Share

Bab 2100

Penulis: Arif
Wira terkekeh-kekeh dan berkata lagi, "Kalau aku nggak pantas bicara di sini, biar majikanku saja yang bicara dengan kalian."

Wira tentu tidak boleh mengungkapkan identitasnya agar tidak terjadi masalah. Namun, dia punya seseorang yang bisa membantunya membereskan masalah ini.

Saat berikutnya, terlihat Leli berjalan keluar dari kerumunan. Hanya dengan melihat sekilas, mereka sudah tahu identitas Leli. Semua orang mundur, bahkan prajurit yang memimpin itu membungkuk memberi hormat sambil menyapa, "Nona Leli."

Rakyat di sekitar turut memberi salam. Wira membatin, 'Ternyata Leli punya prestise sebesar ini. Luar biasa.'

Setelah maju, Leli menunjuk pemuda itu sambil berkata, "Dia memang orangku. Tolong maafkan dia dan lupakan masalah hari ini ya?"

Para prajurit bergegas mengangguk. Mana mungkin mereka berani membantah ucapan Leli? Patut diketahui bahwa Leli memiliki status tinggi, bahkan merupakan orang kepercayaan Kaisar.

Apabila menyinggung Leli, mereka sama saja dengan mencari mati. Mere
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
ILussi
nama tokoh2 dlm cerita pd ilang
goodnovel comment avatar
NOVEL SATU BAB
Farel mana Farel gak muncul muncul.. Aneh lu ya, dah lama banget kaga disinggung namanya, Sony jg gak di sebut2 lagi, pangeran Yuda , Prabu, udah gk di sebut lg
goodnovel comment avatar
NOVEL SATU BAB
wira kan udah berguru sama sekte langit.. gimana ceritanya tidak sekuat pemuda itu...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2101

    Setelah membeli beberapa bahan obat, Wira dan lainnya menuju ke luar kota. Dalam sekejap, mereka sudah memasuki sebuah hutan.Dari kejauhan, terlihat sebuah gubuk. Gubuk ini terlihat agak bobrok, tetapi termasuk bersih dan rapi. Di luarnya terdapat halaman yang dikelilingi papan kayu kecil dan barang-barang tertata rapi di halaman itu. Sepertinya, orang yang tinggal di dalam sangat disiplin."Ini rumahmu?" tanya Wira sambil menatap pemuda itu.Pemuda itu mengangguk, lalu terkekeh-kekeh dan menyahut, "Benar. Ini tempat tinggalku dengan kakekku. Meskipun kecil, di dalamnya sangat keren lho!"Wira mengangkat alisnya, lalu tersenyum sambil bertatapan dengan Leli dan Thalia. Kemudian, mereka sama-sama masuk. Dia ingin melihat apa kehebatan gubuk ini.Begitu masuk, mereka mendapati bagian dalamnya sangat rapi, bahkan dilengkapi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, kedua sisi dinding dipenuhi banyak kulit binatang."Ini semua hasil buruanmu dengan kakekmu?" tanya Wira. Sebelumnya, pemuda ini me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2102

    Lantas, bagaimana mungkin pemuda itu tega melihat sang kakek berbaring tidak berdaya di atas ranjang?Sayangnya, tidak banyak yang bisa dilakukan. Pemuda itu tidak bisa membuat sang kakek pulih total. Meskipun begitu, dia tidak akan diam begitu saja."Ganoderma Milenium? Itu mahal sekali. Dari mana kamu mendapatkannya? Kamu mencuri ya?" Ekspresi pria itu sontak berubah, bahkan suaranya menjadi agak dingin."Sejak kamu kecil, aku sudah bilang manusia boleh miskin, tapi nggak boleh melakukan perbuatan tercela. Kita nggak boleh menjadi pencuri meski hidup kita susah. Pria sejati harus punya hati yang baik," nasihat pria itu.Wira yang berdiri di luar pintu tak kuasa mengangguk mendengarnya. Banyak orang yang mengerti ucapan ini, tetapi sulit untuk mempraktikkannya. Pantas saja, pemuda ini terlihat agak kekanak-kanakan. Sepertinya, ada kaitannya dengan ajaran pria itu."Kakek, kamu sudah salah paham. Aku nggak mencuri. Kakak-kakak itu yang membantuku membeli Ganoderma Milenium. Aku nggak a

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2103

    "Jangan salah paham, Tuan. Aku bukan ingin berterima kasih, tapi ingin memohon sesuatu. Ini tentang Agha," jelas pria itu segera.Wira tidak berbicara, hanya menunggu pria itu melanjutkan ucapannya. Sesaat kemudian, pria itu meneruskan, "Namaku Najib, usiaku 50-an tahun. Aku menyinggung seseorang bertahun-tahun lalu dan terluka parah sehingga mengasingkan diri di tempat seperti ini.""Usiaku belum terlalu tua, tapi kondisiku terus memburuk karena cedera yang tak kunjung pulih. Makanya, penampilanku terlihat seperti orang tua."Wira mengangguk dan merasa kasihan padanya. Dia sempat mengira Najib ini sudah berusia 70-an tahun, tetapi ternyata penampilannya seperti ini karena cedera dalam. Sungguh disayangkan!"Tuan, aku nggak takut mati. Semua ini sudah akibat dari perbuatanku di masa muda yang terlalu kompetitif. Tapi, Agha anak yang baik. Aku khawatir dia melakukan kejahatan setelah aku mati. Dia baru 15 tahun, bisa dibilang belum dewasa.""Aku harap setelah aku mati, Tuan bisa membawa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2104

    Apalagi, Agha adalah anak yang begitu berbakti. Jika tidak, mana mungkin Wira repot-repot membayar Ganoderma Milenium itu?Najib mencengkeram dadanya sambil tertawa terbahak-bahak. Akan tetapi, dia tiba-tiba terbatuk hebat.Wira segera maju untuk menepuk punggungnya. Sesaat kemudian, Najib yang merasa lebih baik berujar sambil tersenyum, "Nggak apa-apa, hidupku sudah nggak lama lagi. Penderitaanku jauh lebih besar dari yang terlihat. Setiap kali penyakitku kambuh, tubuhku akan kesakitan. Jangankan beraktivitas seperti orang biasa, tidurku saja nggak pernah nyenyak.""Aku sudah muak dengan hidupku ini. Aku masih berusaha bertahan karena mencemaskan Agha. Sekarang aku sudah tenang karena bertemu Tuan. Malam ini, aku akan memberi Agha penjelasan."Wira bukan orang bodoh. Dia tentu memahami maksud Najib. Seketika, Wira membelalakkan mata, lalu memapah Najib dan berkata, "Bukan begitu maksudku.""Kalau kamu percaya padaku, ikut kami. Aku bisa mengatur tempat tinggal untukmu. Kami akan menca

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2105

    "Ya!" Najib tertawa, lalu meneguk obat itu hingga habis. Sayangnya, dia tahu bahwa kondisinya sudah sekarat. Tidak peduli sehebat apa Ganoderma Milenium, semua khasiatnya mungkin akan menjadi sia-sia."Kalau begitu, kami pamit dulu." Wira berpamitan, lalu membawa kedua wanita menuju ke ibu kota kembali. Agha mengantar mereka keluar, lalu kembali ke sisi kakeknya.Di perjalanan, Leli melirik Wira dan bertanya dengan heran, "Bukannya kamu datang kemari untuk membawa pemuda misterius itu? Aku tahu kamu ingin merekrutnya. Dia sangat kuat, jadi pasti bisa membantu pasukan. Kesempatan sudah di depan mata, kenapa kamu malah pergi?"Wira ragu-ragu sejenak, lalu menggeleng dan membalas, "Jujur saja, aku dan Najib sudah membuat kesepakatan. Malam ini, dia seharusnya akan mengakhiri hidupnya. Dia akan menjelaskan semuanya kepada Agha, jadi aku hanya perlu menjemputnya besok pagi. Kelak, dia akan menjadi adikku."Leli akhirnya memahaminya. Ternyata begitu. Pantas saja, ekspresi Wira menjadi agak s

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2106

    Sesudahnya, Leli meninggalkan ruangan dan menuju ke istana. Di dalam kamar, Wira dan Thalia duduk di depan meja. Wira menggeleng sambil berujar, "Aku nggak nyangka semua akan menjadi begini. Aku dan Jihan sempat bertemu baru-baru ini, tapi kondisinya jadi separah ini sekarang. Memang nggak ada yang bisa memprediksi masa depan."Thalia tidak menanggapi. Semua ini memang disayangkan, apalagi belum 5 tahun Jihan memproklamasikan dirinya sebagai kaisar."Kamu terus mengikutiku belakangan ini, pasti sangat lelah, 'kan? Istirahatlah. Untuk sekarang, kita hanya bisa mengamati situasi," ucap Wira.Jihan belum wafat sehingga mereka tidak boleh mengambil tindakan apa pun. Jika tidak, rakyat Kerajaan Nuala hanya akan memusuhi mereka.Meskipun begitu, mereka tidak boleh pergi begitu saja atau situasi akan menjadi di luar kendali. Ini sungguh dilema.Menurut penilaian Wira, Jihan tidak akan bertahan lama lagi. Ketika saat itu tiba, perubahan besar akan terjadi di Kerajaan Nuala. Apakah bisa membali

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2107

    "Jenderal, apa maksudmu menyuruh mereka menghentikanku?" Leli menghampiri Sucipto, lalu mengernyit. Dia sama sekali tidak takut. Lagi pula, posisinya memang lebih tinggi daripada Sucipto.Leli selalu melayani Kaisar. Hanya dengan satu perintah darinya, dia bisa saja mengendalikan seluruh jenderal Kerajaan Nuala. Tanpa diduga, Sucipto malah berbicara seperti ini padanya? Lancang sekali!"Nona, jangan salahkan aku. Ini perintah Putra Mahkota. Kaisar sudah sekarat dan terus istirahat di kamar. Tapi sebelumnya, dia sudah menyerahkan urusan militer dan negara kepada Putra Mahkota. Makanya, dia harus lebih berhati-hati. Kalau nggak ada izin dariku, nggak boleh ada yang memasuki istana," ujar Sucipto dengan angkuh."Putra mahkota? Kapan Kaisar memilih putra mahkota?" tanya Leli dengan heran. Ketika Wira baru datang, kondisi Jihan memang sudah lemas. Namun, dia tetap menanyakan pendapat Wira tentang kandidat putra mahkota. Semua ini baru berlalu beberapa hari. Bagaimana bisa tiba-tiba muncul s

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2108

    Para pengawal itu seketika memahami ucapan Sucipto. Mereka bergegas menghunuskan pedang, lalu mengarahkannya kepada Leli. Jelas, jika Leli bersikeras menerobos masuk, mereka akan membunuhnya tanpa belas kasihan.Setelah ragu-ragu sejenak, Leli akhirnya tidak mengambil tindakan dan bertanya, "Kalau begitu, di mana Pangeran Osman? Nggak mungkin aku nggak boleh menemuinya, 'kan?"Osman adalah pria berpendidikan dan elegan. Jika Osman mewarisi takhta, Kerajaan Nuala baru bisa damai. Hanya Osman yang bisa membereskan Sucipto dan Izhar untuk sekarang."Pangeran Osman di kediamannya. Temui saja dia. Tapi, kamu nggak boleh masuk istana ini," ujar Sucipto untuk memperingatkan.Leli tidak berlama-lama di sana. Dia harus segera memikirkan strategi untuk masalah ini. Sesaat kemudian, dia meninggalkan area terlarang itu.Sucipto terkekeh-kekeh melihat sosok belakang Leli. Kemudian, dia juga pergi. Saat ini, Izhar keluar dari kegelapan dan menghampiri Sucipto."Gimana kalau kita bunuh wanita itu saj

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3330

    Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3329

    "Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3328

    "Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3327

    Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3326

    Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3325

    "Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3324

    "Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3323

    "Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3322

    Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status