pun yang terjadi, jaga baik-baik Nona Lucy. Dia adalah orang kepercayaan Wira, sudah menggantikan posisi Biantara. Kalau terjadi apa-apa pada Nona Lucy di sini, bahkan aku pun nggak tahu harus bagaimana menjelaskannya pada Kak Wira," kata Osman perlahan-lahan sambil berjalan turun dari menara kota.Kelihatan jelas, Osman sangat menghargai Lucy."Raja, tenang saja. Aku sudah mengatur pertahanan di sekitar Nona Lucy, sekarang kamarnya adalah tempat yang paling aman di istana. Meskipun ada orang yang berniat jahat, mereka juga nggak akan berani mendekat. Kalau nggak, mereka hanya akan kehilangan nyawa mereka. Kita pun bisa menjelaskannya [ada Tuan Wira," kata Trenggi.Osman pun tersenyum dengan puas. Setelah turun dari menara, keduanya langsung naik kereta kuda menuju istana.....Tiga hari kemudian, Wira dan timny
Agha dan yang lainnya tentu saja agak terkejut melihat gurun itu. Ternyata memang ada tempat yang benar-benar tandus tanpa tumbuhan sedikit pun di dunia ini.Wendi melambaikan tangannya dan berkata, "Selama kita punya persediaan air yang cukup, menyeberangi gurun ini bukan masalah. Tuan Wira nggak perlu mengkhawatirkanku, aku juga bisa melindungi diriku sendiri. Kalau aku menjadi beban bagi Tuan Wira, aku tentu saja nggak akan ikut ke sini."Wira menganggukkan kepala karena apa yang dikatakan Wendi memang benar. Dia tersenyum dan kembali berkata, "Kalau kamu sudah berkata begitu, aku nggak perlu mengkhawatirkanmu lagi. Ayo kita langsung masuk ke dalam gurun.Yang lainnya pun menganggukkan kepala. Wira pun memimpin jalan di depan, sedangkan yang lainnya mengikutinya.Tepat saat Wira dan timnya bersiap untuk memasuki gurun, terdengar seseorang berteriak dengan panik dari belakang, "Kalian mau ke mana? Apa kalian mau masuk ke gurun? Aku sarankan kalian untuk menghargai nyawa kalian dan ja
Pria paruh baya menganggukkan kepala, lalu berkata, "Ternyata begitu. Kalau begitu, kalian jangan masuk ke dalam gurun lagi. Tadi aku nggak bermaksud sengaja menakut-nakuti kalian, apa yang kukatakan memang kenyataannya. Lingkungan di gurun lebih rumit dari yang kalian pikirkan. Aku rasa kalian juga sudah mendengar reputasi gurun ini, jadi kalian membawa begitu banyak air, 'kan?"Wira hanya tersenyum dan tidak meresponsnya.Pria paruh baya itu melanjutkan, "Tentu saja. Kalau kalian benar-benar ingin masuk ke gurun, aku sebenarnya punya sebuah solusi untuk kalian. Tapi, entah kalian butuh atau nggak?"Wira segera menjawab, "Tentu saja butuh. Coba ceritakan, solusi apa yang kamu punya untuk membantu kami menyeberangi gurun ini?"Sebelum berangkat, Wira sempat berbincang dengan Lucy karena ingin memahami situasi di gurun ini dengan lebih baik.Wira berpikir jika mereka memiliki peta, itu akan sangat membantu mereka. Orang lain mungkin kesulitan membedakan arah karena pemandangannya terlih
Karena tidak punya kemampuan, para penduduk desa hanya bisa hidup turun-temurun di sini. Tidak ada yang pergi merantau.Mereka pun tidak pernah melihat uang sebanyak ini. Ini adalah emas yang berkilauan!Pria paruh baya itu buru-buru memungut emas itu, lalu menggigitnya untuk memastikan tidak ada masalah. Kemudian, dia berkata, "Tuan, ikuti aku. Aku akan pimpin jalan dan bawa kalian ke desa kami!"Wira tersenyum dan mengangguk ringan. Uang memang bisa membuka jalan. Sekalipun berada di daerah terpencil seperti ini, uang tetap bisa membantu mereka. Memang benda yang sangat berguna!"Tuan, kulihat kalian bawa banyak barang. Apa perlu bantuanku?" tanya pria paruh baya itu dengan sikap menyanjung.Wira tersenyum sambil berkata, "Kamu cukup bawa jalan di depan saja, nggak perlu bantu kami. Kami bisa bawa sendiri. Kami sudah menyeberangi gurun lho."Ketika melihat sikap Wira yang tegas, pria itu tidak mengatakan apa-apa lagi dan tetap memimpin jalan di depan.Sejam kemudian, mereka akhirnya
"Kenapa kamu nggak ikut kami?" tanya Agha yang berdiri di samping.Sekarang mereka sudah berada di sini dan mereka hampir tiba di rumah itu, tetapi Sastro malah ingin pergi?Kalau tidak ada yang membantu memperkenalkan mereka, siapa yang tahu apakah orang aneh itu akan ikut ke gurun bersama mereka atau tidak?Memang benar uang penting, tetapi yang lebih penting adalah nyawa sendiri! Jika kehilangan nyawa, apa gunanya punya banyak uang?Wira juga menatap Sastro. Dia merasa ada yang aneh. Semuanya berjalan terlalu mulus.Sastro melambaikan tangan dan berkata, "Tolong jangan persulit aku. Aku cuma bisa bawa kalian sampai sini. Kalau aku bawa kalian masuk, itu sama saja dengan bunuh diri!""Sifat orang aneh sekali. Dia nggak peduli pada siapa pun. Kalian masih mending karena berasal dari luar. Tapi kalau orang desa yang datang, dia nggak akan bersikap ramah sedikit pun.""Dia bahkan nggak punya istri. Kami semua nggak berani ribut sama dia. Kalau nggak, mana mungkin dia tinggal di tempat s
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m