Share

Bab 1965

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Wira, jangan bicara sembarangan. Jelas ini kesalahan kalian yang nggak menangani keamanan dengan baik, sekarang kalian malah menyalahkan Tuan Harraz. Apa kalian nggak tahu malu?" kata Bhurek dengan marah.

Bhurek adalah orang yang dibesarkan dalam militer dan memiliki sifat yang mudah emosi, ditambah lagi dia memiliki dendam kesumat dengan Wira. Oleh karena itu, dia tentu saja tidak tahan dengan sikap Wira. Sekarang, dia tidak peduli dengan apa pun lagi, dia harus mementingkan kepentingan Kerajaan Beluana dalam situasi apa pun. Wira mengancamnya dan bahkan mengurung perdana menteri Kerajaan Beluana, ini membuktikan Wira sama sekali tidak menghormati Kerajaan Beluana. Meskipun nanti berita ini akan sampai ke telinga Ciputra, dia juga bisa membela dirinya.

"Heh." Wira tersenyum sinis, lalu bertepuk tangan.

"Aku nggak sengaja mempersulit Tuan Harraz. Kalau aku nggak punya beberapa informasi yang berhubungan dengannya, apa aku akan berkata seperti ini?"

Setelah Wira selesai berbicara, terl
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1966

    Jika tidak ada kejadian ini, Bhurek tidak akan datang untuk menyelesaikan masalah ini."Mana buktinya? Sekarang orangnya sudah mati, jadi kamu cari seorang pelayan untuk memfitnah Tuan Harraz. Apa kamu pikir ini bisa dipercaya?" Bhurek tetap membantah.Namun, Wira sudah memperkirakan semua ini. Dia tersenyum dan kembali berkata, "Aku tentu saja tahu kata-kataku ini nggak meyakinkan. Jadi, selama tiga hari ini, aku juga sudah menyuruh orang-orangku diam-diam menyelidiki identitas kedua orang ini. Sekarang buktinya sudah menunjukkan kedua orang ini memang berhubungan langsung dengan Harraz dan sesuai dengan semua perkataan pelayan ini. Menurut semua bukti ini, Harraz memang pelaku dari serangan ini. Apa lagi yang ingin kamu katakan?"Untungnya, kali ini ada bantuan dari Biantara dan beberapa informan yang ditempatkan di Kerajaan Beluana, sehingga Wira bisa mendapatkan informasi dengan cepat. Hanya dalam waktu tiga hari saja, dia sudah berhasil melacak jejak kedua orang ini. Meskipun Harr

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1967

    "Ya ya ya .... Perkataan Tuan Wira masuk akal juga, aku akan segera pergi," kata Bhurek sambil menggertakkan gigi, lalu melambaikan tangan pada pasukan di belakangnya dan semuanya segera mundur dari Kota Limaran."Suatu hari nanti aku pasti akan membalas berkali-kali lipat penghinaanmu hari ini. Wira, kamu tunggu saja!"Setelah kembali ke kota, Nafis meludah di tanah dengan ekspresi yang sangat dingin. "Dia pikir dirinya sangat hebat ya? Berani-beraninya dia menantang kita, cari mati. Kalau Tuan nggak menahanku, aku sudah menghajar si berengsek itu. Aku nggak mungkin akan membiarkannya sombong sampai sekarang," maki Nafis, terlihat jelas dia masih sangat membenci Bhurek dan tentu saja ingin bertarung dengannya.Setelah saling memandang sejenak, Wira dan Huben tersenyum dan menggelengkan kepala. Meskipun Nafis masih muda, dia sudah bukan anak kecil lagi. Sikapnya ini tidak cocok untuk menjadi seorang jenderal utama, terlalu emosional. Namun, orang seperti ini sangat cocok untuk dijadika

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1968

    Yang lebih ingin Huben tahu adalah apakah Wira memiliki pemikiran yang sama dengannya. Ternyata memang benar, Wira setuju dengan pendapatnya.Setelah mendengar perkataan Huben, Wira langsung tersenyum dan berkata sambil menunjuk Huben, "Ini benar-benar rencana yang licik. Baiklah, kita lakukan saja sesuai pendapat Tuan Huben saja. Aku akan segera menghubungi orang dari Kerajaan Nuala dan Kerajaan Agrel, lalu membebaskan Harraz untuk pulang dengan selamat. Suatu hari nanti kita pasti akan mendapatkan hasil yang kita inginkan."Nafis menjadi makin bingung. Bagaimana mungkin Wira bisa sependapat dengan Huben dan melakukan kesalahan seperti ini? Jika mereka membebaskan orang itu pergi begitu saja, kelak mereka pasti akan menyesal.Yang tidak diketahui Nafis adalah Wira dan Huben bukan hanya memiliki pemikiran yang sama, keduanya juga memiliki rencana mereka masing-masing. Kerajaan Beluana berbeda dengan kerajaan lainnya. Untuk bisa mengendalikan Kerajaan Beluana dengan mudah dan juga mence

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1969

    "Katakan saja! Masalahnya sudah sampai tahap ini, ada apa lagi yang nggak bisa diutarakan? Asalkan bisa membantuku mengatasi masalah mendesak ini, kita harus coba apa pun caranya." Sekarang, Ciputra merasa sangat panik. Jika masalah ini tidak ditangani dengan baik, Kerajaan Beluana dan dia mungkin akan binasa. Semua upayanya selama bertahun-tahun pun akan sia-sia.Alzam tidak berani menunda dan segera berkata, "Sebenarnya solusinya cukup sederhana. Semua masalah adalah ulah Harraz, jadi kita langsung mengorbankannya saja. Biar dia yang menanggung semua kesalahan ini, lebih baik lagi kalau dia menebus kesalahannya dengan mati. Setelah dia mati, nggak ada bukti untuk masalah ini lagi dan bisa memperbaiki kembali hubungan kita dengan Wira. Meskipun kita masih saling bersaing di balik layar, setidaknya nggak secara terbuka dan nggak akan memicu kemarahan dari kedua kerajaan lainnya. Raja, bagaimana menurutmu dengan rencanaku ini?"Alzam bukan hanya memikirkan Kerajaan Beluana, dia juga mem

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1970

    Di luar Kota Limaran. Bhurek dan yang lainnya sudah kembali ke perbatasan mereka sendiri dan sekarang sedang menunggu surat perintah dari Ciputra. Mereka juga tidak tahu apa yang harus dilakukan lagi.Saat fajar menyingsing, dua pengawal yang berjaga di depan tenda utama segera masuk."Tuan Alzam sudah tiba!" kata salah satu pengawal itu dengan segera."Cepat persilakan dia masuk!" Bhurek segera bangkit dengan tatapan yang gembira. Saat ini, dia sudah tidak memiliki rencana apa pun, sehingga kedatangan Alzam ini sangat tepat pada waktunya."Jenderal Bhurek nggak perlu begitu sungkan. Aku bergegas ke sini dalam semalam dan mengganggu tidurmu, harap Jenderal Bhurek bisa memakluminya," kata Alzam sambil tersenyum setelah masuk. Namun, wajahnya yang terlihat segar sama sekali tidak seperti orang yang melakukan perjalanan semalaman. Hanya beberapa orang yang tahu dia tidur nyenyak semalaman di dalam kereta, sehingga suasana hatinya sangat baik.Seperti perkiraan Alzam, semalam dia sudah men

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1971

    "Kalau Tuan Alzam punya cara baik seperti itu, tentu saja itu akan jadi yang terbaik. Kita bisa menyelesaikan masalah ini tanpa harus khawatir," kata Bhurek dengan mata yang langsung bersinar. Harraz ini adalah bom waktu. Begitu meledak, tidak ada yang akan diuntungkan dan bahkan bisa memengaruhi keseluruhan situasinya. Saat ini, yang terpenting adalah mengorbankan Harraz untuk melindungi raja. Selain itu, asalkan Harraz mati, semua masalah akan hilang dan dia tidak bisa menuding Wira lagi. Ini benar-benar solusi yang sempurna."Kalau begitu, aku tunggu kabar baik dari Tuan Alzam di sini."Setelah itu, keduanya berpisah dan Alzam langsung menuju Kota Limaran.Malam harinya. Saat langit makin gelap, terdengar suara ketukan pintu di luar kamar Harraz. Begitu pintu kamar dibuka, Harraz langsung tertegun sejenak. "Tuan Alzam? Kenapa kamu datang ke sini?"Alzam menghela napas dengan tak berdaya. Setelah memastikan tidak ada orang di sekitarnya, dia baru berkata sambil menggelengkan kepala,

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1972

    "Kamu bisa mengambil risiko besar untuk datang bertemu denganku, aku yakin kamu pasti sudah punya solusinya, 'kan?"Di Kerajaan Beluana, perdana menteri kiri dan kanan dikenal sebagai orang yang cerdas dan pandai membaca situasi. Oleh karena itu, mereka selalu menjadi tangan kanan Ciputra, sehingga Kerajaan Beluana bisa tetap berada di posisi terdepan di antara empat kerajaan. Kerajaan Beluana bukan hanya memiliki wilayah terluas, tetapi memiliki banyak orang yang berbakat juga.Alzam tidak menyembunyikan apa pun dan menganggukkan kepala."Bagus sekali! Kalau begitu, cepat cari cara untuk membebaskanku dari sini. Wira memang nggak menyiksaku, tapi sekarang dia menahanku di sini. Apa bedanya dengan mengurungku? Aku sudah hampir gila!" kata Harraz dengan panik. Dia merasa seperti ada pisau di atas kepalanya yang siap menusuknya kapan pun juga. Jika benar-benar bisa langsung membunuhnya, dia tidak akan begitu ketakutan. Namun, pisau itu malah hanya bergoyang-goyang di atas kepalanya dan e

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1973

    Puftt! Harraz merasa sangat marah hingga langsung memuntahkan darah dan kehilangan semangat. Wajahnya yang pucat pasi terlihat sangat menyedihkan. Seorang perdana menteri dari Kerajaan Beluana malah dipaksa orang untuk mati. Sungguh menyedihkan!"Kamu ... ini benar-benar berengsek! Berani-beraninya kamu mengancamku dengan keluargaku. Kenapa sebelumnya aku nggak tahu kamu itu begitu berengsek?" Harraz terus memaki Alzam yang berada di depannya dengan marah.Namun, ekspresi Alzam sama sekali tidak terlihat marah, malahan tersenyum dengan tenang. Ini adalah situasi yang selalu dia nantikan. Asalkan Harraz mati di sini, posisinya akan naik satu tingkat lagi. Siapa lagi di seluruh Kerajaan Beluana yang bisa menandinginya kelak? Selama dia membina hubungan baik dengan Bhurek, mereka berdua pasti akan menjadi tokoh yang menguasai Kerajaan Beluana dengan kemampuan sipil dan militer keduanya."Pikirkan baik-baik, aku nggak ingin terus basa-basi denganmu lagi. Apa kamu akan bunuh diri untuk mene

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2714

    Penampilan Kaffa dan Shafa memang membuat orang sulit untuk percaya Wira bisa memberikan orang-orang itu cukup uang untuk membeli beras.Wira melanjutkan, "Kalian semua mungkin masih belum tahu, ada kantin umum yang khusus untuk para korban bencana dia Provinsi Lowala. Asalkan kalian pergi makan di sana setiap harinya, setidaknya masalah makanan kalian bisa terselesaikan. Meskipun aku benar-benar nggak bisa memberi kalian makanan, kalian juga nggak akan mati kelaparan begitu kalian masuk ke Provinsi Lowala.""Soal tempat tinggal, aku yakin kelak itu juga akan perlahan-lahan terselesaikan. Kehidupan kalian pasti akan membaik."Sebelum datang ke sini, Wira sudah mendengar dari Lucy bahwa situasi di Provinsi Lowala tidak separah yang dibayangkannya.Osmaro dan yang lainnya bisa mengendalikan situasinya dalam waktu singkat dan bahkan mencegah pemberontakan karena mereka menyediakan cukup banyak persediaan makanan dan tempat perlindungan bagi para korban bencana juga. Kebutuhan makanan dan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2713

    "Pakaiannya juga cukup bagus, sepertinya dia juga orang kaya. Dia nggak mungkin akan menipu kita, 'kan?"Melihat penampilan Wira, semua orang mulai goyah. Dalam situasi seperti ini, tidak ada makanan sama saja kehilangan harga diri. Mereka harus segera mencari makanan untuk bertahan hidup.Namun, orang-orang berpikir mereka juga harus menghemat tenaga mereka. Sudah kekurangan makanan setiap harinya pun masih harus melakukan banyak pekerjaan, bahkan manusia besi juga tidak akan tahan. Sekarang Wira memberikan mereka makanan gratis, mereka tentu saja tidak akan menolaknya."Aku percaya dengan kata-kata Tuan ini. Tuan ini terlihat sangat serius, jelas bukan orang yang akan menipu kita. Lagi pula, jumlah kita banyak. Kalau nanti kita nggak mendapat makanan, kita bisa langsung menyerangnya. Masa kita yang sebanyak ini nggak bisa mengalahkan dia seorang?" kata seorang pria paruh baya yang keluar dari kerumunan dan langsung mengangkat tangannya.Tak lama kemudian, banyak orang yang mulai mele

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2712

    "Mereka semua datang ke sini bersama orang kaya di desa," jelas Sahim.Tadi Sahim dan yang lainnya sudah siap untuk membantu orang-orang itu, tetapi mereka menjadi enggan untuk ikut campur setelah mengetahui kenyataannya. Orang-orang itu sendiri yang sukarela membawa barang-barang itu, mereka yang akan mendapat masalah jika bersikeras membantu.Lagi pula, pihak yang satunya bersedia bekerja dan pihak yang satunya lagi bersedia memberi, pada dasarnya ini hanya transaksi bisnis."Kenapa berhenti?" Saat Sahim melaporkan situasinya pada Wira, terdengar suara dengan nada kesal dari dalam kereta itu. Tak lama kemudian, seorang pria keluar dari kereta dan langsung menatap orang-orang di sekitarnya."Apa lagi yang bisa kalian lakukan di sini? Bentar lagi kita akan tiba di kota. Setelah masuk ke sana, aku akan memberikan tujuh kilogram beras pada kalian sesuai kesepakatan. Kalau kalian terus membuang-buang waktu di sini, kalian nggak akan mendapatkan apa-apa," lanjut pria itu.Wira pun menatap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2711

    Melihat pemandangan di depan, Wira merasa sakit kepala. Apakah mereka menganggapnya sebagai orang yang sangat baik? "Kalian bahkan nggak tahu apa yang kulakukan, tapi langsung ingin mengikutiku. Kalian nggak takut aku akan membahayakan kalian?"Semua orang langsung menggelengkan kepala.Terutama Sahim, dia adalah orang pertama yang berkata, "Aku percaya dengan kepribadian Tuan. Penampilan Tuan terlihat begitu rapi, sama sekali nggak seperti orang jahat. Lagi pula, nggak ada orang lagi yang lebih jahat dari kami di dunia ini, 'kan? Aku juga percaya kelak aku pasti akan berguna kalau kami mengikuti Tuan. Aku pasti bisa mewujudkan semua ambisiku."Wira pun tersenyum dan bertanya-tanya apa ambisi orang ini. Dengan penampilan yang buruk, Sahim ini memberikan kesan yang buruk dan terlihat seperti orang jahat.Namun, setelah Wira pikirkan lagi, membiarkan orang-orang ini mengikutinya juga bukan pilihan yang buruk. Setidaknya mereka bisa melakukan beberapa hal sesuai kemampuan mereka dan tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2710

    Dengan kemampuan para menteri hebat ini, mereka pasti bisa meyakinkan para rakyat. Itu sebabnya, tidak ada keributan yang terjadi."Kak, rupanya kamu orang Provinsi Lowala. Dari aksenmu, aku nggak bisa menilai asal-usulmu," ucap Shafa sambil menatap Wira."Aku bukan dari Provinsi Lowala. Aku cuma tinggal lebih lama di sini. Makanya, aku nggak punya aksen seperti mereka," sahut Wira.Sebenarnya tidak ada perbedaan besar pada aksen para penduduk di sembilan provinsi, kecuali yang berasal dari etnis minoritas. Sementara itu, Wira bukan berasal dari dunia ini sehingga aksennya tentu berbeda. Bagaimana mungkin mereka bisa menebak asal usulnya?Shafa bertanya, "Kalau begitu, kamu dari mana?""Rumahku sangat jauh dari sini. Sepertinya aku nggak bakal pernah bisa pulang lagi." Wira menggeleng sambil menghela napas.Wira sendiri sudah lupa dirinya sudah berapa lama dirinya berada di sini. Selain itu, dia tidak pernah menemukan jalan pulang.Namun, harus diakui bahwa kehidupan di sini sangat bai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2709

    Kaffa tidak menyahut. Dia tidak percaya pada omongan para perampok ini. Penjahat selamanya adalah penjahat!Ini sama seperti orang baik. Tidak peduli apa yang terjadi, mereka tidak akan pernah tunduk pada kejahatan, apalagi mencelakai orang.Namun, karena Wira telah berbicara demikian, Kaffa tidak berani membantah lagi. Hanya saja, dia masih merasa agak enggan.Nyawa mereka semua ada di tangan Wira. Kaffa merasa agak takut setelah melihat Wira membunuh Jaguar tadi. Jika menyinggung Wira, nasibnya mungkin akan sama dengan Jaguar.Apalagi, Kaffa masih punya adik. Apa pun yang terjadi, dia harus memastikan keselamatan Shafa. Sekalipun nyawa taruhannya, dia tetap harus melindungi Shafa."Siapa namamu? Kulihat kamu sangat pintar bicara dan pintar menilai situasi," tanya Wira kepada pria berwajah tirus itu.Pria itu bergegas menghampiri Wira, lalu menyeka keringat dinginnya sambil memperkenalkan diri, "Namaku Sahim.""Sahim? Oke, aku sudah ingat." Wira mengangguk.Ketika melihat Wira berinis

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2708

    Tidak ada yang gratis di dunia ini. Kini, seseorang yang begitu kuat dan punya kuasa tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Hal ini tentu membuat mereka merasa curiga."Letakkan senjata kalian sekarang juga! Kalau ada yang berani macam-macam, jangan salahkan aku mengambil tindakan," ancam Wira dengan dingin.Semua orang bertatapan. Tidak ada yang berani ragu sedikit pun. Mereka buru-buru melempar golok mereka ke samping.Di mana mereka, Wira tidak ada bedanya dengan malaikat maut. Jika terus berbasa-basi dengan Wira, takutnya mereka semua akan mati di sini. Tidak ada yang ingin mati!Sekalipun profesi mereka adalah perampok, mereka melakukannya hanya untuk bertahan hidup.Saat berikutnya, para perampok itu berlutut. Pria berwajah tirus itu berkata, "Kak Jaguar sudah mati. Mulai sekarang, kami akan mengikutimu! Kamu adalah bos kami! Kami nggak akan menentang perintahmu, sekalipun nyawa taruhannya!"Semua orang buru-buru menyatakan sikap mereka. Wira tersenyum dingin, lalu berujar, "Kalau b

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2707

    "Kamu yakin besi di tanganmu itu bisa membunuhku? Kamu kira kami bakal takut?" Jaguar menatap Wira dengan tidak acuh. Orang-orang di belakangnya sontak tertawa, merasa nyali Wira terlalu besar.Jumlah mereka terlalu banyak. Sekalipun Wira dan kedua anak itu bernyawa sembilan, mereka tetap tidak akan bisa melawan. Sepertinya, Wira ketakutan hingga menjadi bodoh."Tuan muda kaya yang dimanjakan sejak kecil memang begini. Mereka nggak bisa menilai situasi dengan baik. Kalau begitu, gimana kalau kita bunuh saja mereka?" usul pria berwajah tirus itu."Kulihat kedua anak di belakangnya itu bukan dari keluarga kaya. Kita bunuh saja mereka supaya tuan muda ini tahu semenakutkan apa kematian. Dengan begini, dia nggak bakal berani bersikap sombong lagi."Kaffa dan Shafa sontak terkesiap. Jika mereka dibawa ke markas perampok, setidaknya mereka bisa mencari kesempatan untuk kabur. Namun, jika mati di sini, bukankah usaha mereka untuk bertahan hidup akan sia-sia? Mereka tidak ingin mati!""Gadis i

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2706

    Begitu ucapan ini dilontarkan, orang-orang segera bersorak untuk menyetujuinya. Semua orang memaki Wira, membuat Wira terdengar seperti pendosa besar.Wira merasa kecewa. Dia mengusahakan yang terbaik untuk para rakyat, tetapi kebaikannya tidak diterima dan orang-orang bahkan menghinanya.Sebelum Wira bersuara, Kaffa tiba-tiba maju dan berkata dengan lantang, "Omong kosong apa yang kalian bicarakan? Tuan Wira sangat baik pada kita! Jalur perairan sangat menguntungkan bagi para rakyat. Semuanya mendapat keuntungan.""Bencana ini bisa terjadi juga karena ada orang yang melakukan korupsi. Orang-orang itu pasti memakai bahan yang murah. Ini bukan salah Tuan Wira!""Memangnya kalian nggak merasa bersalah menghinanya seperti ini? Jangan lupa. Kalau Tuan Wira nggak membuat kesepakatan dengan kerajaan lain, kita nggak bakal melewati kehidupan damai sekarang!"Wira cukup terkejut melihat keberanian Kaffa. Pemuda ini makin menarik saja. Dia tidak melupakan kebaikan orang lain. Sepertinya, Kaffa

DMCA.com Protection Status