Setelah merenungkannya, Wira tetap tidak tahu harus bagaimana menjawab pria paruh baya itu.Untungnya, Kaswara mendekat dari samping tepat pada saat itu, lalu tersenyum dan berkata, "Kalau Abyas ingin ikut denganmu, kamu bawa saja dia pergi melihat dunia luar. Lagi pula, Abyas adalah anak yang sangat berbakat dan bisa meracik racun juga. Kalau dia ikut bersamamu, mungkin saja kelak dia bisa membantumu juga.""Apalagi, ayahnya juga sudah berkata demikian. Kalau Abyas nggak patuh, kamu hukum dia saja. Meskipun dia dipukul sampai terluka parah, itu juga bukan salahmu. Pasti Abyas yang sudah melakukan hal yang keterlaluan."Meskipun baru mengenal Wira tidak lama, Kaswara bisa melihat Wira ini bukan orang jahat. Wira adalah orang yang bijaksana dan berhati-hati dalam bertindak. Ditambah lagi, sikap dan penampilan Wira elegan, pasti latar belakang Wira tidak biasa. Bisa berada di sisi orang seperti ini, masa depan Abyas pasti akan cerah dan ini adalah hal yang baik bagi Abyas.Pria paruh bay
Semua orang juga merasa marah karena ini adalah hutan yang telah mereka buat dengan susah payah. Mereka sudah menghabiskan banyak usaha dan tenaga untuk membuat hutan ini, tetapi sekarang semuanya hampir hancur. Suasana hati mereka semua tidak mungkin merasa nyaman.Wira menjilat sudut bibirnya yang kering, lalu mengelus tangannya dan berkata dengan ekspresi kesulitan, "Sepertinya hal ini ada hubungannya dengan orang-orangku ...."Semua orang tertegun sejenak, lalu menatap Wira dan tidak tahu harus berkata apa untuk sesaat. Tadi Wira sudah setuju untuk membawa Abyas pergi, terlihat jelas Wira bukan orang jahat. Tak disangka, orang-orang Wira malah membakar hutan. Situasi ini benar-benar membuat mereka merasa serba salah."Para bawahanku itu adalah orang-orang kasar. Mereka mungkin berpikir aku mendapat masalah di dalam hutan ini dan ada gas beracun juga di dalam hutan. Mereka nggak bisa masuk, jadi mereka baru melakukan hal ini. Aku harap kalian bisa memberiku kesempatan. Setelah berte
Jika bukan karena kemampuan bicara Wira yang luar biasa, ini akan menjadi situasi yang berbahaya. Meskipun Lucy dan yang lainnya membakar hutan dan berhasil melewati gas beracun, mereka tetap akan dihalangi Kaswara bersama rombongannya dan akhirnya kehilangan nyawa mereka.Perlu diingat, orang-orang Desa Damaro mahir menggunakan racun dan bisa tiba-tiba membunuh seseorang. Meskipun Lucy dan yang lainnya adalah ahli bela diri terbaik, mereka tetap tidak bisa menahan serangan dari racun. Untungnya, tidak terjadi bencana besar.Wira segera mengikuti langkah orang-orang Desa Damaro, khawatir Lucy dan yang lainnya bertindak gegabah dan kembali berselisih dengan mereka. Dia sangat memahami bahwa dia tidak berkontribusi apa pun untuk desa ini dan semuanya berkat bantuan Kaswara.Sekarang semua orang sudah bersedia untuk berkompromi, Wira tentu saja tidak ingin terus memaksakan sesuatu pada mereka. Dia tahu dia harus melakukan sesuatu agar situasinya tidak menjadi makin buruk.....Pada yang s
Jonathan memilih sebaiknya tidak ikut campur dengan tindakan Klause dan tetap tinggal di sana untuk berjaga saja. Jika terjadi situasi darurat, dia bisa turun tangan untuk menyelesaikannya."Kalian ini memang sahabat baik. Awalnya, aku pikir kamu pasti nggak akan membiarkannya mempertaruhkan nyawanya, ternyata aku sudah berpikir terlalu banyak. Tapi, kalau kamu nggak berencana untuk ikut campur, aku nggak bisa tinggal diam saja. Kamu juga tahu dia suka bertindak gegabah. Kalau tindakannya ini malah menyulitkan Tuan, ini akan merepotkan."Setelah mengatakan itu, Lucy memimpin pasukannya menuju ke hutan.Jonathan tetap berdiri di tempatnya. Kali ini, Lucy sudah salah paham terhadapnya, dia bukan orang yang akan meninggalkan saudaranya. Justru dia yang paling memahami Klause melebihi siapa pun.Namun, situasinya tiba-tiba berubah dan Jonathan masih tidak tahu situasi di sekitar. Sekarang dia hanya bisa tetap tinggal dan menunggu dengan sabar. Jika terjadi sesuatu yang mendadak, dia bisa l
"Kalian nggak bersalah, kalian nggak tahu. Kalian semua adalah orang-orang Wira, jadi kami juga nggak akan mempersulit kalian. Lagi pula, Wira sudah memberi tahu kami sebelumnya, ini pasti ada hubungannya dengan orang-orangnya. Dia juga bersedia untuk ganti rugi, kami tentu saja nggak akan mempermasalahkannya," kata Kaswara dengan santai.Klause menggaruk kepalanya dan berkata, "Baiklah. Kalau begitu, aku juga nggak perlu terus minta maaf lagi."Dia berpikir mengikuti sisi Wira benar-benar membuatnya tenang dan tidak perlu mengkhawatirkan apa pun. Dengan adanya Wira, segala masalah bisa diselesaikan dengan sangat mudah.Dalam sekejap, Lucy dan yang lainnya juga sudah memasuki hutan dan segera bergabung dengan Wira. Melihat Wira baik-baik saja, mereka semua akhirnya menghela napas lega. Untungnya, tidak terjadi hal berbahaya.Setelah saling menyapa lagi, Wira memimpin rombongannya untuk pergi.Setelah Wira dan yang lainnya pergi, seorang penduduk desa mendekati Kaswara dan berkata sambi
Saat ini, Jonathan tidak bersama Wira, melainkan berjaga di samping Ahmad. Dia berkata, "Biar kuberi kamu pelajaran dulu, lalu baru membawamu ke Dusun Darmadi."Selesai berbicara, Jonathan bersiap-siap untuk beraksi. Hubungannya dengan Danu sangat dekat. Mereka adalah sahabat yang sering mengobrol dan minum bersama.Sebelum ini, Ahmad hampir mencelakai Danu. Setiap kali teringat pada kejadian ini, Jonathan ingin sekali membunuh Ahmad. Itu sebabnya, dia tidak akan melepaskannya begitu saja.Segera, Jonathan mengeluarkan sebuah cambuk. Ketika dia hendak melayangkan cambuknya, Wira tiba-tiba menghampiri dari samping dan tiba di hadapannya."Sebentar," ujar Wira.Ketika mendengar suara Wira, Jonathan segera menghentikan tindakannya dan menyapa, "Tuan."Wira mengiakan, lalu menginstruksi, "Jangan menyulitkannya dulu. Bawa dia pergi. Setelah tiba di Dusun Darmadi, kita baru interogasi dia. Kalaupun kamu membunuhnya sekarang, nggak ada yang bakal berubah."Wira telah memberi instruksi, jadi J
"Oke, jangan sampai kamu membuatku kecewa," ujar Abyas.Wira menggeleng dan menikmati anggurnya dengan santai. Dia tidak menanggapi lagi. Setelah anak ini melihat wilayahnya, Wira yakin Abyas tidak akan bersedia kembali ke Desa Damaro lagi.Sebenarnya bukan hanya Abyas yang seperti ini, tetapi semua orang yang pernah datang ke Dusun Darmadi. Siapa yang ingin menjadi katak di dalam tempurung?Abyas memang masih kecil, tetapi dia memiliki impian sendiri. Ini adalah hal yang sangat wajar."Omong-omong, aku belum tahu kamu dan Ahmad punya dendam apa. Kamu sampai jauh-jauh ke Desa Damaro cuma untuk mencarinya.""Demi dia, kamu bahkan hampir mati dan membawa begitu banyak orang. Pasti dendam di antara kalian sangat besar, 'kan? Kalau nggak, untuk apa kamu susah payah begini?" tanya Abyas menatap Wira dengan bingung.Abyas merasa bosan karena perjalanan mereka cukup panjang. Jadi, dia mengajak Wira mengobrol dan mencoba mengorek informasi darinya.Wira tidak menyembunyikan apa pun dan langsun
"Sepertinya kamu sangat paham tentang raja. Kamu pasti seorang raja, 'kan?" tanya Abyas dengan tatapan penuh hormat."Aku bukan raja, tapi aku hampir setara dengan raja. Hanya saja, orang-orang nggak perlu bersujud memberi hormat kepadaku. Di wilayahku, semua orang sangat menghormatiku," sahut Wira sambil melambaikan tangannya.Wira tidak bercanda tentang ini. Di seluruh Atrana, siapa yang tidak ingin menjadi rakyat Wira? Ini bukan karena Wira memiliki prestise tinggi, tetapi karena dia pernah menolong banyak orang. Wira telah membantu mereka menghentikan peperangan. Itu sebabnya, orang-orang tunduk padanya.Sayangnya, wilayah Wira tidak terlalu besar sehingga tidak banyak orang yang bisa diterimanya. Ini tergantung bagaimana perkembangan wilayahnya di kemudian hari.Hanya saja, Wira tidak terlalu berminat menjadi penguasa dunia. Dia ingin menemani para istrinya melewati hari-hari yang bahagia. Mereka bisa mencari tempat sepi untuk hidup santai.Mungkin karena mengobrol terlalu lama, A