Share

Bab 2009

Penulis: Arif
"Tentu saja nggak perlu," balas Wira sambil tersenyum. Dia tidak ingin menyulitkan Thalia lagi.

"Sejak kapan dia menjadi mudah diajak berdiskusi? Ini pasti cuma ilusiku. Wira nggak ada bedanya dengan siluman. Gimana bisa aku merasa dia baik hati?" gumam Thalia sambil menatap punggung Wira. Dia menggeleng kuat untuk menyadarkan dirinya. Kemudian, dia menuju ke kamarnya.

Semalam, Thalia tidak bisa tidur nyenyak. Dia butuh istirahat sekarang. Sementara itu, Wira tiba di kamar Biantara. Terlihat Biantara dan Huben sedang berdiskusi.

Begitu Wira masuk, tatapan keduanya langsung tertuju padanya. Biantara bangkit, lalu bertanya dengan tersenyum, "Eh? Bukannya kamu sangat sibuk? Kenapa malah kemari?"

"Kenapa? Jangan-jangan kalian merencanakan sesuatu dan khawatir terdengar olehku? Kalau nggak, mana mungkin kalian terkejut seperti ini?" balas Wira sambil melirik Huben.

"Omong kosong. Kami melakukan semua ini demi kamu. Kalau kamu nggak lepas tangan seperti ini, mana mungkin kami serepot ini? Ga
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2010

    "Oke, beri tahu aku penampilannya. Aku akan menyuruh orang menyelidiki nanti. Kalau orang itu berada di Gunung Nasaka, seharusnya kita bisa mendapat kabar sebelum malam ini," ujar Biantara.Ketika Wira hendak berbicara, Huben tiba-tiba berkata, "Kamu nggak perlu repot-repot kali ini."Wira dan Biantara menatap Huben. Huben meneruskan, "Aku tahu siapa yang kamu maksud. Tulisan orang itu memang bagus. Dia juga genius yang bisa membantu kestabilan negara. Tapi, dia nggak pernah unjuk gigi sehingga berangsur diabaikan orang. Dia sendiri juga nggak ingin menjadi pejabat. Sepertinya, ini berhubungan dengan latar belakangnya."Huben memicingkan matanya. Arjuna .... Nama ini sangat menarik. Arjuna berarti kesatria. Orang itu hanya cendekiawan yang tidak menguasai ilmu bela diri, tetapi malah diberi nama seperti itu? Bisa dibilang, Awanama bahkan jauh lebih cocok dengannya daripada Arjuna."Dua puluh tahun lalu, ayahnya adalah seorang patih. Tapi, karena dipersulit, ayahnya kehilangan jabatan.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2011

    "Tapi, aku sangat tertarik padamu, Tuan Arjuna," balas Wira sambil tersenyum.Begitu mendengar namanya, ekspresi Arjuna berubah drastis. "Ka ... kamu sudah tahu identitasku?"Arjuna tidak berniat merahasiakan apa pun lagi. Dia meneruskan, "Kamu seharusnya sudah tahu tentang masa laluku, 'kan? Kalau begitu, jangan ganggu aku. Kalau kamu bersikeras, aku akan pergi dari sini. Dunia ini sangat luas. Aku yakin kita nggak akan bertemu lagi."Sikap Arjuna terlihat sangat tegas. Kematian keluarganya sangat tragis dan penyebabnya tidak lain adalah perebutan kekuasaan.Jika ayahnya tidak pernah menjadi pejabat, Arjuna tidak akan hidup sebatang kara seperti ini. Jelas-jelas berasal dari keluarga terpelajar, tetapi kehidupannya malah seperti gelandangan sekarang. Bisa dibilang, dia tidak punya semangat hidup lagi.Wira menggeleng dan berkata, "Jangan begitu. Aku tentu tahu masa lalumu, makanya menemuimu untuk membuat kesepakatan. Kalau aku berhasil menemukan pelaku pembunuhan keluargamu dan memban

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2012

    Tidak peduli berhasil atau tidak, Arjuna tetap harus mencoba. Lagi pula, roda kehidupan terus berputar. Arjuna yakin dirinya tidak akan terus bernasib sial."Oke, kita bicarakan lagi setelah kamu membawa orang itu kemari," ujar Arjuna dengan nada datar."Setuju." Wira mengiakan. Sikap Arjuna sangat dingin. Setelah mencapai kesepakatan, Wira segera pergi agar Arjuna tidak merasa jengkel padanya.Meskipun Wira sangat membutuhkan genius berbakat, semuanya harus dilakukan selangkah demi selangkah. Jika terburu-buru, dia tidak akan memperoleh hasil apa pun.Kini, Wira telah memahami suatu hal, yaitu dibutuhkan kesabaran besar untuk menghadapi para cendekiawan ini. Meskipun tidak ingin menyanjung, Wira tetap harus bersikap sopan.Setelah Wira kembali ke kediamannya, Biantara telah pergi. Sekarang, Wira hanya perlu menunggu informasi dari Biantara. Sebelum masuk ke kamarnya, dia mendengar dengkuran yang cukup keras."Nyenyak sekali tidurnya. Sepertinya, dia benar-benar kelelahan semalam," gum

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2013

    "Oh ya, ada yang ingin kuberi tahu. Anggotaku sudah pergi ke lokasi yang kamu sebutkan. Karena sudah dikonfirmasi, kami akan melenyapkan tempat-tempat itu untuk membasmi sampai ke akar. Dengan begini, Aliran Kegelapan baru bisa binasa," ujar Wira.Wira tidak ingin menggoda Thalia. Dia duduk di samping meja, lalu menuangkan teh dengan santai. Misi kali ini dipandu oleh Nafis. Ada banyak jenderal hebat yang mengikutinya sehingga Wira yakin semua akan berjalan dengan lancar."Oh." Thalia tidak terlihat tertarik sedikit pun. "Bukan urusanku."Wira tidak menghiraukannya, melainkan meneruskan, "Kalau misi ini berhasil, berarti kamu berjasa untuk kami. Aku akan membebaskanmu nanti.""Tapi, kalau kamu ingin tetap berada di sini, aku juga nggak bakal menyulitkanmu. Kalau suatu hari kamu berubah pikiran, kamu boleh pergi kapan saja. Aku serius tentang ini."Thalia terkekeh-kekeh, lalu mengerlingkan matanya dengan kesal. Sesaat kemudian, dia menyahut, "Gimana kalau kamu menyerahkan penawar racunn

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2014

    Thalia awalnya agak terkejut karena ada orang yang tiba-tiba muncul di sampingnya. Namun, sesudah melihat Wira, dia malah menjadi tidak begitu berwaspada dan cerewet.Lagi pula, Thalia akan menemani di sisi Wira selama beberapa hari ini. Tidak masalah jika dia tidur di sini."Dasar ...." Wira menggeleng sambil tersenyum. Dia tidak memedulikan Thalia lagi dan mengambil peta untuk dilihat.Ini adalah peta pemberian Huben. Peta ini mencatat perkembangan proyek hidrolik dan merupakan peta terbaru. Harus diakui bahwa perkembangan proyek hidrolik sangat cepat, bahkan melampaui ekspektasi Wira.Jika situasi terus seperti ini, diperkirakan proyek hidrolik Kota Limaran akan selesai lebih cepat dari waktu yang ditentukan.Selama periode ini, Wira memang menetap di Kota Limaran, tetapi dia tidak putus kontak dengan orang-orang di Dusun Darmadi. Masalah perumahan di Dusun Darmadi telah teratasi. Mereka juga punya waktu yang cukup banyak untuk menyusun rencana proyek hidrolik.Dengan bantuan Osmaro

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2015

    "Ini salah Wira. Aku Nona Besar Keluarga Taslim, masa nggak mengundangku? Dia jelas-jelas meremehkanku! Aku telah melupakan dendam masa lalu dan datang kemari, masa dia mengusirku? Nggak adil sekali!" seru Salie tanpa memedulikan ucapan Raffi. Dia bahkan menyenggol Raffi dan berjalan ke aula."Sialan." Raffi tanpa sadar mengepalkan tangannya dengan erat. Karena menghadiri pesta yang diadakan oleh Wira, Raffi tidak membawa anggota keluarga lain ataupun bawahan. Dia cukup kewalahan menghadapi gadis ini.Ketika Raffi masih sibuk memikirkan cara, tiba-tiba terdengar suara yang familier. "Nona Salie, lama nggak ketemu. Ayahmu sangat menyayangimu, ya? Dia sampai membawamu kemari."Orang yang berbicara tidak lain adalah Wira. Wira berdiri di depan Salie. Salie membalas, "Ayahku mana peduli soal ini. Aku datang secara diam-diam. Aku bahkan dimarahi tadi karena ketahuan. Untung saja, aku cepat-cepat kabur. Kalau nggak, aku pasti sudah dipaksa pulang."Ekspresi Salie yang tidak berdaya membuat W

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2016

    Saat ini, Biantara duduk di samping Wira. Keduanya minum bersama. Biantara jarang minum. Sebagai penanggung jawab jaringan mata-mata, dia tentu harus mempertahankan kesadarannya untuk mencegah terjadinya kesalahan.Begitu terjadi kesalahan, hal itu pasti akan memengaruhi situasi secara keseluruhan. Untungnya, di mata Biantara, alkohol bukan sesuatu yang baik. Namun, karena hari ini adalah saatnya bersenang-senang dan ada Wira di sisinya, dia tidak keberatan untuk minum."Kamu yakin sudah mengunci target? Kamu sudah mengatur orang untuk mengawasi pergerakan pembunuh itu, 'kan?" tanya Wira langsung.Setelah urusan di Kota Limaran beres, Wira akan membawa Huben pergi bersamanya. Huben sangat genius sehingga harus terus menemani Wira. Sementara itu, Kota Limaran butuh seorang prefektur dan Wira telah menetapkan Arjuna sebagai kandidat terbaik.Bagaimanapun, kecerdasan dan sifat yang dimiliki Arjuna sangat sesuai dengan keinginan Wira. Jika orang seperti Arjuna bersedia menjadi bawahan Wira

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2017

    "Kalau begitu, maksud Tuan Huben ...." Wira memicingkan mata, menunggu jawaban dari Huben."Sederhana saja. Kita tinggal membawa mereka kemari, nggak perlu serumit itu. Setelah nasi sudah menjadi bubur, Kerajaan Beluana nggak bakal bisa meminta penjelasan apa pun lagi. Jangan lupa, Harraz ingin mencelakai kita karena instruksi Kerajaan Beluana, 'kan?""Pada akhirnya, Harraz hanya menjadi bidak catur yang dibuang. Kita pun nggak bisa melakukan apa pun padanya," sahut Huben sambil menggeleng.Huben bisa mengikuti Wira karena mereka memiliki visi dan misi yang sama. Mereka bahkan sering memiliki pendapat yang sama.Tentunya, Huben juga memahami kegunaan Harraz. Meskipun mereka tidak mendapat keuntungan apa pun kali ini, bahkan tidak mendapat penjelasan dari Kerajaan Beluana, pembelotan Harraz ini hanya akan mendatangkan manfaat nantinya.Bagaimanapun, Harraz bisa menjadi penasihat kanan Kerajaan Beluana karena kemampuannya. Hanya saja, dia belum menunjukkan kemampuannya untuk sekarang. Se

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3112

    Wira beserta Adjie dan Nafis berjalan perlahan-lahan menuju kemah utama untuk kavaleri. Kemah untuk kavaleri dari Kerajaan Nuala letaknya berdampingan dengan kemah di tengah kota, sehingga saat ini mereka bisa melihat sudah ada banyak tali perangkap kuda yang terhampar di luar kemah tengah itu.Melihat begitu banyak tali perangkap kuda, Wira merasa agak bersemangat. Jika semua benda ini bisa diletakkan di Dataran Haloam, pasukan utara pasti akan kesulitan.Begitu memasuki kemah Pasukan Harimau, dua pria yang mengenakan zirah langsung menghentikan langkah Wira dan yang lainnya. Mereka membawa pedang militer di pinggang dan busur serta dua set anak panah di punggung mereka.Wira langsung mengeluarkan lencana dan berkata, "Aku ini Wira, aku ingin mengerahkan tiga ribu pasukan. Siapa yang memimpin di sini? Panggil dia ke sini untuk bertemu denganku."Orang yang membawa bendera biasanya adalah komandan utama pasukan. Di medan perang, dia akan bertarung mati-matian sambil mengangkat bendera.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3111

    Wira terlihat tertegun sejenak setelah mendengar laporan dari mata-mata, lalu dia tiba-tiba merasa sangat senang dan berkata, "Baiklah. Kalau begitu, kita jalankan sesuai rencana kita. Jenderal Trenggi, aku percayakan kota ini padamu."Trenggi menganggukkan kepala. Setelah itu, dia mengeluarkan sebuah lencana, lalu langsung menyerahkannya pada Wira dan berkata, "Tuan Wira, lencana ini bisa memungkinkanmu untuk langsung membawa pergi tiga ribu Pasukan Harimau. Untuk berjaga-jaga, aku serahkan wewenang untuk mengatur Pasukan Harimau ini padamu untuk sementara."Wira langsung tertegun sejenak saat mendengar perkataan Trenggi, jelas tidak menyangka Trenggi bisa begitu percaya padanya. Meskipun hubungannya dan Osman cukup baik, dia jarang berurusan dengan Trenggi sebelumnya.Namun, sekarang Trenggi malah langsung memberikan kesempatan besar ini pada Wira, sehingga dia benar-benar merasa sangat terharu. Meskipun lencana itu hanya bisa mengerahkan tiga ribu Pasukan Harimau, itu juga sudah ter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3110

    Tempat seperti Hutan Bambu Mayu memang sangat cocok untuk digunakan sebagai tempat penyergapan.Melihat tempat itu, Wira menganggukkan kepala dan berkata, "Kalau begitu, ini memang nggak bermasalah bagi kita. Tapi, aku penasaran, bagaimana kalau kita mengatur penyergapan di Hutan Bambu Mayu ini?"Mata Adjie langsung bersinar dan segera berkata, "Tuan, aku juga berpikir seperti itu. Kalau kita menyiapkan penyergapan di sini, pasukan musuh juga nggak akan bisa menemukan kita. Selama kita terus bertarung sambil melangkah mundur dan ditambah lagi adanya tali perangkap kuda, aku jamin mereka nggak akan selamat."Wira menganggukkan kepala. Jika memang seperti itu, rencana ini memang cukup baik. Namun, jika hanya sebatas itu saja, dia malah merasa ada sesuatu yang tidak beres. Setelah terdiam sejenak, dia sepertinya teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Aku merasa sepertinya ada yang kurang. Rencana ini akan berhasil kalau pasukan musuh mengejar kita.""Bagaimana kalau mereka memutusk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3109

    Mendengar perkataan itu, Agha yang di samping pun tersenyum dan berkata, "Tuan, tali untuk perangkap kuda ini ada. Saat aku dan Latif pergi membujuk orang-orang itu, kami menemukan banyak tali perangkap kuda di kemah utama di sana. Cukup untuk kita gunakan."Ekspresi Wira langsung terlihat senang, lalu menatap ke arah Latif.Latif pun tersenyum, lalu maju dan berkata, "Benar. Kami memang menemukan banyak tali perangkap kuda di sana, jadi ini bukan masalah lagi. Aku akan pergi menyuruh mereka untuk memindahkannya ke sini sekarang juga."Setelah berhasil membujuk para prajurit di dalam kita untuk menyerah, Latif memeriksa dan menemukan jumlah mereka tidak sampai sepuluh ribu orang. Meskipun jumlahnya masih kalah dibandingkan dengan pasukan Trenggi, jumlah ini juga tidak termasuk sedikit. Oleh karena itu, dia berniat menyerahkan tanggung jawab ini pada Agha untuk menghindari kesalahpahaman.Namun, setelah mendengar pemikiran itu, Wira langsung menyerahkan wewenang untuk memimpin para praj

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3108

    Saat memikirkan hal itu, Trenggi mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau lawan kita hanya punya 100 ribu pasukan, kita bisa melawannya. Tapi, apa kita sudah tahu posisi mereka sekarang?"Melihat Trenggi yang menunjukkan sikap mendukung, Wira memberi hormat dan perlahan-lahan berkata, "Sebelum kalian datang, aku sudah memeriksa peta. Menurutku, saat ini mereka seharusnya berada di sekitar Pulau Hulu. Aku tentu saja memperkirakan ini berdasarkan rute perjalanan mereka yang lebih cepat."Mendengar penjelasan itu, Trenggi dan yang lainnya menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Trenggi tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, mereka pasti akan beristirahat di Pulau Hulu baru melanjutkan pencarian. Kalau kita mengirim beberapa pasukan kavaleri ke sana sekarang, kita harusnya bisa mengganggu dan mencegat perjalanan mereka, 'kan?"Ide dari Trenggi memang bagus, tetapi Wira langsung menolaknya. Bukan karena khawatir, tetapi pasukan utara ini sudah terbi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3107

    Sepanjang perjalanan, Trenggi terus berpikir apa yang harus dilakukannya saat bertemu dengan Wira dari Provinsi Lowala. Namun, setelah bertemu Wira, dia merasa sangat terharu. Dia benar-benar tidak menyangka Wira begitu tampan dan karismatik, pantas saja banyak orang di sembilan provinsi yang merasa Wira sangat bisa diandalkan. Hari ini, dia membuktikan sendiri kabar itu memang benar.Setelah semua pasukan besar dari Kerajaan Nuala memasuki kota, Wira langsung memerintahkan bawahannya untuk menutup gerbang kota.....Di dalam kediaman wali kota, Wira menatap Trenggi dan para jenderalnya yang masuk. Latif dan Agha yang sebelumnya pergi untuk membujuk orang-orang di kota juga sudah kembali. Saat melihat Trenggi dan Hayam, semua orang basa-basi terlebih dahulu.Setelah itu, Wira menarik Latif dan berkata, "Ayo, aku perkenalkan kamu dulu. Ini adalah saudara baru kami. Kalau bukan karena dia, mungkin nyawa kami sudah tiada saat sedang bersembunyi di hutan. Untung saja dia bersedia membantu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3106

    Wira menatap Nafis dan berkata, "Tinggalkan satu mata-mata untuk memandu pasukan besar Jenderal Trenggi, yang lainnya kembali ke sini. Kirim mereka ke utara dan minta mereka untuk terus memantau gerakan di sana. Kalau mereka menemukan pasukan utara, segera laporkan ke sini.""Baik," jawab Nafis.Setelah keduanya pergi, Wira baru mencari peta. Setelah melihat bagian atas peta itu, dia berkata dengan tenang, "Sekarang kita belum tahu pasukan utara itu ada di mana. Tapi, kalau mereka bergerak dengan cepat dan menurut waktu yang diberi tahu Kunaf tadi, sekarang mereka harusnya sedang melintasi Pulau Hulu."Mengingat jenderal tangguh dari pihak musuh adalah Zaki yang merupakan tangan kanan Bimala, Wira berpikir apakah dia bisa menggunakan Zaki ini untuk mengancam Bimala agar menyerahkan Bobby. Meskipun sekarang dia belum mengetahui kabar tentang Bobby, Zaki sebagai tangan kanan Bimala ini seharusnya tahu. Jika bahkan hal ini pun tidak tahu, Zaki ini benar-benar tidak berguna.Saat sedang me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3105

    Semua orang tertegun sejenak saat mendengar perkataan Latif. Menurut mereka, sepuluh orang memang terlalu sedikit.Saat Latif hendak menjelaskan maksudnya, saat itu Wira malah berkata, "Benar, sepuluh orang memang terlalu sedikit. Lebih baik mengikuti saran Adjie, bawa 100 orang bersamamu saja. Kalau terjadi masalah, kalian juga bisa saling membantu."Latif yang merasa terharu oleh kata-kata Wira segera memberi hormat pada Wira, lalu berdiri dan berkata, "Tuan, kalian sudah salah paham, aku nggak ingin bertindak secara besar-besaran. Kalau bukan karena takut kamu akan khawatir atau nggak ada yang melaporkan padamu, aku bisa pergi ke sana sendirian.""Para prajurit ini nggak penting, yang perlu ditangani adalah wakil jenderal yang memimpin mereka. Dia adalah orang kepercayaan Kunaf. Sekarang Kunaf sudah ditangkap, mereka pasti nggak akan menyerah pada kita. Karena Kunaf ini memegang kekuasaan besar, jadi wakil jenderal ini lebih seperti boneka. Justru karena itulah, aku yakin bisa menan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3104

    Wira sendiri juga tidak menyangka Adjie adalah orang seperti ini, perasaannya terhadap Adjie menjadi lebih rumit.Mendengar perkataan itu, ekspresi Kunaf yang terikat erat langsung menjadi muram dan berteriak, "Tunggu sebentar. Aku akan beri tahu, orang yang dikirim untuk memimpin pasukan utara ini adalah asisten andalan Bimala, Zaki."Mendengar nama Zaki itu, Wira pun mengernyitkan alis karena dia benar-benar belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.Melihat yang lainnya sangat kebingungan, Latif yang berdiri di samping langsung maju dan berkata, "Aku mengenal orang ini, dia ini tangan kanannya Bimala. Dulu dia pernah datang ke sini untuk menginspeksi kami, tapi orang ini penuh dengan gairah seksual. Soal kelemahan lainnya, aku belum pernah mendengarnya."Agha yang berdiri di samping langsung berteriak dengan keras, "Nggak perlu peduli siapa dia. Kalau dia berani datang ke sini, aku pasti akan membuatnya nggak bisa kembali."Mendengar perkataan Agha, semua orang tertawa terbahak-bah

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status