"Raja Kresna, kamu harus membantuku, jangan tinggalkan aku sendirian di sini," kata Delon yang terus memohon Kresna. Sekarang dia hanya ingin segera keluar dari Rumah Bordil Foniks karena tempat ini benar-benar menyebalkan.Kresna berkata dengan ekspresi muram, "Pangeran, situasinya sudah seperti ini, apa yang harus kulakukan? Tapi, karena sudah seperti ini, sekarang kita hanya bisa mencari Tuan Wira. Mana tahu dia bisa membantumu. Lima miliar gabak ini bukan nominal yang kecil."Dia bukan orang bodoh. Dia lebih pintar daripada Delon, sehingga dia langsung bisa melihat ini jelas adalah sebuah jebakan. Jika bukan karena bodoh, Delon tidak mungkin akan jatuh ke dalam jebakan ini. Sayangnya, sekarang menyesal pun sudah terlambat."Baiklah. Cepat pergi minta bantuan dari Wira," kata Delon dengan segera, lalu Gina pun langsung turun ke lantai bawah.Saat ini, Wira dan Lucy masih terus duduk di lantai bawah dan menunggu dengan sabar. Meskipun tidak naik ke lantai tiga, mereka sudah tahu semu
Jika bukan karena rencana Wira, Delon tidak mungkin bisa berutang beberapa miliar gabak dalam beberapa jam saja. Ini adalah nominal yang sangat besar, orang biasa tidak akan sanggup menerimanya. Meskipun Delon adalah pangeran dari Kerajaan Agrel, nominal ini juga sangat besar baginya. Selain itu, apakah Senia bersedia mengeluarkan uang sebanyak itu untuk menebus Delon juga belum pasti."Kenapa bisa berutang begitu banyak? Apa semuanya tertulis detail dalam surat utangnya? Apa mungkin dia sudah dijebak orang? Raja Kresna sudah datang ke sini, apa kamu juga nggak memeriksa situasinya?" tanya Wira dengan segera.Mendengar pertanyaan itu, Kresna menggelengkan kepala dan berkata, "Aku juga sudah memeriksanya, tapi faktanya memang seperti itu. Surat utangnya ada di sini, cukup untuk membuktikan nggak ada orang yang sengaja mempersulit Pangeran Delon dan dua memang berutang sebanyak itu. Aku juga nggak bisa membantunya."Wira melihat ke sekeliling sambil menghela napas dengan tak berdaya, lal
Uang ini adalah jumlah kekayaan yang sangat besar bagi siapa pun, bahkan bagi Wira. Delon hanya seorang pangeran saja, tidak mungkin bisa mengeluarkan uang sebanyak itu.Meskipun Kresna sudah tahu Wira dan wanita paruh baya ini sedang berakting, dia tidak mengungkapkannya. Wira disukai para rakyat dan juga pemilik dari Rumah Bordil Foniks ini, Wira tidak mungkin dipersulit orang-orang di sini. Jika tidak konspirasi dalam hal ini, dia akan mengubah namanya.Namun, meskipun Kresna mengetahui hal ini, dia juga tidak bisa mengungkapkannya. Dia hanya bisa berdiri di samping dan menunggu Wira memberikan solusi yang paling masuk akal.Uhuk uhuk.Setelah batuk-batuk, Wira menunjuk wanita paruh baya itu dan berkata, "Raja Kresna, jangan salah paham. Ini adalah pengelola Rumah Bordil Foniks. Saat aku belum menguasai Provinsi Yonggu, dia sudah mengelola tempat ini. Sekarang tempat ini bisa berkembang dengan begitu baik, semua ini berkat kerja kerasnya.""Jadi, dengan kapasitasku, aku juga hanya b
Wira kembali berkata, "Bagaimana kalau membiarkan Pangeran Delon tetap di sini selama beberapa hari ini untuk mendapat sedikit pelajaran, sementara kita segera mencari solusinya? Kalau memang nggak bisa, biar ratu kalian yang mengumpulkan uangnya saja. Lima miliar gabak ini juga bukan jumlah yang besar.""Kalau anakku mengalami hal seperti ini, aku pasti akan mengumpulkan uang ini meskipun harus menjual semua barang di rumah."Setelah mendengar perkataan ini, Kresna merasa agak malu. Wira benar-benar sudah merencanakan segala hal dengan sangat matang. Dalam sekejap, Kresna merasa bingung harus bagaimana."Kalau Tuan Wira sudah berkata seperti ini, aku juga sulit untuk membuat keputusan. Aku hanya bisa berdiskusi dengan Ratu dulu, nanti aku akan segera mengirim suratnya. Tapi, aku harap Tuan Wira bisa berjanji satu hal, harus memastikan keselamatan Pangeran Delon. Kalau terjadi sesuatu pada Pangeran Delon, kelak hubungan Tuan Wira dan Ratu juga akan menjadi sulit," kata Kresna dengan se
Rumah Bordil Foniks, lantai tiga. Kresna sudah pergi, sehingga Delon hanya bisa ditahan di sana untuk sementara waktu. Namun, Wira sudah menginstruksikan untuk jangan sengaja mempersulit Delon. Sekarang Delon adalah sumber uang mereka, sehingga harus diperlakukan dengan serius.Rumah Bordil Foniks sudah menjadi milik Wira dan semua yang berada di sana adalah miliknya juga, termasuk Angela. Oleh karena itu, apa yang dikatakannya tadi hanya alasan belaka. Namun, lima miliar gabak ini tentu saja tetap harus didapatkannya.Wira biasanya tidak akan peduli dengan lima miliar gabak ini, tetapi sekarang situasinya berbeda. Uang ini cukup untuk membantu para korban bencana dan masalah banjir di seluruh dunia yang belum selesai. Namun, dia tidak bisa mengeluarkan uang itu, berarti orang lain yang mengeluarkan uang itu dan dia memanfaatkannya untuk memberikan keuntungan pada orang lain.Selain itu, lima miliar gabak ini memang nominal yang sangat besar, tetapi wilayah tandus di utara tidak terken
Yaira termasuk orang di dunia persilatan. Meskipun bekerja di rumah bordil selama ini, dia hanya menjual bakatnya dan bukan menjual diri.Selain itu, tidak semua orang berkesempatan untuk menikmati pertunjukannya. Bagaimanapun, harganya sangat mahal. Contoh saja Delon. Mungkin setelah hari ini, Yaira akan menjadi terkenal.Para pria pun mungkin tidak akan berani melihat kecantikannya lagi karena harga yang harus dibayar terlalu mahal. Orang biasa tidak akan sanggup menanggungnya.Wira tidak berniat mencelakai orang-orang. Lantai dua dan tiga Rumah Bordil Foniks memang dibangun untuk para orang kaya. Jika orang biasa datang, mereka hanya bisa makan di lantai satu."Kerja bagus. Kamu dan Heba sangat kompak. Tapi, kalian harus lebih berhati-hati untuk sementara waktu ini. Jangan sampai ada yang mencari masalah dengan kalian.""Aku rasa Raja Kresna juga sudah tahu masalah ini berkaitan denganku. Tapi, dia nggak bakal berani macam-macam, apalagi bertanya kepadaku. Makanya, aku khawatir dia
"Kalau begitu, kalian keluar saja dulu. Biar mereka yang urus masalah ini. Kita cuma perlu amati situasi untuk sekarang." Wira terkekeh-kekeh dan menyuruh orang lainnya keluar.Rumah Bordil Foniks telah menjadi asetnya, tetapi Wira tidak pernah menikmati apa pun di sini. Hari ini, dia akan menikmati makanan yang terkenal akan kelezatannya di sini.....Di kediaman jenderal, Kresna telah menunggu kabar dengan sabar setelah kembali. Kini, dia benar-benar gelisah. Wajahnya tampak pucat. Dia bahkan tidak nafsu makan.Bagaimana bisa dia makan di situasi seperti ini? Senia menyandera keluarganya. Dia pun belum menyelesaikan misi yang diberikan Senia dan ada banyak masalah yang terjadi. Takutnya, Senia akan menyulitkannya.Gina terus berjaga di sisi Kresna. Ekspresinya juga terlihat sangat masam. Meskipun berasal dari Kerajaan Agrel, Gina hanya setia kepada Kresna. Dia pun menyayangkan situasi berkembang hingga tahap seperti ini. Sayangnya, tidak ada yang bisa dilakukan.Bam! Ketika keduanya
Jika tidak bisa mengeluarkan bukti dan mereka memfitnah Wira begitu saja, itu sama saja dengan bunuh diri. Bahkan, mereka tidak akan tahu bagaimana mereka akan mati!"Sialan! Ternyata begitu!" Dahlan mengepalkan tangannya dengan erat dan bertanya, "Kalau begitu, apa rencanamu?"Marah-marah saja tidak akan bisa mengatasi masalah. Prioritas utama untuk sekarang adalah mencari solusi yang tepat."Aku sudah mengirim surat kepada Ratu. Menurut perhitungan waktu, seharusnya surat itu sudah sampai ke tangannya. Ini bukan masalah sepele. Aku benaran nggak bisa membuat keputusan sendiri. Biarkan Ratu yang memutuskan.""Ada pun solusinya, kita hanya bisa menyerahkannya kepada Ratu." Kresna menghela napas dengan pasrah. Dia juga tidak ingin situasi berkembang sampai tahap seperti ini. Namun, sekarang ini bukan lagi sesuatu yang bisa dia hentikan. Dia hanya bisa mengikuti arus terlebih dahulu."Sialan! Ibuku sampai harus tahu soal ini?" Dahlan terduduk lemas. Kedua tangannya menjambak rambutnya.
Orang-orang itu memang tidak membawa senjata apa pun di tangan mereka. Bahkan, ada beberapa wanita yang membawa anak-anak. Tangan mereka juga terlihat memegang keranjang.Di dalam keranjang-keranjang itu, terdapat banyak buah, sayuran, beberapa telur, dan daging. Dari penampilannya, sepertinya mereka bukan datang untuk mencari masalah. Lagi pula, siapa yang akan membawa keluarga dan anak-anak untuk berkelahi?Apalagi dengan begitu banyak wanita di antara mereka, bukankah itu sama saja seperti menyia-nyiakan nyawa?"Mereka ini kalau bukan datang untuk bikin keributan, mau apa dong?" ucap Agha sambil menggaruk kepalanya dengan bingung. Dia benar-benar tidak mengerti situasi ini. Apa sebenarnya yang sedang terjadi?Wira mengamati mereka dengan saksama untuk beberapa waktu sebelum akhirnya berucap, "Mungkin mereka datang untuk berterima kasih kepada kita?""Berterima kasih?" Baik Danu maupun Agha, mereka masih terlihat bingung. Belum sempat mereka bertanya lebih jauh, tiba-tiba terdengar s
Di Provinsi Yonggu.Setelah menempuh perjalanan panjang dan bertarung dengan makhluk beracun itu, Wira dan lainnya langsung pulang ke rumah masing-masing untuk beristirahat.Kali ini adalah perjalanan yang sangat melelahkan. Wira tahu bahwa semua orang sudah lelah. Untungnya, di situasi kritis, para prajurit tetap melindunginya. Hal ini membuat Wira merasa sangat terharu.Seketika, hanya tersisa Wira, Danu, dan Agha. Mereka menuju ke kediaman jenderal.Begitu tiba, mereka langsung melihat banyak orang berdiri di depan. Meskipun ada prajurit yang menjaga ketertiban, para rakyat seperti ingin menerobos masuk."Apa yang terjadi? Mereka mau demo ya? Mereka mau menyerang kediaman jenderal?" Danu yang berdiri di belakang tampak menggertakkan gigi dengan kesal.Sebelumnya, Danu telah mengusulkan kepada Wira untuk menggunakan metode yang lebih keras agar para rakyat tidak berani macam-macam. Namun, Wira menolak dan memilih usul Osmaro. Dia ingin menenangkan para rakyat dengan metode yang lebih
"Senjata api sekalipun nggak bisa menghancurkan pertahanannya. Jadi, sekalipun di medan perang, Wira tetap nggak bakal mendapat keuntungan apa pun."Begitu mendengarnya, orang-orang kembali merasa percaya diri dan tersenyum. Ternyata seperti itu!Kresna juga menyunggingkan senyuman, tetapi hatinya merasa kecewa. Sebenarnya, dia ingin melihat Wira mengalahkan Senia. Dengan cara ini, Kerajaan Agrel baru akan menjadi kacau dan dirinya bisa memanfaatkan situasi untuk menguasai takhta.Sekalipun tidak bisa menguasai seluruh Kerajaan Agrel, setidaknya dia memiliki wilayah dan bisa melindungi keluarga serta rakyatnya. Hasil ini sudah sangat memuaskan bagi Kresna. Dia tidak ingin merasakan sakitnya kehilangan keluarga lagi!"Kerja bagus! Kamu memang orang kepercayaanku! Selanjutnya tergantung pada kemampuanmu. Kalau ingin mengembangkan lebih banyak racun, kami hanya bisa bergantung padamu.""Setelah kembali ke istana, aku akan mengumumkan kepada para menteri untuk membantumu dalam pengembangan
"Setahuku setelah Senia dan Panji bekerja sama, mereka menyusun banyak rencana jahat. Racun ini seharusnya adalah ide Panji. Aku tahu kepribadian Senia. Dia memang bukan orang baik, tapi nggak mungkin bisa mengembangkan racun sehebat ini.""Ditambah dengan berbagai insiden sebelumnya, bisa dilihat bahwa Senia sangat ambisius. Pantas saja, dia begitu menyukai Panji. Panji ini memang punya kemampuan. Kita harus berwaspada darinya," ujar Wira sambil mengernyit.Wira teringat pada situasi di medan perang tadi. Karena Panji melafalkan mantra, cuaca di sekitar pun berubah. Panji punya kemampuan misterius. Orang biasa tidak akan bisa melawannya."Lucy, selidiki asal-usul Panji. Aku mau informasi detail. Dengan mengetahui kemampuan musuh, kita baru bisa menang," instruksi Wira sambil melirik Lucy yang berdiri di sampingnya.Prioritas utama untuk sekarang adalah mengatasi masalah racun itu. Kemudian, mereka harus menghabisi Panji untuk memastikan semuanya aman. Jangan sampai para rakyat yang me
Danu dan Lucy adalah orang kepercayaan Wira. Dia tentu tahu apa yang ada di pikiran mereka berdua.Jelas sekali, mereka ingin mengusirnya supaya bisa bertarung secara mati-matian. Mereka hanya tidak ingin Wira melihat para bawahan gugur."Mundur!" perintah Wira sambil melambaikan tangannya."Kalau pergi sekarang, bukankah itu berarti kita melewatkan kesempatan besar? Kita harus menaklukkan pria ini supaya bisa dibawa pulang untuk diteliti. Kita harus mencari cara untuk melawan racun itu! Kita nggak boleh menyerah begitu saja!" pekik Danu kepada Wira.Agha pun melirik Wira, lalu berucap dengan tegas, "Kak Wira, beri aku sedikit waktu lagi. Aku bisa melawannya. Aku nggak akan membiarkannya melukai saudara-saudara kita!"Orang-orang pun mengangguk. "Sekalipun harus mengorbankan nyawa kami, hari ini kami harus menaklukkannya!"Wira merasa tidak tega melihat mereka seperti ini. Mereka semua punya keluarga. Siapa yang ingin mati di sini?Sebagai penguasa Provinsi Lowala, Wira tentu harus ber
"Baik."Lucy dan lainnya mengangguk, lalu mengalihkan pandangan ke sosok itu. Setelah badai pasir reda, mereka langsung mengambil tindakan dan mengepung sosok itu.Sosok itu masih terlihat bengong. Tidak ada emosi apa pun pada ekspresinya. Jelas sekali, dia tidak punya kesadaran apa pun lagi, bahkan pantas disebut sebagai mesin pembunuh."Kalau Senia berhasil mengembangkan banyak racun itu, mungkin sembilan provinsi akan jatuh dalam kekacauan. Agha sekalipun bukan lawannya. Kalaupun dikeroyok, manusia biasa tetap bukan lawan mereka. Ketika saat itu tiba, akan ada banyak korban jiwa."Wira tak kuasa menghela napas. Harus diakui bahwa metode Senia ini sungguh kejam. Demi merebut kekuasaan dan mengambil alih sembilan provinsi, dia sampai mengorbankan nyawa manusia dan mengembangkan racun seperti ini.Sayangnya, sekalipun Wira telah membuat persiapan dan membulatkan tekadnya untuk membunuh Senia, mereka tetap berhasil kabur. Pasti sulit untuk menangkap Senia ke depannya. Dia harus mencari
Wira mengangguk. "Hati-hati."Setelah mendapat izin dari Wira, Agha pun tidak berbasa-basi lagi dan langsung melompat ke depan. Dengan tangan menggenggam palu, dia langsung menyerbu ke arah Senia.Angin kencang terus menerpa, membuat mata Agha terasa perih. Ini bukan angin biasa. Ketika pasir mengenai wajah, rasanya akan sangat sakit. Namun, demi membunuh Senia, Agha tidak takut mempertaruhkan nyawanya.Ketika melihat Agha makin dekat dengan Senia dan hendak melancarkan serangan, sebuah sosok hitam tiba-tiba muncul dan mengadang di hadapan Agha."Jadi, kamu adik Wira? Kamu Agha yang disebut sebagai orang terkuat di dunia?" tanya Senia sambil terkekeh-kekeh."Kenapa memangnya?" Agha mendengus dan mengalihkan pandangannya kepada pria di depannya.Penampilan pria ini sangat aneh. Dia memakai zirah yang sudah berkarat dan tidak memiliki senjata apa pun. Selain itu, masih ada helm yang menutupi wajahnya sehingga yang terlihat hanya sepasang matanya.Sepasang mata itu tidak menunjukkan emosi
"Tuan Wira, kamu berhasil mengejar kami." Nada bicara Senia terdengar lembut, tetapi tatapannya dipenuhi niat membunuh.Di situasi seperti ini, mereka hanya bisa bertarung. Meskipun begitu, tidak terlihat sedikit pun ketakutan pada ekspresi Senia.Senia terkekeh-kekeh, lalu bertanya dengan tidak acuh, "Jadi, kamu berniat membunuhku hari ini?""Memangnya bisa apa lagi? Aku nggak mungkin membiarkanmu meninggalkan tempat ini, 'kan? Doly sudah memberitahuku semuanya. Kalau dia lebih cepat selangkah, kamu nggak mungkin ada di sini sekarang.""Tapi, nggak masalah. Di sini masih wilayahku. Sekalipun kamu punya sayap, bawahanmu nggak bakal bisa membawamu meninggalkan Provinsi Yonggu dengan selamat.""Hehe." Senia menggeleng sambil tersenyum. Kemudian, dia menyahut, "Aku sudah menebaknya sejak awal. Karena dia sudah di sisimu, dia pasti bakal memberitahumu semuanya. Semua cuma masalah waktu.""Hanya saja, aku nggak menyangka dia sama sekali nggak memikirkan hubungan kami sebelumnya. Dia memberi
Di wilayah terpencil Provinsi Yonggu.Tempat ini baru saja mengalami bencana alam. Situasi di sini sangat kacau dan berantakan. Banyak desa yang hancur. Jika ingin dibangun kembali, akan membutuhkan waktu yang cukup lama.Saat ini, Senia sedang mengendarai kudanya. Orang-orang di belakang mengikuti. Mereka akan meninggalkan Provinsi Yonggu.Sekelompok orang ini sedang berpacu dengan waktu. Jika terlambat selangkah saja, mereka mungkin akan mati di sini. Panji sekalipun tampak terburu-buru."Ibu, Wira benaran bisa membunuh kita? Aku rasa dia nggak bakal berani. Kami berdua memang cuma pangeran, tapi kamu penguasa Kerajaan Agrel.""Kerajaan Agrel punya ratusan ribu pasukan elite. Kalau perang benaran terjadi, kita juga masih bisa menambah pasukan. Mana mungkin Wira membuat keputusan seceroboh ini?" tanya Dahlan dengan bingung dan terengah-engah.Meskipun Dahlan mengendarai kuda, dia kurang ahli dalam hal ini. Selama ini, dia selalu menaiki kereta kuda ke mana-mana. Dia pun merasa sangat