Share

Bab 2087

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Baiklah. Kalian semua nggak tenang saja, serahkan saja hal ini padaku. Kalian hanya perlu melaksanakan tugas kalian dengan baik saja, nggak perlu mengkhawatirkan ini lagi."

Setelah menenangkan semua orang, Izhar menuju tenda besar di tengah pasukan. Para pengawal di depan pintu tenda itu menyambutnya dengan membungkuk, mereka juga sangat menghormatinya.

Sucipto memiliki kekuasaan mutlak dalam bidang militer, sedangkan Izhar dihormati di seluruh kerajaan. Satunya ahli dalam sastra, satunya lagi dalam militer. Keduanya bekerja sama dengan sangat kompak karena mereka adalah pilar utama Kerajaan Nuala, sehingga Kerajaan Nuala ini baru bisa stabil.

Saat Izhar baru saja memasuki tenda itu, terdengar suara teriakan yang keras. "Pergi! Bukankah aku sudah peringatkan kalian jangan biarkan siapa pun datang mengganggu kesenanganku? Siapa yang biarkan kalian masuk? Cepat pergi! Kalau nggak, aku akan bunuh kalian!"

Izhar mengabaikan kata-kata Sucipto. Dia malah masuk ke dalam tenda besar itu dan t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Zainal Abidin
kenapa banyak sekali tokoh yg dihilangkan ? anak panglima Dirga, panglima kiri dan panglima kanan dan beberapa tokoh lain pada kemana semua yah ?
goodnovel comment avatar
Lukman Azis
di Nuala panglima anakndari Dirga kemana ya? penasehat kemal dan lain2 ngga muncul lagi. lalu di lingkaran Wira seperti paman Hasan dll kok ngga ada ceritanya ya.... semua hilang....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2088

    "Tuan Izhar, kamu adalah orang paling cerdas di Kerajaan Nuala ini dan juga orang kepercayaan raja. Saat Kerajaan Nuala di ambang kehancuran, kita berhasil mempertahankan wilayah Kerajaan Nuala berkat bantuan dan strategi-strategi yang kamu berikan kepada Raja. Sekarang bencana sudah di depan mata, kenapa kamu malah menghela napas di sini dan nggak mengatakan apa-apa?" Saat mengatakan itu, Suprapto yang memiliki sifat terburu-buru itu terus mondar-mandir."Jenderal Sucipto, sebaiknya kamu duduk dan istirahat dulu. Kamu terus mondar-mandir di depanku membuat kepalaku agak pusing."Izhar terus melambaikan tangannya, lalu melanjutkan, "Sejujurnya, aku juga terus memikirkan hal ini selama beberapa hari ini, tapi sayangnya, aku masih tidak punya ide yang bagus. Jenderal Sucipto bisa minum di sini, pasti sudah memikirkan strateginya, 'kan? Hanya saja, entah itu boleh dilakukan atau nggak saja. Benar, 'kan?"Sucipto juga tidak menyembunyikan apa pun dan menganggukkan kepala."Jenderal Sucipto

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2089

    "Kita bisa bergerak diam-diam, nggak diketahui siapa pun. Bahkan para bawahan Wira yang kasar itu juga nggak akan tahu ini adalah tindakan kita. Jangan lupa, Bobby dan yang lainnya sudah membunuh Jordi. Kalau orang-orang Jordi yang berencana untuk mencelakai Wira di dalam pegunungan itu, bukankah alasan ini masuk akal juga?" kata Sucipto sambil tersenyum, sebuah rencana licik sudah muncul di benaknya.'Bagus!" Izhar juga tersenyum dan mengacungkan jempol kepada Sucipto yang memang adalah seorang jenderal yang berani dan cerdik. Ada orang seperti Sucipto yang menjaga Kerajaan Nuala, dia tidak perlu mengkhawatirkan apa pun.....Di lokasi pesta di dalam hutan. Wira dan yang lainnya termasuk Danu dan Nafis sedang duduk di sana, kecuali Biantara.Bagaimanapun juga, Biantara memiliki tugas penting lainnya yaitu mengumpulkan informasi yang berguna. Wira baru saja berhubungan dengan orang-orang dari berbagai suku di utara dan sekarang masih belum memahami situasi suku-suku itu sepenuhnya. Dia

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2090

    Namun, Wira bukan orang yang baik-baik. Jika ingin mencelakainya, lawannya harus mempertimbangkan kekuatan mereka sendiri terlebih dahulu."Kalau begitu, semoga kerja sama kita menyenangkan!" kata Wira, lalu semua orang kembali minum-minum lagi.Setelah pesta perjamuan selesai, cara jalan Wira juga agak terhuyung-huyung. Bagaimanapun juga, dia sudah minum banyak hingga keadaannya juga berubah banyak. Dia memiliki lima puluh ribu pasukan, Danu, dan Nafis, sehingga dia merasa tenang dan berani minum sampai mabuk.Di kegelapan, ada beberapa sosok yang berkumpul di luar perkemahan Wira dan yang lainnya dan mengawasi cahaya dari api di perkemahan dengan tatapan yang penuh ancaman. Pria yang berdiri di paling depan dengan bekas luka di wajah dan mengenakan topeng berkata pada puluhan orang di belakangnya, "Sebelum datang ke sini, aku sudah memberi tahu kalian semua misi kali ini adalah hidup atau mati. Tapi, kita harus menyelesaikan tugas dari jenderal. Meskipun harus mengorbankan nyawa kita

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2091

    Setelah mendengar perintah dari pria dengan bekas luka di wajah, rasa takut di hati semua orang mulai menghilang. Mereka sudah siap untuk mati, meskipun hari ini tidak berhasil membunuh Wira. Mereka sudah masuk ke sarang musuh, mau melarikan diri pun sudah sangat sulit. Lebih baik mereka memanfaatkan kesempatan ini untuk membunuh Wira terlebih dahulu, lalu memikirkan langkah mereka selanjutnya."Bang bang bang!" Saat orang-orang itu makin mendekat, Wira terus menembak hingga terus terdengar suara tembakan dan satu per satu orang itu tergeletak di tanah. Namun, jumlah musuhnya banyak, sehingga Wira tetap terpojok dengan kepungan mereka."Kamu sudah di ujung tanduk pun masih ingin terus melawan?" kata pria dengan bekas luka di wajah sambil menatap Wira dengan ganas."Hari ini adalah hari kematianmu!" Setelah mengatakan itu, pria dengan bekas luka di wajah itu menarik pedang panjangnya dan segera menyerang Wira, jelas berniat untuk merenggut nyawa Wira."Kling!" Saat pria dengan bekas lu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2092

    Setelah mengetahui Wira untungnya tidak terluka, hati Biantara baru merasa lega.....Di ibu kota Kerajaan Nuala. Sucipto dan Izhar sedang berdiri di suatu tempat dan tidak tidur selama sepanjang malam karena terus menunggu kabar. Mereka sudah sepakat dan bahkan menganggap Wira sebagai ancaman utama, tentu saja harus menunggu kabar dari bawahan mereka. Sayangnya, ekspresi mereka malah menjadi sangat muram setelah mendapat kabarnya.Izhar mengernyitkan alis dan berbisik, "Gagal? Sebelum mereka berangkat, bukankah kamu bilang padaku mereka semua adalah elite dari pasukanmu? Para ahli terbaik yang selalu berada di sisimu dan pasti nggak akan membuat kesalahan? Tapi sekarang, bukan hanya gagal membunuh Wira, kita juga kehilangan banyak orang.""Kalau Wira tahu kita berhubungan dengan hal ini, mungkin Kerajaan Nuala akan berada dalam posisi yang sangat sulit. Sekarang Raja masih sakit parah dan berbaring di tempat tidur. Kalau Wira benar-benar memimpin pasukannya untuk menyerang kita, hati

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2093

    Di hutan lebat di pegunungan."Siapa di luar?" tanya Wira saat sedang duduk di dalam tenda dan mendengar suara langkah mondar-mandir di luar tenda. Dalam sekejap, dia melihat Bobby yang masuk dari luar."Tuan Bobby? Sekarang sudah larut malam dan banyak hal yang terjadi juga malam ini. Kenapa kamu nggak istirahat lebih awal malah datang ke tempatku ini? Apa ada sesuatu yang ingin dibahas denganku?" kata Wira sambil tersenyum dan berdiri, seolah-olah tidak ada yang terjadi. Ekspresinya pun tetap tenang dan santai.Melihat penampilan Wira yang seperti ini, Bobby diam-diam merasa kagum. Wira ini benar-benar hebat dan mereka memang tidak bisa dibandingkan dengan Wira. Baru saja lolos dari bahaya yang hampir merenggut nyawa, tak disangka Wira sudah tenang dengan begitu cepat dan wajah Wira pun terlihat segar. Perubahan suasana hati Wira ini benar-benar berbeda dari orang biasa. Meskipun Wira sengaja menyembunyikan emosinya, penampilannya ini tetap juga sangat mengagumkan."Tuan Wira, aku da

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2094

    "Jangan meragukan orang yang akan dipekerjakan dan jangan mempekerjakan orang yang dicurigai. Kejadian kali ini mungkin ada hubungannya dengan mereka ...." Kelihatan jelas, Wira sudah mengetahui segalanya, tetapi dia merasa tidak perlu memberi tahu kebenarannya pada Bobby.Bobby juga cerdas, tentu saja tidak berani banyak bertanya. Melihat Wira sudah tidak mencurigai mereka, dia akhirnya merasa lega."Kalau begitu, Tuan beristirahatlah lebih awal. Aku akan pergi dulu agar nggak mengganggu tidur nyenyak Tuan," kata Bobby sambil memberi hormat, lalu segera meninggalkan tenda utama.Wira tetap duduk di kursinya, sepertinya malam ini dia tidak bisa beristirahat dengan baik. Saat tadi sedang berbicara dengan Bobby, dia sudah mendengar suara yang familier dari luar tenda dan sepertinya Biantara sudah datang. Saat ini, dia ingin segera bertemu dengan Biantara dan meminta Biantara untuk menyelidiki kebenaran dari semua kejadian ini agar hatinya bisa tenang."Tuan!"Begitu masuk, Biantara seger

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2095

    "Oh? Langsung katakan saja," kata Wira sambil tersenyum dan menatap Leli.Apakah pembunuhan diam-diam kali ini berhubungan langsung dengan Kerajaan Nuala dan Leli juga terlibat di dalamnya?Tepat pada saat itu, Wira dan Biantara sudah sepakat. Ada orang yang mengatur semua ini di balik layar dan semua pihak yang harusnya terlibat sudah dikecualikan, berarti kejadian kali ini jelas tidak sederhana. Setelah dipikirkan dengan seksama, jelas hal ini tidak terlepas dari orang-orang Kerajaan Nuala.Namun, Wira tidak menyangka Leli juga terlibat dalam kejadian ini. Ini benar-benar membuatnya kecewa. Dia selalu menganggap Leli sebagai teman dan rekannya, bahkan membuatkan senapan khusus untuk Leli. Ikatan persahabatan mereka sudah sangat erat. Dalam sekejap, dia merasa sedih."Aku sudah memeriksa tubuh dan penampilan beberapa orang itu. Berdasarkan penilaianku, mereka pasti orang dari Kerajaan Nuala. Dengan kata lain, kejadian kali ini mungkin ulah dari Sucipto secara diam-diam. Aku harusnya n

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2710

    Dengan kemampuan para menteri hebat ini, mereka pasti bisa meyakinkan para rakyat. Itu sebabnya, tidak ada keributan yang terjadi."Kak, rupanya kamu orang Provinsi Lowala. Dari aksenmu, aku nggak bisa menilai asal-usulmu," ucap Shafa sambil menatap Wira."Aku bukan dari Provinsi Lowala. Aku cuma tinggal lebih lama di sini. Makanya, aku nggak punya aksen seperti mereka," sahut Wira.Sebenarnya tidak ada perbedaan besar pada aksen para penduduk di sembilan provinsi, kecuali yang berasal dari etnis minoritas. Sementara itu, Wira bukan berasal dari dunia ini sehingga aksennya tentu berbeda. Bagaimana mungkin mereka bisa menebak asal usulnya?Shafa bertanya, "Kalau begitu, kamu dari mana?""Rumahku sangat jauh dari sini. Sepertinya aku nggak bakal pernah bisa pulang lagi." Wira menggeleng sambil menghela napas.Wira sendiri sudah lupa dirinya sudah berapa lama dirinya berada di sini. Selain itu, dia tidak pernah menemukan jalan pulang.Namun, harus diakui bahwa kehidupan di sini sangat bai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2709

    Kaffa tidak menyahut. Dia tidak percaya pada omongan para perampok ini. Penjahat selamanya adalah penjahat!Ini sama seperti orang baik. Tidak peduli apa yang terjadi, mereka tidak akan pernah tunduk pada kejahatan, apalagi mencelakai orang.Namun, karena Wira telah berbicara demikian, Kaffa tidak berani membantah lagi. Hanya saja, dia masih merasa agak enggan.Nyawa mereka semua ada di tangan Wira. Kaffa merasa agak takut setelah melihat Wira membunuh Jaguar tadi. Jika menyinggung Wira, nasibnya mungkin akan sama dengan Jaguar.Apalagi, Kaffa masih punya adik. Apa pun yang terjadi, dia harus memastikan keselamatan Shafa. Sekalipun nyawa taruhannya, dia tetap harus melindungi Shafa."Siapa namamu? Kulihat kamu sangat pintar bicara dan pintar menilai situasi," tanya Wira kepada pria berwajah tirus itu.Pria itu bergegas menghampiri Wira, lalu menyeka keringat dinginnya sambil memperkenalkan diri, "Namaku Sahim.""Sahim? Oke, aku sudah ingat." Wira mengangguk.Ketika melihat Wira berinis

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2708

    Tidak ada yang gratis di dunia ini. Kini, seseorang yang begitu kuat dan punya kuasa tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Hal ini tentu membuat mereka merasa curiga."Letakkan senjata kalian sekarang juga! Kalau ada yang berani macam-macam, jangan salahkan aku mengambil tindakan," ancam Wira dengan dingin.Semua orang bertatapan. Tidak ada yang berani ragu sedikit pun. Mereka buru-buru melempar golok mereka ke samping.Di mana mereka, Wira tidak ada bedanya dengan malaikat maut. Jika terus berbasa-basi dengan Wira, takutnya mereka semua akan mati di sini. Tidak ada yang ingin mati!Sekalipun profesi mereka adalah perampok, mereka melakukannya hanya untuk bertahan hidup.Saat berikutnya, para perampok itu berlutut. Pria berwajah tirus itu berkata, "Kak Jaguar sudah mati. Mulai sekarang, kami akan mengikutimu! Kamu adalah bos kami! Kami nggak akan menentang perintahmu, sekalipun nyawa taruhannya!"Semua orang buru-buru menyatakan sikap mereka. Wira tersenyum dingin, lalu berujar, "Kalau b

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2707

    "Kamu yakin besi di tanganmu itu bisa membunuhku? Kamu kira kami bakal takut?" Jaguar menatap Wira dengan tidak acuh. Orang-orang di belakangnya sontak tertawa, merasa nyali Wira terlalu besar.Jumlah mereka terlalu banyak. Sekalipun Wira dan kedua anak itu bernyawa sembilan, mereka tetap tidak akan bisa melawan. Sepertinya, Wira ketakutan hingga menjadi bodoh."Tuan muda kaya yang dimanjakan sejak kecil memang begini. Mereka nggak bisa menilai situasi dengan baik. Kalau begitu, gimana kalau kita bunuh saja mereka?" usul pria berwajah tirus itu."Kulihat kedua anak di belakangnya itu bukan dari keluarga kaya. Kita bunuh saja mereka supaya tuan muda ini tahu semenakutkan apa kematian. Dengan begini, dia nggak bakal berani bersikap sombong lagi."Kaffa dan Shafa sontak terkesiap. Jika mereka dibawa ke markas perampok, setidaknya mereka bisa mencari kesempatan untuk kabur. Namun, jika mati di sini, bukankah usaha mereka untuk bertahan hidup akan sia-sia? Mereka tidak ingin mati!""Gadis i

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2706

    Begitu ucapan ini dilontarkan, orang-orang segera bersorak untuk menyetujuinya. Semua orang memaki Wira, membuat Wira terdengar seperti pendosa besar.Wira merasa kecewa. Dia mengusahakan yang terbaik untuk para rakyat, tetapi kebaikannya tidak diterima dan orang-orang bahkan menghinanya.Sebelum Wira bersuara, Kaffa tiba-tiba maju dan berkata dengan lantang, "Omong kosong apa yang kalian bicarakan? Tuan Wira sangat baik pada kita! Jalur perairan sangat menguntungkan bagi para rakyat. Semuanya mendapat keuntungan.""Bencana ini bisa terjadi juga karena ada orang yang melakukan korupsi. Orang-orang itu pasti memakai bahan yang murah. Ini bukan salah Tuan Wira!""Memangnya kalian nggak merasa bersalah menghinanya seperti ini? Jangan lupa. Kalau Tuan Wira nggak membuat kesepakatan dengan kerajaan lain, kita nggak bakal melewati kehidupan damai sekarang!"Wira cukup terkejut melihat keberanian Kaffa. Pemuda ini makin menarik saja. Dia tidak melupakan kebaikan orang lain. Sepertinya, Kaffa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2705

    "Kak." Shafa memanggil dan berkata dengan hati-hati, "Kehidupan kita pasti akan makin membaik. Kita nggak boleh membiarkan orang tua kita khawatir. Kamu nggak usah cemas. Aku bukan anak kecil lagi. Aku bisa jaga diri sendiri."Wira merasa agak terharu melihat betapa dekatnya kedua bersaudara ini. Namun, dia tidak mengatakan apa pun untuk merusak suasana.Beberapa saat kemudian, suasana hati kedua bersaudara ini mulai membaik. Ketika mereka hendak melanjutkan perjalanan, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki.Saat berikutnya, sejumlah besar pria kekar muncul di hadapan mereka. Beberapa dari mereka memegang golok. Tatapan mereka tertuju pada Wira dan lainnya lekat-lekat.Yang berdiri di barisan paling depan adalah seorang pria berwajah tirus. Dia berkata, "Kak, kulihat pakaian orang ini lumayan bagus. Sepertinya dia bukan orang biasa. Sepertinya kita bakal untung besar kali ini!"Seseorang yang berada di belakang kerumunan berjalan maju. Pria ini memakai kulit harimau. Dia mengamati Wir

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2704

    "Oke. Lagian, aku bosan sendirian. Kalau kalian ikut, pasti lebih seru. Kita bisa ngobrol sepanjang perjalanan."Setelah membuat keputusan, ketiga orang itu pun sama-sama berangkat. Setelah melewati lereng bukit, terlihat desa pegunungan yang hancur di kejauhan. Karena terletak di dataran yang agak rendah, banyak air tergenang di sana. Rumah-rumah di dalamnya pun telah hancur.Wira tak kuasa menghela napas. "Bencana alam ini menyebabkan banyak kerugian. Entah sudah berapa desa yang hancur ...."Wira merasa sedih. Cintanya terhadap rakyat tidak perlu diragukan lagi. Jika tidak, mana mungkin dia repot-repot membuat kesepakatan dengan keempat kelompok besar. Tanpa inisiatif Wira, perang pasti masih terjadi sampai sekarang.Sayangnya, jalur perairan yang dibangunnya dengan tujuan mengembangkan kehidupan para rakyat, malah membawa kerugian sebesar ini sekarang. Kini, para rakyat tidak punya tempat tinggal dan kesulitan untuk melanjutkan hidup. Wira merasa dirinya adalah pendosa besar.Semen

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2703

    Kaffa telah menghabiskan rotinya. Setelah minum beberapa teguk air, rona wajahnya menjadi jauh lebih baik. Energinya juga sudah pulih.Shafa makan lebih lambat. Beberapa saat kemudian, dia baru menghabiskan makanannya. Bibirnya masih terlihat agak pucat, tetapi dia sudah lebih berenergi.Semua ini berkat Wira. Tanpa roti dan air yang diberikan Wira, mungkin mereka berdua akan mati malam ini. Selain itu, sangat berbahaya untuk melewati hutan di situasi seperti ini.Sejak terjadi banjir besar, banyak binatang buas yang bermunculan karena tidak ada pembatas. Jika tidak berhati-hati, mereka mungkin bisa menjadi makanan para binatang buas.Tiba-tiba, Kaffa menghampiri Wira dan berlutut di depannya. Wira hendak memapahnya, tetapi Kaffa menolak. Wira pun bertanya, "Apa yang kamu lakukan?"Shafa juga ikut berlutut. Ketika melihat ini, Wira hanya bisa menggeleng. "Aku membantu kalian cuma karena kita kebetulan bertemu. Aku nggak mungkin membiarkan kalian mati di depanku, 'kan?""Lagian, yang ku

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2702

    Usai mengatakan itu, gadis itu mengalihkan tatapannya kepada kakaknya dan menjelaskan, "Kak, kamu sudah salah paham. Nggak ada racun kok. Aku cuma tersedak karena makan terlalu cepat."Pemuda itu hanya bisa menunduk dan terdiam saat menyadari dirinya telah salah paham terhadap Wira. Dia tahu dirinya terlalu picik.Wira berdeham untuk memecah keheningan. "Kalau aku benaran taruh racun di makanan kalian, yang keracunan bukan cuma adikmu saja, tapi kamu juga.""Selain itu, kalau ingin macam-macam dengan kalian, targetku pasti kamu. Nggak mungkin adikmu, 'kan?"Pemuda itu seketika memahami maksud Wira. Adiknya sudah sekarat. Jika Wira memang berniat jahat pada adiknya, adiknya tidak mungkin punya kemampuan untuk melawan. Hal ini berlaku juga untuk dirinya. Dia sudah tidak makan tiga hari tiga malam, jadi tidak mungkin bisa melawan Wira.Jadi, kalaupun Wira benar-benar menaruh racun di makanan mereka, Wira pasti akan menargetkannya dan bukan adiknya. Sepertinya, dia memang sudah salah paham

DMCA.com Protection Status