Share

Bab 2537

Penulis: Arif
"Ayah!" Begitu Anang muncul, Fadela segera berlari ke sisinya dan langsung menangis.

Fadela menunjuk pada Wira dan berkata, "Ayah, dua orang ini menindasku, kamu harus membalaskan dendamku."

Namun, Anang tidak memedulikan Fadela karena tidak ada yang lebih memahami putrinya ini daripada dia. Dia tentu saja tahu bagaimana sikap Fadela sehari-hari. Meskipun langit runtuh, Fadela tidak akan meneteskan air mata. Semua ini jelas hanya sandiwara Fadela untuk mendapatkan simpati dari ayahnya, tetapi dia sudah menyadari trik kecil Fadela sejak awal.

Setelah mendorong Fadela ke samping, Anang berjalan ke depan Wira. Setelah mengamati dari atas ke bawah, dia memberi hormat dan berkata, "Adik Tuan memang luar biasa, benar-benar seorang pahlawan sejati! Tadi aku sudah mendengar tentang taruhanmu dan dengan putriku. Adikmu sudah berhasil mengangkat palu ini, jadi aku akan memberikan palu ini padanya."

"Sebagai manusia, kita harus memegang janji. Vila Jati juga begitu. Meskipun benda ini sangat berh
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2538

    Wira mengamati Anang dengan cermat karena merasa tuan rumah Vila Jati ini memang tahu bagaimana menyelesaikan masalah.Fadela terlihat sangat tidak puas, tetapi dia hanya bisa menerima keadaannya dengan diam karena ayahnya sudah berkata seperti itu. Sebenarnya, semua ini terjadi karena sikapnya yang manja dan keras kepala. Pada akhirnya, dia tidak berani banyak berbicara lagi dan hanya berdiri di samping dengan diam.Wira melirik Agha dan berkata, "Karena mereka sudah berkata seperti ini, kita ikuti saja keputusan mereka."Agha menganggukkan kepala dan terlihat tidak berniat untuk melanjutkan pertarungan lagi.Wira melanjutkan, "Baiklah, kami akan segera pamit."Setelah mengatakan itu, Wira dan Agha mulai pergi meninggalkan Vila Jati.Melihat punggung Wira yang menjauh, ekspresi Anang perlahan-lahan menjadi muram dan memerintahkan semua orang di sana, "Kalian semua hanya tahu ikut-ikutan Nona kalian membuat masalah saja. Lihatlah, apa yang sudah kalian lakukan dengan vila ini?"Tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2539

    Fadela memegang wajahnya, lalu memelototi Anang dan berkata dengan suara yang bergetar, "Sejak kecil sampai sekarang, kamu nggak pernah memukulku. Kali ini kamu malah memukulku? Baiklah. Aku akan pergi sekarang, kelak nggak akan muncul di depanmu lagi dan mengganggu hidupmu."Selama ini, Fadela memang sangat manja dan sombong. Selain Anang, tidak ada seorang pun yang berani menyinggungnya dan mengaturnya. Meskipun begitu, Anang paling-paling hanya memarahinya dan tidak pernah memukulnya. Namun, sekarang Anang malah langsung menamparnya, dia tidak bisa menerima kenyataan ini.Fadela melimpahkan semua dendam ini pada Wira. Jika bukan karena Wira dan Agha, dia tidak akan bertengkar dengan ayahnya sampai seperti ini. Dia juga tidak akan ditampar oleh ayahnya. Saat memikirkan semua ini, dia langsung berjalan menuju ke halaman depan."Berhenti di sana!" teriak Anang. Namun, usahanya malah sia-sia karena Fadela sama sekali tidak memedulikannya dan segera menghilang dari hadapannya.Setelah Fa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2540

    "Kamu tenang saja. Kalau nanti aku bertemu dengannya, aku akan bicara baik-baik dengannya. Nggak ada dendam kesumat antara ayah dan anak," kata pria itu. Setelah menghibur sebentar, keduanya pun berpisah.Pada yang bersamaan, Wira dan Agha juga sudah meninggalkan Vila Jati dan saat ini sedang dalam perjalanan menuju Provinsi Yonggu.Suasana hati Agha sangat baik karena baru saja mendapatkan senjata yang cocok dengannya. Dia juga berhasil memberi pelajaran pada sekelompok orang yang tidak berlogika, sehingga dia merasa sangat puas. "Kak Wira, kalau kelak ada urusan seperti ini lagi, ingat panggil aku. Tentu saja akan lebih baik lagi kalau kita ajak Kak Danu, dia pasti ingin meregangkan otot-ototnya juga."Wira menggelengkan kepala dengan tak berdaya. Orang yang sama memang selalu bersama-sama, hubungan mereka dengan Danu cukup dekat.Saat keduanya hampir tiba di kota di Provinsi Yonggu, seseorang mendekat dari arah depan dan terlihat sangat lelah setelah menempuh perjalanan panjang. Dia

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2541

    Orang itu berkata, "Tentu saja nggak, Nona Fadela kami sama sekali nggak berniat jahat. Dia hanya ingin bertemu dengan Tuan Wira saja. Nona Fadela memintaku menyampaikan pesan pada Tuan Wira, lebih baik menyelesaikan dendam sekarang daripada memperpanjangnya. Dia berharap bisa berdiskusi dengan Tuan Wira.""Nona Fadela sudah menyiapkan jamuan di Restoran Semiyang, hanya menunggu kedatangan Tuan Wira saja. Apa Tuan menerima undangan itu atau nggak, semua tergantung Tuan sendiri. Aku sudah menyampaikan semua pesannya, aku undur diri dulu."Setelah mengatakan itu, orang itu pergi dengan hormat. Sementara itu, Wira dan Agha tetap berdiri di tempat. Setelah melihat orang itu pergi, mereka tidak langsung pergi."Kak Wira, jangan pernah dengan omongan wanita itu, nggak ada yang tahu apa maksud dia yang sebenarnya. Wanita itu sangat kejam, pasti ada rencana licik di baliknya. Kita nggak boleh jatuh dalam perangkapnya. Nggak usah pedulikan dia, kita anggap nggak pernah mendengar undangan itu sa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2542

    Namun sekarang, Wira melihat ternyata Agha memiliki pemikirannya sendiri sampai bisa memperkirakan hal-hal ini. Agha memang menarik."Baiklah. Semua yang kamu katakan benar. Kalau kamu mau menemaniku, kita berdua akan pergi bersama," kata Wira.Keduanya tertawa terbahak-bahak dan langsung menuju Restoran Semiyang.....Di Vila Jati.Saat ini, Anang sudah meninggalkan halaman belakang. Saat kembali ke halaman depan, dia malah tidak melihat putrinya. Dia pun menatap pengurus rumah tangan dan bertanya, "Di mana Fadela?""Nona Fadela pergi bersama beberapa orang. Aku dengar dia ingin pergi ke Provinsi Yonggu untuk bersenang-senang ...," jawab pengurus rumah tangga dengan segera.Ekspresi Anang langsung berubah dan berkata dengan nada yang muram, "Apa? Dia membawa orang pergi ke Provinsi Yonggu? Kenapa nggak memberitahuku lebih cepat?"Pengurus rumah tangga segera berkata, "Nona Fadela biasanya juga suka bermain dan sering nggak pulang, kita semua tahu hal ini. Sekarang terjadi banyak hal,

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2543

    Saat ini, Wira dan Agha sedang berdiri di luar Restoran Semiyang.Dikarenakan penampilan Agha yang aneh, dia menarik perhatian banyak orang. Dia memegang sepasang palu yang begitu besar sambil berjalan di jalanan, tentu saja banyak orang yang menatapnya. Beberapa pejalan kaki bahkan berkomentar dan mulai menebak identitasnya.Namun, sebagian besar orang mengira Agha adalah seorang pesulap. Menurut mereka, jika palu itu benar-benar terbuat dari logam padat, palu itu akan sangat berat dan tidak mungkin bisa diangkat oleh orang biasa. Namun, mereka tidak tahu, sebenarnya palu itu adalah harta langka yang lebih berat daripada lima puluhan kilogram palu besi biasa."Tuan-tuan, ada yang bisa aku bantu?" Seorang pelayan langsung menyambut dengan ramah begitu Wira dan Agha masuk.Wira melihat ke sekeliling aula utama di lantai satu restoran, tetapi tidak melihat sosok Fadela. Saat hendak bertanya pada pelayan, dia melihat pria yang sebelumnya diutus Fadel untuk mengundangnya turun dari lantai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2544

    Apa yang biasanya dilakukan Agha, tidak ada hubungannya dengan Wira. Selama dia menjalankan kewajibannya sebagai kakak, itu sudah cukup untuk membuktikan persahabatan mereka.Setelah melewati tirai, keduanya melihat sebuah meja besar di depan mereka. Meskipun terdapat banyak peralatan makan yang indah di atas meja, hidangan dan segelas minuman pun tidak ada. Selain itu, Fadela juga tidak terlihat di sana."Apa Fadela ini sengaja mempermainkan kita? Dia mengundang kita ke tempat yang begitu bagus dan bahkan menyewa seluruh lantai dua dan tiga, tapi dia nggak hadir? Entah apa yang direncanakan wanita ini," keluh Agha, lalu duduk di kursi di samping dan meletakkan palu di tangannya di lantai.Wira duduk di samping Agha dan menuangkan secangkir teh untuk dirinya sendiri, lalu tersenyum dan berkata, "Bagaimanapun juga, Fadela ini adalah putri Keluarga Jati. Kali ini kita sudah membuatnya rugi besar dan kehilangan muka, wajar saja kalau dia memberi kita sedikit pelajaran. Nggak perlu terlalu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2545

    Fadela berkata, "Jangan berpikir terlalu banyak lagi, mungkin dia hanya seorang sampah saja. Tuan Wira yang kamu bilang itu memiliki kedudukan yang tinggi dan aku dengar sekarang dia berada di Dusun Darmadi, nggak mungkin muncul di Provinsi Yonggu.""Lagi pula, kalau dia benar-benar adalah Tuan Wira, dia pasti membawa banyak pengawal di sekitarnya. Tapi, saat di Vila Jati tadi, kita sudah bertarung sampai seperti itu pun tetap nggak ada yang datang membantunya, 'kan?"Setelah mendengar perkataan itu, semua orang yang berada di sana baru merasa agak tenang.Fadela kembali melanjutkan, "Ikuti rencana kita saja. Aku ingin dia berlutut di lantai dan memohon maaf padaku. Kalau nggak, aku akan langsung merenggut nyawanya."Salah seorang yang berdiri di belakang Fadela segera mengambil sebuah kursi dan Fadela pun duduk, seolah-olah bersiap untuk menonton sebuah pertunjukan besar. Sebenarnya, dia memang sudah menyiapkan jebakan di sini. Tujuannya adalah agar Wira mengaku kalah dan sekaligus me

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3108

    Saat memikirkan hal itu, Trenggi mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau lawan kita hanya punya 100 ribu pasukan, kita bisa melawannya. Tapi, apa kita sudah tahu posisi mereka sekarang?"Melihat Trenggi yang menunjukkan sikap mendukung, Wira memberi hormat dan perlahan-lahan berkata, "Sebelum kalian datang, aku sudah memeriksa peta. Menurutku, saat ini mereka seharusnya berada di sekitar Pulau Hulu. Aku tentu saja memperkirakan ini berdasarkan rute perjalanan mereka yang lebih cepat."Mendengar penjelasan itu, Trenggi dan yang lainnya menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Trenggi tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, mereka pasti akan beristirahat di Pulau Hulu baru melanjutkan pencarian. Kalau kita mengirim beberapa pasukan kavaleri ke sana sekarang, kita harusnya bisa mengganggu dan mencegat perjalanan mereka, 'kan?"Ide dari Trenggi memang bagus, tetapi Wira langsung menolaknya. Bukan karena khawatir, tetapi pasukan utara ini sudah terbi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3107

    Sepanjang perjalanan, Trenggi terus berpikir apa yang harus dilakukannya saat bertemu dengan Wira dari Provinsi Lowala. Namun, setelah bertemu Wira, dia merasa sangat terharu. Dia benar-benar tidak menyangka Wira begitu tampan dan karismatik, pantas saja banyak orang di sembilan provinsi yang merasa Wira sangat bisa diandalkan. Hari ini, dia membuktikan sendiri kabar itu memang benar.Setelah semua pasukan besar dari Kerajaan Nuala memasuki kota, Wira langsung memerintahkan bawahannya untuk menutup gerbang kota.....Di dalam kediaman wali kota, Wira menatap Trenggi dan para jenderalnya yang masuk. Latif dan Agha yang sebelumnya pergi untuk membujuk orang-orang di kota juga sudah kembali. Saat melihat Trenggi dan Hayam, semua orang basa-basi terlebih dahulu.Setelah itu, Wira menarik Latif dan berkata, "Ayo, aku perkenalkan kamu dulu. Ini adalah saudara baru kami. Kalau bukan karena dia, mungkin nyawa kami sudah tiada saat sedang bersembunyi di hutan. Untung saja dia bersedia membantu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3106

    Wira menatap Nafis dan berkata, "Tinggalkan satu mata-mata untuk memandu pasukan besar Jenderal Trenggi, yang lainnya kembali ke sini. Kirim mereka ke utara dan minta mereka untuk terus memantau gerakan di sana. Kalau mereka menemukan pasukan utara, segera laporkan ke sini.""Baik," jawab Nafis.Setelah keduanya pergi, Wira baru mencari peta. Setelah melihat bagian atas peta itu, dia berkata dengan tenang, "Sekarang kita belum tahu pasukan utara itu ada di mana. Tapi, kalau mereka bergerak dengan cepat dan menurut waktu yang diberi tahu Kunaf tadi, sekarang mereka harusnya sedang melintasi Pulau Hulu."Mengingat jenderal tangguh dari pihak musuh adalah Zaki yang merupakan tangan kanan Bimala, Wira berpikir apakah dia bisa menggunakan Zaki ini untuk mengancam Bimala agar menyerahkan Bobby. Meskipun sekarang dia belum mengetahui kabar tentang Bobby, Zaki sebagai tangan kanan Bimala ini seharusnya tahu. Jika bahkan hal ini pun tidak tahu, Zaki ini benar-benar tidak berguna.Saat sedang me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3105

    Semua orang tertegun sejenak saat mendengar perkataan Latif. Menurut mereka, sepuluh orang memang terlalu sedikit.Saat Latif hendak menjelaskan maksudnya, saat itu Wira malah berkata, "Benar, sepuluh orang memang terlalu sedikit. Lebih baik mengikuti saran Adjie, bawa 100 orang bersamamu saja. Kalau terjadi masalah, kalian juga bisa saling membantu."Latif yang merasa terharu oleh kata-kata Wira segera memberi hormat pada Wira, lalu berdiri dan berkata, "Tuan, kalian sudah salah paham, aku nggak ingin bertindak secara besar-besaran. Kalau bukan karena takut kamu akan khawatir atau nggak ada yang melaporkan padamu, aku bisa pergi ke sana sendirian.""Para prajurit ini nggak penting, yang perlu ditangani adalah wakil jenderal yang memimpin mereka. Dia adalah orang kepercayaan Kunaf. Sekarang Kunaf sudah ditangkap, mereka pasti nggak akan menyerah pada kita. Karena Kunaf ini memegang kekuasaan besar, jadi wakil jenderal ini lebih seperti boneka. Justru karena itulah, aku yakin bisa menan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3104

    Wira sendiri juga tidak menyangka Adjie adalah orang seperti ini, perasaannya terhadap Adjie menjadi lebih rumit.Mendengar perkataan itu, ekspresi Kunaf yang terikat erat langsung menjadi muram dan berteriak, "Tunggu sebentar. Aku akan beri tahu, orang yang dikirim untuk memimpin pasukan utara ini adalah asisten andalan Bimala, Zaki."Mendengar nama Zaki itu, Wira pun mengernyitkan alis karena dia benar-benar belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.Melihat yang lainnya sangat kebingungan, Latif yang berdiri di samping langsung maju dan berkata, "Aku mengenal orang ini, dia ini tangan kanannya Bimala. Dulu dia pernah datang ke sini untuk menginspeksi kami, tapi orang ini penuh dengan gairah seksual. Soal kelemahan lainnya, aku belum pernah mendengarnya."Agha yang berdiri di samping langsung berteriak dengan keras, "Nggak perlu peduli siapa dia. Kalau dia berani datang ke sini, aku pasti akan membuatnya nggak bisa kembali."Mendengar perkataan Agha, semua orang tertawa terbahak-bah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3103

    Bukan hanya Adjie dan yang lainnya, bahkan Wira yang berdiri di depan Kunaf pun tertegun setelah mendengar perkataan itu. Dia benar-benar tidak menyangka Bimala malah mengerahkan pasukan besar hanya untuk menangkapnya, benar-benar menghargainya.Agha yang mudah emosi pun langsung menendang Kunaf dan memarahi, "Katakan dengan jelas, kali ini ada berapa banyak pasukan utara yang dikirim?"Kunaf meludah ke tanah, lalu tertawa dingin dan berkata, "Hehe. Semuanya ada 100 ribu pasukan untuk menjaga perbatasan. Begitu pasukan besar itu tiba, kalian semua nggak akan bisa kabur lagi. Kalau kalian melepasku sekarang ...."Namun, sebelum Kunaf selesai berbicara, Nafis langsung menendang tubuh Kunaf untuk memaksanya menahan kata-kata berikutnya. "Melepaskanmu? Kamu bermimpi. Sayangnya, kamu nggak akan bisa keluar dari sini hidup-hidup lagi."Tak disangka, ekspresi Kunaf malah tetap datar saat mendengar perkataan Nafis. Sebaliknya, dia malah tertawa dan berkata, "Hehe. Nggak masalah. Lagi pula, kal

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3102

    Adjie menganggukkan kepalanya karena sangat setuju dengan pengaturan Agha. Jika terjadi sesuatu yang tak terduga pada saat seperti ini, semua usaha mereka sebelumnya akan sia-sia.Saat ini, di gerbang kota. Wira yang sedang memimpin sekelompok orang pun memandang ke langit di kejauhan, lalu memanggil Nafis dan bertanya dengan nada pelan, "Ada kabar dari para mata-mata?"Begitu menguasai kota, Wira langsung mengirim banyak mata-mata untuk menyambut 200 ribu pasukan dari Kerajaan Nuala.Nafis memberi hormat dan menjawab, "Belum ada kabar. Tapi, berdasarkan informasi sebelumnya dari para mata-mata, mereka harusnya sudah dekat."Wira menganggukkan kepala. Tidak boleh ada kesalahan sedikit pun pada saat seperti ini.Tepat pada saat itu, ada seorang prajurit yang berlari mendekat. Setelah melihat keduanya, dia langsung memberi hormat dan berkata, "Tuan, Kak Nafis, Kak Adjie dan yang lainnya sudah kembali. Mereka bahkan berhasil menangkap Kunaf."Mendengar laporan itu, Nafis merasa sangat sen

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3101

    Mendengar Latif berkata demikian, Adjie merasa agak ragu karena saat ini situasinya sangat mendesak. Jika dia melepaskan mereka begitu saja, dia akan kesulitan.Menyadari Adjie sepertinya merasa agak kesulitan, Latif yang berdiri di depan pintu tersenyum dan berkata sambil memberi hormat, "Kalau Kak Adjie merasa agak kesulitan, kamu bisa menahan kami di halaman ini dulu. Selama nyawa kami nggak terancam, kami bisa menerima cara lainnya."Melihat Latif yang begitu pengertian, Adjie membalas hormat itu dengan tersenyum. Setelah ragu sejenak, dia berkata perlahan-lahan, "Melihat Jenderal Latif begitu sungkan, aku akan terus terang saja. Saat fajar nanti, 200 ribu pasukan dari Kerajaan Nuala akan langsung masuk ke kota.""Sekarang kami sudah menguasai gerbang kota dan kediaman wali kota juga. Begitu pasukan tiba mereka bisa langsung menerobos masuk tanpa hambatan."Kata-kata Adjie ini membuat Latif sangat bersemangat karena tidak ada satu pun dari mereka yang ingin menjadi seorang penjaga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3100

    Tanpa basa-basi, Agha langsung menampar kedua selir Kunaf. Mereka pun langsung diam, tak berani berteriak lagi.Namun, saat itu juga, Agha mencium bau pesing yang menyengat dan sontak mengumpat pelan, "Sialan!"Setelah beberapa saat, Kunaf sudah diikat erat. Adjie lalu menoleh ke arah Agha dan bertanya, "Apa kita perlu mengabari Tuan Wira? Sekarang situasi di dalam kota sudah terkendali, tinggal menunggu pasukan Kerajaan Nuala tiba."Mendengar nama Kerajaan Nuala, Kunaf yang tergeletak di lantai langsung mengeluarkan suara dari mulutnya yang disumpal dengan kain. Tubuhnya meronta-ronta.Adjie tidak berkata apa-apa dan hanya menendang tubuh Kunaf agar tetap diam. Setelah itu, dia duduk perlahan di kursi dan berkata dengan tenang, "Aku sudah mengutus orang untuk memberi tahu Wira. Tapi sebelum itu, ada sesuatu yang perlu kita lakukan.""Apa itu?""Dengan menggunakan perintah Kunaf, kita panggil semua kepala penjaga gerbang ke sini dengan alasan rapat mendadak. Begitu mereka masuk ke hala

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status