Alzam mengelus janggutnya sambil melihat situasi di sekeliling dan bergumam, "Bagaimana aku bisa tahu? Banyak rakyat di sini yang sangat mendukung Wira, bahkan menganggap Wira sebagai pilar utama mereka. Meskipun kita mengeluarkan pengumuman, nggak ada satu pun orang yang akan datang memberikan kita petunjuk.""Ini membuktikan meskipun mereka tahu sesuatu, mereka juga nggak akan memberitahukannya pada kita. Dengan kata lain, Wira mungkin saja bersembunyi di rumah salah satu dari mereka. Bahkan tetangga mereka juga mungkin saling membantu untuk melindunginya. Setidaknya ada ratusan ribu rumah tangga di kota ini.""Kalau kita harus cari dari rumah ke rumah, kita juga butuh tenaga dan sumber daya yang sangat besar. Itu pun pasti akan menghadapi berbagai hambatan juga. Coba kamu bilang, ide apa yang bisa kuberikan dalam situasi seperti ini?"Jika ini tentang strategi perang atau pemerintahan, Alzam mungkin masih bisa memberikan ide yang baik. Namun, sekarang mereka harus menangkap Wira di
"Bagaimana kalau kita melakukan pencarian dari rumah ke rumah dan menjelaskan hubungan kita dengan Wira? Kita sekalian juga jelaskan semua yang telah dilakukan Wira. Nggak peduli apa insiden kali ini berhubungan dengan Wira atau nggak. Selama kita bilang ada hubungannya, berarti ada hubungan, 'kan?""Selain itu, kita bisa diam-diam menyebarkan beberapa rumor. Aku yakin nggak akan lama lagi reputasi Wira di Kerajaan Beluana pasti akan buruk meskipun reputasinya tetap besar di sembilan provinsi. Pandangan orang padanya pun akan perlahan-lahan berubah. Kalau sudah begitu, Wira juga nggak bisa bertahan di sembilan provinsi ini lagi."Alzam juga tahu harus memenangkan hati rakyat untuk mendapatkan kekuasaan. Wira bisa berkembang sampai seperti hari ini tentu saja karena hubungan baiknya dengan rakyat. Jika mereka ingin melampaui Wira, langkah pertamanya adalah menghancurkan reputasi Wira. Namun, jika mereka bisa langsung membunuh Wira, ini akan menyelesaikan masalahnya selamanya."Baiklah.
Wira memiliki pandangan yang jauh ke depan dan sudah lama meletakkan masalah hidup dan matinya di paling akhir. Jika tidak, bagaimana mungkin dia bisa menjelajahi seluruh sembilan provinsi selama bertahun-tahun."Ternyata Tuan mengkhawatirkan hal ini."Danu pun duduk di samping Wira. Setelah mengambil dua kaki kelinci dari samping dan menyerahkan salah satunya pada Wira, dia baru berkata, "Kak Wira sebenarnya nggak perlu terlalu mengkhawatirkan hal ini, para rakyat sangat tahu bagaimana kepribadian Ciputra.""Selain itu, mereka juga nggak bodoh. Meskipun Bhurek ingin memfitnah kita, kita juga pasti bisa menemukan kebenarannya nanti dan mengembalikan nama baikmu. Pada saat itu, hati para rakyat di sembilan provinsi akan kembali pada Tuan."Danu sangat yakin terhadap Wira. Menurutnya, seluruh rakyat di sembilan provinsi ini sudah menganggap Wira sebagai raja yang sesungguhnya. Meskipun reputasi Wira sempat rusak, itu juga tidak berarti apa-apa. Di bawa kepimpinan Wira, sebentar lagi Wira
Tiara merasa pusing dengan situasi ini. Dia mundur 2 langkah sambil memeluk putrinya. Dengan wajah pucat, dia mengernyit dan bertanya, "Jenderal, kamu mau mengancam seorang wanita? Kalau masalah ini tersebar, sepertinya nggak baik untuk reputasimu, 'kan?""Karena kamu bilang ada bukti, keluarkan saja buktinya supaya aku percaya. Kamu nggak seharusnya mengancam kami. Kalau orang-orang tahu kamu melakukan sesuatu pada kami, gimana dengan reputasimu?"Tiara benar-benar ketakutan sekarang. Putri mereka adalah satu-satunya keturunan mereka sekarang. Putranya telah tewas di medan perang, jadi dia harus menjaga putrinya dengan baik sekalipun harus mengorbankan nyawanya.Bhurek tersenyum sinis, lalu berjalan ke sumur di samping. Dia mengeluarkan tombak dan memaksa membuka penutup sumur itu.Tiara pun terkejut. Para pengawal telah maju untuk mengepung Tiara dan putrinya. Sementara itu, para pengawal di dekat Bhurek melompat ke dalam sungai untuk memeriksa situasi di bawah sana.Tiara tercengang
"Pintar sekali kamu bicara. Situasi sudah seperti ini, tapi kamu masih ingin mengelabuiku? Mana mungkin aku membiarkan orang sepertimu hidup," timpal Bhurek dengan dingin.Selesai berbicara, Bhurek mengayunkan tombaknya lagi. Saat berikutnya, tombak menembus leher Tiara.Tiara memegang lehernya dan akhirnya terjatuh. Darah menodai seluruh tanah. Dia ingin berbicara, tetapi tenggorokannya terluka parah.Tidak peduli bagaimana Tiara berusaha, dia tidak bisa melontarkan sepatah kata pun dan hanya bisa menatap putrinya. Putrinya tampak menangis dengan sangat sedih.Bhurek menunjuk anak perempuan itu sambil menginstruksi, "Bawa dia pergi. Dia masih punya manfaat untuk kita."Prajurit mengiakan dan membawa anak perempuan itu. Dengan demikian, pasukan meninggalkan rumah Tiara. Adapun penduduk di sekitar, mereka tentu menentang perbuatan Bhurek ini."Kamu sudah salah mengambil tindakan. Gimana bisa kamu membunuh rakyat di depan khalayak ramai? Gimana kita bisa merusak reputasi Wira kalau begin
Semua orang menatap Wira dengan serempak. Wira menggeleng sambil menimpali, "Bukan apa-apa. Aku cuma heran, kenapa perjalanan kita begitu lancar? Nggak ada prajurit yang mengejar kita sejak tadi.""Ini aneh, 'kan? Bhurek dan lainnya jelas-jelas begitu membenci kita, bahkan ingin sekali membunuh kita. Mana mungkin mereka nggak mengutus pasukan untuk mengejar kita?"Semua orang bertatapan dan mengangguk. Mereka sependapat dengan Wira. Nafis melipat lengan sambil berkata, "Mungkin Bhurek lalai dalam hal ini. Mungkin dia mengira kita masih berada di kota dan belum berhasil mengatasi krisis? Jadi, semua pasukan masih di kota?"Orang-orang mengangguk lagi. Namun, Wira berucap, "Aku rasa ada yang nggak beres. Tapi, karena kita sudah sampai di sini dan sudah dekat dengan Dusun Darmadi, sebaiknya kita kembali dulu. Kita harus cepat untuk memastikan semuanya aman."Danu dan lainnya juga berpikir demikian. Hanya saja, yang diutamakan adalah keselamatan Wira dan bukan keselamatan sendiri.Orang-or
Danu dan Nafis hanya diam. Situasi masih belum sepenuhnya aman, jadi mereka harus mengawal Wira. Meskipun Biantara telah membuka jalan untuk mereka, mereka tetap harus memastikan semuanya aman untuk Wira.Wira tidak berbicara. Jari tangannya terus mengetuk keningnya. Wajahnya tampak sangat murung. Orang-orang pun menatap Wira, menunggu perintah darinya.Mereka tahu Wira adalah orang yang mementingkan budi dan hubungan. Mereka juga tahu mereka tidak akan bisa selamat jika kembali ke Kerajaan Beluana.Tindakan Agha dan Doddy yang menawarkan diri telah membuktikan betapa besarnya kesetiaan mereka terhadap Wira. Mereka tahu mereka akan mati, tetapi tetap mempertaruhkan nyawa mereka."Begini saja, Danu dan Nafis bawa Dewina dan Thalia pulang. Biantara sudah membuka jalan untuk kita, jadi kita ikuti saja instruksinya.""Kemudian, aku, Agha, dan Doddy akan kembali ke Kerajaan Beluana untuk menolong anak itu," ujar Wira dengan tegas. Dia tidak mungkin membiarkan Agha dan Doddy berada dalam bah
"Semua ini demi kebaikan Tuan Wira. Kalau Tuan Wira sudah bertekad, dia pasti akan kembali ke Kerajaan Beluana. Kalian juga nggak ingin melihatnya berada dalam bahaya, 'kan?" tanya Danu.Semua orang mengangguk. Mereka bisa memahami maksud Danu. Semua yang ada di sini adalah sahabat yang pernah melewati rintangan bersama Wira.Faktanya, jika dibandingkan dengan keselamatan seluruh rakyat, mereka lebih mengutamakan keselamatan Wira. Mereka susah payah berada di titik ini, jadi tidak boleh sampai hancur karena ibu dan anak itu, apalagi mengorbankan Wira.Thalia segera berkata, "Yang kamu lakukan sudah benar. Kalau Wira menyalahkanmu, kami pasti akan membelamu mati-matian."Danu merasa terharu. Agha berucap dengan tegas, "Kalau begitu, kita turuti instruksi Kak Wira. Aku dan Kak Doddy akan kembali ke Kerajaan Beluana untuk menolong mereka, kalian kembali ke Dusun Darmadi secepat mungkin."Agha tahu posisi Wira, juga tahu ambisinya. Sejak mengikuti Wira, Agha bukan hanya menganggap Wira seb